Share

Part. 6

Penulis: Chanda Kirani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-08 09:50:01

Happy Reading...

Dan satu nama yang menarik perhatianku, yaitu seorang staff gudang dengan low profile nya.

Terbukti dari kepekaannya membaca kondisi. dia bisa langsung mengerti jika aku sedang tersiksa karena panas waktu itu. aku suka sikap manisnya. dan wajahnya lumayan. mampu membuatku tak bisa berpaling saat itu. aku terpesona.

***

Ah ternyata dia juga disini, lumayanlah untuk menghalau sedikit kemalasanku. perutku sudah terlalu lapar jika aku harus pergi jauh meninggalkan pabrik hanya untuk makan siang.

Diam-diam ku amati wajah itu. wajah teduh yang baru pertama kali kulihat. sama sekali tak membuat jenuh. sangat terpancar aura kecerdasan di sana.

Jika saja ia adalah seorang CEO seperti mantan suamiku, mungkin aku akan langsung jatuh cinta padanya. apa yang aku pikirkan ini.

Tidak Aurel, kegilaan mu tidak boleh di teruskan. hentikan sekarang atau kau akan menyesal.

"Siang Honey." Aku terlonjak kaget dan hampir tersedak mendengar suara itu. suara orang yang sangat aku cintai.

"Kak Edwin, kau disini?" tanyaku pada sosok pria yang menjadi pelabuhan hatiku.

Tiba-tiba saja dia berada disini, mungkin dia terlalu merindukanku. ah, sebetulnya aku juga merindukannya. seperti ABG yang baru pertama kali jatuh cinta.

Ya, setelah malam pertemuan kami di pesta itu, kami lebih sering bertemu. hanya untuk sekedar makan bersama atau hanya untuk nongkrong saja.

Hingga pada akhirnya kami sama-sama saling membuka diri kembali. menceritakan segala kegiatan kami selama kami berpisah setelah perceraian itu.

Tak dapat aku pungkiri jika memang aku masih sangat mencintainya. dan malam itu kami menyadari bahwa kami terlalu terburu-buru memutuskan perceraian. meski sebenarnya aku yang paling bersalah karena tak mengerti keadaannya.

Hanya karena menuruti nafsu aku mengesampingkan kisah kami. ah aku menyesalinya.

"Aku tau kau akan di sini sampai beberapa hari ke depan, aku tak sabar menunggumu pulang untuk mengatakan ini." Dia berhenti berucap. membuatku menebak-nebak.

"Apa?" tanyaku semakin gusar.

"Besok aku akan pergi ke Cina. dan sesuai dengan yang ku janjikan bahwa aku akan menjadi orang seperti yang kau inginkan." Ucapnya tersenyum.

Aku tersenyum sumringah. jika tak ingat sedang berada di kantin perusahaan, pasti aku akan langsung memeluknya.

"Baiklah, pergilah dan segera kembali."

"Dan aku ingin kau segera melaksanakan syarat agar kita bisa segera kembali bersama." pintanya.

Kami segera melangkah meninggalkan Kantin yang mulai sepi karena sudah waktunya kembali bekerja.

Ku lirik pria berwajah bule itu, wajahnya masih datar. sama sekali tak melirik sedikitpun pada ku. apakah aku kurang cantik sehingga sama sekali tak menarik perhatiannya. padahal yang ku tahu semua orang menatap kagum padaku sejak pertama kali aku menginjakkan kaki ku di tempat ini.

Aku mengantarkan kak Edwin sampai ke pintu mobil. dan memandang kepergian hingga mobilnya menghilang di balik gerbang besar perusahaan. lantas aku kembali ke tempatku. sebuah ruang yang akan aku tempati untuk beberapa tahun ke depan. atau mungkin sampai aku tak mampu lagi mengemban tugas sebagai seorang Direktur.

