Home / Thriller / Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan / Dibalik Kecelakaan Bapak

Share

Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan
Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan
Author: OptimisNa_12

Dibalik Kecelakaan Bapak

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2023-10-30 01:33:06

Bab 1 Dibalik Kecelakaan Bapak 

"Layla berjanji akan mencari tau siapa yang membun*h, Bapak. Layla juga yang akan membuat orang itu merasakan derita lebih dari yang Layla dan Ibu rasakan. Layla janji, Pak! Layla janji!" batin ku seraya menatap dalam ke arah pusara bapak yang masih basah.

Kesedihan hari ini betul-betul tak bisa ku bendung. Bahkan tak terasa air mataku kembali menetes mengingat bagaimana dulu bapak begitu menyayangiku, memanjakan ku tanpa lupa mendidik ku dengan segala ajarannya tentang kehidupan. Dan air mataku semakin deras manakala kenangan indah itu berganti dengan bayangan kematian bapak yang belum lama terjadi. Bapak mengalami kecelakaan tunggal dengan amat tragis ketika beliau dalam perjalanan pulang dari kota. Tepatnya dari kantor tempat beliau bekerja sebelumnya yang mana kala itu sebelum bapak berangkat, beliau menyampaikan niat kedatangannya ke kantor itu hanya akan mengambil pesangonnya selama bekerja di kantor tersebut.

Di sisi lain ada hal yang membuatku semakin bersedih bercampur marah dari kematian bapak adalah ketidakadilan yang aku terima. Dimana di saat proses pemeriksaan tempat kejadian perkara, ditemukan hasil jika penyebab kecelakaan tunggal yang dialami bapak karena rem yang tidak berfungsi dengan semestinya. Pihak kepolisian yang menyelidikinya pun beranggapan  kemungkinan besar yang terjadi adalah bapak memang sengaja di .celakai dengan memutus kabel rem pada mobilnya.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu penyelidikan kecelakaan yang dialami bapakku malah ditutup begitu saja oleh kepolisian. Dengan alasan jika apa yang dialami bapak hanya kecelakaan karena kelalaian dari pihak pengemudi. Apalagi setelah kecelakaan terjadi semua barang berharga milik bapak masih berada di tempatnya. Hanya saja uang pesangon yang dimaksudkan tidak ditemukan di tempat kejadian perkara. Meski begitu pihak kepolisian menganggap jika besar kemungkinan uang tersebut di ambil oleh orang yang melewati kecelakaan tersebut.

Tentu saja keputusan ini lah yang kemudian membuatku marah dan tak terima. Aku merasa geram pada pihak kepolisian karena bagiku sangatlah tidak masuk akal jika dengan mudahnya mengubah pernyataan yang sebelumnya sudah di tetapkan. Apalagi jelas-jelas terlihat kalau kabel rem di mobil bapak memang sudah terputus ketika kecelakan terjadi. Dan soal uang pesangon yang hilang, pihak kepolisian pun tidak mengusutnya dengan tuntas.

Di sisi lain selama belasan tahun bapak bekerja, beliau sering mendapatkan banyak apresiasi dari teman dan atasannya karena kinerjanya yang bagus. Sebab ini lah yang memungkinkan jika ada pihak-pihak tertentu yang tidak menyukai bapak selama beliau bekerja di kantor tersebut. Ditambah pula bapak juga pernah bilang kalau ada seseorang yang secara terang-terangan selalu memperlihatkan sikap ketidak sukaanya terhadap beliau.

Karena hal tersebutlah aku bertekad untuk menemukan fakta yang sebenarnya dibalik kecelakan yang dialami bapak. Jika memang benar kecelakan tersebut di sengaja, akan ku cari dalang di baliknya dan akan ku buat ia merasakan lebih dari apa yang aku rasakan. Dan aku juga betul-betul dibuat penasaran dengan perubahan keputusan dari pihak kepolisian tersebut yang bagiku itu tidak make sense dengan apa yang terjadi. Karena aku menduga pasti ada oknum dibalik dihentikannya penyelidikan kecelakan yang dialami bapakku.

