Beranda / Pernikahan / Bukannya Udah Mantan? / bab 118 perasaan Rendra.

Share

bab 118 perasaan Rendra.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-01 18:32:04
"Dokter Meysa" panggil Miranda lirih lalu memberi isyarat kehadiran Saga dan Arana.

"Iya" jawab dokter Meysa sambil tersenyum ramah pada Saga dan Arana.

"Ada yang ingin bertemu dengan kamu." Beritahu nya pada Rendra, "Kamu pasti senang bertemu dengan mereka."

Meysa lalu bangkit dan mempersilahkan. Saga dan Arana untuk duduk di kursi berhadapan dengan Rendra.

"Jangan menyentuh anggota tubuh pasien" pesan Dokter Meysa memperingatkan.

"Iya Dok" jawab Saga setelah membantu Arana duduk. .

"Rendra lihatlah siap yang datang?" Instruksi Dokter Meysa.

Rendra mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk. Menatap Saga dan Arana bergantian.

"Keysa Arana" gumamnya memandang sendu pada Arana.

"Hai Rey," sapa Arana dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Rendra tersenyum lebar, "Akhirnya kamu mengenaliku"

Mendengar panggilan lama Arana padanya membuat hati Rendra menghangat.

"Aku mencintaimu dengan seluruh jiwaku, hingga tanpa sadar aku kehilangan diriku sendiri saat kau pergi" tutur Rendra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukannya Udah Mantan?    bab 119 Perasaan Rendra.

    Rendra tersenyum, "Tentu saja. Kamu pasti mencintainya...." Rendra terdiam memandang Saga intens. Dokter Meysa memberi isyarat agar perawat mendekati Rendra berjaga jika Rendra marah dan lepas kendali. Sedang dirinya sudah bersiap dengan suntikan yang sudah selalu siap di dalam saku jasnya.Saga sendiri sudah merentangkan tangannya didepan tubuh Arana dengan pandanganya siaga tertuju pada Rendra didepannya yang di pisahkan oleh meja persegi yang cukup besar. "Kamu pasti bisa menjaganya lebih baik dari pada aku." Saga tercengang, menatap tepat pada mata hitam milik Rendra. Untuk beberapa detik sampai dia merasa yakin dengan ucapan adiknya itu. "Jagalah dia! Jangan sampai dia terluka lagi." pungkas Rendra bersamaan dengan butiran bening mengalir dari sudut matanya. "Pasti." Saga mengangguk. "Aku pasti akan menjaganya, kamu tidak perlu khawatir."Rendra tersenyum lalu kembali menundukkan kepalanya, memegang pensil menggambar sebuah awan di atas kertas putih yang ada di atas meja. "

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 120. Acara empat bulanan 1.

    Arana bersama Lastri sedang di ruang tengah rumahnya. Sibuk dengan persiapan acara empat bulanan kehamilannya besok. "Na, kue yang buat besok sudah di pesan?" tanya Lastri tanpa mengalahkan perhatiannya pada tumpukan undangan di pangkuannya. "Sudah Bu." jawab Arana sambil memeriksa ponselnya. "Ingetin lagi Catering nya, jangan sampai lupa besok jam 7 pagi harus sudah diantar makanannya" "Iya, Bu. Ini lo aku kirim pesan sama pihak catering nya." "Oh iya, kamu sudah telfon Bunda kamu belum?" Lastri menoleh pada Arana yang duduk di sebelahnya. "Ibu aja yang telfon." sahut Arana tanpa mengalihkan fokusnya pada benda pipih di tangannya. Lastri menghela nafas pelan. "Kamu harus bisa memaafkan nya. Kamu sudah mau jadi seorang Ibu. Kamu pasti mencintai anak kamu kan? Sama seperti Bunda kamu, dia sangat menyayangimu" Lastri memiringkan tubuhnya lalu mengelus rambut panjang perempuan yang sudah dirawat dan dibesarkannya seperti anaknya sendiri. "Tidak baik menyimpan kebencian terlalu l

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 121 Acara empat bulanan kehamilan Arana 2.