Lalu aku kembali berkutat dengan tugas harian ku. bercengkerama dengan dokumen-dokumen yang tak pernah lelah untuk mengangguku.

Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepat. menit telah berlalu hingga jam berdentang memaksaku untuk bangkit dan pergi meninggalkan ruang kerjaku.

Aku pergi meninggalkan perusahaan dengan mengendarai mobil yang ku supiri sendiri.

Sama sekali aku tak mengenal jalanan ini, sesekali aku mengedarkan pandangan. jujur aku takut tak mengenali jalan yang tadi pagi aku lewati.

Ku lihat di sana ada gerobak nasi goreng, aku mulai lapar karena memang sudah malam dan menunjukkan waktuku untuk makan malam.

Dan pandanganku jatuh pada sosok yang sedang bertengger di atas motor sport berwarna merah menyala. dialah si staff gudang itu.

Lalu aku turun dari mobil dan menghampiri tukang nasi goreng tersebut.

"Nasi goreng satu porsi pak pakai telor dan sayur yang banyak." Pesanku lalu aku kembali masuk ke dalam mobil sambil bersandar mendengarkan lagu kesukaanku. dan sesekali aku mencuri pandang ke arahnya. dan sepertinya ia tak menyadari keberadaan ku. ah kenapa tiba-tiba saja aku merasakan seperti ini. Wajahnya mengkontaminasi otakku.

Pesanan nasi goreng ku telah di buat, dan seorang gadis muda yang sepertinya putri tukang nasi goreng itu mengantarkannya padaku.

"Ini pesanan anda nona." ucapnya setelah aku membuka kaca mobil yang di ketuknya dan ia menyebutkan nominalnya. lalu ku ulurkan dua lembar uang berwarna merah.

"Tunggu nona, aku ambil kembaliannya dulu." ucap gadis itu.

"Tidak perlu dek, itu untuk membayar nasi goreng tiga pemuda itu." tunjuk ku pada tiga pemuda yang sedang mengobrol itu. "Dan sisanya buat adek."

"Ah iya mbak, terima kasih." ucapnya sambil tersenyum.

Lalu aku melakukan mobil melewati tiga pemuda itu. dan saat ku lihat dari spion, sepertinya si pemuda berwajah bule itu mengikuti mobilku dengan pandangannya. mungkin ia mengenali mobil ini. dan entah mengapa aku senang.

Dan saat aku tiba di rumah, aku mendapati mama dan papa masih terjaga.

"Ma.. pa.."

"Kenapa kau baru pulang Aurel?" tanya mama padaku.

"Ada banyak yang harus aku pelajari dan aku sampai tidak sadar waktu. hingga malam begini aku baru pulang." Aku terkekeh sambil nyengir.

"Apa kau menyukai tempat barumu?" tanya papa yang duduk di hadapanku bersebelahan dengan mama.

"Sepertinya begitu. semua bagian terkoordinir dengan baik." ucapku sambil memijit belakang leherku. aku sedikit kecapek an mungkin.

"Apa kau sudah makan? biar mama siapkan." tawar mama.

"Gak usah ma, ini tadi Aurel beli nasi goreng tapi cuma satu. aku pikir mama sama papa belum balik." sambil mengangkat plastik warna putih yang kupegang.

"Tidak pa pa sayang, Mama Sama papa sudah makan tadi. sini biar mama siapkan. kamu pergilah membersihkan diri." aku mengangguk.

Segera ku langkahkan kaki menuju kamar dan segera ku bersihkan diri. dan sepertinya aku ingin berendam sebentar dalam air hangat agar otot-otot ku sedikit rileks.

Dan setelah itu aku segera turun dan memakan makan malam ku. di temani mama dan papa. dan sepertinya ada yang ingin mereka bicarakan.

"Aurel, apa kau sudah menemukan pria yang akan bersedia menikahi mu untuk beberapa waktu?" Tanya papa padaku.

