Share

17. Makan Siang

Penulis: Yushinta Devi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-29 10:00:51

"Saya tidak bisa!" Tolak Dewa, ia tidak melanjutkan memakan makanannya.

"Pasti bisa." Kekeuh Bianca.

"Saya tidak bisa!"

"Kalau Mas Dewa nggak bisa, artinya Mas Dewa….." Bianca tidak melanjutkan ucapannya, ia justru bergidik ngeri membayangkan kata yang hampir terucap dari bibirnya.

"Apa?" Tanya Dewa galak.

"Hmm … itu loh yang lagi trend di luar negeri."

Dewa yang mulai paham menatap tajam Bianca, wanita itu tidak takut justru semakin menantang Dewa.

"Mas Dewa bisa, kan?"

"Kapan?"

Dalam hati Bianca bersorak senang, rencananya berhasil. Ada untungnya juga banyak mengobrol dengan mertuanya.

"Mas Dewa tenang saja, karena aku masih datang bulan, kita pergi minggu depan." Bianca tersenyum manis.

"Berapa lama?"

"Aku pengennya sih satu bul—

"Kamu pikir saya pengangguran!" Sahut Dewa sebelum Bianca men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   18. Kemeja Merah

    "MAS DEWA TOLONG!!!!"Mendengar jeritan dari Bianca, Dewa bergegas menyusul memasuki ruang pribadinya. Ia lalu mengetuk pintu kamar mandi yang ada didalam ruangan itu."Bi… ada apa?" Teriak Dewa dari luar."Mas tolong…" Bianca juga ikut berteriak."Katakan ada apa?" Dewa bingung apa yang harus dilakukannya. Jika mendengar dari teriaknya, Bianca tidak merasa kesakitan.Bianca membuka pintu lalu menghambur ke pelukan Dewa. Dewa yang bingung bertambah bingung. Tubuh Bianca begitu erat memeluk tubuhnya, bahkan tangan wanita itu melingkari tubuhnya.Dewa merasa pakaiannya basah, Dewa mencoba melepas tubuh Bianca dari tubuhnya, namun, Bianca semakin mempereratnya. "Jangan dilepas, aku malu.""Ada apa sebenarnya?" Tanya Dewa penasaran, apalagi saat ini pakaiannya yang basah menembus hingga ke tubuhnya."Jangan marah, ya! Berjanjilah terlebih dahulu." Cicit Bianca di dekapan Dewa.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   19. Merah dan Hitam

    BrakkBianca tertawa dalam hati, sepertinya dia harus sering-sering datang kesini. Kalau perlu Bianca akan kesini setiap hari untuk menyingkirkan kerikil kecil yang akan mengganggu rumah tangganya. Berkat kedatangan mama mertuanya Bianca juga mengetahui jika Dewa belum mempunyai seorang kekasih, wanita tadi murni sekretaris suaminya saja. Menurut informasi dari Maria, Dewa tidak pernah merespon perbuatan Viola diluar pekerjaan, Namun, Viola yang selalu mencari perhatian Dewa."Viola, jangan harap kamu bisa dekat-dekat Mas Dewa lagi." Batin Bianca.Bianca perlahan menjauh dari Dewa, wanita itu tidak merasa bersalah atau apa, Padahal tindakannya tadi cukup berani dengan menempelkan area sensitifnya ke kepala Dewa. Dewa sendiri juga diam, ia cukup kaget dengan tindakan Bianca. Dewa bahkan dengan jelas bisa merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bagian kepalanya. Sesuatu yang seharusnya memiliki penutup yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   20. Bengkel Cantika

    Bianca tidak kembali ke restoran, wanita itu mengunjungi Cantika setelah mendapatkan izin dari suaminya.Jika Bianca mempunyai restoran, Cantika mempunyai bengkel. Wanita itu sangat suka memodifikasi motor atau mobil miliknya sehingga mendirikan bengkel sendiri.Saat datang Bianca bisa melihat jika sahabatnya itu sedang sibuk membetulkan mobil milik pelanggannya.Bianca berjalan mendekati Cantika dengan sesekali membalas sapaan dari pegawai disana. Bengkel ini tidak terlalu besar, namun, Cantika mempunyai pegawai lebih dari 5 orang dan satu partner yang mendirikan bengkel ini.Semua yang bekerja disini mengenal Bianca tanpa terkecuali karena mereka memang sering menghabiskan waktu bersama. Kadang Cantika yang akan mampir ke restoran Bianca untuk sekedar bertemu, begitu pula sebaliknya."Tika." Panggil Bianca saat sudah dekat dengan posisi sahabatnya. Cantika saat ini sedang berada di bawah mobil, entah apa yang sedang dikerjakannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 21