Aku bahkan tak peduli dengan resiko yang akan aku terima karena keputusanku ini.

Sebab peristiwa ini lah yang menjadikanku tidak hanya kehilangan sosok bapak, tetapi aku juga harus menerima kenyatakan bahwa ibuku mengalami depresi yang mengharuskan beliau dirawat di rumah sakit jiwa. Sungguh, kenyataan yang teramat menyakitkan di sepanjang hidupku.

Jadi, menemukan fakta yang sebenarnya adalah salah satu kunci supaya aku bisa melanjutkan hidup dengan lebih tenang.

"Kuatkan hatimu, Nduk. Ingat, masih ada ibumu yang membutuhkanmu," ucap Pakde Rudi –adik kandung bapak– yang sedikit membuatku tersentak.

Aku tersenyum seraya menghapus sisa-sisa air mataku.  Dalam hati aku membenarkan kata beliau, meski bapak telah tiada, aku sebagai anak tunggal diharuskan menjadi lebih kuat demi diriku sendiri juga demi kesembuhan ibuku yang entah sampai kapan akan berada di keadaan yang demikian.

***

Beberapa bulan berlalu ....

"Alhamdulillah, Mas keterima di kantor Bu Mirna," kata Mas Bima padaku.

Aku tersenyum senang mendengar kabar tersebut. Sebab, itu artinya langkah pertama untuk memulai balas dendam ku atas kematian bapak dan depresi yang dialami ibuku telah tercapai. Karena sebenarnya kantor yang akan menjadi tempat bekerja Mas Bima tersebut adalah kantor yang sama dengan kantor bapakku bekerja dulu. Dan sengaja Mas Bima melamar di kantor tersebut karena nantinya ia yang akan membantuku menyelidiki orang-orang yang kami duga ada sangkut pautnya dalam kecelakaan yang di alami bapakku. Termasuk Bu Mirna yang memang saat itu hingga sekarang masih menjabat sebagai manajer di kantor tersebut.

Waktu pun terus berjalan. Hingga tak terasa tiga bulan sudah Mas Bima bekerja di kantor Bu Mirna. Dan selama itu juga Mas Bima berhasil mengumpulkan data-data siapa saja orang yang pernah bekerja sama yang kemungkinan juga memiliki rasa ketidaksukaan terhadap bapak selama bekerja di kantor tersebut.

Selain itu aku dan Mas Bima juga mengetahui sebuah fakta jika ternyata ada seorang wanita yang juga bekerja di kantor tersebut yang mana wanita itu merupakan cinta pertama sekaligus mantan kekasih bapak ketika beliau masih berkuliah di kota. Fakta ini Mas Bima dapatkan dari beberapa seniornya di kantor yang memang mengenal bapak sejak lama. Dan diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh beberapa teman kuliah bapak yang kebetulan masih tinggal di kota.

Setelah bertahun-tahun berpisah, wanita itu akhirnya dipertemukan kembali dengan bapak di tempat kerja yang sama. Kala itu wanita tersebut masih menyimpan rasa suka terhadap bapak. Namun bapak menolaknya karena saat itu bapak sudah menikah dengan ibu dan sudah memiliki anak, yaitu aku. Dan wanita itu adalah Bu Mirna. Atasan Mas Bima yang juga menjadi atasan bapak selama lima tahun sebelum kepergiannya.

"Gak tau kenapa, aku yakin Bu Mirna pasti ada kaitannya dengan kecelakaan bapak," ucapku pada Mas Bima.

Mas Bima terdiam sejenak seakan sedang memikirkan sesuatu. Lalu beberapa saat kemudian ia pun berkata yang membuatku semakin yakin kalau kecurigaan ku terhadap Bu Mirna itu benar.

"Aku juga ngerasa gitu, tapi ... Kita, kan, gak ada bukti apapun." Mas Bima memperlihatkan keraguan di wajahnya.