"Menikahi? untuk apa? bukankah aku akan kembali rujuk bersama kak Edwin?" tanyaku bingung.

"Salah satu dari kalian harus menikah dan bercerai. itu salah satu syarat agar kamu bisa rujuk dengan mantan suamimu." mama menjelaskan.

"Apa memang harus seperti itu?" tanyaku lagi. rasanya akan sangat aneh jika aku menikah dengan orang lain sebelum aku rujuk dengan mantan suamiku.

"Itu syarat yang harus kau jalani. jika tidak, kalian tidak boleh bersama. haram hukumnya. dan pernikahanmu dengan orang yang akan menceraikan mu akan menghalalkan mu dengan Edwin." jelas mama lebih terperinci.

"Entahlah, aku tak mengerti tentang semua itu. kalian aturlah." putus ku akhirnya.

"Kalau begitu nikah kontrak saja." tiba-tiba saja otak cerdas ku menemukan ide yang tidak terlalu keren itu.

***

Bab terkait

  • Bukan Muhalil   Part. 7

    Happy Reading...POV. Satria.Sinar mentari pagi menyapa wajahku, saat aku pergi meninggalkan rumah kontrakan yang kami tinggali bersama.Pagi ini aku kesiangan karena selepas subuhan aku tidur lagi. Rumah ini baru kami tempati seminggu yang lalu. Heru, Taufan dan aku, kami sepakat untuk menyewa rumah bertiga agar bisa lebih nyaman kami tinggali. dari pada harus menyewa satu kamar yang sempit dan kami harus berbagi tempat untuk yang lainnya.Entah karena aku terlalu penat atau aku yang tak bisa tidur karena dia yang mengganggu ku lewat bayangannya. hingga pagi ini untuk pertama kalinya seorang Satria harus mandi bebek. jika teman-temanku sampai tahu, sudah pasti mereka akan mengejekku habis-habisan.Dengan sedikit kencang aku memacu kuda Besi ku. membelah jalanan pagi yang masih padat oleh kendaraan lain. dan akhirnya aku sudah sampai di sekitar perusahaan dan aku memacu motorku dengan sedikit pelan."Assalamu'alaikum pak Rowi." Ucapku pada satpam yang aku lewati di depan pos pertama.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Bukan Muhalil   part 7

    Happy Reading...Siang beranjak sore, namun udara masih terlalu panas jika Kami keluar gedung saat ini.Saat week end seperti ini biasanya kami kerja hanya lima jam kerja saja. namun karena banyaknya pekerjaan yang harus aku selesaikan agar target bulan ini dapat aku selesaikan tepat waktu, terpaksa kami harus mengambil jam lembur.Ku lihat mobil mewah itu tetap di sana. apakah ibu direktur itu juga tengah lembur? tak seperti kebiasaan Direktur lama yang lebih memilih untuk pulang atau bahkan libur saat week end, beliau malahkerja lembur.Ku lihat mobil satu lagi yang datang. dan sepertinya ku kenal mobil itu.Ya benar, itu adalah mobil Pak Franki. asisten Direktur lama. pastilah saat ini ia juga masih menjadi asisten pak Direktur. jika tidak, tak mungkin beliau datang ke tempat ini."Satria." sapa pria ramah itu."Pak Franki, apa kabar pak? lama ya tak kesini." ucapku menyambut beliau.Memang kami sering bersama dulu sewaktu beliau belum pindah ke kantor pusat."Baik, Kamu sendiri g

