Share

Sampai Matahari Terbit

Penulis: PlutoPen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-16 19:07:44

Yoshiro menghela nafas panjang setelah semuanya berakhir. Ivona pun merebahkan tubuhnya di samping Yoshiro. Menggunakan tangan Yoshiro yang merentang ke samping sebagai bantalan.

Kepala Yoshiro bergerak ke sisi kanan. Atau lebih tepatnya menatap ke arah Ivona. Perempuan itu sama sepertinya. Tidur di atas kasur tanpa sehelai kain pun di tubuhnya.

Kondisi sangat hening saat itu. Sampai ada telepon Ivona yang berada di nakas samping kasur berbunyi. Ivona duduk di atas kasur. Mengambil ponselnya. Lalu membuangnya ke arah Yoshiro.

"Jawab dan katakan aku tertidur di apartemenmu," ujar Ivona setelah membuang ponselnya ke arah Yoshiro.

Yoshiro mengambil ponsel itu. Melihat nama Yuri terpampang di sana. Menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Dan saat ia ingin menjawab telepon itu, bagian dadanya terasa sesak. Karena Ivona yang tadinya duduk di pinggir kasur, kini kembali tiduran dengan memanfaatkan dada bidang Yoshiro sebagai bantalan.<
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Alasan Apartemen Baru

    Yuri dan Ivona masih berada di kantor walau jam kerja sudah selesai. Pukul 20.13. Ivona masih mengerjakan tugas yang tersisa. Dan Yuri masih menunggu Ivona. Bersiap sedia jika seandainya Ivona membutuhkan bantuannya."Saya dengar besok pagi ibu Yoshiro akan operasi. Apakah Anda akan meluangkan waktu mengunjunginya?" tanya Yuri mengecek jadwal pekerjaan Ivona besok."Tidak. Aku rasa aku tidak memiliki waktu untuk itu. Aku akan menemuinya lain waktu," balas Ivona masih mengecek berkas-berkas yang ada di mejanya."Tapi, bukankah Anda terlalu baik hati? Memindahkan ibu Yoshiro ke Rumah Sakit Orion dan mempercepat jadwal operasinya?""Anggap saja itu adalah bonus. Karena Yoshiro sudah melakukan pekerjaannya dengan baik."Ivona terlihat dingin. Namun itu terasa berbeda jika memang sudah akrab. Yuri adalah salah satu saksi hidup atas kehangatan seorang Ivona. Perempuan dengan uang tak terbatas itu sudah beberapa kali membantu kehidupan Yuri. Bah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Suka Pembohong

    Jika bisanya Serena dan Yoshiro menghabiskan waktu di taman saat istirahat. Kini mereka tidak keluar dari kelas Serena. Yoshiro menemani perempuan itu. Duduk di kursi. Menaruh kepalanya di atas meja Serena. Dan menutup matanya.Serena sendiri masih sibuk menggerakkan jari-jarinya yang menempel pada layar ponsel. Mencari hal-hal menarik dari media sosialnya."Jangan tidur di sekolah. Apakah rumahmu roboh sehingga membuatmu tidak bisa tidur malam tadi?" tanya Serena menegur Yoshiro."Aku tidak tidur semalam. Ada kucing masuk ke dalam rumahku. Dia memaksaku untuk bermain dengannya sampai matahari terbit. Aku bahkan tidak sempat sarapan pagi ini," balas Yoshiro mengangkat kepalanya dari meja."Apakah kamu memiliki makanan?" tanya Yoshiro menopang dagunya."Apakah kamu sedang memalakku? Aku ini atasanmu," tanya Serena balik."Aku tidak akan meminta makanan padamu, jika kamu mau pergi ke ruang makan. Aku terpaksa di sini untuk menemani

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Mengorbankan Satu Orang

    Setelah cukup lama berada di dalam bathtub yang berisikan air hangat, Ivona menyandarkan punggungnya pada dada bidang laki-laki yang berada di belakangnya.Yoshiro juga berada di bathtub itu. Tanpa busana. Sama seperti Ivona. Yang membuat orang lain yang melihat keberadaan mereka pasti akan langsung mengetahui apa yang terjadi pada mereka sebelumnya."Kenapa kamu selalu saja mengeluarkannya di mukaku? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa perawatan mukaku sangat mahal?" tanya Ivona menampung air hangat yang ada di dalam bathtub dengan telapak tangannya dan membasuhnya ke muka."Saya tidak tau harus mengeluarkannya di mana. Dan jika saya mengeluarkannya di dalam, maka pasti Anda akan membunuh saya," balas Yoshiro mengampit tubuh Ivona yang duduk di depannya menggunakan kedua kakinya yang tadinya lurus."Jangan pernah berpikir untuk mengeluarkannya di dalamku. Dan mulai besok, jika kamu mengeluarkannya di wajahku lagi, aku akan memotong setengah gaji

