*Tujuh Hari Setelah Dewi Dimakamkan*Teror pertama yang dialami Juriah bertepatan dengan malam ketujuh setelah jenazah Dewi dimakamkan, selain Juriah ada tiga orang yang mendapatkan teror serupa.Mereka adalah ....1, Orang tua Dewi"Amaaaak!"Suara jeritan itu membuat Hafni—ibunda Dewi terbangun dari tidurnya, letih badan dan pikiran, baru ini dia terlelap sejak sang anaknya ditemukan."Uda bangun, Da. Aku mendengar suara teriakan Dewi," Hafni berbisik di dekat telinga suaminya."Abaaak!"Alfi—suami Hafni membuka matanya, memasang telinga pasat-pasat demi memastikan apa yang baru saja didengarnya."Amaaak! Wi pulang,"Hafni memegang erat lengan suaminya, Alfi perlahan bangkit dari tidur dan kini pasangan itu sama-sama terduduk di ranjang mereka."Uda mendengarnya?" tanya Hafni memastikan.Alfi mengangguk, "Ayo kita lihat," bisiknya.Hafni pun mengangguk, pasangan itu perlahan turun dari tempat tidur dan melangkah pelan mendek
"Mas, kamu apakan aku semalam? Kenapa seluruh tubuhku sakit sekali dan gak bisa digerakkan?" istri Umar mengeluh saat terbangun pagi hari dan merasakan tubuhnya kaku.Jantung Umar berdetak kencang mendengar keluhan sang istri, kejadian semalam terasa begitu nyata walau dirinya menganggap itu semua hanya mimpi. "Kita ke rumah sakit," ajaknya, bergegas Umar mengambil pakaian sang istri dan memasangkannya. Selama itu berlangsung istri Umar terus menangis dan menjerit kesakitanKetika diangkat ke mobil, perempuan itu juga menangis meraung-raung. Sampai di IGD dokter langsung memeriksakan kondisi Nyonya Umar, hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa wanita itu mengalami; otot tertarik, leher terkilir, dan bagian lutut yang bengkok. Cedera tersebut bisa dialami wanita ketika melakukan kegiatan seks ekstrim."Cidera ini cukup parah, butuh waktu untuk pemulihan." Ujar dokter yang memeriksa.Umar tertunduk diam, tak berani menatap mata dokter yang tersenyum seolah menge
*Satu Pekan Kemudian*"Bu Ratna, yang tinggal di rumah sebelah asrama itu keluarganya bapak ya?” tanya seorang dosen kepada Ratna.Pagi itu mereka semua tengah berkumpul dalam sebuah ruangan, bukan cuma para dosen tapi juga seluruh staf kampus.“Iya sahabat bapak waktu kuliah dulu,” jawab Ratna santai. “Kenapa memangnya?” Ratna balik bertanya.“Itu loh Bu, dua malam yang lalu anaknya terkurung semalaman di toilet asrama, baru ketahuan jam tiga pagi saat salah seorang siswi hendak ke toilet.” Jawab dosen yang pertama bertanya.“Loh kok bisa?” tanya yang lain.“Gak tau tu, sekarang malah jadi omongan di kalangan anak-anak, dikait-kaitkan dengan hantu Dewi.”“Hantu Dewi? Memangnya Dewi gentayangan jadi hantu?”"Katanya sih begitu, apa mungkin Dewi nggak tenang karena misteri kematiannya belum terungkap?" tanya yang seorang lainnya.Ratna dan Umar yang sama-sama ada di ruangan bergeming tak menyahut walau sepatah kata pun, keduanya sama ter
Berita kecelakaan yang menimpa Ratna, membuat gempar para dosen dan staf kampus. Juga menimbulkan kecemasan tersendiri di hati Umar, apalagi setelah dia mendengar kalau Ratna mengalami kerasukan. Umar cemas wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu akan membocorkan rahasia mereka, kecemasan Umar kian menjadi-jadi kala teringat kalimat ancaman yang diucapkan Ratna.Umar curiga, Ratna mengintip saat dirinya melecehkan Dewi. Bisa jadi itulah kenapa wanita tersebut berani blak-blakan mengatakan Dewi dendam kepada Umar, saat laki-laki itu kepada Ratna perihal istrinya yang dirasuki roh Dewi."Tidak ada lagi yang bisa aku harapkan dari wanita cacat itu," gumam Umar. "Ratna harus dibuat lupa, agar dia tidak menyebut namaku dalam situasi apapun." gumamnya lagi, dengan alasan tersebut Umar kembali mendatangi dukun langganannya."Ada seorang perempuan, yang pernah hadir di masa lalu saya, Angku. Sementara saya sudah menikah dan punya anak, perempuan itu masih terus mengejar.