    Acara di tutup dengan do'a dari sang ustad dan diamini oleh semua orang yang hadir. Setelahnya di bagikan suvernir berupa mukena untuk undangan wanita dan sarung untuk undang pria tidak lupa di di berikan pula mukena di salam wadah besek yang di bentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai tas. Setelah semua sana agak sepi, Ryan dan Mamnya mendekati Arans dan Saga."Arana," sapa Ryan. "Ryan. Mama Laras, apa kabar?" Arana mengulurkan tangannya menyalami Ryan lalu sedikit membungkuk untuk memeluk Laras yang duduk di kursi roda. "Alhamdulillah Mama sehat." jawab Laras, "Selamat ya untuk kehamilan kamu. Semoga ibu dan bayinya sehat, lancar nanti dalam persalinannya" Laras mendo'akan. "Amiin. Makasih Ma" ucap Arana dengan senyum mengembang di wajahnya. "Terima kasih sudah datang" Saga mengulurkan tangannya ke Ryan. "Sama-sama. Selamat untuk kehamilan Arana. Semoga lancar saat persalinan nanti" Ryan menyambut jabat tangan tangan Saga serta mendo'akan kebaikan untuk sahabatnya. Saga ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 122 Kemarahan Kiara Ariani

    "Arana. Kiara mau bicara sama kamu" kata Aditama setelah beberapa saat hanya diam. Aran mengalihkan pandangan nya pad Kiara pada Aditama, "Silahkan. Bicara saja" jawabnya cuek. "Aku mau minta tolong sama kamu" Kiara membuka mulutnya setelah sejak datang hanya diam. Arana tak menjawab, hanya menatap datar pada Kiara yang juga menatapnya. "Cabut gugatan atas suami aku!" Tanpa basa basi Kiara mengatakan permintaannya. Mendengar nya Ratih menutup matanya sembari menghela nafas panjang. Menyesalkan sikap Kiara yang tidak meminta maaf atas semua kesalahannya terlebih dulu. Namun, Kiara langsung mengatakan permintaan nya dengan nada angkuh dan memerintah. "Soal itu bicaralah pada Kak Raka, aku sama sekali tidak tahu menahun soal perusahaan." ujar Arana tetap dengan ekspresi tenang sekalipun emosinya susah terpancing dengan gaya bicara Kiara. "Bukannya Kak Raka kamu yang memberi kuasa? Dia pasti menurut apa katamu" Kiara mulai memaksa. "Itu kamu tahu, jika aku sudah memberikan hak kua

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 123 Kebaikan hati Arana

    Pov Arana"Mas, bebaskan Duta. Jual saja sahamnya aku tidak menginginkan nya." pintaku dengan air mata yang sudah tidak bisa ku tahan lagi. Aku tidak bisa lagi melihat tatapan terluka Bunda. Sepertinya dia begitu sedih melihat keadaan Mbak Kiara. Bagi Bunda Mbak Kiara adalah putri kesayangannya tentu saja hatinya hancur melihat keadaan Kiara sekarang. "Iya. Jangan menangis." Mas Saga memeluk ku, "Apapun akan aku lakukan buat kamu. Tapi jangan menangis aku gak bisa lihat kamu nangis" bisik Mas Saga di telingaku. Mas Saga mengurai pelukannya lalu mengusap kedua pipiku. "Aku mau ke kamar." pintaku yang langsung di iyakan oleh Mas Saga. Kak Raka yang sejak tadi di sampingku ikut berdiri memegangi lenganku agar tidak terjatuh, Kaki ku sedikit lemas. Kulihat Bapak menatapku cemas, aku tersenyum agar dia tak perlu khawatir. Saat aku ingin berbalik baru aku menyadari keberadaan Bunda. Aku pikir Bunda sudah pergi bersama Ayah dan Mbak Kiara, ternyata Bunda masih disini sambil menatapku i

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Bukannya Udah Mantan?    124 berdamai dengan masa lalu.

