Home / Rumah Tangga / Bukan Mempelai yang Kau Inginkan / BAB 7. "Bagaimana dengan aku, Mas?"

Share

BAB 7. "Bagaimana dengan aku, Mas?"

Author: Karma Police
last update Last Updated: 2025-02-09 06:07:40
"Bulik jangan khawatir--"

"Gimana Bulik nggak khawatir setelah tahu kalau ternyata kamu nggak menjalankan peranmu sebagai istri dengan benar?!" sela Bulik Ambar dengan nada meninggi.

Gantari tetap tenang meski dadanya bergemuruh oleh berbagai emosi yang tumpang tindih.

Masih menjaga suaranya tetap lembut, wanita itu membalas, "Mas Dirja nggak akan kekurangan apa pun, Bulik. Kebutuhan Mas Dirja di rumah juga pasti akan selalu terpenuhi."

'Pria itu bahkan bisa mengurus dirinya sendiri dengan sangat baik. Dia nggak butuh aku sebagai istri. Dia lebih membutuhkan kekasihnya yang bernama Asoka itu,' imbuh Gantari yang hanya mampu terucap di dalam hati.

Nyatanya memang Dirja sudah sejak lama hidup sendiri di perantauan yang jauh dari orang tua. Dirja meninggalkan kampung halaman sejak remaja untuk melanjutkan sekolah di sebuah perguruan tinggi negeri ternama di ibukota. Sudah lebih dari dua belas tahun lamanya. Tentunya pria itu sudah sangat terlatih dan terbiasa memenuhi kebutuhannya sendir
Karma Police

Maaf, ada perubahan sedikit di bab 6 bagian akhir. Bisa baca ulang dulu biar nyambung sama bab ini yaaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 8. "Istrimu punya bakat membangkang."

    "Dirja, rumah tanggamu dengan Tari baik-baik saja?" todong Bulik Ambar begitu mobil Dirja meninggalkan area perumahan dan bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya."Astaghfirullah, nggak sopan nanya-nanya begitu, Bu!" tegur Paklik Heru."Nggak sopan gimana sih, Pak? Wong ini yang ditanya juga sudah seperti anak sendiri! Ibu juga nanya baik-baik, lho!"Paklik Heru berdecak. "Sudah, abaikan saja! Jangan dijawab pertanyaan bulikmu, Dir.""Nggak apa-apa, Paklik," timpal Dirja sebelum terjadi perdebatan panjang antara pasangan suami istri itu di dalam mobilnya."Tuh, Pak. Dirja saja nggak mempermasalahkan kok. Kenapa Bapak berlebihan sekali responnya?"Pada akhirnya Paklik Heru hanya geleng-geleng kepala. Sudah terlalu hapal dengan perangai istrinya yang keras kepala dan tak mau kalah."Kenapa Bulik tanya begitu? Ada sesuatu yang mengganggu Bulik?" tanya Dirja balik dengan penuh ketenangan.Melalui spoin tengah mobilnya, pria itu melirik Bulik Ambar yang duduk di kursi penumpang belak

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 9. "Biar sama-sama enak."

    Percakapan alot yang terjadi saat mengantar keluarga Bulik Ambar ke hajatan itu terus terngiang-ngiang di kepala Dirja sampai pria itu tiba di rumah.Gantari sedang sibuk dengan laptop saat dirinya muncul di ruang tengah. Kemudian saat menyadari apa yang sedang istrinya itu kerjakan, ada panas menggelegak di dada Dirja.Di saat pria itu harus menghadapi Bulik Ambar yang marah-marah karena Gantari, istrinya itu justru tengah sibuk sendiri dengan pekerjaannya.Bukankah itu sangat tidak adil?Namun, sebagai pria dewasa yang bisa berpikir rasional, Dirja tidak langsung menghakimi. Dia berusaha bersikap netral saat bicara dengan istrinya demi menemukan simpul masalah utama dan menguraikannya dengan baik-baik.Walau tetap saja. Pada akhirnya Dirja salah langkah. Pria itu bahkan sampai mengatai istrinya sendiri bodoh. Dan berujung membela Bulik Ambar tanpa memikirkan posisi Gantari sebagai istrinya, yang juga pantas dibela."Malam nanti kalau Bulik Ambar sudah pulang, kamu harus minta maaf d

    Last Updated : 2025-02-13
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 10. "Ada yang mau kenalan."