    "Dia? Dia yang itu." Bianca mengangguk lalu meneguk minuman yang diberikan Cantika."Terus Dewa tahu lo ketemu sama dia?""Kayaknya sih nggak." Jawab Bianca tak yakin. Saat keluar dari minimarket Dewa sudah ada di depan. Bisa jadi saat Bianca sedang berbicara dengan pria itu Dewa melihatnya, tapi, kalau Dewa tahu, kenapa pria itu hanya diam saja."Kok nggak yakin gitu? Dia nggak macem-macem kan sama lo?" Cantika khawatir karena pria yang dimaksud oleh Bianca adalah pria yang sangat terobsesi pada sahabatnya itu.Bianca menggeleng, "Untungnya sih nggak! Walaupun dia macem-macem tinggal gue teriak aja." Bianca masih merasa bisa mengatasi pria yang sedikit gila itu. Baginya, dia bisa jauh lebih gila jika ada yang mengganggu kehidupannya."Mending lo cerita soal ini ke Mas Dewa." Usul Cantika.Bianca tampak berpikir sejenak dengan usulan Cantika, menimbang-nimbang apakah itu perlu dilakukan olehnya atau

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 22

    "Saya."Sahutan dari belakang Dona membuat Bianca berdiri dari tempat duduknya.Bianca cukup terkejut dengan kedatangan pria itu yang tiba-tiba. Bianca memberikan kode agar Dona keluar dari ruangannya. Setelah memastikan pegawainya itu pergi Bianca baru menaruh penuh atensinya kepadanya.Langit memperlihatkan senyumannya seperti biasanya. Dari penglihatan Bianca, Langit tidak merasa ada yang salah dari kedatangan maupun sapaan pria itu kepadanya."Ngapain lo kesini?" Tanya Bianca ketus.Langit tertawa seolah pertanyaan Bianca sebuah lelucon. Puas tertawa Langit berjalan mendekati meja Bianca. "Mana pelukan buat gue?" Langit merentangkan kedua tangannya. Bianca memutar bola mata kesal. Hari ini begitu menguji kesabarannya. "Ada perlu apa lo kesini?" "Wow.. selow Bi." Sahut Langit, pria itu menurunkan tangannya, lalu ia taruh diatas meja kerja Bianca. Langit menatap mata Bianca intens, sepasang mata itu memberikan intimi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 23

    Tiga puluh menit sebelumnya…"Terimakasih Pak Dewangga, saya menunggu kabar baiknya."Dewa hanya mengangguk singkat. Dia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Setelah melihat jam yang ternyata sudah hampir mendekati jam makan siang, Dewa segera mengambil ponsel dan mengirimkan pesan kepada Bianca agar wanita itu tidak datang ke kantornya."Maaf saya tidak bisa ikut makan bersama, saya sudah mempunyai janji lain." Dewa beranjak dari kursinya, lalu menatap sekretarisnya yang ikut berdiri."Viola, tolong temani mereka makan!" Titah Dewa tidak ingin dibantah. Viola yang hendak protes hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal."Tidak apa-apa Pak Dewa, lain kali kita masih bisa makan siang bersama. Terimakasih atas waktunya." Balas kliennya.Dewa mengangguk lalu pergi tanpa menoleh lagi ke arah Viola yang masih berharap bisa ikut dengannya.Dewa sebenarnya sudah sangat jengah denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 24