Johan memperhatikan ponsel yang ditemukan di gedung bekas kantin kampus, benda itu ditemukan anggota tim saat mereka menyelidiki TKP pada malam hari.“Bagaimana dengan orang misterius yang kepergok menyelinap ke ruang rapat para dosen semalam?” tanya Johan kepada Yosef—seorang anggota tim-nya.“Siap Kep, sudah dapat data nama-nama pemilik mobil serupa di kota ini dari satlantas kota," lapor Yosef.“Oke, ada info lain lagi?”“Kabarnya di malam saat gadis bernama Juriah itu terseret puluhan meter, ada seorang dosen yang sedang dirawat di rumah sakit juga mengalami kerasukan serupa, Kep.”Sepasang alis Johan tampak bertaut,”Siapa dosen tersebut?” tanyanya.“Namanya Umar, Kep. Kabarnya si Umar ini dosen pembimbing Dewi dalam membuat skripsi,” Yosef menambahkan keterangannya.“Baiklah, korek informasi apa saja terkait orang bernama Umar itu,” titah Johan.“Siap laksanakan, Kep!” seru Yosef bersemangat.Sementara Yosef pergi ke rumah sakit untuk m
“Kejadian apa itu?” tanya Johan penasaran.“Saya, juga Akmal sama melihat penampakan hantu Dewi, dia mencekik Maya dan melemparkan tubuh Maya dari ketinggian. Sekarang Maya lumpuh,”“Maya itu teman Dik Sofa?” tanya Johan ingin memastikan.Sofa mengangguk, “Teman sekamar Dewi di asrama,” jawab Sofa.Tiba-tiba Johan merasa sekujur tubuhnya merinding, alangkah banyaknya korban teror hantu Dewi, seumur hidup baru kali ini dia menghadapi kasus sepelik ini."Jadi sampai sekarang kondisi Maya masih lumpuh?" tanya Johan lagiSofa mengangguk, "Menurut dokter ortopedi, Maya mengalami cedera di tulang belakang. kemungkinan pulih 50:50 tergantung bagaimana perkembangan dan penanganannya.""Bagaimana dengan Akmal?" tanya Johan, seingatnya Akmal disebut-sebut juga memiliki hubungan spesial dengan Dewi."Dia baik, sangat religius, gak pernah tinggal sholat, dan gak terlalu genit dengan perempuan.""Mungkin tidak kalau akmal melakukan sesuatu di luar nalar?"
Di tempat lain, tepatnya di rumah Akmal. Si pemuda baru saja mematikan layar laptop dan bersiap untuk tidur. Sejenak merebahkan badan, tiba-tiba Akmal merasa suhu udara di dalam kamar menurun drastis.Suhu dingin itu menusuk sampai ke tulang, mata Akmal melirik pada kipas angin yang berputar, putarannya terlihat normal dengan kecepatan sedang. Dirinya yakin perubahan suhu udara ini bukan disebabkan oleh angin yang dihasilkan putaran baling-baling kipas, tetapi berasal dari sesuatu yang tidak masuk akal.Baru saja Akmal hendak menarik selimut untuk menutupi badannya, dan mengabaikan ketidaknormalan ini. Tiba-tiba lampu kamarnya mati, seketika ruangan di dalam kamar menjadi gelap gulita.Akmal mengintip keluar lewat kaca jendela, yang berada di bagian kepala tempat tidur. Suasana di luar kamar juga tampak gelap gulita, dia mengira pasti sedang ada pemadaman listrik bergilir. Namun, anehnya kipas angin di dalam kamar tetap berputar seakan tidak terpengaruh dengan hilan
Masih di malam yang sama, di rumah Maya ramai sanak saudara menginap. Keheningan malam terusik oleh suara jeritan melengking panjang, membangunkan seisi rumah. Suasana seketika menjadi panik kala semua orang yang terbangun melihat tubuh Maya mengambang di udara.Abangnya Maya yang lulusan pesantren langsung membacakan ayat-ayat suci, berharap gangguan yang dialami sang adik mereda atau hilang. Namun, yang terjadi kemudian tubuh Maya terangkat semakin tinggi dan berputar kuat bagai gasing.Seisi rumah menjerit ketakutan, suara jeritan mereka tumpang tindih dengan suara tawa Maya yang melengking seperti ringkik kuda. Ayah Maya berinisiatif membukakan pintu lalu berlari ke rumah tetangga, yang merupakan seorang ulama di kampung mereka. Sang tetangga rupanya sudah terjaga, karena kebiasaannya melaksanakan sholat malam."Tunggu sebentar, tuan Angku sedang sembahyang, nanti beliau akan menyusul." ujar istri si ulama yang membukakan pintu. Ayah Maya mengangguk setuju, dia