"Tapi bisa jadi kan karena cintanya yang ditolak terus Bu Mirna jadi gelap mata. Dan motif kayak gini udah sering terjadi sama orang-orang yang ngerasa sakit hati. Iya, kan, Mas?" sambung ku.

Mas Bima menganggukkan kepalanya sebentar seolah ia membenarkan ucapan ku barusan. Namun,di sisi lain keraguan masih saja menyelimuti dirinya hingga membuatnya terdiam untuk beberapa detik.

"Aku akan selidiki lebih lanjut nantinya," kata Mas Bima tiba-tiba yang seketika itu membuatku terheran-heran.

Meski kebingungan dan Mas Bima sendiri juga tidak menjelaskan lebih lanjut terkait rencananya untuk menyelidiki Bu Mirna, pada akhirnya aku pun hanya bisa menurut. Aku percaya Mas Bima pasti akan menemukan solusinya sama seperti ia menemukan fakta terkait orang-orang yang berada di sekitar bapak sebelum beliau meninggal dunia.

Dan benar saja, tak membutuhkan waktu yang lama, Mas Bima pun kembali menemui ku dan menyampaikan sesuatu padaku. Dimana, anak sulung Pakde Rudi itu mengatakan jika dari penyelidikannya beberapa hari ini, ia menduga kuat kalau Bu Mirna memang ada kaitannya dengan peristiwa tragis yang dialami bapakku. Mas Bima menyimpulkan hal tersebut lantaran ia mendapatkan informasi mengenai catatan kriminal dari Bu mirna yang ternyata sudah beberapa kali berurusan dengan pihak kepolisian namun tidak ada kelanjutan proses dikarenakan adanya jaminan uang yang diberikan. Selain itu, karena cintanya yang tertolak, besar kemungkinan memang menjadi salah satu motif untuk mencelakai bapakku karena Bu Mirna merasa sakit hati.

So, pantas bukan jika aku mencurigai Bu Mirna?

Related chapters

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Menikah Dengan Anak Musuh

    Bab 2 Menikah Dengan Anak MusuhDan benar saja, tak membutuhkan waktu yang lama, Mas Bima pun kembali menemui ku dan menyampaikan sesuatu padaku. Dimana, anak sulung Pakde Rudi itu mengatakan jika dari penyelidikannya beberapa hari ini, ia menduga kuat kalau Bu Mirna memang ada kaitannya dengan peristiwa tragis yang dialami bapakku. Mas Bima menyimpulkan hal tersebut lantaran ia mendapatkan informasi mengenai catatan kriminal dari Bu mirna yang ternyata sudah beberapa kali berurusan dengan pihak kepolisian namun tidak ada kelanjutan proses dikarenakan adanya jaminan uang yang diberikan. Selain itu, karena cintanya yang tertolak, besar kemungkinan memang menjadi salah satu motif untuk mencelakai bapakku karena Bu Mirna merasa sakit hati.So, pantas bukan jika aku mencurigai Bu Mirna?Dan karena informasi yang diberikan Mas Bima ini lah yang kemudian membuatku semakin berapi-api untuk melakukan balas dendam terhadap Bu Mirna. Serta orang-orang yang sebelumnya aku dan Mas Bima percaya ik

    Last Updated : 2023-10-30
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Kesaksian Seorang Teman

