Share

Bab 93. Jalani Saja

“Aida … Kamu sudah sadar, Sayang?” seruku sambil membungkukkan badan untuk mendekat.

Mata yang masih terlihat lelas dan bibir yang beku itu hanya bergerak-gerak sedikit. Seakan tidak memiliki sisa tenaga sedikitpun.

Ini sebenarnya pemandangan biasa bagiku yang seorang dokter. Pasien walaupun sudah tersadar, dia pasti masih lemah setelah melewati masa kritis.

Dulu, aku merasa kesal dengan keluarganya yang tidak sabar dan seakan memaksa pasien untuk cepat membuka mata dan tersenyum.

‘Pasien baru kembali dari memperjuangkan nyawanya, bukan kembali dari holiday yang harus say hello dan dipaksa menyebut siapa saja nama yang hadir!’

Itu pikiranku dulu.

Memang, semenjak kehilangan Ibu, aku mematikan segala yang berhubungan dengan rasa di hati.

Sekarang aku merasakan, begitu campur aduknya perasaan di dada ini saat belum memastikan Aida di kondisi yang benar-benar stabil.

“M-mas Bur-han,”ucapnya terbata. Bibir yang kering seakan kaku untuk menyebut namaku.

Jujur, hati ini melonjak ge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
bundaLin
terima kasih thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status