    "Baiklah."Bianca menatap Dewa penuh kecewa, dia sangat berharap Dewa menjawab tidak. Kenyataan memang tak selalu sesuai dengan keinginan. Bianca menunduk lesu, berakhir sudah usahanya mencuri hati pria itu.Berbeda dengan Bianca, Langit justru tersenyum puas mendengar jawaban Dewa. Tidak sia-sia dia langsung mengatakan tujuannya kesini. Tadinya dia mengira akan terjadi perkelahian atau paling tidak ada adu mulut. Ternyata dugaannya salah, saudaranya memang terpaksa menggantikan posisinya.Baru saja Langit tersenyum puas, suara Dewa kembali mengisi ruangan yang hening itu. "Hanya jika Bianca bersedia!"Bianca mendongak, dia kembali menatap suaminya, mencari sesuatu yang mungkin saja akan kembali mematahkan hatinya, akan tetapi, Bianca tidak menemukan itu. Dia melihat raut wajah suaminya begitu serius dan tenang.Langit melunturkan senyumnya, dia beralih menatap Bianca yang masih berdiri di tempatnya tadi. "Katakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 25

    "Kau percaya dengannya? Lalu kenapa tadi kau membelaku?" Dewa ganti bertanya. Dia cukup terkejut, tadinya dia berpikir Bianca tidak akan percaya begitu saja dengan Langit.Bianca menggeleng keras, dia kembali berdiri, ingin mendekati Dewa, akan tetapi, pria itu menyuruhnya untuk tidak mendekat. "A-aku hanya ingin mendengarnya langsung dari Mas Dewa.""Sama saja kamu tidak percaya denganku!" Sahut Dewa ketus. Dia berbalik badan untuk meninggalkan Bianca seorang diri di ruangannya."Tunggu Mas! Maafkan aku, aku percaya sama kamu. Kamu tidak akan memakai cara licik untuk mendapatkan warisan kakek Prayoga." Ucapan Bianca mampu menghentikan langkah kaki Dewa.Pria itu menoleh ke belakang sebentar lantas kembali berjalan tanpa memberi balasan. Bianca yang tidak mendapat respon segera mengejar langkah kaki suaminya. Tepat di belakang Dewa, Bianca meraih lengan kirinya. "Mas, tolong jangan marah." Mata Bianca sampai berkaca-kaca. Dia takut jika Dewa marah lalu meme

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16

Bab terbaru

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 43

    "Mas, ada telepon." Kata Bianca dengan nafas terengah-engah."Biarkan saja!" Dewa kesal. Kegiatannya harus terhenti oleh panggilan telepon entah dari siapa."Tapi—"Itu tidak lebih penting dari ini, Bi!" Ucap Dewa, dia kembali melanjutkan kegiatan mereka yang terhenti dengan tiba-tiba.Namun, layaknya pengganggu yang tidak mau kalah. Ponsel Bianca terus berdering membuat Dewa tanpa sadar mengumpat.Dewa terpaksa melepas tubuh Bianca dari cumbuannya. Dia melangkah mundur, membiarkan Bianca mengambil ponselnya.Dengan nafas yang kembali terengah, Bianca menggeser tombol hijau untuk menjawab."Assalamualaikum Ma." Sapa Bianca begitu panggilan tersambung."Waalaikumsalam Bian, kamu sedang apa? Kenapa nafas kamu seperti itu?" Jawab Mama Maria. Iya. Orang yang mengganggu kegiatan sore mereka adalah Mama Maria. Mama Maria mendapatkan kabar jika anak dan menantunya sudah tidak berada di paris. Karena tidak ada

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 42

    "Iya dia sangat spesial, jadi jangan menangis!"Bianca mundur dari tempatnya berdiri. "Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Tanya Bianca pasrah. Dia tidak bisa berpikir dalam kondisi seperti ini. Bianca berharap siapapun dapat menolongnya saat ini. Hatinya sedang tidak baik-baik saja."Cukup seperti biasanya saja." Jawab Dewa."Sampai kapan? Apa selamanya akan seperti ini." Tatap Bianca sendu.Dewa mengangguk. "Kita akan selamanya bersama.""Apa tidak cukup hanya aku?" "Memang hanya kamu, Bi." Bianca semakin terisak. Jadi dia hanya akan berperan sebagai nyonya Dewangga, sedangkan nyonya yang sesungguhnya sengaja disembunyikan. Bianca menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.Dewa semakin mengernyit bingung, bukankah wanita akan senang menjadi satu-satunya, lalu, kenapa Bianca justru kembali terisak. Dia berjalan mendekati Bianca, mengambil kedua tangan Bianca. "Tolong jangan menangis, Bi. Saya harus b

