Share

Permintaan Albana

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-17 20:47:45

Bab 78) Permintaan Albana

Aira pikir kedatangannya bersama Athar hanya dalam rangka meluluskan permintaan kakek tua itu. Tidak akan ada tema pembicaraan seputar bisnis, tetapi ternyata anggapannya salah besar. Albana tetaplah Albana. Lelaki pekerja keras yang hidupnya tak bisa lepas dari usaha dan bisnis.

Lelaki berkulit keriput yang sehari-hari hanya bisa beraktivitas di seputaran ruang perawatannya itu tetap saja menyasar Athar dengan berbagai topik obrolan seputar bisnis, apalagi di antara mereka ada Bernard, asisten pribadi Albana. Meskipun Diamond Group sudah ditangani sepenuhnya oleh Keano, tetapi Albana tetap tidak bisa lepas tangan. Masih ada beberapa bisnis keluarga yang masih ia tangani, termasuk PT Indo Garment, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garmen milik mendiang Alia.

"Jangan lagi menambah bebanku, Kek. Sudah cukup Alia Resto and Cafe, kemudian peranku sebagai istri pimpinan Berkah Bumi Group, bahkan di satu sisi aku harus kuliah. Jangan menambah lagi dengan In
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Pengantin Pengganti   Jalani Takdirmu

    Bab 79) Jalani TakdirmuAthar mengerti apa yang Aira rasakan saat ini. Dia pun pernah berada di posisi yang sama. Aira butuh disupport, bukan dipaksa untuk mengerti. Aira butuh seseorang yang bisa memahami gejolak jiwanya. Benar, ini memang terlalu mengejutkan buat Aira. Berawal dari seorang pengantin pengganti, kemudian menjadi seorang istri yang sebenarnya, lalu harus menjalani perannya sebagai pendamping seorang pimpinan Bumi Berkah Group, belajar soal perusahaan perhiasan, di amanahi untuk mengurus Alia Resto and Cafe peninggalan ibunya dan harus kuliah pula. Benar, itu terasa sangat berat bagi seorang Aira yang tidak terbiasa, apalagi sekarang sang kakek meminta Aira untuk menghandle perusahaan peninggalan ibunya yang baru hari ini ia ketahui, PT Indo Garment.Aira tak siap. Itu faktanya. Akan tetapi mau tidak mau Aira harus mau. Kalau bukan Aira, lantas siapa lagi? Tidak mungkin selamanya mengandalkan sang kakek yang kondisinya sudah sakit-sakitan. Mempercayakan perusahaan kep

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Bukan Pengantin Pengganti   Tiga Sahabat

    Bab 80) Tiga Sahabat "Maaf, Tuan. Saya hanya ingin mengingatkan, tepat jam 08.00 pagi ini kita akan mengadakan rapat dengan beberapa direktur," ujar Nicko. "Ya, aku tahu. Terima kasih, Nicko," balas Athar datar. "Baik, Tuan. Setelah mematikan panggilan, Athar menyerahkan ponsel kepada istrinya. "Kita harus segera ke kantor sekarang, Sayang. Tidak ada waktu lagi untuk pulang ke rumah," ujar Athar sembari melirik arlojinya. Meskipun dia adalah pucuk pimpinan sebuah perusahaan, tetapi Athar sangat disiplin soal waktu. Dia tidak akan pernah mau membiarkan para bawahannya menunggu terlalu lama. Dia sendiri yang memberi contoh dan Athar pun juga tidak pernah mau mentolelir keterlambatan bawahannya lebih dari 5 menit. "Tapi aku perlu mandi dan ganti baju. Pagi ini aku ada jadwal kuliah. Dan dari kampus nanti, aku akan ke salah satu workshop Maharani Jewellery. Aku sudah janji dengan asisten pribadi Mommy, Mbak Devanka," jelas Aira. "Kita mandi di kantor saja. Nanti singgah sebentar d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Bukan Pengantin Pengganti   Cintamu Salah Parkir