    Bab 3 Kesaksian Seorang Teman Akan tetapi, terlepas dari apapun alasan Mas Alvin melamarku, aku tak begitu memedulikannya. Malah aku berpikir kali ini keadaan sedang berpihak padaku. Toh pula dengan begini aku juga tidak perlu membuang-buang tenaga ataupun waktu lebih banyak hanya untuk membuat Mas Alvin jatuh dalam pelukanku. Yah, meskipun sejak awal hubungan kami mendapatkan pertentangan dari Bu Mirna, namun, seakan tak memedulikan ibunya, Mas Alvin tetap melangkah maju untuk menikahiku. Sungguh beruntung bukan diriku? *** Tak lama setelah kepergian Mas Alvin, aku bergegas kembali masuk ke dalam rumah. Mengambil ponsel dan kunci mobilku lalu bersegera menemui Mas Bima ke tempat yang memang sudah kami tentukan sebelumnya. Ya, meskipun aku baru hitungan hari menikah tak lantas membuat penyelidikan yang dilakukan Mas Bima berhenti. Kakak sepupuku itu terus melanjutkan investigasinya demi menuntaskan masalah yang sedang kami hadapi saat ini. Sesampainya di sebuah cafe yang terletak

    Last Updated : 2023-10-30
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Fakta Masa Lalu

    Bab 4 Fakta di Masa LaluAku terpaku mendengar apa yang disampaikan Pak Surya barusan. Aku takut jika rumor itu betul-betul terjadi dan Bu Mirna benar-benar terlibat dalam kecelakan bapak. Jika benar demilikan ku pastikan bukan hanya motif asmara yang menjadi alasan dibalik Bu Mirna bertindak demikian. Tapi ada hal lain yang membuatnya berani melakukan hal tersebut.***Hari terus berjalan. Tiga hari setelah pertemuanku dengan Pak Surya waktu itu, sampai detik ini aku masih saja belum mendapatkan kabar dari Mas Bima mengenai kelanjutan penyelidikannya. Sempat merasa pesimis kalau Mas Bima akan gagal mendapatkan informasi mengenai rumor pernikahan siri antara Bu Mirna dan bapakku. Di sisi lain aku juga merasa takut kalau-kalau rumor itu malah benar adanya.Sebab sekarang ini aku menikah dengan anak kandung Bu Mirna. Dimana jika pernikahan siri itu terjadi dan sudah berlangsung lama, aku takut jika laki-laki yang kini menjadi suamiku itu adalah saudara kandungku sendiri. Walaupun sebelu

    Last Updated : 2023-10-30
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Sikap Dingin Suamiku

    Bab 5 Sikap Dingin SuamikuEntah mengapa, sikap yang ditunjukkan Mas Alvin tersebut membuatku merasa ia agak berbeda. Walaupun aku tahu suamiku itu adalah tipikal orang yang tidak mudah marah dan lebih sering pengertian terhadap orang-orang di sekitarnya. Termasuk aku. Akan tetapi sikapnya kali ini yang mendadak dingin itu membuatku curiga padanya. Aku merasa ada sesutau yang sedang disembuyikan suamiku itu sehingga ia bersikap demikian setelah ia menuruti permintaanku.***Malam pun datang. Dan waktu sudah hampir mendekati tengah malam, namun, aku tak kunjung mendapati kepulangan dari Mas Alvin. Kemana suamiku itu pergi? Mungkinkah ia kecewa denganku yang meminta padanya membatalkan rencana bulan madu kami? Yang mana juga membuatnya bersikap dingin padaku sebelum keberangkatannya ke kantor tadi pagi."Astagaaa .... " Ku usap wajahku dengan agak kasar. Mencoba menyadarkan diriku untuk tidak begitu memedulikan Mas Alvin. Sebab bagaimanapun juga aku menikah dengannya bukan atas dasar c

    Last Updated : 2023-10-30
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Udang Di Balik Batu?