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 41

    "Mas.. aku baik-baik saja." Kadang Bianca bingung sendiri, sebenarnya Dewa ini khawatir dengannya atau hanya mencari cela agar mereka bisa segera pulang."Baik-baik saja apanya? Lihatlah wajahmu memerah." Dewa tidak mudah percaya. Dia bisa diamuk 4 orang sekaligus jika Bianca beberapa kali jatuh sakit saat sedang liburan.Bianca meraih tangan Dewa yang masih berdiri di samping tempatnya berbaring. Bianca membutuhkan tambahan tenaga untuk bisa membuat Dewa duduk di dekatnya.Saat sudah berhasil membuat Dewa duduk di dekatnya Bianca mengambil kedua tangan Dewa untuk diletakkan di kedua pipinya. "Tidak panas, kan?"Dewa menggeleng. "Ok." Dewa menarik kembali tangannya, dia sudah hendak berdiri lagi, akan tetapi, Bianca menarik kembali tangannya."Apalagi?" Bianca tampak malu-malu untuk mengucapkannya. "Boleh aku belajar saat ini?" Dewa mengernyit, "Kamu mau belajar apa?"Bi

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 40

    Bianca tidak berhenti memegang bibirnya meski saat ini dia sedang berada di dalam pesawat. Matanya enggan terpejam, takut jika dia bangun semuanya hanya mimpi semata.Dewa disebelahnya duduk dengan tenang, membaca buku yang sengaja dibaca disaat seperti ini. Perjalanan panjang yang akan sangat membosankan jika hanya diisi dengan tidur saja."Masih kurang?" Tanya Dewa. Matanya sejak tadi melirik tingkah Bianca yang tidak berhenti tersenyum sambil menyentuh bibirnya."Eh." Bianca salah tingkah. "Lebih hebat siapa saya atau pria yang kamu cintai?" Tanya Dewa tanpa menoleh."Ini pertama kalinya buatku, Mas." Jawab Bianca malu. Dia tadi terlihat sekali jika belum memiliki pengalaman. Dia hanya mengikuti nalurinya saja. Apa yang dilakukan oleh Dewa, dia akan melakukan hal yang sama."Bagus." Ucap Dewa lirih."Apanya Mas?" Tanya Bianca tidak paham dengan jawaban Dewa."Buku yang

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 39

    "Sudah siap semuanya?" Tanya Dewa setelah mengecek ulang barang-barang mereka yang mungkin saja masih tertinggal."Sudah semua Mas." Bianca menutup kopernya. "Ayo." Ajak Dewa sudah siap membawa dua koper."Mas." Panggil Bianca ragu-ragu."Ada apa? Apa masih ada yang terlewatkan." Tanya Dewa. "Banyak." Batin Bianca."Apa kita tidak membuat kenangan terlebih dahulu untuk kita kenang nantinya?" Liburan yang Bianca harapkan harus cepat berakhir karena dia terkena flu. Tentu saja Bianca sedih. Dia sudah berharap banyak dengan bulan madu ini. Nyatanya baru menginap dua malam, mereka sudah akan kembali ke negara mereka."Sudah ada lebih dari satu kenangan yang bisa kamu ingat." Sahut Dewa."Kenangan yang mana?" Bianca sampai harus mengernyitkan dahi untuk mengingat-ingat kejadian apa yang bisa dikenang."Oke, saya sebutkan satu per satu. Dengarkan baik-baik. Pertama, kamu melakukan pelecehan kepada saya." De