    Bab 81) Cintamu Salah Parkir"Bukannya itu Tuan Keano?" ucap Nana spontan."Iya," sahut Aira. Dia menyeret lengan Nana, membawanya menjauh dari mobil mereka, mengejar Keano dan perempuan itu yang kini sudah sampai di pintu depan restoran."Keano, tunggu!" teriak Aira. Nafasnya terengah-engah. Berdiri tepat berhadapan dengan Keano dan wanita itu membuat sepasang matanya spontan memindai penampilan wanita yang mengenakan dress pendek di atas lutut berwarna biru laut."Ini siapa, Keano? Aku belum pernah bertemu dengannya....""Ah, ya." Keano yang cepat menguasai keadaan mengeratkan rangkulannya kepada wanita di sampingnya. "Kenalkan, ini Olivia, pacarku.""Ini siapa, Honey? Kok aku baru sekarang melihatnya?" Perempuan muda itu memandang Keano."Oh.... Ini namanya Aira. Dia adikku yang pernah ku ceritakan. Kami memang tidak tinggal serumah, karena dia sudah merried dan tinggal bersama suaminya," jelas Keano. Lelaki muda itu memaksakan untuk tersenyum lebar.Olivia dan Aira bersalaman."

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Bukan Pengantin Pengganti   Cinta Juga Butuh Logika

    Bab 82) Cinta Juga Butuh LogikaLantaran merasa sudah bersikap terlalu keras dengan Olivia, Keano buru-buru meminta maaf dan segera mengajak Olivia keluar dari restoran. Sepanjang perjalanan menuju apartemen, tak sepatah kata pun keluar dari mulut Olivia. Wanita muda itu terlihat sangat tidak bersemangat, walaupun Keano berulang kali menawarinya untuk jalan-jalan atau shopping di mal."Sudah dong, Liv. Berhenti merajuknya. Aku kan sudah minta maaf." Tangannya terulur memeluk wanita itu dari belakang. Saat ini mereka sudah sampai di kamar pribadi Keano.Sebenarnya Olivia merupakan wanita yang mudah luluh. Perlakuan Keano terasa sangat manis. Keano selalu begitu saat ia merasa bersalah, tetapi laki-laki itu selalu saja mengulangi kesalahan yang sama dan kali ini Olivia sudah tidak bisa mentolelir lagi.Emangnya dia perempuan apaan? Dia datang ke Indonesia atas undangan Keano, tetapi jika Keano tidak berkenan dengan kehadirannya, buat apa ia bertahan? Olivia memang mencintai Keano, teta

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   Jangan menangis, Olivia

    Bab 83) Jangan Menangis, OliviaOlivia mendesah. Tubuhnya seperti disengat aliran listrik. Sentuhan itu begitu menggodanya. Olivia memejamkan mata, sementara kedua tangannya mencengkeram seprai. Tubuhnya meliuk seperti cacing kepanasan.Namun tak lama kemudian, ia merasakan tubuhnya ringan, tak ada lagi berat beban yang menindihnya. Olivia membuka mata, melihat Keanu yang terbaring di sisinya sembari menyukar rambutnya kasar. Lelaki muda itu terlihat frustasi."Keano, ada apa? Kenapa berhenti?" tanya Olivia."Maaf Liv, aku tidak bisa....""Tidak bisa apanya?!" Olivia menggeram, lantas memiringkan tubuh menghadap lelaki itu. "Ini sudah selangkah lebih baik. Aku menyukai sentuhanmu, Keano. Aku mencintaimu.""Tetapi aku tidak bisa, Olivia. Setiap kali aku menyentuhmu, selalu saja wajahmu berubah menjadi wajah Aira dalam pandanganku. Aku tidak bisa...."Hati Olivia kembali seperti tersengat lebah. Sakit sekali dan perih."Kalau kamu begini terus, kamu nggak akan mungkin bisa membuka hatim

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Bukan Pengantin Pengganti   Kenyataan Pahit