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bertarung Untuk Kopi

    Keenan duduk di atas kap mobilnya sembari menghisap batang rokok yang sudah ia bakar. Menatap ke arah pertarungan yang terjadi di hadapannya.Perebutan wilayah. Itu sudah sering sekali terjadi. Sehingga Keenan tidak perlu lagi khawatir. Ditambah lagi ia percaya dengan para anak buahnya. Kalau pun memang anak buahnya kalah, maka Keenan akan langsung turun tangan. Yang tentu saja, Keenan tidak akan menahan diri dan memenangkan pertarungan itu dalam sekejap mata.Keenan mengampit batang rokoknya di jadi tengah dan jari telunjuk. Menghembuskan asap yang tertampung di mulutnya. Lalu menatap ke bagian atas mobilnya. "Sejak kapan kamu berada di sana?" tanya Keenan menatap seorang laki-laki menggunakan jaket berwarna hitam bercampur biru yang sedang duduk di atap mobilnya.Laki-laki dulu yang pernah bertarung dengannya. Laki-laki yang memiliki kemampuan untuk meniru kemampuan orang lain. Yoshiro."Baru saja. Aku hanya sedang menuju ke arah rumah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Menjadikannya Robot Bertarung

    Yoshiro yang seharusnya ikut bertarung untuk membantu pasukan White Owl, ternyata tidak benar-benar membantu sepenuhnya. Yoshiro melawan semua orang yang berada di jangkauan pandangannya.Tidak peduli orang itu berasal dari White Owl. Atau anak buah dari Galil Fal. Yoshiro terlalu menarik perhatian. Laki-laki muda itu bertarung dengan pergerakan yang indah di tengah-tengah area pertempuran. Membuat pasukan White Owl dan anak buah Galil lebih fokus untuk menyerang Yoshiro dan melupakan pertarungan antara dua kelompok mereka.Semuanya tertuju pada Yoshiro. Keenan dan Aewon yang sedaritadi mengamati pun paham bahwa sejak awal Yoshiro memang tidak memiliki niat untuk membantu. Yoshiro datang untuk bersenang-senang."Apakah dia berhasil meniru kemampuan Yuki dengan sempurna?" tanya Keenan menyodorkan kotak rokok yang sudah terbuka ke arah Aewon."Aku rasa dia tidak menggunakan seluruh kemampuan Yuki dalam pertarungan ini. Dia hanya meniru kemampuan Yuki untuk menghindar atau menahan serang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Angka dan Pemimpin Baik

    Sheila membuka matanya secara perlahan. Ia masih merasakan pusing pada bagian kepalanya. Namun ia masih bisa merasakan dan menggerakkan tubuhnya.Tatapannya masih tertuju pada langit-langit ruangan. Memikirkan apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya. Sampai pada akhirnya ia mengingat detik-detik di mana ia masuk ke dalam ruangan operasi. Ia menengok ke arah samping. Berharap ada anaknya di sana. Namun tidak. Ada seorang perempuan menggunakan mantel tebal berwarna cokelat duduk di sofa dekat kasur tempatnya berbaring sekarang. Seorang perempuan cukup cantik dengan rambut hitam legam panjang. Sedang menatap ke arahnya."Apakah Anda merasa ada yang sakit pada tubuh Anda?" tanya perempuan itu berdiri dan berjalan mendekat ke arah Sheila."Siapa kamu?" tanya Sheila menatap ke wajah perempuan yang tak pernah ia lihat sebelumnya."Saya Yuri. Saya dan anak Anda bekerja di tempat yang sama. Anak Anda sedikit terlambat karena ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Jadi saya yang dimi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Percobaan Berbahaya

