Share

Kemungkinan Berkhianat

Penulis: PlutoPen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 18:06:54

Yoshiro sedikit telat untuk ke kantor. Ia seharusnya sudah berada di kantor pukul 21.00 setempat. Untuk melakukan pelacakan posisi para anggota Partai Gold dan merentas data mereka. Namun ia baru bisa datang pukul 21.23 karena ia terlalu fokus bertarung dengan Akashi.

Yoshiro berpikir bahwa Yuri akan memarahinya. Namun ternyata tidak. Yuri benar-benar fokus mengajarinya dan tidak membahas apapun selain tentang tugas mereka malam ini.

"Target kita selanjutnya Lucas Archine. Dua tahun lalu, dia membangun banyak pabrik. Dan limbah dari pabrik itu mencemari air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pihak kepolisian dibungkam. Dan para masyarakat tidak memiliki pilihan lain, karena masyarakat sekitar menggantungkan hidup mereka pada pabrik itu," ujar Yuri menjelaskan tentang target mereka selanjutnya.

"Jika memang tercemar limbah, bukankah seharusnya airnya akan keruh dan menimbulkan banyak kecurigaan dari banyak pihak?" tanya Yoshiro membaca doku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Belajar dari Yuri

    Yoshiro keluar dari kamar apartemen lamanya yang kini digunakan oleh Yuri. Ia berjalan menuju ke arah Yuri yang sedang duduk di atas sofa sembari menghisap rokok.Dari kejauhan Yoshiro menatap sempurna bentuk badan Yuri yang terlihat jelas karena baju seksi transparan. Ia baru menyadarinya sesuatu setelah menghabiskan waktu cukup lama di kamar dengan Yuri. Di tubuh Yuri ada banyak sekali tato. Paha, lengan, bahkan bagian atas dada."Kenapa kamu berdiri di sana? Apakah kamu belum puas?" tanya Yuri menatap ke arah Yoshiro."Apakah tato itu sudah lama?" tanya Yoshiro berjalan menuju ke arah sofa."Aku sudah memiliki tato ini sebelum bersama nyonya besar. Apakah nyonya besar belum menceritakan tentang masalaluku padamu?""Belum.""Ah, begitu. Kalian banyak menghabiskan malam bersama. Kupikir setidaknya ada satu momen saat kalian bertukar cerita."Yuri sedikit mengerti alasan mengapa Ivona tidak menceritakan tentang masa lalunya kepada Yoshiro. Dan Yuri sendiri pun cukup enggan untuk mence

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Pembohong

    Yoshiro mengamati sejenak Serena yang turun dari mobil. Tidak menggunakan kursi roda lagi. Menandakan bahwa memang perempuan itu sudah sembuh sepenuhnya dan mendapatkan izin dari dokter untuk menggunakan kakinya seperti dulu lagi.Yoshiro mengangguk saat melihat Kazue mengangkat tangan dari dalam mobil. Mengisyaratkan perpisahan karena Kazue harus kembali ke kantor polisi. Meninggalkan Serena.Yoshiro dan Serena pun berjalan memasuki gedung sekolah. Yoshiro berjalan di belakang Serena untuk berjaga-jaga jika seandainya perempuan itu kehilangan keseimbangan lalu jatuh."Ayahku ingin bertemu denganmu setelah pulang sekolah. Kamu diminta menghadap ke Restoran Chay nanti," ujar Serena membuka pembicaraan."Sepertinya aku sudah tau apa yang akan terjadi, bagaimana jika aku tidak datang?" tanya Yoshiro menggaruk belakang kepalanya."Pilihan ada di tanganmu. Kalau pun kamu tidak datang, maka itu akan menguntungkanku. Sisa gaji dan bonusku akan menjadi milikku.""Apakah kamu kekurangan uang j