    Bab 84) Kenyataan PahitWajah Aira masih saja menari-nari dibenaknya. Wajah cantik nan polos seperti memintanya untuk tidak melakukan semua ini. Namun persetan dengan semuanya. Sungguhpun yang tengah dicumbunya sekarang adalah Aira, dia tetap tak akan peduli. Dia benar-benar sakit. Dia harus melampiaskan rasa sakitnya dengan cara seperti ini.Mencintai Aira dalam diam membuat akal pikirannya seperti kurang waras. Kenyataan bahwa Aira adalah istri sahabatnya sendiri, ditambah lagi ternyata Aira adalah adiknya, putri mom Alia dari suami keduanya. Kenyataan apa lagi yang lebih pahit dari ini?Keano merasa semuanya tak adil baginya!Tangannya begitu aktif bergerilya menyusuri seluruh tubuh Olivia. Wanita itu mendesah. Desahan yang lantas menyadarkannya bahwa yang berada di bawahnya sekarang adalah Olivia, bukan AiraTangannya gemetar membuka kain penutup terakhir di tubuh Olivia. Lelaki itu melorotkan tubuhnya, hingga bibirnya menyentuh belahan cinta yang menjadi pintu gapura surga milik

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Bukan Pengantin Pengganti   Menuju Apartemen Keano

    Bab 85) Menuju Apartemen KeanoAthar mengecup kening istrinya sekilas. Sedetik kemudian dia menyadari jika wajah cantik itu sedikit pucat. Namun sebelum ia sempat protes, Aira buru-buru mengatakan bahwa ia baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Athar membimbing sang istri masuk ke dalam kamar pribadinya."Sepertinya kamu terlalu banyak aktivitas hari ini, Sayang." Lelaki itu membantu Aira berbaring di tempat tidur.Athar teringat jika mereka pagi-pagi buta sudah harus melakukan perjalanan dari rumah Bunda Amirah ke gedung pusat Bumi Berkah Group. Aira yang harus kuliah, kemudian berlanjut ke salah satu workshop Maharani Jewellery menemui Devanka.Wanita itu menggeleng lemah."Tidak, Athar. Aku senang menjalani semua ini. Aku juga senang bertemu dengan Bunda Amirah. Hanya mungkin fisikku yang kurang kuat, mungkin lantaran kehamilan ini." Aira mengusap pelan perutnya.Athar merendahkan tubuh, hingga akhirnya duduk menyentuh lantai. Jari jemarinya mulai memijat kaki Aira. "Maaf jika s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Bukan Pengantin Pengganti   Barang Bekas

    Bab 86) Barang Bekas "Kamu...." lirih Olivia. "Kenapa kamu berada di sini? Ada hubungan apa kamu dengan Keano?" Suara Athar terdengar dingin. "Athar, ini yang namanya Olivia yang aku ceritakan barusan," jelas Aira antusias. Athar mengibaskan tangan, memberi isyarat Olivia untuk menyingkir, lalu menerobos masuk ke dalam ruangan apartemen. "Loh, Athar, Aira," tegur Keano. Lelaki itu kaget sekali. Dia buru-buru masuk ke dalam kamarnya, lantaran menyadari pada saat ini ia hanya mengenakan celana pendek. Athar terkesiap dan menoleh kepada istrinya. Sesaat sepasang suami istri itu saling memandang. Mereka bukan anak kecil lagi dan sangat tahu apa yang sudah terjadi di apartemen ini. Melihat penampilan Olivia dan Keano yang seperti itu, otak keduanya seketika travelling, membayangkan hal yang hanya dilakukan oleh orang dewasa. Athar mendudukkan tubuhnya di sofa, sementara Aira menyusul duduk beberapa detik kemudian. "Kenapa kamu bisa berada di sini? Bukankah seharusnya kamu berada d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26

