Share

Masalah Untuk Yuri

Author: PlutoPen
last update Last Updated: 2025-03-19 11:25:18

Yoshiro berada di kantor pusat. Ada Yuri juga di dalam ruangan Ivona. Ketiga orang itu berkumpul untuk membahas tentang kematian Lucas. Mereka memang memiliki niatan untuk menyingkirkan Lucas. Namun pembunuhan kali ini benar-benar bukan karena ulah mereka.

Semuanya benar-benar dilakukan secara bersih dan rapi. Membuat polisi sama sekali tidak menemukan bukti kuat siapakah orang yang telah melakukan pembunuhan itu.

Ivona pun tidak bisa memerintahkan Yuri ataupun Yoshiro untuk terlibat dalam pencarian pembunuh Lucas. Karena jika mereka salah langkah sedikit saja, kepolisian akan mencurigai mereka dan melemparkan semua kesalahan yang ada pada mereka.

"Kemungkinan besar kasus ini ditugaskan pada pembunuh bayaran yang berpusat di luar negeri. Karena satu-satunya pembunuh bayaran yang ada di dalam negeri hanyalah White Owl. Dan mereka tidak mungkin melakukannya karena itu sangat bahaya untuk bisnis mereka," jelas Yuri berdiri di samping Ivona.<
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Perempuan Gila

    Yuri tersudutkan di tembok dengan ada ujung bolpoin yang mengarah pada lehernya. Dan orang yang mendesaknya sampai pada posisi itu adalah Ivona. "Aku memberikanmu waktu kerja tambahan setiap malam untuk mengajarinya merentas data. Bukan untuk menyentuhnya. Lalu kenapa kamu menyentuhnya?" tanya Ivona semakin mendekatkan ujung bolpoin itu pada leher Yuri. "Saya tidak menyentuhnya," balas Yuri mencoba mengelak. "Apakah menurutmu, aku bisa kamu bohongi? Kamu sudah bersamaku sangat lama. Aku tau semua tentangmu. Tato-tatomu itu bukanlah sesuatu yang akan kamu ceritakan pada orang lain begitu saja. Kecuali orang itu melihat secara langsung. Dan Yoshiro menjawab dengan benar tadi. Itu artinya Yoshiro sudah melihatnya. Di mana kalian melakukannya? Dan seberapa jauh kalian melakukannya?" Ivona sudah tidak mencoba mencari atau mempertanyakan kebenaran yang ada. Karena Ivona sangat yakin bahwa Yuri sudah menyentuh tubuh Yoshiro. Dan

    Last Updated : 2025-03-19
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Suka Mengalah

    Yoshiro dan Ivona sudah berada di Jepang. Mereka sudah sampai pada rumah yang telah Yuri sewa untuk mereka. Namun diluar dugaan Ivona, sebelumnya ia pikir asistennya itu akan menyewakan rumah bertingkat dan kebun yang sangat luas. Namun ternyata tidak. Rumahnya tidak terlalu luas. Dan hanya satu lantai. Ivona sadar bahwa memang itu adalah kesengajaan. Yuri sengaja melakukan itu supaya Ivona merasa tidak betah dan kembali secepatnya.Yoshiro menaruh semua barang bawaannya di ruang tamu. Dan melihat ke segala arah untuk mengingat setiap sudut dari rumah itu."Apakah Anda ingin makan malam di luar atau di rumah?" tanya Yoshiro mengingat bahwa sebentar lagi matahari terbenam."Sepertinya lebih enak jika makan di rumah. Tubuhku masih sangat lelah saat ini. Keluar rumah dalam kondisi tubuh seperti ini hanya akan membuatku merasa kesal," balas Ivona meregangkan tubuh."Kamu bisa masak bukan?" tanya Ivona menatap ke arah Yoshiro."Saya

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bagaimana Kalau Menikah?