    Bab 6 Udang Di Balik Batu? "Ya, pasti gak mungkin tau," kataku pada diriku sendiri. Untuk lebih menyakinkan diriku lagi, aku pun mencoba menghubungi Mas Alvin dan berpura-pura akan menyusul ke rumah mamanya. Jika Mas Alvin menolak, artinya memang ia sedang berada di kampung tempat kelahiran mama nya yang memang terletak cukup jauh dari kota. Jika demikian aku pun bisa menanyakan perihal dugaan-dugaanku sebelumnya. Atau bisa jadi kecurigaanku memang benar adanya. Namun sebaliknya, jika Mas Alvin tidak menolak, mungkin saja Mas Bima salah melihat orang dan Mas Alvin sendiri memang tengah berada di rumah mama nya yang masih satu kompleks dengan rumah yang aku tempati sekarang. Aku pun bergegas meraih ponselku dan segera menghubungi Mas Alvin. "Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif!"Ah, sial! Baru satu kali melakukan panggilan, rupanya nomor suamiku sedang tidak aktif. Tentu saja hal ini malah membuatku curiga padanya. Alhasil aku pun melaporkan hal ini pada Mas Bima. Sayangnya, pa

    Last Updated : 2023-11-27
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Memulai Rencana

    Bab 7 Memulai Rencana"Alvin nginep di sini. Maafin dia, ya, kalau malah buat kamu khawatir. Besok lagi Mama suruh dia pulang sekalipun itu tengah malam, hujan deras lagi," kata Bu Mirna sambil terkekeh.Aku tersenyum dan mengiyakan perkataan ibu mertuaku yang mana aku merasa janggal. Benar-benar terasa aneh pokoknya. Apalagi hal itu adalah sesuatu yang langka yang malah membuatku curiga dengan sikap Bu Mirna barusan. Namun, bukan hanya sikap Bu Mirna yang patut aku curigai, akan tetapi sikap dari Dewi yang juga ikut sarapan bersama saat itu, dimana ia sesekali menatapku dengan tatapan tak suka. Dimana karena hal tersebut lah lantas membuatku merasa ada udang di balik batu di acara keluarga pagi ini. Jika benar demikian, lalu apa tujuannya Bu Mirna yang secara tiba-tiba ini mengajakku untuk sarapan bersamanya?Acara sarapan bersama pun usai. Tak ada hal apapun yang membuatku lebih curiga pada Bu Mirna. Sebab

    Last Updated : 2024-01-01
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Berita Yang Tersebar Di Media Sosial

    Bab 8 Berita Yang Tersebar Di Media"Iya, Mbak. Saya mengerti."Setelah meraih flashdisk tersebut, Arga pun segera menyimpannya dan menyelesaikan pekerjaannya. Barulah beberapa saat kemudian Arga pamit dan pergi meninggalkanku."Saya permisi, Mbak," pamit Arga.Aku mengangguk kecil tanda mengiyakan kepergian Arga. Dan di saat Arga mulai melangkahkan kakinya, di momen itu lah aku tersenyum menyerigai dengan tatapan tajam ke depan. Membayangkan keberhasilanku dalam membalaskan rasa sakitku terhadap Bu Mirna.***Arga memang luar biasa. Wartawan kenalan Mas Bima itu sangatlah membuatku puas dengan pekerjaannya yang padahal baru kemarin aku memintanya. Dan hari ini aku sudah menuai hasilnya.

    Last Updated : 2024-01-02
  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Percakapan Yang Didengar

    Bab 9 Percakapan Yang Didengar"Mas?" panggilku. Mas Alvin tersentak dan reflek kembali menoleh sebentar ke arahku. Mas Alvin menggelengkan pelan kepalanya dan berkata," aku gak tau sayang."Mendengar jawaban dari suamiku barusan tentu aku tak mempercayainya begitu saja. Aku yakin karena Mas ALvin adalah anak kandungnya Bu Mirna pasti ia akan ikut terlibat dalam kasus ini. Atau setidaknya dia tahu dan memilih merahasiakannya dari siapapun. Termasuk aku. Setelah menyelesaikan sarapannya, Mas Alvin lantas pamit untuk pergi ke kantor. Ia berniat berangkat lebih awal lantaran ingin memastikan keadaan tempat kerjanya baik-baik saja. Mengingat saat ini ibu nya masih menjadi pimpinan dari kantornya tersebut. Tentu saja sebelum meninggalkan rumah ibu nya, suamiku itu lebih dulu memulangkanku ke rumah kami. Tak lupa memberikan kecupan hangat di keningku dan memintaku mencium takzim tangan kanannya. Aktivitas pagi yang biasa kami lakukan sebelum