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kesusahan Honpil

    Yoshiro menghadap Honpil di salah satu cafe yang sudah mereka sepakati. Kontrak kerja Yoshiro sudah mencapai titik akhir. Dan bagaimana kelanjutannya akan ditentukan dengan saat ini."Kamu sudah berubah, 'ya?" tanya Honpil menatap secara saksama wajah Yoshiro."Benarkah? Aku tidak terlalu memperhatikannya," tanya Yoshiro balik."Aku mengingat jelas waktu pertama kali kita bertemu. Kamu dalam kondisi babak belur dan wajahmu penuh dengan darah. Kamu baru saja habis merampok seseorang saat itu. Kamu benar-benar terlihat seperti penjahat waktu itu. Tapi kini seakan sudah berubah sepenuhnya. Kali ini, kamu benar-benar terlihat seperti seorang anak murid biasa.""Aku meragukan itu. Aku masih sering bertarung dengan orang lain tanpa kamu ketahui.""Kamu ini bukan tipe orang yang seperti itu, 'ya? Yang mencari muka supaya mendapatkan pujian dan dipandang sebagai pribadi yang lebih baik.""Untuk apa aku melakukan itu? Itu tidak akan pernah bisa merubah masalaluku."Kejujuran Yoshiro adalah sal

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Akan Menyebutkan Namamu

    Serena bertemu dengan Yoshiro di depan lift saat Serena ingin menuju kelasnya. Tidak ada satupun kesengajaan di antara mereka. Pertemuan itu terjadi begitu saja.Yoshiro sudah bukan pengawal Serena. Tidak perlu menunggu Serena di gerbang, mengantarkan Serena ke kelas, dan melindungi Serena.Sehingga ada ketidakjelasan atas keberadaan Yoshiro di depan lift."Apa yang kamu lakukan di sini? Tugasmu sudah selesai. Pergilah. Bukankah kamu mengatakan ingin bersekolah di luar negeri? Lalu kenapa kamu muncul di hadapanku sekarang?" tanya Serena menatap wajah Yoshiro."Bukankah ini terlalu cepat? Aku pikir ayahmu akan membutuhkan waktu untuk menjelaskan itu padamu," ujar Yoshiro menggaruk kepalanya."Kamu benar-benar memuakkan. Sejak awal seharusnya aku sudah tau kalau kamu hanyalah laki-laki berengsek yang bergerak sesuai dengan uang yang diberikan.""Kenapa? Bukankah kamu yang mengatakan bahwa aku harus pergi? Lalu kenapa sekarang kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Radioaktif

    Akashi berdiri di sisi indoor pool. Ruangan yang sangat megah dan sebesar itu hanya diisi kolam renang saja. Akashi tidak tau bagaimana cara berpikir orang-orang kaya.Pandangan Akashi yang tadinya menatap ke segala arah dan mengagumi interior indoor pool itu pun kini menatap ke arah kolam renang. Melihat seorang laki-laki paruh baya yang tanpa menggunakan baju dan baru saja muncul dari dalam air.Lucas Archine. "Kenapa? Apakah kamu juga salah satu pemilik unit apartemen di sini?" tanya Lucas menatap Akashi dengan curiga."Tidak. Aku hanya merasa penasaran, kenapa ruangan semewah dan sebesar ini dijadikan sebagai kolam renang," balas Akashi memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana.Lucas menatap Akashi secara saksama. Ia tidak pernah melihat laki-laki itu sebelumnya. Terasa asing. Namun melihat wajah laki-laki itu, Lucas bisa mengerti bahwa orang itu berasal dari luar negeri."Aku dengar kamu memiliki banyak sekali per

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Sedikit Godaan

    Seperti biasa, Ivona selalu makan malam di apartemen Yoshiro. Bersama dengan Sheila. Bedanya kali ini di meja tidak hanya mereka berdua. Ada Yuri juga di sana. Sekertaris kepercayaan Ivona itu sudah menyelesaikan semua tugasnya. Membuatnya bebas melakukan apa saja yang ia mau lakukan. Dan dari segala pilihan yang ada, pilihan Yuri jatuh pada makan malam bersama Sheila."Bukankah Yoshiro selalu lembur bersamamu? Kalau kamu berada di sini, di mana Yoshiro?" tanya Sheila menatap ke arah Yuri."Yoshiro? Ah, saya rasa dia berada di gym. Anak muda memang seperti bukan? Menjaga postur tubuhnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Apalagi Yoshiro juga ahli dalam beladiri. Dia memprioritaskan tubuh bugarnya," jawab Yuri berdasarkan tebakan."Tentang beladiri aku bisa setuju. Tapi tentang menarik perhatian perempuan ... aku rasa itu kurang masuk akal. Dia saja tidak pernah mengenalkanku dengan teman perempuannya," balas Sheila dengan wajah ragu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Ancaman Untuk Martin