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Bukan Muhalil   Part. 1

    Prolog.Menikah dengan orang yang di cintai tentu menjadi impian bagi semua pasangan.Membayangkan kehidupan akan di penuhi dengan kebahagiaan bersama pasangan dan membangun keluarga yang bahagia adalah impian gadis cantik bernama Sandika Aurelia Hermawan.Namun siapa sangka pernikahan yang terbayang indah hancur dalam hitungan jam. malam pertama yang nantikan harus menjadi alasan Aurel untuk mengucap kata cerai.Meski setelah sang hakim memberikan ketok palu yang menandakan terputusnya sebuah hubungan, rasa cinta kepada mantan suaminya tak dapat ia buang begitu saja. dan ia pun sadar jika ikatan perkawinan bukan sekedar mengatakan kata cinta.Ada banyak hal yang akan dan harus terjadi dalam kehidupan perkawinan. maka dengan keikhlasan ia berusaha menerima takdir perpisahan di usia pernikahan yang masih seumur jagung.Pergi, jika itu bisa membuat keduanya bisa nyaman, kenapa tidak? meski mereka juga sadar cinta mereka terlalu besar untuk saling berjauhan.Setelah sekian waktu Aurel pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Bukan Muhalil   Part. 2

    Happy Reading..."Sah...?" tanya seorang berpeci hitam itu. yang ternyata adalah seorang penghulu."Sah!" jawab para saksi dan juga para tamu yang hadir dalam acara sakral itu.Ucapan syukur dan do'a-do'a pun di panjatkan untuk mengiringi mereka ke gerbang kehidupan perkawinan. dan semoga kebahagiaan selalu menyertai mereka berdua.Tangis haru dan air mata kebahagiaan terdengar membuat hati yang mengering kecewa ini sedikit bergerimis. wahai hati ikhlaslah. karena ini ujian.Satu persatu para tamu memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. lihatlah betapa bahagia mereka. aku pernah di posisi itu dulu. bahagia.wahai hati, ikhlaslah! tak semua yang kau harapkan harus kau dapatkan."Selamat ya lynl" ucapku pada Allyn, sepupuku. putri dari kakak pertama ibuku. aku senang akhirnya dia bisa menjadi wanita seutuhnya. bukankah memakai kebaya pengantin adalah bukti bahwa dia adalah wanita sesungguhnya. tidak seperti biasanya yang dia pakai adalah jeans bolong dan kemeja kebesaran yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Bukan Muhalil   Part. 3

    Happy Reading...Akhirnya Kau kembali." Suara bariton itu.Aku seperti terlempar dari atas tebing tinggi saat suara berat itu menyapa gendang telingaku. setahun lamanya aku berusaha untuk melupakannya.Mengingat kejadian malam pertama kami yang gagal. dan di detik itu pula dia mentalak ku. atas nama kebahagiaan dia lantang mengatakannya tanpa memberi penjelasan sepatah katapun.Wahai hati, kuatkan dirimu."Maafkan aku, aku bukan pria sempurna," sesalnya malam itu. padahal kami sudah dalam keadaan tak memakai apapun. aku malu sangat malu terhadapnya dan juga pada diri sendiri. aku merasa begitu murahan karena begitu mendambakan malam itu.Saat itu adalah malam yang di nantikan oleh semua pasangan yang baru menikah, yaitu malampertama.Dengan sisa keberanian dalam diriku dan dengan dada bergejolak penuh kerinduan aku beranikan diri menegakkan tubuhku berdiri dan berbalik ke arah sumber suara."Kak Edwin." Suaraku tercekat di tenggorokan. tak kuasa rasanya otot-otot di tubuh ini menyang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Bukan Muhalil   part. 4

    Happy Reading...Di tempat lain, di sebuah perusahaan pembutan sepatu. "Sat!" Panggil Heru salah satu teman se-department ku.Aku yang saat itu sedang mencatat barang keluar dan masuk ke dalam list pun menoleh sebentar."He, lu tau gak besok Direktur yang baru akan datang buat sidak" Ucap Heru menggebu.Aku tak menanggapi serius ucapan Heru. jika memang akan di adakan sidak, lalu kenapa Heru sampai tahu. itu artinya sudah ada pemberitahuan dari kantor pusat agar kami bisa bersiap-siap saat Direktur memeriksa sistem kerja kami."Lu dengar gue kan?" Heru menyenggol bahuku hingga pulpen yang sedang ku gunakan untuk menulis terjatuh."Sorry!" cengirnya sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V.Aku hanya menggeleng melihat tingkahnya. Segitu takutnya sama Direktur. pikirku."Fan!" panggilku pada lelaki yang sedang mendorong Hand truck trolley yang bernama Taufan."Tolong kamu kirim 30 liter Latex, 3 drum kotak lem 201 dan 1 liter Tiner A ke department stiching sekarang." titahku samb