    "Kak Naila! Citra!"Sambil berjalan mendekat, Gantari menyerukan nama dua temanya. Wanita itu baru saja tiba di kafe tempat ia janjian untuk bertemu mereka."Sorry ya baru sampai. Tadi agak macet di jalan. Kalian udah lama?""Gue juga barusan datang kok. Citra tuh yang duluan," jawab wanita berhijab hitam seraya melemparkan senyum ramah pada Gantari."Gue tadi emang lagi di dekat-dekat sini, kok. Makanya bisa cepet sampai," timpal Citra ringan. Teman Gantari yang berambut pirang. Mereka bertukar cipika-cipiki dengan akrab. Lalu Gantari pamit sebentar untuk memesan makanan dan minuman langsung di kasir."Baju lo beli di mana, Tar?" tanya Citra saat Gantari sudah duduk di kursinya. "Cakep banget. Cocok sama bentuk badan lo yang mungil."Gantari memakai blouse bewarna putih dengan lengan balon dipadukan dengan mini plaid skirt berwarna merah muda bercorak kotak-kotak yang panjangnya sampai beberapa senti di bawah lutut.Rambutnya yang panjang dan berwarna hitam dibiarkan tergerai. Dileng

    Last Updated : 2025-02-14
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 11. "Saya ingin cepat bebas..."

    "Pergi ke mana saja kamu sampai lupa waktu?"Gantari yang baru saja menarik gagang pintu rumah itu berjengit kaget hingga langkahnya tertarik mundur.Suaminya muncul di depan pintu dengan kedua tangan bersedekap di dada. Tatapannya menyorot tajam."Mas Dirja kenapa berdiri di situ? Ngagetin aja," protes Gantari.Dirja tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. Namun, Gantari bisa merasakan hawa dingin yang merambat di tengkuk karena tatapan intens suaminya.Wanita itu terlalu ragu-ragu untuk meminta Dirja bergeser sedikit agar dirinya bisa masuk ke dalam. Sehingga ia hanya berdiri canggung di teras rumah dan menunggu sampai Dirja sadar sendiri."Ponselmu masih berfungsi dan bisa untuk mengecek jam, kan?" tanya Dirja retoris. "Ini sudah jam berapa? Bukankah saya sudah bilang kalau kamu harus pulang sebelum Maghrib?"Gantari menghela napas. Sudah mengira kalau ini akan terjadi.Saat ojek online yang ditumpanginya memasuki area perumahan, bertepatan dengan suara azan isya dari masjid

    Last Updated : 2025-02-17
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 12. "Bulik ingin Tari melakukan apa?"

    Gantari terperangah hingga mulutnya megap-megap. Matanya nanar menatap Dirja. Dan perlahan gejolak panas di dadanya menggelegak. "A... apa Mas bilang?""Telingamu kenapa, sih?" Dirja geleng-geleng kepala. "Saya harus mengulangi sampai berapa kali supaya kamu bisa dengar dengan benar?""Lalu..." Sial, suara Gantari mendadak serak. Tenggorokannya tercekat oleh rasa perih karena gumpalan emosi yang mulai naik ke permukaan. "Ada alasan lain kenapa Mas semarah ini sama aku?" tanya wanita itu marah."Ah, pertanyaanku salah," kata Gantari sedetik kemudian. "Pasti ada sesuatu yang membuat Mas Dirja marah saat aku pergi, kan? Makanya Mas melampiaskan kekesalan ke aku?"Ada perubahan emosi di wajah Dirja saat pertanyaan itu terlontar dari mulut istrinya. Namun, hilang dalam sekejap mata.Saat Gantari berkedip, Dirja sudah kembali ke setelan biasanya dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.Pria itu juga tampaknya tak berniat untuk menjawab pertanyaan Gantari."Ganti bajumu. Kamu ikut saya keluar,

    Last Updated : 2025-02-17
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 13. "Ingin memiliki sebentar saja."