Bab terbaru

  • Bukan Pengantin Pengganti   Tak Ada Kesempurnaan Yang Sempurna

    Bab 132) Tak Ada Kesempurnaan Yang Sempurna"Sayang, sudahlah. Mama sudah bahagia di sana. Mama pasti melihat dari atas sana dan tersenyum pada cucunya. Jangan bersedih, Sayang." Athar mengusap-usaha pundak istrinya, kemudian mengajaknya berdiri.Tubuh Aira masih saja gemetar saat Athar membimbingnya menjauhi areal pemakaman. Mereka harus segera melanjutkan perjalanan menuju rumah Hendra. Perjalanan masih memakan waktu sekitar satu jam lagi. Aira kembali duduk di sisi Hendra yang tengah menyetir. Sementara Lina duduk di jok belakang sembari memangku Alia.Sepanjang perjalanan, pikiran Aira melayang tak karuan. Inilah yang membuat ia malas dan jarang mengunjungi makam itu. Bukan karena tak rindu. Setiap kali ia mengunjungi makam ibundanya, setiap kali juga luka itu kembali menganga. Luka masa kecilnya yang menyaksikan ibunya terbujur kaku dan dimasukkan ke liang lahat. Saat itu dia hanya seorang gadis kecil berumur 9 tahun yang tak mengerti kenapa ibunya tiba-tiba meninggal dunia, pad

  • Bukan Pengantin Pengganti   Lambang Kerinduanku Kepada Mama

    Bab 131) Lambang Kerinduanku Kepada MamaBeberapa hari di rumah Albana serasa begitu lama bagi Aira. Meskipun Athar selalu meluangkan waktu untuk membersamainya di sela-sela aktivitas kerjanya yang padat, tetapi Aira benar-benar tak nyaman. Kalimat demi kalimat terus berkelanjutan keluar dari mulut Albana soal status Alia, putrinya. Wanita itu benar-benar kesal, karena yang ada di otak kakeknya hanya urusan warisan dan Diamond Group, seolah-olah tidak ada hal yang menjadi prioritas selain itu. Rasa-rasanya putrinya cuma dijadikan alat bagi sang kakek untuk mengekalkan kekuasaan pada kerajaan bisnisnya."Apakah dia menganggap kelahiran anakku hanya sebagai pengisi kursi pewaris Diamond Group kedepannya? Sebegitu murah harganya," gumam Aira dalam hati. Dia benar-benar tak habis pikir. Setelah mendiang ibu dan dirinya, kini giliran putrinya yang baru lahir itu yang di nobatkan Albana sebagai pewaris Diamond Group. Diam-diam ia mengepalkan tangan. Untuk hal yang satu ini, cara pandang A

  • Bukan Pengantin Pengganti   Bukti Keajaiban Cinta

    Bab 130) Bukti Keajaiban Cinta[Ini ada hadiah kecil dari Kakek. Kenapa tidak memberi kabar, cucuku? Padahal bayi itu akan menjadi salah satu pewaris Diamond Group selanjutnya. Kamu masih marah dengan Kakek?!]Aira hanya tersenyum tipis, memandang baris demi baris kalimat yang ditulis oleh kakeknya. Pesan itu terasa menohok, tapi Aira memiliki pengendalian diri yang cukup kuat. Dia berusaha untuk tidak terpancing. Tanpa membalas pesan itu, Aira langsung menutup aplikasi pesan instan, kemudian beralih menuju aplikasi m-banking. Wanita muda itu ternganga saat melihat nominal yang dikirim oleh Albana. Tak main-main. Hadiah kecil yang disebut oleh kakeknya itu adalah dana sebesar satu miliar.Mungkin itu memang hadiah kecil, karena uang satu miliar bukan apa-apa bagi lelaki tua itu. Diamond Group memiliki cabang hingga ke pelosok negeri ini. Diamond Group bukan perusahaan perbankan biasa, tetapi perusahaan perbankan raksasa yang basisnya menyaingi perusahaan perbankan plat merah di negeri

