Share

bab 31

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-16 18:14:22

Arana pov

Kami meninggalkan rumah ayah menggunakan motor. Motor Rendra yang dulu. Aku masih ingat ini motor yang dulu sering dia pakai.

"Ini motor kamu yang dulu kan?" tanyaku.

"Iya." jawabnya dengan pandangan ke depan.

"Yakin nanti bensinnya gak habis?" cibirku. Aku tidak akan pernah lupa, dulu dia sering kehabisan bensin didepan rumah bapak.

"Hhhh. Tenang kali ini tidak akan kehabisan bensin" sahutnya menoleh sebentar padaku lalu kembali fokus ke depan.

Sudah 30 menit perjalanan. Aku sepertinya mengenal jalan yang kami lewati. Benar aku hafal sekali jalanan ini.

Rendra Menghentikan motornya di halaman rumah yang sangat aku rindukan beberapa bulan ini. Rumah bapak dan ibu.

Aku langsung turun. Melepas helm lalu berlari mengetuk pintu "Assalamualaikum Pak, Buk"

"Wa'alaikum salam, Arana" ibu membukakan pintu.

Ibu terkejut sebentar lalu memelukku. "Ibu kangen Na" kata ibu sambil menangis.

"Arana juga kangen sama ibu" sahut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukannya Udah Mantan?    bab 32 kecemburuan.

    "Ya Benar. Aku juga belum mengenalmu dengan baik. Harusnya kita tidak sampai sejauh ini" balasku menimpali ucapannya. "Aku suamimu" tegasnya menatapku tajam. Suami? Aku tersenyum sinis. "Dan Rendra Adik iparku. Aku pergi ke rumah Bapak bukan berkencan. Aku tidak berduaan dan membelai pipi Rendra di depan umum." ungkap ku balas menatapnya tajam. "Maksud kamu apa?" Mas Saga mengerutkan dahinya. Astaga. Apa yang sudah aku katakan. "Pikir saja sendiri" Aku melepaskan tangannya kasar lalu berbalik berjalan menuju kamar. "Arana. Kita belum selesai" Mas Saga mengikuti aku sampai di dalam kamar. "Apa lagi sih?" Aku menghentakkan kakiku kesal. "Aku tidak suka kamu pergi berdua dengan Rendra. Dan kamu harus menuruti perintahku karena aku suamimu" Kekeh nya yang membuat emosiku memuncak. Aku benar-benar lelah dengan semua keegoisannya. "Aku tidak boleh pergi dengan Rendra walaupun untuk mengunjungi orang tuaku dan kamu bisa pergi dengan siapapun yang kamu suka. Kamu bisa menginjakkan kak

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Bukannya Udah Mantan?    baba 33 Wedding Anniversary.

    Sagara povHari ini aku sengaja pulang saat jam makan siang. Aku berniat menjemput Arana di rumah ayahnya. Mama mengajak Arana ke acara ulang tahun anaknya Kiara. Saat sampai di sana Arana tidak ada. Kata mama Arana sakit dan diantar pulang oleh Rendra. Aku langsung pulang setelah mendengar Arana sakit. Aku merasa sangat khawatir. Alangkah kesalnya aku begitu sampai, aku tidak menemukan Arana. Dan yang lebih membuatku marah setelah dua jam dia baru pulang naik motor berdua dengan Rendra.Jujur. Aku cemburu jika Arana dekat dengan adikku itu. Arana dan Rendra dua orang dengan versi yang hampir sama. Arana bisa tertawa lepas jika dengan Rendra tapi tidak dengan ku. Hari ini adalah Anniversary pernikahanku dan Arana. Aku ingin sekali mengajak nya makan malam tapi aku urungkan karena pertengkaran tadi sore.Aku memilih untuk merayakan di rumah saja. Aku membeli soto kesukaan Arana untuk makan malam kami. "Kenapa? Apa tidak enak?" tanyaku karena Arana menundukkan kapala nya. "Enak" ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 34 Tentang Rendra Bumi Bagaskara.