    "Kodratnya seorang istri itu berada di rumah, Tari," ujar Bulik Ambar beberapa detik kemudian setelah melemparkan bom tepat di muka Gantari."Jadi kamu pasti paham, kan? Bulik sampai harus memohon begini bukan karena ingin menindasmu. Ini semata-mata demi keharmonisan rumah tanggamu dengan Dirja."Oh, wanita itu bahkan sama sekali tidak memberi waktu kepada Gantari untuk mencerna perkataannya dengan baik."Bulik tunggu jawabanmu saat pulang ke kampung nanti. Tolong, jangan mengecewakan Bulik."Yang artinya adalah... Bulik Ambar tidak menerima jawaban 'tidak'. Permintaan itu sifatnya wajib untuk dituruti. Atau Gantari akan selamanya dimusuhi.Masalahnya, permintaan Bulik Ambar adalah hal yang tidak mungkin bisa Gantari lakukan. Sebab, tidak ada rumah tangga yang bisa dia urus. Tidak ada hubungan yang bisa dia pertahankan.Lalu, Gantari harus bagaimana?"Tidak mau turun?"Suara berat milik seorang pria yang terdengar familier mengejutkan Gantari.Dirja berdiri menjulang di samping pintu

    Last Updated : 2025-02-19
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 14. "Karena aku menjadi orang ketiga?"

    "Tidak sopan membuka-buka barang pribadi milik orang lain."Di ruangan yang diterangi lampu remang-remang itu, Dirja melangkah masuk lebih dalam. Membungkuk untuk mengambil foto yang dijatuhkan Gantari ke lantai.Tatapan mengantuk Dirja tertuju pada foto di tangannya. Yang kemudian membawa pria itu bernostalgia.'Rasanya sudah lama sekali,' batin Dirja dengan raut wajah suram.Di masa-masa itu, Dirja sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama kekasih hati. Hari-harinya bersama sang kekasih selalu penuh canda tawa.Tiada hari tanpa merasa suka cita. Tidak ada pertengkaran. Tidak ada tangis air mata. Segalanya sempurna. Namun, sekarang situasinya sudah berbeda. Semua sudah tak lagi sama."Hanya dari punggungnya aja dia sudah kelihatan cantik.""Apa?" Dirja menoleh saat mendengar Gantari menggumam tak jelas. "Kekasih Mas Dirja," sahut Gantari masih dengan suara pelan, namun terdengar lebih jelas. "Dia pasti cantik sekali ya, Mas?"Dirja menatap Gantari lurus.Ia tidak tahu bagaimana

    Last Updated : 2025-02-19
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 15. "Situasi yang salah."

    "Maaf."Gantari memaksa diri untuk terus bicara meski tenggorokannya makin tercekat. Ada getar yang jua tak bisa disembunyikan dalam suaranya."Maaf... karena pernah dengan sangat tidak tahu diri mencoba untuk memiliki kekasihnya. Bahkan sampai menikahinya tanpa banyak usaha. Jahat sekali ya aku, Mas?"Setelah seharian menahan diri, Gantari akhirnya membiarkan satu tetes air matanya jatuh. Sangat sulit untuk terus bersikap biasa-biasa saja di hadapan Dirja yang semakin terang-terangan bicara tentang wanitanya.Walau... bisa dibilang ini salah Gantari sendiri yang sengaja menggali lukanya karena ingin tahu terlalu banyak."Kamu tidak jahat. Jangan menyalahkan diri sendiri," sergah Dirja yang detik itu sedikit menunjukkan ekspresi kelam di wajahnya. "Kita berdua hanya... terjebak di waktu dan situasi yang salah."Mendengar jawaban itu, Gantari terkekeh getir. Perlahan mengusap air matanya.Rugi sekali ia membuang air mata berharganya untuk seorang suami yang lebih menginginkan wanita lai

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 43. "Maaf, Tari. Maafkan saya...."