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Bukan Muhalil   Part. 5

    Happy Reading...Aku melihatnya intens. kami saling mengunci pandangan. bahkan dia tak tersenyum sedikitpun. hanya keangkuhan yang terpancar dari wajah cantiknya.Mataku membulat sempurna saat menyadari siapa yang berdiri di hadapanku."Dia!!!"Aku mengerjap beberapa kali. tak percaya akan pandanganku. ku buang pandangan ke arah lain, berharap jika saat ini yang tengah ku pandang hanya sebuah ilusi. dan berharap bahwa aku memang salah.Ku kembalikan arah pandanganku setelah beberapa kali aku membuangnya, namun nyatanya tetap sama. hanya dia yang masih tergambar di hadapanku dan di ingatanku adalah sebentuk wajah yang sama.Wajah yang sejak beberapa tahun lalu kulihat untuk yang pertama dan terakhir kali. namun berhasil ku abadikan dalam memori ingatanku."Bagaimana dengan stok bahan kita Satria? apakah cukup untuk akhir bulan ini?' Tanya si bibir tipis bergincu peach itu. memecah keheningan dalam lamun ku.Entah apa yang ku lamunkan sebenarnya. apakah wajahnya yang melempar ku ke dala

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08

Bab terbaru

  • Bukan Muhalil   part 7

    Happy Reading...Siang beranjak sore, namun udara masih terlalu panas jika Kami keluar gedung saat ini.Saat week end seperti ini biasanya kami kerja hanya lima jam kerja saja. namun karena banyaknya pekerjaan yang harus aku selesaikan agar target bulan ini dapat aku selesaikan tepat waktu, terpaksa kami harus mengambil jam lembur.Ku lihat mobil mewah itu tetap di sana. apakah ibu direktur itu juga tengah lembur? tak seperti kebiasaan Direktur lama yang lebih memilih untuk pulang atau bahkan libur saat week end, beliau malahkerja lembur.Ku lihat mobil satu lagi yang datang. dan sepertinya ku kenal mobil itu.Ya benar, itu adalah mobil Pak Franki. asisten Direktur lama. pastilah saat ini ia juga masih menjadi asisten pak Direktur. jika tidak, tak mungkin beliau datang ke tempat ini."Satria." sapa pria ramah itu."Pak Franki, apa kabar pak? lama ya tak kesini." ucapku menyambut beliau.Memang kami sering bersama dulu sewaktu beliau belum pindah ke kantor pusat."Baik, Kamu sendiri g

  • Bukan Muhalil   Part. 7

    Happy Reading...POV. Satria.Sinar mentari pagi menyapa wajahku, saat aku pergi meninggalkan rumah kontrakan yang kami tinggali bersama.Pagi ini aku kesiangan karena selepas subuhan aku tidur lagi. Rumah ini baru kami tempati seminggu yang lalu. Heru, Taufan dan aku, kami sepakat untuk menyewa rumah bertiga agar bisa lebih nyaman kami tinggali. dari pada harus menyewa satu kamar yang sempit dan kami harus berbagi tempat untuk yang lainnya.Entah karena aku terlalu penat atau aku yang tak bisa tidur karena dia yang mengganggu ku lewat bayangannya. hingga pagi ini untuk pertama kalinya seorang Satria harus mandi bebek. jika teman-temanku sampai tahu, sudah pasti mereka akan mengejekku habis-habisan.Dengan sedikit kencang aku memacu kuda Besi ku. membelah jalanan pagi yang masih padat oleh kendaraan lain. dan akhirnya aku sudah sampai di sekitar perusahaan dan aku memacu motorku dengan sedikit pelan."Assalamu'alaikum pak Rowi." Ucapku pada satpam yang aku lewati di depan pos pertama.