  • Bukan Pengantin Pengganti   Berdamai Dengan Takdir

    Bab 129) Berdamai Dengan Takdir"Mom tahu apa yang kamu rasakan," ucap Rani dengan lembut. Berhubung Keano tidak kunjung memutar tubuhnya, akhirnya Rani lah yang berjalan memutar dan menghadap lelaki muda itu. Dia menatap Keano seolah ingin menembus di balik kelam hitam sorot mata putra angkatnya ini."Apa yang Mom ketahui tentang diriku?" tanya Keano lirih."Hati dan perasaanmu terhadap Aira."Keano seketika tersentak. "Apa yang Mom katakan? Jangan mengada-ada, Mom. Aira itu adikku dan kebetulan istri Athar, putra kandung Mom!""Tapi kamu mencintainya, bukan? Jujurlah pada Mommy....""Aku...." Suara Keano tertahan di tenggorokannya. Lidahnya terasa kelu untuk berucap.Namun wanita paruh baya itu begitu tenang. Dia malah menggenggam tangan Keano, seolah sedang mentransfer energi untuk menguatkan pemuda ini."Kamu tidak perlu sungkan sama Mommy. Mommy tak akan marah. Takdirlah yang mempertemukan kalian di saat kalian berdua sudah sama-sama dewasa. Tak apa, Nak. Hanya saja, satu hal itu

  • Bukan Pengantin Pengganti   Kelahiran Alia

    Bab 128) Kelahiran AliaAira memejamkan matanya sesaat. Dokter anestesi sudah memberikan suntik epidural beberapa saat yang lalu dan rasa nyeri perlahan mulai berkurang. Sekarang dia tinggal menunggu pembukaan lengkap, kemudian mengejan mengikuti instruksi dari dokter. Berhubung tidak ada masalah apapun dengan kandungannya, maka Aira memilih melahirkan secara normal dengan metode epidural.Namun meski sudah diberi suntikan penawar rasa sakit, tetap saja Aira merasa gugup dan takut. Wajar, karena adalah pengalaman pertamanya."Maaf, Sayang. Aku datang terlambat," sesal Athar. Dia mengusap keringat dingin yang membanjiri wajah Aira."Tak apa. Semuanya aman dan terkendali." Senyum Aira mengembang meski agak dipaksakan, sekedar menyamarkan rasa takut di hatinya. "Sebentar lagi kita akan bertemu dengannya. Dokter memperkirakan dia akan lahir beberapa jam lagi. Mana Mommy?""Sebentar lagi Mommy akan datang. Dia pasti akan sangat senang. Momen ini sudah lama dia tunggu." Lelaki itu membungku

  • Bukan Pengantin Pengganti   Impas

    Bab 127) ImpasWajah lelaki yang penuh keriput itu seketika berubah memerah. "Kamu pikir Kakek kurang kerjaan, sehingga mesti melakukan permainan anak kecil seperti itu?! Nggak level itu, Aira!""Meskipun aku baru mengenal Kakek, tapi bukan berarti aku tidak tahu bagaimana sifat Kakek. Aku memiliki sumber yang bisa dipercaya....""Kamu memata-matai kakekmu?" dengus Albana.Aira menggeleng. "Tidak," ralatnya."Terus.... Kenapa kamu menuduh Kakek ada bermain di balik semua yang sudah terjadi pada ibu tirimu yang brengsek itu? Masalah dia masuk rumah sakit jiwa, itu urusannya, bukan urusan Kakek. Mungkin itu karmanya karena sudah menyia-nyiakan anak tiri yang baik sepertimu," ujar Albana sinis."Stop, Kek. Berhenti bilang begitu.""Kalau bukan karma, apalagi namanya? Lagi pula kamu itu terlalu baik, Aira. Sudah tahu jika wanita itu pernah hampir saja membunuhmu, tapi kamu masih mau menolongnya!""Itu adalah masa lalu, Kek. Lagi pula, Papa sudah menceraikan Mama Kalina. Kurasa itu sudah i