    Last Updated : 2024-01-03

Latest chapter

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   TAMAT

    Bab 34 TAMAT"Bu, ada kabar buruk," kata pembantu itu."Kabar apa? kenapa?" tanya Bu Mirna tak sabar.Pembantu itu pun terdiam sejenak, lalu mulai membuka suaranya yang mana kabar yang barusan ia terima datang dari sekertaris Bu Mirna. Yaitu Dewi."Mbak Dewi di kantor polisi."Seketika kami yang ada terkejut mendengar kabar barusan. Apa yang terjadi hingga membuat Dewi berada di kantor polisi?"Vin, tolong antar Mama ke kantor polisi sekarang," pinta Bu Mirna yang tampak syok dengan kabar barusan."Iya, Ma," balas Mas Alvin."Aku ikut!" sahutku.Mas Alvin menatapku sejenak. Lalu mengangguk kecil. ***Sesampainya aku, Mas Alvin dan Bu Mirna di kantor polisi, kami mendapati kenyataan bahwa Dewi sudah ditahan. Tentu hal itu membuatku bertanya-tanya. Terlebih Bu Mirna selaku ibu kandungnya yang merasa syok dengan keadaan ini."Maafkan Dewi, Bu. Dewi sudah mengakui semuanya dan ini adalah konsekuensi yang harus Dewi terima," jelas Dewi."Mengakui? kamu mengakui apa?" tanyaku penasaran.De

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Pengakuan Bu Mirna

    Bab 33 Pengakuan Bu MirnaDi saat itu rasa jengkelku semakin naik, tapi ... ah, mungkin suamiku itu juga merasa lapar dan memutuskan untuk membeli martabak yang memang jelas-jelas masih buka.Setelah beberapa menit Mas Alvin pun kembali dengan membawa satu bungkus martabak manis. Dan tepat ketika suamiku itu menutup pintu mobil, mendadak ia tampak terkejut dan pandangannya tak teralihkan dari arah depan. Ketika aku menulusuri arah yang dimaksud Mas Alvin, ternyata ... ada Dewi yang baru saja turun dari mobilnya."Itu Dewi, kan?" tanyaku memastikan, tanpa mengalihkan pandanganku."Iya," jawab Mas Alvin."Ada urusan apa dia ke sini tengah malah kayak gini?" aku terus memperhatikan pergerakan sekertaris Bu Mirna itu yang masih berjalan."Beli martabak kali," tebak Mas Alvin yang netranya juga mengikuti langkah Dewi berjalan.Sontak aku menghela napas kesal, lalu menolehkan pandanganku ke arah Mas Alvin.Mas Alvin pun menoleh ke arah ku dengan ekspresi keheranan. "Kenapa?" tanya suamiku i

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Ngidam

    Bab 32 Ngidam"Mas," panggilku. Mas Alvin tersentak lalu menoleh ke arahku. "Tapi apa?" ku ulangi pertanyaan yang cukup sederhana ini. Mas Alvin menatap ku dan bersiap untuk mengatakan sesuatu. Mengatakan di mana ia ternyata mengajukan sebuah permintaan padaku. "Permintaan apa, Mas?" tanya ku. Mas Alvin menghela napas berat. "Aku minta kali ini biar aku yang mengurus semuanya, tolong kamu fokus dengan kehamilanmu. Itu saja."Mendengar hal itu aku tak langsung meresponnya. Aku tahu apa yang diinginkan Mas Alvin terhadapku itu baik. Tapi, bagiku hal tersebut amatlah bertentangan dengan batinku. Aku tak bisa berdiam diri seperti batu yang hanya menunggu dan membiarkan orang lain menyelesaikan masalahku tanpa campur tanganku. "Tapi Mas—""Gak ada tapi-tapian," potong Mas Alvin. "Kamu turutin permintaanku atau selamanya kita gak akan bercerai."Aku tercengang dan seketika diam. Lalu mencoba menjernihkan pikiranku."Aku janji akan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Begitu juga deng