    Pemberitaan kematian Lucas menyebar. Penyebab kematiannya adalah terkena radioaktif. Polisi sudah melakukan pengecekan TKP. Dan menemukan bahwa kolam renang tempat Lucas ditemukan terdapat banyak sekali cairan radioaktif. Membuat dugaan bahwa kematian Lucas memang sudah direncanakan oleh seseorang. Hanya saja sama sekali tidak ada bukti di tempat kejadian perkara. Rekaman CCTV di ruangan itupun menghilang begitu saja dan datanya tak bisa dipulihkan. Tersangka dari kasus itu adalah pendiri dari apartemen itu. Dan sampai detik ini kasus itu belum ditutup. Para polisi masih mencari tau tentang siapakah orang yang menaruh cairan berbahaya itu pada kolam renang. Serena, Brain, Ethan berada di rumah duka. Karena mau bagaimana pun juga orang yang meninggal adalah ayah dari Mingzu. Teman baik mereka. "Bukankah sangat mencurigakan jika tidak ada satupun rekaman CCTV yang merekam kejadian hari itu?" tanya Ethan menatap Brain.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Masalah Untuk Yuri

    Yoshiro berada di kantor pusat. Ada Yuri juga di dalam ruangan Ivona. Ketiga orang itu berkumpul untuk membahas tentang kematian Lucas. Mereka memang memiliki niatan untuk menyingkirkan Lucas. Namun pembunuhan kali ini benar-benar bukan karena ulah mereka. Semuanya benar-benar dilakukan secara bersih dan rapi. Membuat polisi sama sekali tidak menemukan bukti kuat siapakah orang yang telah melakukan pembunuhan itu. Ivona pun tidak bisa memerintahkan Yuri ataupun Yoshiro untuk terlibat dalam pencarian pembunuh Lucas. Karena jika mereka salah langkah sedikit saja, kepolisian akan mencurigai mereka dan melemparkan semua kesalahan yang ada pada mereka. "Kemungkinan besar kasus ini ditugaskan pada pembunuh bayaran yang berpusat di luar negeri. Karena satu-satunya pembunuh bayaran yang ada di dalam negeri hanyalah White Owl. Dan mereka tidak mungkin melakukannya karena itu sangat bahaya untuk bisnis mereka," jelas Yuri berdiri di samping Ivona.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19

Bab terbaru

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Epilog

    Sheila menggaruk keningnya saat melihat ada banyak sekali laporan perusahaan yang menumpuk di meja kerjanya. Sheila sudah bergabung dengan perusahaan milik Keluarga Olivia semenjak keberangkatan Yoshiro ke Jepang sebelas tahun lalu.Selama sebelas tahun itu, Yoshiro dan Ivona selalu menyempatkan waktu untuk kembali dan menemui Sheila. Namun satu tahun ke belakangan ini kedua orang itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan kembali. Membuat Sheila sedikit takut jika seandainya ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.Perhatian Sheila teralihkan saat mendengar ada suara ketukan pintu. Ia merasa malas karena ia yakin itu adalah salah satu bawahannya yang membawa dokumen untuk diperiksa."Masuk," ujar Sheila dengan suara lemas.Pintu terbuka. Namun tidak terlalu lebar. Sheila memandangi pintu itu, bertanya-tanya siapakah orang yang sedang mengerjainya. Serena? Tidak, Sheila yakin itu bukan Serena. Karena pada jam seperti sekarang, Serena masih berada di universitas dan bar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bersama

    Yoshiro dan Ivona sudah berada di Jepang selama beberapa minggu. Dan mereka lebih sibuk dari biasanya. Bahkan Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Namun semuanya mulai membaik setelah dua minggu berlalu.Ivona sudah mulai bisa bernafas lega dan pulang ke rumah lebih awal. Sedangkan Yoshiro juga sudah mulai berhasil mengikuti lebih banyak kelas di universitas tempatnya berkuliah.Seperti saat ini, Yoshiro dan Ivona sedang berada di cafe kecil. Ivona menikmati kopi hitam. Dan Yoshiro menikmati minuman cokelat hangat."Aku akan mulai menyerahkan tanggung jawab beberapa perusahaan pada CEO yang aku tunjuk mulai minggu depan. Jadi kemungkinan aku akan memimpin satu perusahaan utama dan hotel yang kamu pegang sekarang," ujar Ivona memegang gelas kopinya dengan kedua tangan untuk memastikan seberapa panas kopi itu."Aku rasa tidak masalah jika aku yang masih memimpin hotel itu. Lagipula membiarkanmu bekerja sendiri, itu tidak masuk di akalku. Lebih baik kamu me

