"Heh! Mulutmu itu jangan sembarangan kalau ngomong ya. Kamu tahu kan keluarga Hariman tuh keluarga yang seperti apa. Mereka sudah banyak membantu perkampungan mawar ini lho sehingga bisa jadi layak. Disini mulut kamu malah kayak orang yang gak terdidik dengan baik. Jangan pernah ngomong sembarangan kayak gitu." Salah satu perempuan itu memarahi temannya yang dia anggap bicara sembarangan. "Loh memang benar kok. Kalau gak percaya mending kamu cari tahu saja sendiri. Dikasih tahu kok malah ngeyel padahal itu faktanya." Orang tersebut terlihat tidak terima dengan sanggahan temannya."Heh dengar ya. Aku gak tahu kamu dengar kabar yang aneh-aneh kayak gitu dari mana tapi itu beneran gak sopan lho. Kamu ini gak ada takut-takutnya sama sekali lho ya. Benar-benar bikin merinding saja." Temannya tetap teguh pada pendirian bahwa keluarga Hariman tak salah apapun dan malah memarahi rekannya yang bicara sembarangan seperti itu. "Memangnya kamu dapat rumor kayak gitu darimana sih? Kok ya ada-ada
"Apa maksud kamu mengkhianati? Kamu pikir aku orang yang seperti apa memangnya?" Ana terkejut bukan main mendengar ucapan dari Jagad. Ana merasa memang tindakannya selama ini dia lakukan untuk melawan Jagad demi bisa melindungi keluarga Hariman. Tapi kan semua tindakan itu tidak ada hasilnya semua. Ana benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Jagad. "Kamu orang yang seperti apa? Menurut kamu sendiri memangnya kamu orang yang seperti apa? Kalau di mataku kamu adalah orang plin plan yang benar-benar kesulitan dalam memahami esensi kehidupan, Ana. Aku sudah lama pergi dan tidak melakukan penyelidikan apapun ke kamu. Jadi wajar saja kan kalau aku merasa curiga? Untuk itu aku bertanya ke kamu sebelum aku menemukan kenyataan yang sebenarnya. Selama aku pergi kamu tidak melakukan pergerakan yang tidak semestinya kan? Kamu sadar diri dengan tempatmu itu kan?" Raut wajah Jagad yang awalnya cerah langsung berubah menjadi suram hingga Ana benar-benar tidak bisa mengerti mengapa orang bis
Sudah tiga hari Ana terkurung di dalam rumah ini. Rasanya benar-benar menyebalkan hingga Ana ingin mengamuk saja. Ya memang benar sih segala fasilitas yang ada harusnya sudah cukup membuat Ana puas di dalam rumah ini. Jagad juga tidak menyita alat komunikasi yang dimiliki oleh Ana. Tampaknya Jagad paham betul kalau Ana adalah orang yang suka dengan dunia luar karena pekerjaannya dulu juga selalu berada di dalam ruangan. Jagad rupanya ingin membuat Ana jera dan benar-benar menurut pada dirinya dengan caranya sendiri. Gara-gara Jagad mengurungnya di dalam rumah ini dan tidak boleh ada satupun manusia yang mengunjunginya maka detektif swasta dan Leona yang harusnya datang kemarin pun jadi tidak bisa menemui Ana. Ana juga tidak ingin berkomunikasi untuk membicarakan hal tersebut lewat telpon karena pasti akan sangat berisiko. Kan tidak ada yang tahu apa yang bisa dilakukan oleh Jagad. Bisa jadi saat ini pun ponsel dan alat komunikasi Ana yang lain sedang disadap oleh Jagad. "Kamu gak mau