    Ethan Wesl kembali bersekolah setelah sekian lama diskors karena terbukti bertarung dan membuat murid beasiswa trauma. Sejak awal kecil Ethan memang seperti itu. Mencari orang yang menjadi pemimpin dari sesuatu kelompok, menantangnya berkelahi, dan merebut kelompok yang dimiliki oleh orang itu. Dan kebiasaan itu terbawa sampai sekarang. Ethan mengemas barang-barang sekolahnya. Berniat pulang setelah sepanjang hari mendengarkan ocehan guru yang bahkan tidak ada materi pun yang ia mengerti. "Oh, Serena. Aku baru menyadarimu. Aku pikir tadi siapa," ujar Ethan saat matanya tak sengaja menatap ke arah Serena. "Jika kamu ingin tidur, tidak perlu pergi ke sekolah. Tidurlah di rumah. Anggap saja masa skorsingmu masih berlaku," tegur Serena menyadari sejak awal kelas dimulai, Ethan menaruh kepalanya di atas meja sampai jam pulang. "Ah, perempuan ini masih ketus seperti dulu," ujar Ethan menggaruk kepalanya. "Bagaimana bisa kamu berpacaran dengan perempuan sepertinya?" tanya Ethan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Memiliki Apapun

    Yoshiro menunggu lift. Membawa dua tas besar yang berisikan semua baju dan keperluan Sheila. Rumah mereka yang dulu sudah tak mereka tempati lagi. Mereka pindah ke apartemen baru yang disewa oleh Ivona.Sheila terlihat bingung dengan segala yang ada di sana. Mulai dari saat mereka turun taksi, masuk ke area apartemen, dan melihat semua barang serta orang-orang yang berkerja di sana.Semuanya terlihat seperti di dunia lain. Dunia yang tak pernah Sheila sentuh sebelumnya."Apakah kamu benar-benar tinggal di sini?" tanya Sheila meremas tangan kirinya."Tempatku bekerja yang menyewakannya untukku. Aku tidak membayar sedikitpun untuk ini semua," balas Yoshiro."Bukankah ini sangat mahal? Bagaimana bisa atasanmu mau membayarkan semua ini hanya untukmu?""Aku tidak tau. Tapi aku rasa, Ibu bisa menanyakan secara langsung. Atasanku dan Yuri selalu datang untuk makan malam di tempatku. Ibu bisa berbicara dengannya jika memang sudah bertemu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26

Bab terbaru

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Epilog

    Sheila menggaruk keningnya saat melihat ada banyak sekali laporan perusahaan yang menumpuk di meja kerjanya. Sheila sudah bergabung dengan perusahaan milik Keluarga Olivia semenjak keberangkatan Yoshiro ke Jepang sebelas tahun lalu.Selama sebelas tahun itu, Yoshiro dan Ivona selalu menyempatkan waktu untuk kembali dan menemui Sheila. Namun satu tahun ke belakangan ini kedua orang itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan kembali. Membuat Sheila sedikit takut jika seandainya ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.Perhatian Sheila teralihkan saat mendengar ada suara ketukan pintu. Ia merasa malas karena ia yakin itu adalah salah satu bawahannya yang membawa dokumen untuk diperiksa."Masuk," ujar Sheila dengan suara lemas.Pintu terbuka. Namun tidak terlalu lebar. Sheila memandangi pintu itu, bertanya-tanya siapakah orang yang sedang mengerjainya. Serena? Tidak, Sheila yakin itu bukan Serena. Karena pada jam seperti sekarang, Serena masih berada di universitas dan bar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bersama

    Yoshiro dan Ivona sudah berada di Jepang selama beberapa minggu. Dan mereka lebih sibuk dari biasanya. Bahkan Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Namun semuanya mulai membaik setelah dua minggu berlalu.Ivona sudah mulai bisa bernafas lega dan pulang ke rumah lebih awal. Sedangkan Yoshiro juga sudah mulai berhasil mengikuti lebih banyak kelas di universitas tempatnya berkuliah.Seperti saat ini, Yoshiro dan Ivona sedang berada di cafe kecil. Ivona menikmati kopi hitam. Dan Yoshiro menikmati minuman cokelat hangat."Aku akan mulai menyerahkan tanggung jawab beberapa perusahaan pada CEO yang aku tunjuk mulai minggu depan. Jadi kemungkinan aku akan memimpin satu perusahaan utama dan hotel yang kamu pegang sekarang," ujar Ivona memegang gelas kopinya dengan kedua tangan untuk memastikan seberapa panas kopi itu."Aku rasa tidak masalah jika aku yang masih memimpin hotel itu. Lagipula membiarkanmu bekerja sendiri, itu tidak masuk di akalku. Lebih baik kamu me