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 38

    Dewa sudah mulai makan sejak lima menit yang lalu, akan tetapi, Bianca masih setia berdiam diri sambil melihat Dewa makan."Mas." Panggil Bianca.Dewa mengangkat kepala sebagai ganti sahutan."Mau." Rengek Bianca. Jika sedang tidak enak badan, Bianca akan menjadi wanita manja yang tidak ingat umur.Dewa menelan makanannya lalu meminum seteguk baru menjawab. "Kemari dan makan." Dewa menyuruh Bianca turun dari ranjang untuk ikut bergabung duduk di sofa bersama dirinya.Bianca bangkit lalu berjalan mendekat. Dia duduk di sebelah kiri Dewa.Dewa mengambil satu piring makanan pembuka untuk Bianca, tetapi, wanita itu menolak. "Tidak. Aku mau makan itu saja." Dia menunjuk piring yang ada di depan Dewa.Dewa mengangguk, lalu mengambil piring yang masih penuh dan menyerahkannya ke Bianca. "Cepat makan dan minum obatmu." Titah Dewa yang lagi-lagi ditolak Bianca."Aku tidak mau. Aku mau itu Mas." Bianca masih menunjuk tepa

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 37

    "Aku mencintaimu, Mas." Batin Bianca. Saat ini Bianca hanya berani mengatakannya dalam hati. Dia belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Perasaan takut selalu datang saat Bianca ingin mengucapkan tiga kata itu. Dewa tidak sabar menunggu Bianca menjawab. "Kamu tidak mau menyebut siapa orangnya?"Bianca tampak ragu sebelum menjawab. "Kamu."Dewa mengernyit, alisnya dinaikkan satu, "Ada apa dengan saya? Kenapa bertanya balik." Kata Dewa salah paham. Padahal Bianca sudah menjawab pertanyaannya. Mungkin karena Bianca menjawab dengan ragu-ragu jadi Dewa mengartikan ucapannya sebagai pertanyaan. Bianca mengikuti saja apa yang dipahami Dewa. Dia juga penasaran dengan perasaan Dewa. Adakah wanita yang mengisi relung hatinya, ataukah tempat itu masih kosong. Jika benar kosong, Bianca akan maju nomor satu untuk mengisinya dengan senang hati. "Apa Mas Dewa juga sedang mencintai seseorang?" Tanya Bianca.Jantung Bianca berdegup k

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 36

    Bianca berjalan menjauh dari Dewa setelah mencium pipi suaminya. Dia sangat malu saat ini, tadi dia melakukannya reflek saat melihat orang yang ada di depannya juga melakukan hal yang sama.Bianca sampai melupakan jika ponselnya masih berada di tangan Dewa. Dia terus berjalan tak tentu arah untuk menormalkan lagi debar jantungnya. Meski dia pernah datang kesini, nyatanya banyak perubahan yang terjadi di sekitarnya. Dia tak akan ingat jika hanya berkunjung sesekali. Saat debaran jantungnya sudah kembali normal dia menoleh ke belakang, dia mengira Dewa akan mengikutinya, ternyata tidak. Pria itu tidak ada di belakangnya. Bianca mulai panik, dia tidak memegang ponselnya, sedangkan itu alat komunikasi satu-satunya yang dia miliki."Aduh gimana ini? Mana aku tadi asal jalan aja." Bianca panik sendiri, pikirannya mulai kosong. Dia bahkan memikirkan beberapa kemungkinan yang baginya sangat cocok dengan kondisinya saat ini."Gimana ka

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 35

    "Mohon maaf Pak menurut pantauan cctv, tidak ada kesalahan dalam pemasangan label check in.""Oke. Terimakasih atas waktunya." Dewa menutup panggilan teleponnya. Jika bukan kesalahan dari pihak maskapai tentu saja ini jelas ulah orang tuanya sendiri. Pantas saja dia merasa ada yang aneh saat menaruh koper di bagasi. Disana ada kotak yang ditutup dengan kain berwarna hitam."Gimana Mas?" Tanya Bianca yang berdiri di sampingnya. Wanita itu masih mengenakan bathrobe setelah selesai mandi.Dewa menggeleng, lalu menempelkan kembali ponselnya di telinga. Menunggu beberapa saat sebelum panggilannya mulai tersambung."Telepon siapa?" Tanya Bianca dengan suara pelan.Dewa memberi kode agar Bianca diam dengan jari telunjuknya ditaruh di mulutnya sendiri. Bianca mengangguk, lalu sedikit menjauh."Assalamualaikum Ma.""Waalaikumsalam." Jawab Mama Maria. Papa Hasan yang berada satu ruangan dengan Mama Maria berjalan mendekat, dia ing

DMCA.com Protection Status