Sudah satu bulan Ana dikurung di rumah ini. Rasanya sangat tidak nyaman. Ana bahkan tidak tahu apakah kehidupan di luar masih sama seperti sebelum dia dikurung seperti ini. Jagad rupanya benar-benar menganggap Ana bisa merusak rencana yang dia buat kalau sampai Ana berada di luar rumah ini. Entah sudah terbiasa atau bagaimana tapi Ana bahkan tidak peduli jika dirinya tidak bisa keluar dari rumah ini. Ana merasa dirinya sudah banyak berubah sejak dikurung di rumah ini. Ambisi Ana untuk mengalahkan Jagad perlahan-lahan menghilang. Ana hanya ingin hidup santai seperti ini saja. Apakah hal seperti itu dibolehkan untuk dia ambil dalam hidupnya? Apakah Jagad sudi untuk membiarkan Ana tidak melakukan apapun? Jika benar Jagad mau memberikan rasa santai dan kenyamanan seperti itu pada Ana maka Ana tidak akan peduli lagi dengan keluarga Hariman. Apapun yang keluarga Hariman harapkan pada dirinya atau apapun keinginan Ana untuk menghancurkan keluarga Hariman, akan Ana musnahkan. Tidak bertemu de
Tahu darimana Patrik soal Ana yang asli? Dari penjelasan Patrik ini Ana jadi tahu bahwa saat ini Patrik mengira bahwa yang ada di hadapannya ini adalah Edna dan Ana lah yang meninggal dunia. Tapi bukankah hanya tinggal menunggu waktu sampai Patrik tahu segalanya secara keseluruhan? Bukankah pada saat itu riwayat Ana akan tamat dan bisa saja kehidupannya akan jadi lebih buruk dibanding ketika menjadi Ana yang dulu? "Kenapa kamu diam saja? Kamu kaget dengan kenyataan yang ada pada suamimu?" Wajah Patrik kelihatan puas sekaligus menyeringai. Apakah perlahan ingatan Edna soal Ana mulai muncul? Kalau begitu kan artinya Edna akan sadar bahwa dirinya benar-benar tidak dicintai oleh Jagad. "Mas, ayo kita keluar saja. Aku mau disini sendirian." Ana tidak tahu harus bersikap bagaimana karena yang dipahami Patrik saat ini hanya benar setengahnya. Tapi kalau Patrik saja sudah tahu mengenai Ana yang asli maka tinggal menunggu waktu saja Patrik akan sadar bahwa manusia di depannya ini bukanlah Ed
Patrik tidak pernah mengharapkan adiknya untuk menemui jalan seperti ini. Semenjak Edna dibawa ke rumah ini oleh papanya, Patrik langsung menyayangi Edna. Bagi Patrik kebahagiaan Edna adalah segalanya. Patrik akan melakukan apapun untuk melindungi adiknya itu. Bahkan ketika pada akhirnya Vivaldi membenci Edna pun Patrik tetap menyayangi Edna dengan sepenuh hati. Tidak akan Patrik biarkan siapapun membuat Edna merasa sedih. Dulu Patrik seringkali bertengkar dengan Vivaldi karena Vivaldi selalu melakukan apapun agar Edna bisa pergi dari rumah itu. Sejak kelahiran Edna, Vivaldi memang sudah membenci anak itu. Patrik seringkali terjebak kesulitan karena harus berada di antara saudara-saudaranya itu. Vivaldi adalah kembarannya dan Edna adalah saudara tirinya. Mungkin bagi orang luar sudah seharusnya Patrik membela Vivaldi dan mencampakkan Edna namun mereka tidak paham betapa menggemaskannya Edna, betapa beruntungnya keluarga Hariman dikaruniai anak perempuan walaupun dari cara yang salah,
Ana pikir dengan menghilangkan nyawanya maka dia akan mendapatkan kebebasan yang dia inginkan dan terbebas dari berbagai kehidupan memuakkan ini. Nyatanya yang terjadi adalah sebaliknya. Tuhan tidak mengabulkan keinginannya untuk mati saat ini. "Ana, kamu sudah mengambil langkah yang berani ya. Saking beraninya aku bahkan tidak bisa berkata-kata dengan tindakanmu ini. Bagaimana mungkin kamu bisa bertindak kurang ajar seperti ini? Nyawamu itu ada berapa sih sampai berani bertindak seperti itu?" Jagad saat ini mendapatkan giliran untuk menjenguk Ana. Hal ini dikarenakan Jagad adalah suaminya. Ana tidak bisa menjawab apapun tapi dia paham dengan apa yang ditanyakan oleh Jagad. Jagad benar-benar tidak punya hati. Padahal nyawa Ana hampir saja terenggut dari raganya tapi yang Jagad pentingkan hanyalah dirinya sendiri. Sungguh mengenaskan hidup bersama orang seperti ini. "Kamu tidak bisa menjawab apapun kan? Kamu seperti biasa hanya bisa bertindak impulsif dan itu benar-benar menyebalka