    Pov Saga. Sudah tiga hari ini Arana menempati kamar VIP di rumah sakit. Dia sudah merengek minta pulang. Namun belum aku kabulkan, selama dokter belum menyatakan dia benar-benar sudah sehat. Dokter mengatakan keadaannya belum pulih benar, tensi nya masih sangat rendah untuk ukuran orang normal. Apalagi sekarang dia sedang hamil dan kandungannya lemah, karena itu Dokter menyarankan untuk Arana dirawat beberapa hari dulu di rumah sakit. Setiap hari Ibu selalu datang untuk ikut menjaga Arana. Tapi saat malam beliau pulang dan datang lagi keesokan harinya. Mama juga tidak pernah absen menjenguk Arana, Mama datang sebelum pergi menemani Rendra menjalani terapi. Bunda Ratih dan Ayah Adi bukannya tidak pernah datang tapi sengaja aku melarangnya untuk masuk. Aku meminta pengertian mereka agar bisa membiarkan Arana lebih tenang dulu. Ayah Adi mengerti, setelahnya dia tidak datang lagi hanya menelfon atau mengirim pesan menanyakan keadaan Arana. Namun sebaliknya dengan Bunda Ratih, dia te

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 125 Memberi kesempatan untuk diri sendiri.

    "Mbak Arana tolong maafin Bunda ya." Pria kecil itu memandang Arana penuh harap. "Aku sering lihat Bunda melamun terus tiba-tiba nangis kalau di tanya kenapa? Bilangnya ingat sama Mbak Arana." kata Zidan bercerita. "Bunda bilang kalau Bunda nyesel, biar Mbak Arana maafin Bunda." Zidan menggoyang-goyangkan tangan Bundanya. Arana memandang sendu pada Bunda Ratih dan Zidan. Aku yakin penjelasan Zidan sedikit melunakkan hatinya. "Semua orang butuh kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik" bisik Saga di samping telinganya. "Tidak ada yang salah dengan memaafkan" ucap saga memeluknya dari samping. Dengan mata yang berkaca-kaca dia mengangguk, "Iya. Maafin Arana juga Bunda" ucapnya setelah berperang dengan hatinya. Ratih memandang Arana seperti tidak percaya. "Kamu mau maafin Bunda" tanya Ratih dengan air mata yang sudah merembes di pipinya. "Beneran mau maafin Bunda" ulangnya. "Iya Bunda." jawab Arana lalu tersenyum."Makasih sayang. Bo leh Bunda pe luk kamu?" pinta Ratih ragu -ragu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 126 Hidup Kiara

    Di sisi Lain.Aditama sedang bersiap berangkat kekantor setelah mendapatkan telfon dari Raka ketika Dara, cucunya menangis histeris karena kedua orang tuanya bertengkar. "Ada apa sayang? Kenapa menangis?" tanya Aditama sambil menggendong cucu kesayangannya. "Mami sama Papi bentak bentak sama lempar barang, Dara takut kek." adu gadis kecil di gendongan Aditama itu. "Sudah jangan nangis ya! cucu kakek yan cantik nanti jadi jelek kalau nangis terus." bujuk Aditama. "Dara sama suster dulu. Kakek mau lihat Papa sama Mami dara dulu" katanya lalu menyerahkan Dara pada suster nya. Di ruang tengah sudah terdengar suara teriakan Kiara, "Kamu sudah bikin aku malu, Mas. Jujur sama aku, uang dari jual sahamku Mas pakai buat apa?" teriakan Kiara di iringi barang di banting. PYAAAARRRR"Kamu bisa gak ngomong gak usah pakai teriak-teriak, pusing aku dengarnya" balas Duta dengan meninggikan suaranya. "Kalau Mas jawab pertanyaan aku dengan jujur, aku gak akan teriak." Kiara menatap tajam suami

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05

Bab terbaru

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 146 suami istri yang bucin.