  • Bukan Pengantin Pengganti   Menemui Albana

    Bab 126) Menemui AlbanaAira hanya mengangguk sekilas lalu tersenyum tipis kepada Bernard sembari terus melenggang masuk ke dalam. Seorang asisten rumah tangga menyambut dan mengantarkannya ke ruang pribadi sang kakek."Ada apa, Aira? Tumben datang kemari? Mana suamimu?" sapa Albana. Dia heran melihat kedatangan Aira yang tiba-tiba.Aira mendaratkan tubuhnya di kursi dekat pembaringan lelaki tua itu."Athar sedang ada kerjaan, Kek. Aku ke sini hanya ditemani mbak Nana, tapi mbak Nana aku suruh menunggu di mobil....""Kenapa kamu tidak ajak dia masuk, Aira?" sela lelaki tua itu."Ada yang ingin aku bicarakan dengan Kakek dan aku tidak mau Mbak Nana dengar," sahut Aira. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Saat ini mereka hanya berdua. Asisten rumah tangga dan perawat pribadi Albana sudah keluar dari ruangan ini.Albana berdeham. "Baiklah, terserah kamu saja. Apa yang ingin kamu bicarakan sama Kakek. Kelihatannya penting sekali....""Tentu saja, karena ini menyangkut kelangs

  • Bukan Pengantin Pengganti   Menjenguk Kalina

    Bab 125) Menjenguk Kalina"Kita semua memiliki pengalaman yang buruk saat berhubungan dengan Mama Kalina. Itu memang kenyataan. Kamu, Aira, Athar dan juga aku. Jangan kamu pikir aku tidak sakit hati mendengar ocehan dan hinaan Mama Kalina selama ini, apalagi saat ia membanding-bandingkan aku dengan Athar. Tapi apapun itu, kita nggak boleh dendam sama orang tua....""Benar itu kata Alvino, Kiara," timpal Athar cepat. "Kalau menurutkan sakit hati, ingin rasanya aku membiarkan dia mati di jalanan. Bayangkan, Aira pernah masuk rumah sakit lantaran nyaris keracunan dan itu gara-gara ulahnya.""Aku...." Gadis itu tergagap "Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Melihat wajah Mama saja rasanya aku tak sudi," keluh Kiara."Jika urusan sakit hati, rasanya akulah yang paling sakit," ucap Aira yang mengambil alih bayi lelaki itu dari pangkuan Alvino. Wanita itu menimang keponakannya penuh kasih sayang. "Mama Kalina pernah berniat membunuhku dan Papa. Kamu masih ingat, kan, insiden di

  • Bukan Pengantin Pengganti   Putus Hubungan

    Bab 124) Putus HubunganWanita itu masih setia mengaduk-aduk bak sampah, entah apa yang dicarinya. Penampilannya sungguh memprihatinkan. Dia mengenakan dress sebatas lutut, tapi kondisinya sudah sobek-sobek dan kotor. Rambutnya acak-acakan, kusut, seperti sudah lama tidak tersentuh sisir. Begitu Aira mendekat, ada bau menyengat yang tercium, membuat wanita itu spontan menutup hidungnya."Mama...!" Aira terpekik dengan mulut membentuk huruf O. Tangannya seketika terulur menarik lengan wanita itu, memaksanya untuk berdiri."Mama.... Kenapa di sini? Apa yang sudah terjadi? Mana Kiara??" Aira mundur selangkah manakala melihat sorot mata mengerikan dari Kalina. "Kamu siapa? Apakah kamu teman perempuan jalang itu, perempuan yang sudah merebut Harold dariku?!" Sepasang tangannya yang kotor malah mencengkeram bahu Aira. Mulutnya menyeringai."Harold?" Aira tergagap. Saking kebingungannya dia tidak sadar bahwa sepasang tangan kokoh itulah yang melepas cengkeraman tangan Kalina di bahunya.Nam

DMCA.com Protection Status