Tidak lama lagi Ana pasti akan melakukan sesuatu untuk melarikan diri dari sini. Jagad sangat yakin itu. Tekanan dari kehidupan sebagai Edna yang Jagad berikan terlalu berat untuk Ana. "Awasi Ana dengan baik. Kalau ada sedikit saja gerak-gerik dia yang aneh segera laporkan kepada aku dan lakukan hal yang diperlukan untuk mengatasinya. Jangan sampai dia terluka, camkan itu baik-baik. Ana adalah orang yang berharga untuk kehidupanku. Ana adalah orang yang berharga untuk menjalankan rencanaku sehingga karena itulah dia tidak boleh sampai kenapa-kenapa." "Baik, pak." Asisten pribadi Jagad menerima perintah Jagad dan pergi dari tempat itu. Jagad duduk di kursinya dan kemudian berpikir dengan keras. Apa yang kira-kira perlu dia lakukan untuk mengatasi sifat implusif dan mudah menyerah dari Ana? Rasanya sulit sekali untuk bisa mengatasi anak seperti itu. Jagad bahkan tidak mengira kalau Ana berani mengambil pilihan untuk melakukan bunuh diri demi mati dalam keadaan terhormat. Jagad yakin
"Apa?" Sejenak Ana merasa aliran darahnya telah berhenti mengalir. Orang di depannya ini mengatakan sesuatu yang terdengar sangat tidak menyenangkan di telinga Ana. "Maksudnya apa? Ana itu nama temanmu yang meninggal itu kan? Yang sekarang kamu kunjungi makamnya. Lalu kenapa kamu mengatakan hal aneh begitu sih?" Ana berusaha keras agar pembahasan mengerikan ini tidak berlanjut lagi. "Ana, sampai kapan sih kamu mau berpura-pura? Kamu ini gak takut kah karena sudah menipu orang pakai identitas orang lain? Edna yang asli yang ada di kuburan ini. Kamu gak kasihan dengan Edna yang asli? Kamu gak kasihan dengan keluarganya itu?" Wajah Leona terlihat marah sekaligus kecewa ketika menatap Ana. "Leona, saya gak menerima omong kosong seperti ini ya! Kamu pikir kamu bicara dengan siapa sampai berani bersikap lancang seperti itu? Kamu tahu kamu sedang menyamakan saya dengan siapa?" Ana mulai menunjukkan wibawa yang dia bisa agar Leona merasa terintimidasi dan tidak mengatakan hal yang aneh lag
Ana benar-benar tidak mengerti dengan Clathria. Orang ini ternyata tak kalah plin plannya dibanding dirinya dan itu membuat Ana kesal. Apakah ini yang dirasakan oleh Jagad ketika Ana bersikap plin plan terhadap rencana yang sudah disusun oleh Jagad? Ternyata rasanya sangat menyebalkan. Ana jadi tahu bagaimana perasaan Jagad selama ini dan itu benar-benar membuat Ana jadi menyesali bagaimana dulu dia bersikap. "Clathria, harusnya kamu mengatakan itu di depan Leo. Kenapa juga kamu harus plin plan seperti ini? Kamu mendukung kakakku dihabisi dengan cara yang keji seperti itu? Walaupun Vivaldi itu suka bersikap kejam kepadaku tapi dia tetaplah kakakku. Ibu kandungnya rela untuk merawatku dengan sepenuh hati jadi tak usah heran kalau anak laki-lakinya tak suka dengan keadaan seperti itu. Aku pikir Jagad juga harus belajar bagaimana sebenarnya cinta itu bekerja. Bagaimana sebenarnya dia harus memperlakukan orang yang dia cintai. Jagad harus belajar tentang semua itu bukan. Sudahlah, rencan