    Sagara pov "Apa yang kamu suka dari Rendra? Yang gak ada di aku" tanyaku menatapnya dalam. Aku ingin tahu apa yang membuat Arana terlihat lebih ceria jika Bersama Rendra ketimbang bersamaku. "Suka?" Arana mengernyit."Kamu terlihat lebih ceria jika bersama dengan Rendra" sahutku ada sedikit rasa tidak rela mengatakan itu. . Arana seperti sedang memikirkan sesuatu. "Mungkin aku dan Rendra memiliki sifat yang hampir sama. Jadi kalau ngobrol nyambung" Aku mengangguk paham. Memang benar, Arana dan Rendra memiliki sifat yang hampir sama. Jahil, ramah, ceria dan suka berdebat. Arana, dia orang yang hangat dan ceria serasi untuk Rendra yang ramah. Dibandingkan aku yang dingin dan jarang tersenyum. Mungkin memang aku harus melepaskannya kali ini. Empat bulan. Miris sekali nasib pernikahan kami. Kami merasakan kebahagiaan di awal pernikahan hanya empat bulan. Dan sekarang hanya tersisa empat bulan untuk mengakhiri pernikahan kami. "Aku dan Rendra tidak ada hubungan yang tidak seharusny

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 35 berdamai.

    Arana povSetelah merayakan ulangtahun pernikahan kami yang ke 5 kemarin, aku dan mas Saga sudah sudah memutuskan untuk berdamai. Meskipun Mas Saga tetap tidak tidur di rumah tapi setidaknya kami tidak lagi menghindar jika tidak sengaja bertemu. Kami sudah sepakat untuk mengakhiri semua dengan baik-baik selama 4 bulan ini. Sungguh mengenaskan sekali nasib pernikahan kami. Hanya bahagia selama 4 bulan di awal dan 4 bulan di akhir pernikahan. Miris. Itulah kata yang tepat untuk pernikahan kami. Pernikahan yang dari awal seharusnya tidak terjadi. Pagi ini mas Saga memintaku untuk bersiap-siap karena dia ingin mengajakku pergi. Aku tidak tahu kapan dia pulang. Saat aku turun untuk sarapan dia sudah ada di meja makan. lalu memintaku untuk bersiap-siap. "Sudah siap?" tanyan nya saat aku sampai di ruang tamu. Mas saga memakai kaos lengan pendek dengan celana jeans. Tampan. Satu kata yang tepat untuk Mas Saga. Dia terlihat lebih Muda dari umurnya. Aku tidak memungkiri Mas Saga memang tamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 36 Pergi berdua.

    "Arana. Apa kamu sama Bunda ada masalah?" tanya Saga setelah memiringkan tubuhnya untuk menghadap Arana. Sudah sejak lama Saga ingin sekali menanyakan tentang hubungan Arana dengan Ratih. Arana terlihat acuh tak acuh dengan Ratih. Arana sedikit terkejut dengan pertanyaan Saga tapi berusaha bersikap biasa, "Tidak." jawab Arana singkat sembari memandang ombak yang berkejaran. "Benarkah? Aku lihat kamu tidak Sedekat Kiara dengan bunda. Apa ada masalah antara kamu dan Bunda?" Saga menarik lengan Arana agar menghadap padanya. Arana menghela nafas panjang lalu menatap Saga sedikit kesal, "Ya. Aku memang tidak dekat dengan Bunda seperti Mbak Kiara." jawabnya datar. Saga menautkan kedua alisnya "Kenapa?" "Apa perlu kamu tahu?" tanya Arana balik "Toh selama ini kamu juga tidak pernah ingin tahu kan?" tambahnya membuang muka kembali pada laut biru di depannya. "Kata siapa aku tidak ingin tahu?" sahut Saga dengan nada kesal. "Aku selalu menunggu kamu buat cerita tapi kamu gak pernah mau ce

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 37 Kedatangan Bunda.