    Ivona menghela nafas setelah duduk di kursi meja makan. Menyandarkan punggungnya pada kursi dengan kondisi belum melepaskan setelan jas ataupun sepatu hak tinggi miliknya.Benar-benar melelahkan. Bertemu dengan para beberapa pihak perusahan di tempat yang berbeda untuk membahas tentang perusahaan yang ia akusisi. Pandangannya tertuju pada Yoshiro yang sedang memotong beberapa bahan di meja dapur yang memang jarak dari meja makan sangatlah dekat."Apa kamu tidak memiliki rasa lelah?" tanya Ivona dengan nada lemah."Tubuh saya terlatih. Stamina saya lebih kuat jika dibandingkan dengan kebanyakan orang. Mungkin itu yang membuat saya tidak mudah merasa lelah," balas Yoshiro berniat untuk memasak daging yang kemarin ia beli."Kenapa kamu menggunakan bahasa formal padaku, tapi tidak pada Yuri?""Hmm. Mungkin karena Anda atasan saya. Sedangkan Yuri berstatus sebagai pekerja seperti saya. Itu yang membuat saya secara tidak sadar menggun

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kembali ke Neon

    Yoshiro memasuki gang sempit di tengah-tengah kota. Gang itu sangat panjang. Untuk beberapa menit perjalanan, Yoshiro benar-benar sendiri. Sampai pada satu titik di mana gang itu benar-benar ramai. Ada perjudian, ada yang bernyanyi, bersenang-senang, dan para pelacur ada di setiap pinggir gang. Yoshiro mengabaikan itu semua. Sampai pada persimpangan. Ia memilih untuk ke kanan. Ia kembali menulusuri gang sempit itu. Sampai ia menemukan sebuah tirai yang terdapat bercak darah. Yoshiro melewati tirai itu dan sampai pada titik tujuannya.Sebuah gubuk tua yang terdapat seorang laki-laki berbadan sangat besar tanpa lengan kanan. Dan di sekeliling gubuk itu berdiri laki-laki badan penuh otot dengan tubuh penuh bekas luka memakai kimono menatap ke arahnya. Di antara semua laki-laki yang ada di sana ada dua orang yang ia kenal. Yang pertama adalah Akashi. Dan yang kedua adalah pemimpin Kelompok Sentinel, Neon Enigma. "Sepertinya kamu sudah lebih kuat dari pertemu

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Yang Terpenting Hasil

    Neon, Akashi, dan Scars mengamati pertarungan yang terjadi. Yoshiro terlihat kewalahan. Bukan karena kalah jumlah. Melainkan juga karena kemampuan anak buah Neon lebih kuat jika dibandingkan dengan orang-orang yang pernah dilawan oleh Yoshiro. Namun Yoshiro terlihat tidak menyerah. Yoshiro tetap melawan semua orang itu. Mencari celah untuk melakukan serangan. Dan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari serangan yang mengarah pada titik vitalnya. "Kenapa dia terlihat lemah?" tanya Scars pada Akashi. "Hmm, dia memang seperti itu. Pada awal pertarungan dia akan bermain-main sembari mengamati dan mempelajari kemampuan beladiri musuh-musuhnya. Dan saat dia sudah tertekan, dia baru mulai serius," balas Akashi melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa BigBoss terlihat menyukainya?" "Lihatlah dengan baik-baik sekarang. Delapan belas orang melawan satu orang. Mereka lebih kuat dari Yoshiro. Namun dia tidak kab

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Alasan Kedua

    Neon menghilangkan senyuman di bibirnya. Laki-laki yang dulu ia tinggalkan, kini sudah kembali kepadanya sebagai petarung yang kuat.Sedangkan Yoshiro sendiri menyeka darah segar yang keluar dari bibirnya menggunakan tangan. Pertarungan yang cukup sengit. Namun Yoshiro rasa itu belum memuaskannya. Butuh sesuatu yang lebih supaya Yoshiro bisa lebih berkembang setelah keluar dari sana."Hebat, 'ya. Tapi sayang sekali. Aku masih tidak ada niatan untuk bertarung melawanmu," ujar Neon berdiri menghadap Yoshiro."Kenapa?" tanya Yoshiro dengan wajah malas."Kamu sudah berubah. Aku tidak bisa melihat dirimu yang dulu dalam tubuhmu yang sekarang.""Aku rasa kamu benar. Aku yang sekarang memiliki seorang teman. Ada seseorang yang ingin aku lindungi. Tidak seperti dulu lagi."Neon mengangguk kecil. Yoshiro memiliki teman. Itu yang sudah ia ingin lihat dari dulu. Hanya saja karena keterbatasan waktu, ia harus pergi lebih dulu sebelum bisa me