    Sementara itu di makam. Gantari sudah pergi cukup lama bersama Dina, tetapi Dirja masih belum berpindah dari posisinya. Pria itu menatap kosong pada berplastik-plastik bunga yang kini tergenang air. Belum sempat ditaburkan.Setiap kata yang diucapkan Gantari hingga ekspresi wanita itu saat bicara kepadanya tadi masih terekam jelas di kepala.Kacau.Itu satu-satunya yang menggambarkan hubungannya dengan Gantari sekarang.Dirja sadar betul kalau tindakannya sudah sangat melukai sang istri. Tetap menikahi dan mempertahankan Gantari meski ada wanita lain yang menghuni hatinya adalah pilihan paling egois dan kejam. Tidak hanya untuk Gantari, tetapi juga untuk Asoka yang sudah kehilangan banyak hal hanya demi bisa tetap berada di sisi pria itu.Ia sudah salah melangkah karena berpikir bahwa wasiat orang tua harus diutamakan meski tidak bisa menjalankan pernikahan dengan Gantari selamanya.Itulah sebabnya ia ingin mengubah sikap dan memperlakukan sang istri dengan baik meski tetap tak bisa

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 42. "Aku bisa belajar mencintaimu."

    Gantari tidak tahu apa yang merasuki dirinya saat tiba-tiba bicara tentang hal-hal gila di depan makam kedua orang tuanya.Mungkin ia kerasukan setan gila yang mendambakan cinta dari pria yang dicintainya. Atau sebenarnya Gantari sedang mengungkapkannya isi hatinya secara jujur.Bahwa seandainya bisa, maka ia ingin mempertahankan pernikahannya dengan Dirja. Sampai selamanya. Sebab, tidak mungkin ada orang normal yang bercita-cita menjadi janda. Begitu pula Gantari.Seperti yang dikatakan Bulik Umi tentang perjodohan yang telah dirancang orang tuanya dan orang tua Dirja sejak lama. Tidak seharusnya pernikahan itu mereka lakukan hanya demi memenuhi wasiat orang tua. Lalu mengakhirinya setelah merasa 'telah' membayar lunas wasiat itu. Yang seharusnya mereka lakukan adalah menjalani pernikahan dengan sebaik-baiknya."Saya tidak bisa meninggalkan Asoka," cetus Dirja.Suara suami Gantari itu begitu dingin, mengalahkan dinginnya air hujan yang jatuh memeluk bumi.Pria itu tampak tak tergoyah

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 41. "Lepaskan wanita itu, Mas."

    Meski tak mengatakannya secara langsung, Gantari sadar kalau seharian ini Dirja secara halus 'menyelamatkan' dirinya dari cecaran Bulik Umi.Dari sejak sarapan tadi, Dirja tiba-tiba bilang kalau Gantari agak pusing setelah menempuh perjalanan berjam-jam. Yang akhirnya wanita itu dibiarkan untuk beristirahat di kamar sampai Dzuhur. Lalu setelah makan siang, Dirja mengajaknya jalan-jalan.Pria itu pamit kepada Bulik Umi dengan beralasan, "Mau sekalian beli bunga untuk dibawa ke makam sore nanti."Gantari sangat berterima kasih atas inisiatif suaminya itu. Tetapi rasanya ia juga ingin tertawa keras-keras. Pasalnya, sejak menikah, mana pernah mereka keluar bersama hanya berdua seperti ini?Sepasang suami istri itu menaiki motor bebek butut milik Paklik Nuri--suami Bulik Umi--dan menyusuri jalan tanpa tujuan.Gantari sempat berkomentar kalau mereka hanya buang-buang bensin, tetapi Dirja dengan santai menyuruhnya menikmati suasana tenang di sana, yang tak akan mereka temukan di kota sibuk s

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 40. "Masa belum hamil?"

    "Di seberang stasiun ada hotel, kita bisa mampir ke sana dulu sebelum pulang. Bagaimana?"Dirja tadinya tidak serius akan ajakannya itu. Ia hanya ingin mengalihkan pikiran istrinya agar tidak terlalu tegang sebelum mereka bertemu keluarga di kampung.Namun, melihat tanggapan Gantari yang saat ini tersipu-sipu sampai memalingkan wajah karena tak tahan beradu tatap dengannya, membuat Dirja goyah.Ada dorongan kuat dari dalam dirinya untuk segera menyeret sang istri ke hotel mewah yang ada di seberang sana. Lalu mereka bisa bersenang-senang sejenak tanpa gangguan. Merealisasikan apa yang sempat tertunda."Mas Dirja!"Mendengar seseorang menyerukan namanya membuat fantasi Dirja pupus seketika.Bukan Gantari, melainkan suara milik seorang pria yang sangat Dirja kenal. "Tama, kok di sini?""Ya jemput Mas Dirja sama Mbak Tari iki, to," ucap sosok bernama Tama itu dengan logat khasnya. "Budhe Umi ngerusuhi aku subuh-subuh, tak kira ono opo. Ealah tibake kon jemput kakang karo simbak balik ka

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 39. "Apa yang kamu takutkan?"