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tetap Memilihmu

    Yoshiro menghela nafas sambil memandang ke arah pantai. Ia melepaskan segala penatnya setelah selama seminggu dirinya harus fokus pada ujian akhir sekolahnya. Dan kini ia sudah berhasil melewati itu semua. Hanya sisa pengambilan berkas nilai. Lalu acara kelulusan siswa.Pandangan Yoshiro teralihkan dari ombak pantai saat melihat sebuah mobil putih menuju ke arahnya dan berhenti tepat di hadapan mobilnya. Pemilik mobil itu keluar. Kening Yoshiro mengkerut. Ia mengenal siapa perempuan itu. Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa perempuan itu ada di sini? Bukankah seharusnya perempuan itu berada di kantor untuk menyelesaikan tugasnya?Ivona Olivia. Pemimpin Keluarga Olivia yang sebentar lagi akan berpindah ke Jepang untuk membangun beberapa perusahaan baru bersama Yoshiro."Apakah ada masalah?" tanya Yoshiro menghadap Ivona."Tidak ada. Aku sempat melacak mobilmu dan melihatnya menuju ke arah pantai. Aku berpikir bahwa kamu sedang bersama seseorang di sini. Jadi aku ke mari,"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Peduli

    Yoshiro terkejut saat Ivona datang ke kantornya dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Perempuan itu masih menggunakan setelan jas berwarna hitam. Menandakan bahwa perempuan itu langsung menemuinya setelah melakukan rapat penting di kantor utama. "Kenapa?" tanya Yoshiro bangkit dari kursi kerjanya."Tidak ada. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Kita sudah lama tidak makan bersama bukan?" jawab Ivona menutup pintu."Bukankah akan menjadi masalah jika ada orang yang melihat kita bersama?""Kita makan di sini. Aku sudah memesan makanan. Dan akan diantar oleh Yuri.""Kenapa tidak makan nanti setelah pulang dari kantor saja?""Aku ingin makan sekarang. Kenapa? Apakah tidak boleh?""Boleh."Ivona duduk di sofa. Lalu Yoshiro pun duduk di samping Ivona. Ivona merangkul tangan Yoshiro. Dan menyandarkan kepalanya pada bahu Yoshiro."Aku belum membelikanmu hadiah ulang tahun. Kemarin pun tidak sempat merayakannya karena kamu pulang tengah malam," ujar Ivona."Tidak masalah. Kita sudah sama-sam

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kondisi Mabuk

    Yoshiro berjalan mengendap-endap saat memasuki kamar. Karena ia melihat ada tubuh Ivona terbaring di atas kasurnya. Ia tidak mengerti mengapa perempuan itu akhir-akhir ini lebih sering tidur di kamarnya. Namun itu jelas-jelas membuatnya tidak memiliki banyak ruang.Secara hati-hati, Yoshiro melepas jas dan sepatunya. Lalu duduk di kasur secara perlahan supaya tidak membuat kasur bergoyang. Namun tiba-tiba saja tubuh Ivona bangkit dan membuat Yoshiro terkejut."Kenapa kamu baru pulang?!" tanya Ivona dengan nada keras."Aku bertemu dengan teman lamaku. Bukankah aku sudah mengirim pesan tadi?" balas Yoshiro dengan nada lemah karena takut."Kamu hari ini ulang tahun! Kenapa kamu tidak bertemu dengan temanmu besok atau lusa saja?! Seharusnya kamu menghabiskan hari ini bersamaku!""Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Aku pikir tidak ada perayaan spesial hari ini. Dan aku pikir kamu tidak tau. Jadi aku minum bersama temanku sepulang kerja.""Kamu minum?""Sedikit.""Berapa orang?"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Teman

    Keenan mendatangi club malam yang selalu menjadi tempat berkumpulnya dengan anggota kelompok White Owl. Ia datang bukan untuk bertemu dengan client yang ingin menyewa jasa kelompoknya. Melainkan karena ia mendapatkan kabar bahwa ada seorang laki-laki mengamuk di bar dan menghantam seluruh orang termasuk seluruh anggota White Owl yang sedang asik berdansa di sana.Saat memasuki club, sama sekali tidak ada suara musik terdengar. Bahkan tidak ada suara-suara orang. Benar-benar senyap. Saat Keenan mulai masuk lebih dalam, Keenan bisa melihat ada banyak sekali orang terkapar di lantai dengan luka memar dan beberapa bagian wajah mengeluarkan darah. Di antara semua orang yang jatuh pingsan itu, ada seorang laki-laki menggunakan jas sedang duduk di kursi meja bar. Dengan gelas kecil dan sebotol minuman beralkohol."Apa kamu ke sini untuk membunuhku?" tanya Keenan pada laki-laki itu.Remaja itu memutar badannya. Dan saat itu Keenan bisa melihat jelas sosok laki-laki yang telah mengacaukan mar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bubur