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Sebuah Petunjuk

    Bab 31 Sebuah PetunjukAku menatap sedih ke arah di mana Mas Bima terbaring tak sadarkan diri. Air mata ku kembali terjatuh setelah tadinya sudah terkuras banyak usai melaksanakan salat subuh. Mas Bima ... siapa yang membuatmu seperti itu? Sungguh, aku merasa bersalah di situasi sekarang ini. Tak tega rasanya melihat kakak sepupu ku itu berada di atas ranjang pasien dengan kondisi yang demikian. Di tambah dengan keadaan Budhe saat ini. "Maafkan aku ... tolong maafkan aku." Satu air mata kembali membasahi pipiku. Teringat, jika apa yang menimpa Budhe dan Mas Bima pasti karena mereka berada di pihak ku. Cukup lama aku berdiri di depan ruangan tempat Mas Bima menjalani perawatan. Sampai-sampai tak terasa air mataku sudah mulai mengering. Ku usap-usap wajahku dengan sedikit kasar, mencoba menghilangkan bekas air mataku. Lalu aku juga berusaha menguatkan batinku. Aku pun berjalan menghampiri Mas Alvin yang duduk di kursi tunggu pasien yang berada tak jauh dariku. Aku akan meminta penj

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Mas Bima Ditemukan

    Bab 30 Mas Bima DitemukanTanpa menyapa, tanpa menoleh, dan tanpa berniat untuk langsung pergi, aku duduk di samping Mas Alvin. "Ada yang ingin aku bicarakan serius sama kamu," ucap Mas Alvin, sesaat setelah aku menempatkan posisiku. "Hal serius apa?" tanyaku. "Kita ketemu Pakde dan Budhe dulu, ya. Setelah itu baru aku kasih tau," balas Mas Alvin. Lalu beranjak dari tempatnya dan berjalan lebih dulu tanpa berniat menunggu ku. Meski agak kesal karena sikapnya itu, namun karena merasa penasaran dengan hal apa yang akan disampaikan suamiku itu, aku pun ikut bergegas menyusulnya. Aku terus mengekor di belakang Mas Alvin hingga kami akhirnya sampai di ruang tempat Budhe dirawat. Di saat itu, sebetulnya aku dibuat keheranan lantaran Mas Alvin yang sudah tahu di mana letak bilik Budhe ku itu. Padahal aku sendiri sama sekali tak memberitahukan letaknya. Sedangkan kalau bertanya pada perawat penjaga, kapan ia melakukan itu? karena yang aku tahu, selama perjalanan dari masjid ke ruang inap

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Menyusul

    Bab 29 Menyusul"Astaghfirullah ... tega sekali mereka. Awas saja, kalau sampai aku tahu mereka siapa, akan ku buat mereka menyesali perbuatannya," kataku yang penuh dendam, yang padahal orangnya saja aku belum mengetahui siapa pastinya.Mendengar perkataan ku tersebut, Pakde Rudi dan Arga sama-sama memintaku untuk bersabar. Dan terpenting, aku tidak boleh bertindak gegabah. Sebab, dari kejadian ini menjadikan ku harus lebih waspada lantaran itu artinya pelakunya sudah mulai merasa ketar-ketir.***Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Budhe pun tersadar. Di momen itu tentu lah membuatku merasa lega. Senang lah akhirnya kekhawatiran ku akan kondisi orang yang menggantikan peran ibuku sejak beberapa tahun ini pun kembali membaik."Layla ...," ucap Budhe lemah, ketika baru saja membuka matanya.Aku tersenyum manis ke arah Budhe, lalu lebih mendekatkan diriku padanya. "Iya, Budhe? Layla di sini," ucapku menatap dalam wanita yang sudah ku anggap sebagai ibuku itu.Dalam pandangan yang

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Ancaman?