    Pagi ini Arana sedang menyiapkan beberapa desain yang akan dia kirim ke Ryan. Arana memasukkan lima kertas gambar desain dan satu lembar kertas berisi detail jenis kain ke sebuah amplop coklat. TOK.. TOK.... suara pintu di ketuk. "Mbak Arana ada tamu" beritahu Bibi dari balik pintu. "Iya Bi suruh tunggu sebentar" jawab Arana tanpa membuka pintu. Setelah menyelesaikan pekerjaannya Arana bergegas turun untuk melihat tamu yang datang. Saat Arana membuka pintu rumah Arana terkejut melihat siapa yang berdiri di teras rumahnya. "Assalamu'alaikum Arana" sapa Bundanya. Wanita yang sudah melahirkan nya itu tersenyum sambil tangannya merangkul seorang anak laki-laki yang umurnya sekitar 12 tahun. "W*'alaikum salam" jawab Arana dengan ekspresi datar. "Halo mbak Arana" sapa Zidan, anak dari suami Bundanya Arana. "Hai Zidan." Arana tersenyum canggung kearah Zidan. "Zidan pengen ketemu kamu. Kemarin dia gak sempat ketemu kamu waktu di ulang tahunnya Dara. Kamu sudah balik waktu Zidan data

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 38 Luka hati Arana

    "Baiklah, aku memaafkan bunda. Mulai sekarang jangan lakukan apapun untukku lagi" putus Arana dengan menatap tepat pada mata Ratih. Ratih terkejut mendengar ucapan Arana yang seolah menyuruhnya menjauh. Dengan ekspresi tenang dan datar Arana memandangnya lalu menoleh pada pintu rumah. Ratih tidak heran melihat sikap Arana yang sangat tenang saat mengucapkan kalimat itu. Sejak kecil Arana memang selalu terlihat tenang. Meskipun di marahi atau disalahkan olehnya karena aduan Kiara. Arana hampir tidak pernah terlihat menangis dan merajuk. Ratih pikir Arana anak yang tegar dan cuek tidak seperti Kiara yang manja dan cengeng. Ratih tidak tega jika harus memarahi Kiara tapi Ratih sering memarahi Arana sekalipun dia tahu yang salah adalah Kiara. Ratih menganggap Arana anak yang cuek jadi tidak akan sakit hati sekalipun dia sering memarahinya."Apa maksud dari ucapan kamu Arana?" tanya Ratih "Kamu tidak sedang meminta bunda menjauhi kamu kan?" lanjutnya. "Apa kita pernah dekat?" tanya Aran

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 39. Berusaha melindungi Arana

    Sagara povAku bergegas pulang setelah Bibi menelfon, memberitahu ada Bunda nya Arana datang ke rumah. Aku sempat memarahi Bibi kenapa membiarkan Bunda masuk rumah. Tapi Bibi beralasan kalau Bunda mengatakan kalau dia sudah mendapatkan izin dariku. Sudah beberapa hari ini aku meminta Bibi untuk melaporkan semua kegiatan Arana dan siapa saja yang datang ke rumah untuk menemui Arana ketika aku tidak ada. Saat aku sampai di rumah, terlihat Rendra sudah berdiri ditengah pintu ruang tamu menatap kedalam. Di kursi teras juga terlihat seorang anak laki-laki berumur sekitar 12 tahunan. Saat aku mendekat terdengar suara Arana sedang berbicara dengan Bunda. Mendengar pembicaraan mereka membuat dadaku terasa nyeri membayangkan seperti apa sekarang wajah terluka Arana. Rahangku mengeras ketika mendengar suara Arana yang di selingi isak tangis. Sepertinya bukan hanya aku yang marah mendengar pembicaraan didalam rumah. Rendra yang berdiri membelakangi ku, terlihat mengepalkan kedua tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20

Bab terbaru

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 146 suami istri yang bucin.