    Jika biasanya, Sheila akan membuat roti atau berbelanja kebutuhan sehari-hari setelah Serena berangkat sekolah, kali ini tidak. Itu harus ia tunda lebih dulu. Karena anak laki-lakinya datang ke apartemen tanpa memberikan kabar lebih dulu.Yoshiro dan Sheila duduk di meja makan. Dengan segelas teh hangat dan cemilan ringan yang Sheila ambil dari rak dapur."Apa kamu tidak sekolah? Bukankah sebentar lagi ujian akhir?" tanya Sheila khawatir."Jam sekolahku lebih lambat dari Serena. Aku masuk sekolah lebih siang," balas Yoshiro.Sheila mengangguk. Anak laki-lakinya itu datang menggunakan seragam almamater sekolah dan tas sekolah. Menandakan bahwa memang sejak awal, Yoshiro sudah memiliki niatan untuk pergi ke sekolah."Tentang Ibu yang ingin bekerja di perusahaan Keluarga Olivia. Apa Ibu yakin dengan itu?" tanya Yoshiro memegang gelasnya dengan kedua tangan."Ibu rasa itu tidak ada salahnya. Bekerja membantu Ivona yang selama ini sudah membantu kita. Dan terlebih lagi, terkadang Ibu berpi

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Pembuktian Firasat Ivona

    Yoshiro masuk ke dalam kamarnya membawa sebuah goodie bag berwarna cokelat. Ia terkejut saat melihat Ivona sudah berdiri di depan meja kerjanya dengan kondisi laptopnya menyela. Namun keterjutan itu menghilang beberapa detik setelah itu.Yoshiro masuk ke dalam kamar. Menutupi pintu kamar. Dan menaruh goodie bagnya ke atas meja kerjanya."Kamu pergi ke mall?" tanya Ivona mematikan layar laptop Yoshiro."Benar. Aku pergi ke mall saat jam istirahat," jawab Yoshiro melepaskan jasnya menyisakan kemeja putihnya saja."Apa yang kamu lakukan di sana?""Aku membeli tas, sepatu, dan buku untuk ibuku. Lalu aku juga sempat menonton film sebentar. Kenapa tiba-tiba saja kamu berbicara dengan nada lembut seperti sekarang?""Tidak ada."Ivona duduk di sisi tepi kasur. Mengamati Yoshiro yang sedang melepas sepatu dan kaos kakinya. Yoshiro bukanlah seorang pembohong. Ivona yakin sekali dengan itu. Namun entah mengapa, saat ini Yoshiro menutupinya. Seorang perempuan yang ada di sisinya di foto."Baumu s

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kemungkinan Buruk

    Yuri menaruh kopi kaleng di atas meja kerja Ivona. Perempuan itu melewatkan jam makan siang dengan alasan karena sudah makan makanan yang dimasak oleh Yoshiro tadi pagi. Yuri tidak tau apakah itu hal yang baik atau buruk. Namun yang jelas, semua kebiasaan Ivona sudah mulai berubah semenjak Yoshiro berada di sisinya. Ivona yang selalu tidak memiliki kesempatan untuk makan pagi, kini selalu bangun lebih pagi lalu makan di rumah dan berangkat ke kantor dalam posisi kenyang."Bagaimana ibu Yoshiro? Saya akan kesusahan jika harus mengurus seluruh perusahaan yang ada di negeri ini seorang diri," tanya Yuri."Aku belum membicarakannya. Namun aku rasa, masih ada kesempatan untuk membujuknya. Dia bukan orang yang keras kepala," balas Ivona mengambil kopi kaleng."Sebenarnya beberapa hari lalu, Serena mendatangi Yoshiro dan meminta untuk bekerja paruh waktu di salah satu anak perusahaan milikku," lanjut Ivona."Lalu dia menerimanya?" tanya Yuri dengan cemas."Tidak. Dia menolaknya," jawab Ivon

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status