Clathria yang ada di sebelah Leo terlonjak kaget saat mendengar ucapan Ana. Bukti kematian Vivaldi? Bukti apa yang Ana maksud saat ini? "Bukti kematian siapa? Vivaldi? Memang ada urusan apa antara kematiannya dengan rencana kita saat ini?" Wajah Leo terlihat bingung dan kemudian dia bertanya kepada Clathria yang berada di sebelahnya. "Vivaldi itu pacarmu dulu kan? Yang kamu bilang dia dibunuh oleh Jagad?" Clathria hanya mengangguk dan tak menjawab apapun. Tampaknya Clathria memang benar-benar terguncang ketika mendengar ucapan Ana. "Adik ipar, aku harap apa yang kamu bawa ini memang berguna untuk digunakan dalam rencana kita. Coba aku ingin dengar apa yang kira-kira bisa kita manfaatkan dalam bukti itu."Ana pun memantapkan dirinya untuk mengatakan hal ini. Tidak ada waktu lagi dan Ana harus segera bersiap agar bisa menjatuhkan Jagad dengan segera. "Saat ini Jagad ditahan di kantor polisi karena adanya bukti kematian Afandi akibat ulahnya. Dari rumor yang beredar hal itu dikarenaka
Jadi ini yang namanya Leo? Yah dia memang kelihatan mengintimidasi sih. Sejenak Ana ingin mengurungkan niatnya untuk bekerja sama dengan orang semacam ini. Tapi tampaknya Leo bukanlah orang yang bermurah hati ketika ada orang lain yang menyita waktunya tanpa alasan. Bisa-bisa nanti Ana lenyap dari dunia ini. "Ah, muak gimana ya?" Sungguh Ana kesulitan untuk merangkai kalimat dalam menjawab ucapan Leo. Leo benar-benar terlihat seperti orang yang mampu untuk mengintimidasi Ana dengan tatapannya yang luar biasa tajam itu. Padahal tidak melotot tapi mengapa tatapan matanya setajam itu? Benar-benar mengerikan. "Clathria sudah menceritakan keadaan kamu dengan Jagad. Anak itu benar-benar tidak tahu balas budi ya. Padahal dulu kan kamu sudah menyelamatkan dia waktu tenggelam di kolam renang. Ah tapi mungkin kamu sudah lupa dengan hal itu karena aku dengar kamu mengalami kecelakaan. Apakah sekarang kondisi kamu sudah membaik adik ipar?" Leo dengan angkuh lalu duduk di hadapan Ana. Clathria j
Apa karena Clathria adalah seseorang yang suka sekali dengan hubungan gelap untuk dapat melindungi dirinya makanya saat ini dia malah mengatakan hal yang tidak berguna seperti itu? "Aku hanya ingin membalas dendam pada Jagad bukan ingin melakukan perbuatan rendahan semacam itu. Jangan samakan semua orang dengan dirimu yang mudah sekali untuk menghalalkan cara seperti itu demi bisa mencapai tujuan kamu." Ana sedikit sensitif jika menyangkut masalah perselingkuhan. Ana teringat pada dirinya yang diabaikan dan diperlakukan dengan keji oleh keluarganya karena statusnya sebagai anak selingkuhan. Lalu orang luar yang tidak tahu apa-apa dengan kehidupannya ini malah mengatakan hal bodoh semacam itu. Wajah Clathria sempat terhenyak sebentar sebelum akhirnya dia bisa menyadarkan dirinya sendiri. "Astaga, kamu sensitif sekali ya soal perselingkuhan. Padahal kan aku hanya bercanda soal selingkuh itu. Sudahlah, karena kamu sudah bisa mengatakan alasanmu dengan jelas maka aku tidak jadi pulang d
Ambisi Ana untuk bisa menjalani hidup yang lebih berguna perlahan-lahan mulai bangkit. Ana merasa tak ada gunanya jika dirinya hanya terus bermalas-malasan. Setidaknya nanti jika dirinya diusir atau bahkan dipenjara karena kedoknya telah ketahuan maka Ana bisa tetap hidup dengan uang yang dia hasilkan selama menjadi Edna. Untuk itulah Ana harus bisa tetap hidup dengan baik dan hidup lebih lama. Tiba-tiba Ana jadi teringat dengan Leona yang tak kunjung kembali walaupun Ana telah memintanya datang. Apakah Leona berpikir dia adalah bawahan Jagad sehingga merasa enggan untuk menemui Ana di rumah keluarga Hariman? Padahal kan tidak perlu seperti itu. Padahal kan Ana juga hanya ingin menjadikan Leona sebagai temannya karena Ana benar-benar merasa kesepian saat ini. Rasa kesepian yang amat menyiksa ini tentu saja akan sulit untuk ditangani oleh Ana yang tidak punya satu pun teman sekarang. Kesalahannya saat bersikap super arogan kemarin telah menghilangkan teman yang harusnya dia dapatkan. T