    Saga sedang menuruni tangga dengan Aksara di pelukannya. Dia membawa bayi kecil itu duduk di sofa ruang tengah sembari menunggu Arana menyiapkan makan malam bersama Bi Sarti. Arana hanya akan mengerjakannya pekerjaan rumah jika Saga ada di rumah untuk menjaga Aksara. Saga sendiri sudah mewanti-wanti Arana agar tidak meninggalkan putri mereka sendirian. Mengingat perkembangan Aksara yang semakin hari semakin lincah dan menggemaskan. Saga mengajak Aksara berbicara dan bercanda. Meski hanya celotehan yang tidak jelas namun bagi Saga itu obat mujarab untuk rasa penat dan lelahnya setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya kantor. "Mas, ayo makan!" seru Arana dari meja makan. "Iya, Mama" jawab Saga melangkah mendekati meja makan. "Bi, tolong ambilkan baby bouncer nya Aksara" pinta Arana pada Bi Sarti setelah wanita paruh baya itu meletakkan sepiring ayam goreng lengkuas buatannya tadi. "Sebentar ya sayang, Bibi sedang mengambilkan mu baby bouncer" Arana mengambil Aksara dari pangk

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 145 Suami dan istri yang saling memahami.

    Arana meminta izin pada Kiara dan Lastri untuk keluar lebih dulu melihat putrinya Aksara. Saat sampai di luar kamar Arana langsung menuju teras samping rumah Aditama. Arana mendudukkan dirinya di kursi panjang dekat kolam renang. Dia menangis tersedu-sedu melepaskan air mata yang sudah di tahannya semenjak tadi setelah melihat kondisi Kiara. Arana merasa sangat sedih melihat keadaan saudara perempuannya yang sangat mengenaskan karena ulah suaminya. Duta laki-laki yang sangat di cintai Kiara semenjak masih kuliah dulu. "Sayang, kamu kenapa?" Saga menyusul Arana sambil menggendong Aksara yang sudah terbangun. "Mas," sahut Arana mengusap kasar air matanya. "Sini biar Aksara sama aku, mungkin dia haus" Arana mengulurkan tangannya mengambil Aksara dari gendongan Saga. "Haus Nak?" tanya Arana saat melihat Aksara menarik-narik baju di bagian dad* Arana. "Sepertinya dia memang haus dan lapar. Dia sudah bangun sejak tadi" sahut Saga sambil membersihkan bekas air mata di pipi mulus Arana.

  • Bukannya Udah Mantan?    144 Menjenguk Kiara.

    Setelah Saga sampai di rumah mereka segera berangkat Ke rumah Aditama bersama dengan Jatmiko dan Lastri. Mereka sengaja menunggu Saga agar bisa berangkat bersama-sama untuk menjenguk Kiara. Selama perjalanan Aksara tampak begitu senang dan ceria. Ini pertama kalinya Aksara di ajak keluar rumah. Aksara duduk di pangkuan Lastri di kursi belakang. Aksara mengoceh sambil mata kecilnya melihat kearah jendela. Jatmiko dan Lastri sibuk meladeni celotehan bayi kecil yang menggemaskan tersebut. Sedang Arana memandang lurus ke depan sedang melamun."Sayang. Kenapa diam saja?" Saga menyentuh tangan Arana sambil pandangannya tetap fokus pada jalanan di depannya. Arana menoleh, "Gak papa cuma lagi mikirin Mbak Kiara saja." jawab Arana jujur mengutarakan kegelisahan nya. "Dia pasti sangat menderita Mas" tuturnya sedih. "Kamu terlalu baik sayang. Padahal dia sudah berulang kali menyakiti kamu, tapi kamu tetap saja memikirkan dia." sahut Saga sambil menggenggam tangan Arana dengan tangan kirinya.

DMCA.com Protection Status