  • Bukan Muhalil   Part. 6

    Happy Reading...Dan satu nama yang menarik perhatianku, yaitu seorang staff gudang dengan low profile nya.Terbukti dari kepekaannya membaca kondisi. dia bisa langsung mengerti jika aku sedang tersiksa karena panas waktu itu. aku suka sikap manisnya. dan wajahnya lumayan. mampu membuatku tak bisa berpaling saat itu. aku terpesona.***Ah ternyata dia juga disini, lumayanlah untuk menghalau sedikit kemalasanku. perutku sudah terlalu lapar jika aku harus pergi jauh meninggalkan pabrik hanya untuk makan siang.Diam-diam ku amati wajah itu. wajah teduh yang baru pertama kali kulihat. sama sekali tak membuat jenuh. sangat terpancar aura kecerdasan di sana.Jika saja ia adalah seorang CEO seperti mantan suamiku, mungkin aku akan langsung jatuh cinta padanya. apa yang aku pikirkan ini.Tidak Aurel, kegilaan mu tidak boleh di teruskan. hentikan sekarang atau kau akan menyesal."Siang Honey." Aku terlonjak kaget dan hampir tersedak mendengar suara itu. suara orang yang sangat aku cintai."Kak

  • Bukan Muhalil   Part. 5

    Happy Reading...Aku melihatnya intens. kami saling mengunci pandangan. bahkan dia tak tersenyum sedikitpun. hanya keangkuhan yang terpancar dari wajah cantiknya.Mataku membulat sempurna saat menyadari siapa yang berdiri di hadapanku."Dia!!!"Aku mengerjap beberapa kali. tak percaya akan pandanganku. ku buang pandangan ke arah lain, berharap jika saat ini yang tengah ku pandang hanya sebuah ilusi. dan berharap bahwa aku memang salah.Ku kembalikan arah pandanganku setelah beberapa kali aku membuangnya, namun nyatanya tetap sama. hanya dia yang masih tergambar di hadapanku dan di ingatanku adalah sebentuk wajah yang sama.Wajah yang sejak beberapa tahun lalu kulihat untuk yang pertama dan terakhir kali. namun berhasil ku abadikan dalam memori ingatanku."Bagaimana dengan stok bahan kita Satria? apakah cukup untuk akhir bulan ini?' Tanya si bibir tipis bergincu peach itu. memecah keheningan dalam lamun ku.Entah apa yang ku lamunkan sebenarnya. apakah wajahnya yang melempar ku ke dala

  • Bukan Muhalil   part. 4

    Happy Reading...Di tempat lain, di sebuah perusahaan pembutan sepatu. "Sat!" Panggil Heru salah satu teman se-department ku.Aku yang saat itu sedang mencatat barang keluar dan masuk ke dalam list pun menoleh sebentar."He, lu tau gak besok Direktur yang baru akan datang buat sidak" Ucap Heru menggebu.Aku tak menanggapi serius ucapan Heru. jika memang akan di adakan sidak, lalu kenapa Heru sampai tahu. itu artinya sudah ada pemberitahuan dari kantor pusat agar kami bisa bersiap-siap saat Direktur memeriksa sistem kerja kami."Lu dengar gue kan?" Heru menyenggol bahuku hingga pulpen yang sedang ku gunakan untuk menulis terjatuh."Sorry!" cengirnya sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V.Aku hanya menggeleng melihat tingkahnya. Segitu takutnya sama Direktur. pikirku."Fan!" panggilku pada lelaki yang sedang mendorong Hand truck trolley yang bernama Taufan."Tolong kamu kirim 30 liter Latex, 3 drum kotak lem 201 dan 1 liter Tiner A ke department stiching sekarang." titahku samb