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tetap Bersamamu

    Ivona membuka pintu kamarnya saat mendengar suara dari arah luar. Sudah lewat dari tengah malam dan Yoshiro baru pulang. Ivona ingin marah karena ia sudah lama sekali menunggu laki-laki itu. Namun amarah Ivona tertahan saat melihat wajah laki-laki itu terluka.Ivona mendekat ke arah Yoshiro yang berdiri mematung di dekat sofa. Menyentuh bagian dagu laki-laki itu dan menggerakkannya ke arah kanan lalu kiri untuk memastikan bagian mana saja yang terluka."Kenapa?" tanya Ivona mengamati luka-luka yang ada di wajah Yoshiro."Saya tidak sengaja bertemu dengan preman," balas Yoshiro mencoba menutupi kejadian sebelumnya."Sebelum itu, kamu dari mana saja? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa sebelum matahari terbenam kamu harus sudah berada di kamar?" "Saya berlari mengelilingi taman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sini.""Sudah dua kali kamu mengabaikan perkataanku. Bukankah kamu harus menyesali itu dan meminta maaf kepadaku?"

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Menikmati

    Ivona mencoba duduk setelah terbangun dari tidurnya. Melihat langit dari kaca kamar yang masih gelap. Menandakan bahwa ia terbangun sebelum matahari terbit. Matanya beralih menuju jam dinding. Jam 03.21. Masih terlalu pagi untuk Ivona bangun.Kepalanya terasa sangat pusing. Badannya juga terasa tidak nyaman. Ia merasa sangat ingin muntah. Ivona berniat untuk melaporkan itu pada Yoshiro, namun saat ia melihat ke sisi kasur sebelehnya, ternyata tidak ada siapa pun di sana. Sebelumnya ia masuk kamar dan tidur lebih dulu setelah makan malam. Sehingga ia berpikir bahwa Yoshiro menggunakan kesempatan itu untuk tidur di luar.Namun tidak lama suara gagang pintu terdengar. Pandangan Ivona beralih menuju pintu dan melihat Yoshiro masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah mangkok dan handuk kecil yang telah dilipat."Sepertinya kita harus menunda rencana kita hari ini," ujar Yoshiro menaruh mangkok berisikan air hangat itu di atas nakas dan duduk di sisi sofa."Kamu bekerja terlalu keras akhir

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Epilog

    Sheila menggaruk keningnya saat melihat ada banyak sekali laporan perusahaan yang menumpuk di meja kerjanya. Sheila sudah bergabung dengan perusahaan milik Keluarga Olivia semenjak keberangkatan Yoshiro ke Jepang sebelas tahun lalu.Selama sebelas tahun itu, Yoshiro dan Ivona selalu menyempatkan waktu untuk kembali dan menemui Sheila. Namun satu tahun ke belakangan ini kedua orang itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan kembali. Membuat Sheila sedikit takut jika seandainya ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.Perhatian Sheila teralihkan saat mendengar ada suara ketukan pintu. Ia merasa malas karena ia yakin itu adalah salah satu bawahannya yang membawa dokumen untuk diperiksa."Masuk," ujar Sheila dengan suara lemas.Pintu terbuka. Namun tidak terlalu lebar. Sheila memandangi pintu itu, bertanya-tanya siapakah orang yang sedang mengerjainya. Serena? Tidak, Sheila yakin itu bukan Serena. Karena pada jam seperti sekarang, Serena masih berada di universitas dan bar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bersama

    Yoshiro dan Ivona sudah berada di Jepang selama beberapa minggu. Dan mereka lebih sibuk dari biasanya. Bahkan Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Namun semuanya mulai membaik setelah dua minggu berlalu.Ivona sudah mulai bisa bernafas lega dan pulang ke rumah lebih awal. Sedangkan Yoshiro juga sudah mulai berhasil mengikuti lebih banyak kelas di universitas tempatnya berkuliah.Seperti saat ini, Yoshiro dan Ivona sedang berada di cafe kecil. Ivona menikmati kopi hitam. Dan Yoshiro menikmati minuman cokelat hangat."Aku akan mulai menyerahkan tanggung jawab beberapa perusahaan pada CEO yang aku tunjuk mulai minggu depan. Jadi kemungkinan aku akan memimpin satu perusahaan utama dan hotel yang kamu pegang sekarang," ujar Ivona memegang gelas kopinya dengan kedua tangan untuk memastikan seberapa panas kopi itu."Aku rasa tidak masalah jika aku yang masih memimpin hotel itu. Lagipula membiarkanmu bekerja sendiri, itu tidak masuk di akalku. Lebih baik kamu me