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tetap Memilihmu

    Yoshiro menghela nafas sambil memandang ke arah pantai. Ia melepaskan segala penatnya setelah selama seminggu dirinya harus fokus pada ujian akhir sekolahnya. Dan kini ia sudah berhasil melewati itu semua. Hanya sisa pengambilan berkas nilai. Lalu acara kelulusan siswa.Pandangan Yoshiro teralihkan dari ombak pantai saat melihat sebuah mobil putih menuju ke arahnya dan berhenti tepat di hadapan mobilnya. Pemilik mobil itu keluar. Kening Yoshiro mengkerut. Ia mengenal siapa perempuan itu. Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa perempuan itu ada di sini? Bukankah seharusnya perempuan itu berada di kantor untuk menyelesaikan tugasnya?Ivona Olivia. Pemimpin Keluarga Olivia yang sebentar lagi akan berpindah ke Jepang untuk membangun beberapa perusahaan baru bersama Yoshiro."Apakah ada masalah?" tanya Yoshiro menghadap Ivona."Tidak ada. Aku sempat melacak mobilmu dan melihatnya menuju ke arah pantai. Aku berpikir bahwa kamu sedang bersama seseorang di sini. Jadi aku ke mari,"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Peduli

    Yoshiro terkejut saat Ivona datang ke kantornya dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Perempuan itu masih menggunakan setelan jas berwarna hitam. Menandakan bahwa perempuan itu langsung menemuinya setelah melakukan rapat penting di kantor utama. "Kenapa?" tanya Yoshiro bangkit dari kursi kerjanya."Tidak ada. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Kita sudah lama tidak makan bersama bukan?" jawab Ivona menutup pintu."Bukankah akan menjadi masalah jika ada orang yang melihat kita bersama?""Kita makan di sini. Aku sudah memesan makanan. Dan akan diantar oleh Yuri.""Kenapa tidak makan nanti setelah pulang dari kantor saja?""Aku ingin makan sekarang. Kenapa? Apakah tidak boleh?""Boleh."Ivona duduk di sofa. Lalu Yoshiro pun duduk di samping Ivona. Ivona merangkul tangan Yoshiro. Dan menyandarkan kepalanya pada bahu Yoshiro."Aku belum membelikanmu hadiah ulang tahun. Kemarin pun tidak sempat merayakannya karena kamu pulang tengah malam," ujar Ivona."Tidak masalah. Kita sudah sama-sam

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kondisi Mabuk

    Yoshiro berjalan mengendap-endap saat memasuki kamar. Karena ia melihat ada tubuh Ivona terbaring di atas kasurnya. Ia tidak mengerti mengapa perempuan itu akhir-akhir ini lebih sering tidur di kamarnya. Namun itu jelas-jelas membuatnya tidak memiliki banyak ruang.Secara hati-hati, Yoshiro melepas jas dan sepatunya. Lalu duduk di kasur secara perlahan supaya tidak membuat kasur bergoyang. Namun tiba-tiba saja tubuh Ivona bangkit dan membuat Yoshiro terkejut."Kenapa kamu baru pulang?!" tanya Ivona dengan nada keras."Aku bertemu dengan teman lamaku. Bukankah aku sudah mengirim pesan tadi?" balas Yoshiro dengan nada lemah karena takut."Kamu hari ini ulang tahun! Kenapa kamu tidak bertemu dengan temanmu besok atau lusa saja?! Seharusnya kamu menghabiskan hari ini bersamaku!""Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Aku pikir tidak ada perayaan spesial hari ini. Dan aku pikir kamu tidak tau. Jadi aku minum bersama temanku sepulang kerja.""Kamu minum?""Sedikit.""Berapa orang?"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Teman

    Keenan mendatangi club malam yang selalu menjadi tempat berkumpulnya dengan anggota kelompok White Owl. Ia datang bukan untuk bertemu dengan client yang ingin menyewa jasa kelompoknya. Melainkan karena ia mendapatkan kabar bahwa ada seorang laki-laki mengamuk di bar dan menghantam seluruh orang termasuk seluruh anggota White Owl yang sedang asik berdansa di sana.Saat memasuki club, sama sekali tidak ada suara musik terdengar. Bahkan tidak ada suara-suara orang. Benar-benar senyap. Saat Keenan mulai masuk lebih dalam, Keenan bisa melihat ada banyak sekali orang terkapar di lantai dengan luka memar dan beberapa bagian wajah mengeluarkan darah. Di antara semua orang yang jatuh pingsan itu, ada seorang laki-laki menggunakan jas sedang duduk di kursi meja bar. Dengan gelas kecil dan sebotol minuman beralkohol."Apa kamu ke sini untuk membunuhku?" tanya Keenan pada laki-laki itu.Remaja itu memutar badannya. Dan saat itu Keenan bisa melihat jelas sosok laki-laki yang telah mengacaukan mar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bubur