  • Bukan Muhalil   Part. 3

    Happy Reading...Akhirnya Kau kembali." Suara bariton itu.Aku seperti terlempar dari atas tebing tinggi saat suara berat itu menyapa gendang telingaku. setahun lamanya aku berusaha untuk melupakannya.Mengingat kejadian malam pertama kami yang gagal. dan di detik itu pula dia mentalak ku. atas nama kebahagiaan dia lantang mengatakannya tanpa memberi penjelasan sepatah katapun.Wahai hati, kuatkan dirimu."Maafkan aku, aku bukan pria sempurna," sesalnya malam itu. padahal kami sudah dalam keadaan tak memakai apapun. aku malu sangat malu terhadapnya dan juga pada diri sendiri. aku merasa begitu murahan karena begitu mendambakan malam itu.Saat itu adalah malam yang di nantikan oleh semua pasangan yang baru menikah, yaitu malampertama.Dengan sisa keberanian dalam diriku dan dengan dada bergejolak penuh kerinduan aku beranikan diri menegakkan tubuhku berdiri dan berbalik ke arah sumber suara."Kak Edwin." Suaraku tercekat di tenggorokan. tak kuasa rasanya otot-otot di tubuh ini menyang

  • Bukan Muhalil   Part. 2

    Happy Reading..."Sah...?" tanya seorang berpeci hitam itu. yang ternyata adalah seorang penghulu."Sah!" jawab para saksi dan juga para tamu yang hadir dalam acara sakral itu.Ucapan syukur dan do'a-do'a pun di panjatkan untuk mengiringi mereka ke gerbang kehidupan perkawinan. dan semoga kebahagiaan selalu menyertai mereka berdua.Tangis haru dan air mata kebahagiaan terdengar membuat hati yang mengering kecewa ini sedikit bergerimis. wahai hati ikhlaslah. karena ini ujian.Satu persatu para tamu memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. lihatlah betapa bahagia mereka. aku pernah di posisi itu dulu. bahagia.wahai hati, ikhlaslah! tak semua yang kau harapkan harus kau dapatkan."Selamat ya lynl" ucapku pada Allyn, sepupuku. putri dari kakak pertama ibuku. aku senang akhirnya dia bisa menjadi wanita seutuhnya. bukankah memakai kebaya pengantin adalah bukti bahwa dia adalah wanita sesungguhnya. tidak seperti biasanya yang dia pakai adalah jeans bolong dan kemeja kebesaran yang

  • Bukan Muhalil   Part. 1

    Prolog.Menikah dengan orang yang di cintai tentu menjadi impian bagi semua pasangan.Membayangkan kehidupan akan di penuhi dengan kebahagiaan bersama pasangan dan membangun keluarga yang bahagia adalah impian gadis cantik bernama Sandika Aurelia Hermawan.Namun siapa sangka pernikahan yang terbayang indah hancur dalam hitungan jam. malam pertama yang nantikan harus menjadi alasan Aurel untuk mengucap kata cerai.Meski setelah sang hakim memberikan ketok palu yang menandakan terputusnya sebuah hubungan, rasa cinta kepada mantan suaminya tak dapat ia buang begitu saja. dan ia pun sadar jika ikatan perkawinan bukan sekedar mengatakan kata cinta.Ada banyak hal yang akan dan harus terjadi dalam kehidupan perkawinan. maka dengan keikhlasan ia berusaha menerima takdir perpisahan di usia pernikahan yang masih seumur jagung.Pergi, jika itu bisa membuat keduanya bisa nyaman, kenapa tidak? meski mereka juga sadar cinta mereka terlalu besar untuk saling berjauhan.Setelah sekian waktu Aurel pe

DMCA.com Protection Status