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tetap Memilihmu

    Yoshiro menghela nafas sambil memandang ke arah pantai. Ia melepaskan segala penatnya setelah selama seminggu dirinya harus fokus pada ujian akhir sekolahnya. Dan kini ia sudah berhasil melewati itu semua. Hanya sisa pengambilan berkas nilai. Lalu acara kelulusan siswa.Pandangan Yoshiro teralihkan dari ombak pantai saat melihat sebuah mobil putih menuju ke arahnya dan berhenti tepat di hadapan mobilnya. Pemilik mobil itu keluar. Kening Yoshiro mengkerut. Ia mengenal siapa perempuan itu. Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa perempuan itu ada di sini? Bukankah seharusnya perempuan itu berada di kantor untuk menyelesaikan tugasnya?Ivona Olivia. Pemimpin Keluarga Olivia yang sebentar lagi akan berpindah ke Jepang untuk membangun beberapa perusahaan baru bersama Yoshiro."Apakah ada masalah?" tanya Yoshiro menghadap Ivona."Tidak ada. Aku sempat melacak mobilmu dan melihatnya menuju ke arah pantai. Aku berpikir bahwa kamu sedang bersama seseorang di sini. Jadi aku ke mari,"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Peduli

    Yoshiro terkejut saat Ivona datang ke kantornya dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Perempuan itu masih menggunakan setelan jas berwarna hitam. Menandakan bahwa perempuan itu langsung menemuinya setelah melakukan rapat penting di kantor utama. "Kenapa?" tanya Yoshiro bangkit dari kursi kerjanya."Tidak ada. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Kita sudah lama tidak makan bersama bukan?" jawab Ivona menutup pintu."Bukankah akan menjadi masalah jika ada orang yang melihat kita bersama?""Kita makan di sini. Aku sudah memesan makanan. Dan akan diantar oleh Yuri.""Kenapa tidak makan nanti setelah pulang dari kantor saja?""Aku ingin makan sekarang. Kenapa? Apakah tidak boleh?""Boleh."Ivona duduk di sofa. Lalu Yoshiro pun duduk di samping Ivona. Ivona merangkul tangan Yoshiro. Dan menyandarkan kepalanya pada bahu Yoshiro."Aku belum membelikanmu hadiah ulang tahun. Kemarin pun tidak sempat merayakannya karena kamu pulang tengah malam," ujar Ivona."Tidak masalah. Kita sudah sama-sam

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kondisi Mabuk

    Yoshiro berjalan mengendap-endap saat memasuki kamar. Karena ia melihat ada tubuh Ivona terbaring di atas kasurnya. Ia tidak mengerti mengapa perempuan itu akhir-akhir ini lebih sering tidur di kamarnya. Namun itu jelas-jelas membuatnya tidak memiliki banyak ruang.Secara hati-hati, Yoshiro melepas jas dan sepatunya. Lalu duduk di kasur secara perlahan supaya tidak membuat kasur bergoyang. Namun tiba-tiba saja tubuh Ivona bangkit dan membuat Yoshiro terkejut."Kenapa kamu baru pulang?!" tanya Ivona dengan nada keras."Aku bertemu dengan teman lamaku. Bukankah aku sudah mengirim pesan tadi?" balas Yoshiro dengan nada lemah karena takut."Kamu hari ini ulang tahun! Kenapa kamu tidak bertemu dengan temanmu besok atau lusa saja?! Seharusnya kamu menghabiskan hari ini bersamaku!""Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Aku pikir tidak ada perayaan spesial hari ini. Dan aku pikir kamu tidak tau. Jadi aku minum bersama temanku sepulang kerja.""Kamu minum?""Sedikit.""Berapa orang?"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Teman

    Keenan mendatangi club malam yang selalu menjadi tempat berkumpulnya dengan anggota kelompok White Owl. Ia datang bukan untuk bertemu dengan client yang ingin menyewa jasa kelompoknya. Melainkan karena ia mendapatkan kabar bahwa ada seorang laki-laki mengamuk di bar dan menghantam seluruh orang termasuk seluruh anggota White Owl yang sedang asik berdansa di sana.Saat memasuki club, sama sekali tidak ada suara musik terdengar. Bahkan tidak ada suara-suara orang. Benar-benar senyap. Saat Keenan mulai masuk lebih dalam, Keenan bisa melihat ada banyak sekali orang terkapar di lantai dengan luka memar dan beberapa bagian wajah mengeluarkan darah. Di antara semua orang yang jatuh pingsan itu, ada seorang laki-laki menggunakan jas sedang duduk di kursi meja bar. Dengan gelas kecil dan sebotol minuman beralkohol."Apa kamu ke sini untuk membunuhku?" tanya Keenan pada laki-laki itu.Remaja itu memutar badannya. Dan saat itu Keenan bisa melihat jelas sosok laki-laki yang telah mengacaukan mar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bubur