    Saga sedang menuruni tangga dengan Aksara di pelukannya. Dia membawa bayi kecil itu duduk di sofa ruang tengah sembari menunggu Arana menyiapkan makan malam bersama Bi Sarti. Arana hanya akan mengerjakannya pekerjaan rumah jika Saga ada di rumah untuk menjaga Aksara. Saga sendiri sudah mewanti-wanti Arana agar tidak meninggalkan putri mereka sendirian. Mengingat perkembangan Aksara yang semakin hari semakin lincah dan menggemaskan. Saga mengajak Aksara berbicara dan bercanda. Meski hanya celotehan yang tidak jelas namun bagi Saga itu obat mujarab untuk rasa penat dan lelahnya setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya kantor. "Mas, ayo makan!" seru Arana dari meja makan. "Iya, Mama" jawab Saga melangkah mendekati meja makan. "Bi, tolong ambilkan baby bouncer nya Aksara" pinta Arana pada Bi Sarti setelah wanita paruh baya itu meletakkan sepiring ayam goreng lengkuas buatannya tadi. "Sebentar ya sayang, Bibi sedang mengambilkan mu baby bouncer" Arana mengambil Aksara dari pangk

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 145 Suami dan istri yang saling memahami.

    Arana meminta izin pada Kiara dan Lastri untuk keluar lebih dulu melihat putrinya Aksara. Saat sampai di luar kamar Arana langsung menuju teras samping rumah Aditama. Arana mendudukkan dirinya di kursi panjang dekat kolam renang. Dia menangis tersedu-sedu melepaskan air mata yang sudah di tahannya semenjak tadi setelah melihat kondisi Kiara. Arana merasa sangat sedih melihat keadaan saudara perempuannya yang sangat mengenaskan karena ulah suaminya. Duta laki-laki yang sangat di cintai Kiara semenjak masih kuliah dulu. "Sayang, kamu kenapa?" Saga menyusul Arana sambil menggendong Aksara yang sudah terbangun. "Mas," sahut Arana mengusap kasar air matanya. "Sini biar Aksara sama aku, mungkin dia haus" Arana mengulurkan tangannya mengambil Aksara dari gendongan Saga. "Haus Nak?" tanya Arana saat melihat Aksara menarik-narik baju di bagian dad* Arana. "Sepertinya dia memang haus dan lapar. Dia sudah bangun sejak tadi" sahut Saga sambil membersihkan bekas air mata di pipi mulus Arana.

  • Bukannya Udah Mantan?    144 Menjenguk Kiara.

    Setelah Saga sampai di rumah mereka segera berangkat Ke rumah Aditama bersama dengan Jatmiko dan Lastri. Mereka sengaja menunggu Saga agar bisa berangkat bersama-sama untuk menjenguk Kiara. Selama perjalanan Aksara tampak begitu senang dan ceria. Ini pertama kalinya Aksara di ajak keluar rumah. Aksara duduk di pangkuan Lastri di kursi belakang. Aksara mengoceh sambil mata kecilnya melihat kearah jendela. Jatmiko dan Lastri sibuk meladeni celotehan bayi kecil yang menggemaskan tersebut. Sedang Arana memandang lurus ke depan sedang melamun."Sayang. Kenapa diam saja?" Saga menyentuh tangan Arana sambil pandangannya tetap fokus pada jalanan di depannya. Arana menoleh, "Gak papa cuma lagi mikirin Mbak Kiara saja." jawab Arana jujur mengutarakan kegelisahan nya. "Dia pasti sangat menderita Mas" tuturnya sedih. "Kamu terlalu baik sayang. Padahal dia sudah berulang kali menyakiti kamu, tapi kamu tetap saja memikirkan dia." sahut Saga sambil menggenggam tangan Arana dengan tangan kirinya.

DMCA.com Protection Status