    Jika biasanya, Sheila akan membuat roti atau berbelanja kebutuhan sehari-hari setelah Serena berangkat sekolah, kali ini tidak. Itu harus ia tunda lebih dulu. Karena anak laki-lakinya datang ke apartemen tanpa memberikan kabar lebih dulu.Yoshiro dan Sheila duduk di meja makan. Dengan segelas teh hangat dan cemilan ringan yang Sheila ambil dari rak dapur."Apa kamu tidak sekolah? Bukankah sebentar lagi ujian akhir?" tanya Sheila khawatir."Jam sekolahku lebih lambat dari Serena. Aku masuk sekolah lebih siang," balas Yoshiro.Sheila mengangguk. Anak laki-lakinya itu datang menggunakan seragam almamater sekolah dan tas sekolah. Menandakan bahwa memang sejak awal, Yoshiro sudah memiliki niatan untuk pergi ke sekolah."Tentang Ibu yang ingin bekerja di perusahaan Keluarga Olivia. Apa Ibu yakin dengan itu?" tanya Yoshiro memegang gelasnya dengan kedua tangan."Ibu rasa itu tidak ada salahnya. Bekerja membantu Ivona yang selama ini sudah membantu kita. Dan terlebih lagi, terkadang Ibu berpi

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Pembuktian Firasat Ivona

    Yoshiro masuk ke dalam kamarnya membawa sebuah goodie bag berwarna cokelat. Ia terkejut saat melihat Ivona sudah berdiri di depan meja kerjanya dengan kondisi laptopnya menyela. Namun keterjutan itu menghilang beberapa detik setelah itu.Yoshiro masuk ke dalam kamar. Menutupi pintu kamar. Dan menaruh goodie bagnya ke atas meja kerjanya."Kamu pergi ke mall?" tanya Ivona mematikan layar laptop Yoshiro."Benar. Aku pergi ke mall saat jam istirahat," jawab Yoshiro melepaskan jasnya menyisakan kemeja putihnya saja."Apa yang kamu lakukan di sana?""Aku membeli tas, sepatu, dan buku untuk ibuku. Lalu aku juga sempat menonton film sebentar. Kenapa tiba-tiba saja kamu berbicara dengan nada lembut seperti sekarang?""Tidak ada."Ivona duduk di sisi tepi kasur. Mengamati Yoshiro yang sedang melepas sepatu dan kaos kakinya. Yoshiro bukanlah seorang pembohong. Ivona yakin sekali dengan itu. Namun entah mengapa, saat ini Yoshiro menutupinya. Seorang perempuan yang ada di sisinya di foto."Baumu s

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kemungkinan Buruk

    Yuri menaruh kopi kaleng di atas meja kerja Ivona. Perempuan itu melewatkan jam makan siang dengan alasan karena sudah makan makanan yang dimasak oleh Yoshiro tadi pagi. Yuri tidak tau apakah itu hal yang baik atau buruk. Namun yang jelas, semua kebiasaan Ivona sudah mulai berubah semenjak Yoshiro berada di sisinya. Ivona yang selalu tidak memiliki kesempatan untuk makan pagi, kini selalu bangun lebih pagi lalu makan di rumah dan berangkat ke kantor dalam posisi kenyang."Bagaimana ibu Yoshiro? Saya akan kesusahan jika harus mengurus seluruh perusahaan yang ada di negeri ini seorang diri," tanya Yuri."Aku belum membicarakannya. Namun aku rasa, masih ada kesempatan untuk membujuknya. Dia bukan orang yang keras kepala," balas Ivona mengambil kopi kaleng."Sebenarnya beberapa hari lalu, Serena mendatangi Yoshiro dan meminta untuk bekerja paruh waktu di salah satu anak perusahaan milikku," lanjut Ivona."Lalu dia menerimanya?" tanya Yuri dengan cemas."Tidak. Dia menolaknya," jawab Ivon

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status