Clathria tidak mengatakan apapun pada Ana dan hanya pergi begitu saja setelah dia dipanggil oleh istri sah dari pria yang menjadikannya simpanan. Ya kalimat sederhananya sih Clathria dipanggil oleh ibu kandung Marchelia. Tadi Ana bisa melihat bahwa Marchelia terlihat biasa saja saat ada simpanan ayahnya berkeliaran di acaranya yang penting itu. Apakah Marchelia tidak marah acaranya diganggu oleh wanita rendahan seperti itu? Atau sebenarnya Marchelia memang tidak punya hak untuk marah karena dirinya adalah anggota keluarga Sastrawidjaja yang punya posisi lemah di keluarga tersebut. Yah apapun itu yang jelas Ana sangat terkejut mengetahui bahwa ternyata Edna punya sepupu yang berasal dari pihak ibu kandungnya. Selama ini Ana tidak pernah mendengar tentang ibu kandung Edna. Yah siapa juga yang mau membicarakan hal tersebut secara terang-terangan di keluarga Hariman. "Edna, kamu tadi ngobrol sama siapa?" Wajah Claudia terlihat panik saat menghampiri Ana. Ana bisa melihat kalau Claudia da
Siapa pula Clathria ini? Ana belum pernah mendengar namanya sama sekali. Di rumah keluarga Hariman tidak pernah disebutkan tentang nama itu. Apa mungkin orang ini hanya berkhayal saja? Lagipula entah mengapa dari penampilannya Ana merasa orang ini kurang berkelas jika dibandingkan dengan semua manusia yang ada disini. "Kenapa merhatiin aku sampai segitunya? Menurut kamu aku gak pantas ya jadi pacarnya Vivaldi? Ya memang sih dari dulu kamu gak pernah suka dengan aku." Clathria kemudian tertawa geli dan itu membuat Ana makin tidak nyaman. Sebenarnya apa tujuan orang ini menghampiri Ana?"Ngomong-ngomong Edna, kenapa sekarang kamu berubah drastis ya? Edna yang biasanya melakukan sesuatu dengan pertimbangan matang dan enggan menimbulkan kontroversi sekarang malah berbuat serampangan hingga akhirnya dijauhi di perkumpulan kalangan atas. Kamu ada disini sekarang karena sudah tidak memiliki teman kan?" Clathria lagi-lagi tertawa. Bagi Ana orang ini mudah sekali tertawa ya. Padahal tidak ada
Ana sudah memutuskan untuk hidup dengan sangat baik sebagai Griselda Edna Hariman. Ana tidak ingin lagi menjadi suruhan Jagad. Ana memang terkesan tidak tahu karena sebenarnya hubungan antara dia dan Jagad itu saling menguntungkan andai saja Ana tidak terpengaruh oleh kasih sayang yang diberikan oleh keluarga Hariman kepada dirinya. Oleh sebab itu jika Jagad ingin membocorkan soal kesepakatan antara dirinya dan Ana maka Ana akan dengan sukarela menerima hal itu. Namun sebelum itu Ana ingin menikmati semua kasih sayang dan harta yang diberikan oleh keluarga Hariman. "Sayang, kamu mau ikut mama untuk pergi ke rumahnya Marchelia gak? Keluarga Sastrawidjaja sudah mulai mau menerima keluarga Hariman lagi. Ya bagaimanapun kan ada cucu mereka di kandungan Marchelia." Wajah Claudia terlihat sangat cerah saat mempersiapkan acara lamaran untuk Patrik dan Marchelia. Yah semua orang di rumah ini memang dengan senang hati mempersiapkan hari yang bahagia itu. Ya walaupun menurut Ana sendiri sebena