    Bab 28 Ancaman?Arga melihatku sebentar, lalu kembali menjuruskan pandangannya ke depan. Pria di samping ku itu lantas menghela napasnya dan berkata," mungkin Bima sudah bersama musuhnya."Sontak aku terkejut mendengar perkataan Arga barusan. Aku pun semakin dibuat khawatir dengan keadaan kakak sepupu ku itu.Sampai akhirnya aku dan Arga sampai di kontrakan Mas Bima tinggal. Sayangnya kami tak menemukan petunjuk apapun. Termasuk dari beberapa tetangga dan pemilik kontrakan yang mengatakan hal yang sama. Di mana mereka tidak melihat keberadaan Mas Bima sudah kurang lebih dua hari ini."Mau ke mana lagi kita?" tanya Arga.Aku menoleh sebentar ke arah pria di sampingku itu. Menghela napas pasrah karena tak tahu harus memberikan jawaban apa.Aku menggeleng pelan seraya menunduk lesu. Nomor ponsel Mas Bima sendiri masih saja tak bisa dihubungi, yang mana hal itu membuatku hampir menyerah. Aku merasa kalau harapan seakan tak lagi berpihak padaku."Aku gak tau, Ga," balasku lemah.Tanpa ku d

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Sikap yang Berubah

    Bab 27 Sikap yang Berubah"Iya, Pakde. Wa'alaikumsalam." Sambungan telepon pun ditutup.Aku menghela napas kasar. Memikirkan kira-kira di mana kakak sepupu ku itu berada. Terlebih, apa yang sebenarnya terjadi sampai membuatnya tak bisa dihubungi seperti itu.Setelah mendapati kebar yang kurang menyenangkan tersebut, dengan cepat aku langsung menghubungi Mas Alvin guna menanyakan perihal keberadaan kakak sepupuku itu. Mengingat terakhir kalinya suamiku itu juga membahas tentang tugas yang ia berikan pada Mas Bima."Assalamualaikum," ucapku setelah panggilan telepon tersambung."Wa'alaikumsalam warrohmatullah. Ada apa?" balas pria di seberang sana dengan datarnya.Tanpa basa-basi aku pun menceritakan apa yang sebelumnya aku dapat. Sayang, respon yang diberikan Mas Alvin tidak begitu memuaskanku. Pasalnya, suamiku itu hanya memintaku untuk tenang dan tidak perlu memikirkan hal tersebut.Tentu mendapat respon yang demikian membuat amarahku tersulut. Bagaimana aku bisa tenang, sementara ke

  • Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan   Apa yang terjadi dengan Bima?

    Bab 26 Apa Yang Terjadi Dengan Bima?Entah mengapa di momen ini aku mendadak iba dengan Mas Alvin."Kita harus cari tau kenapa Dewi bisa berbuat senekat itu," kata Mas Alvin.Aku dan Mas Bima kompak mengiyakan. Karena mulai detik ini, aku dan kakak sepupu ku itu percaya, bahwa Dewi adalah dalang dari semuanya."Dan ...." Terdengar suara lirih dari Mas Alvin.Aku menatap heran ke arah suamiku itu. Memperhatikannya yang kini terlihat lesu."Kenapa, Mas?" tanyaku.Mas Alvin melihat ke arahku. Mengulas senyum tipis lalu berkata," dan aku minta sama kamu tolong jaga dan lahirkan anakku. Aku berjanji, setelah itu aku akan menceraikanmu." Tampak jelas raut wajah Mas Alvin berubah sedih seketika.Aku tercengang mendengar apa yang baru saja dikatakan pria di hadapan ku itu. Bercerai dengannya adalah salah satu keinginanku. Akan tetapi melihat perubahan raut wajah Mas Alvin yang demikian, entah mengapa membuat hatiku sedikit terenyuh."Bayi itu salah satu alasan mengapa aku membantumu dalam mas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status