    Jika biasanya, Sheila akan membuat roti atau berbelanja kebutuhan sehari-hari setelah Serena berangkat sekolah, kali ini tidak. Itu harus ia tunda lebih dulu. Karena anak laki-lakinya datang ke apartemen tanpa memberikan kabar lebih dulu.Yoshiro dan Sheila duduk di meja makan. Dengan segelas teh hangat dan cemilan ringan yang Sheila ambil dari rak dapur."Apa kamu tidak sekolah? Bukankah sebentar lagi ujian akhir?" tanya Sheila khawatir."Jam sekolahku lebih lambat dari Serena. Aku masuk sekolah lebih siang," balas Yoshiro.Sheila mengangguk. Anak laki-lakinya itu datang menggunakan seragam almamater sekolah dan tas sekolah. Menandakan bahwa memang sejak awal, Yoshiro sudah memiliki niatan untuk pergi ke sekolah."Tentang Ibu yang ingin bekerja di perusahaan Keluarga Olivia. Apa Ibu yakin dengan itu?" tanya Yoshiro memegang gelasnya dengan kedua tangan."Ibu rasa itu tidak ada salahnya. Bekerja membantu Ivona yang selama ini sudah membantu kita. Dan terlebih lagi, terkadang Ibu berpi

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Pembuktian Firasat Ivona

    Yoshiro masuk ke dalam kamarnya membawa sebuah goodie bag berwarna cokelat. Ia terkejut saat melihat Ivona sudah berdiri di depan meja kerjanya dengan kondisi laptopnya menyela. Namun keterjutan itu menghilang beberapa detik setelah itu.Yoshiro masuk ke dalam kamar. Menutupi pintu kamar. Dan menaruh goodie bagnya ke atas meja kerjanya."Kamu pergi ke mall?" tanya Ivona mematikan layar laptop Yoshiro."Benar. Aku pergi ke mall saat jam istirahat," jawab Yoshiro melepaskan jasnya menyisakan kemeja putihnya saja."Apa yang kamu lakukan di sana?""Aku membeli tas, sepatu, dan buku untuk ibuku. Lalu aku juga sempat menonton film sebentar. Kenapa tiba-tiba saja kamu berbicara dengan nada lembut seperti sekarang?""Tidak ada."Ivona duduk di sisi tepi kasur. Mengamati Yoshiro yang sedang melepas sepatu dan kaos kakinya. Yoshiro bukanlah seorang pembohong. Ivona yakin sekali dengan itu. Namun entah mengapa, saat ini Yoshiro menutupinya. Seorang perempuan yang ada di sisinya di foto."Baumu s

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kemungkinan Buruk

    Yuri menaruh kopi kaleng di atas meja kerja Ivona. Perempuan itu melewatkan jam makan siang dengan alasan karena sudah makan makanan yang dimasak oleh Yoshiro tadi pagi. Yuri tidak tau apakah itu hal yang baik atau buruk. Namun yang jelas, semua kebiasaan Ivona sudah mulai berubah semenjak Yoshiro berada di sisinya. Ivona yang selalu tidak memiliki kesempatan untuk makan pagi, kini selalu bangun lebih pagi lalu makan di rumah dan berangkat ke kantor dalam posisi kenyang."Bagaimana ibu Yoshiro? Saya akan kesusahan jika harus mengurus seluruh perusahaan yang ada di negeri ini seorang diri," tanya Yuri."Aku belum membicarakannya. Namun aku rasa, masih ada kesempatan untuk membujuknya. Dia bukan orang yang keras kepala," balas Ivona mengambil kopi kaleng."Sebenarnya beberapa hari lalu, Serena mendatangi Yoshiro dan meminta untuk bekerja paruh waktu di salah satu anak perusahaan milikku," lanjut Ivona."Lalu dia menerimanya?" tanya Yuri dengan cemas."Tidak. Dia menolaknya," jawab Ivon

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status