    Gantari terlalu tinggi berekspektasi.Setelah menunggu dua puluh menit, hanya ada dua mangkuk mi instan yang dilengkapi, telur, sosis dan sayur hijau yang tersaji di atas meja makan.Dirja menaikkan alis saat menyodorkan sendok dan garpu kepada sang istri. Namun, karena istrinya bergeming, pria itu meletakkan dua alat makan itu di samping mangkuk mi yang masih mengepulkan uap panas."Kelihatannya ada yang kecewa," gumam pria itu. "Kamu pasti mengira saya mau masak menu restoran bintang lima, ya? Makanya kamu antusias sekali tadi?"Gantari hanya menatap sang suami dalam diam.Jujur saja, wanita itu memang sangat menantikan makanan jenis apa yang akan suaminya buat untuknya."Tidak ada bahan yang masih cukup segar untuk dimasak," jelas Dirja membela diri setelah menyuap satu sendok penuh mi instan ke dalam mulut. Tidak mau repot menunggu sang istri yang belum menyentuh sendoknya sama sekali."Masih ada besok dan besoknya lagi kalau kamu pengen dimasakin. Sekarang itu dulu," ucap Dirja l

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 38. "Karena aku yang minta."

    "Saya tahu betul kalau tubuh kamu menginginkan saya," ucap Dirja yang membuat bulu kuduk Gantari seketika berdiri.Rasa panas dengan cepat menyebar di wajahnya yang tampak sedikit pucat karena tidak lagi terpulas oleh riasan make up.Padahal, wajar saja jika seorang wanita mendamba pada tubuh seorang pria yang adalah suaminya sendiri. Namun, tidak demikian untuk Gantari. Rasanya sangat memalukan saat Dirja menangkap basah dirinya.Gantari tak yakin apakah motif sang suami saat mengatakannya dengan senyum yang terkulum di bibir.Apakah senang karena tidak hanya pria itu yang nafsu sendirian? Atau semata untuk mengolok-oloknya karena begitu mudah terperangkap pada pesona sang pria hanya karena sebuah ciuman yang memabukkan?"Mau kabur ke mana?"Baru mengayunkan satu langkah, Gantari berhenti.Meski sulit, Gantari menguatkan diri untuk menatap mata suaminya saat menjawab, "Aku mau siapin kompres dulu buat Mas.""Kamu tidak perlu repot--""Lebam di muka Mas udah biru-biru, kalau dibiarkan

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 37. "Mau melakukan yang lebih dari ini?"

    Bab ini mengandung adegan dewasa (18+). Mohon bijak dalam membaca ya. Terima kasih***Dirja tidak melakukan apa pun selain menyentuhkan bibirnya yang dingin pada bibir ranum milik Gantari. Namun, sentuhan tipis itu sudah mampu membuat tubuh istrinya menegang.Sekejap saja Dirja sadar bahwa ciuman itu kemungkinan adalah pengalaman pertama untuk istrinya. Dari cerita orang-orang di kampung saat Dirja pulang untuk meminang Gantari menjadi istrinya, pris itu tahu kalau istrinya itu belum pernah punya pacar dan jarang terlihat dekat dengan seorang pria. Setelah beberapa detik bibir mereka hanya saling menempel, Dirja menjauhkan kepala.Wajah memerah Gantari dan tatapan malu-malunya membuat darah di tubuh sang pria bergejolak.Pria itu menelan ludah. Sedaya upaya mengusir bisikan setan yang mendesaknya untuk kembali mencium bibir merah muda nan menantang itu dengan lebih dalam.Sayang beribu sayang. Usaha Dirja berantakan saat Gantari menggigit bibir bawahnya. Wanita itu terlihat salah ti

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 36. "Saya tidak mau pulang tanpa kamu."

    Mas Dirja: Kamu kabur mana, Gantari?Mas Dirja: Jangan menguji kesabaran saya!Mas Dirja: Pulang sekarang!Mas Dirja: Saya jemput. Share loc posisi kamu.Mas Dirja: Balas, Gantari! Saya tahu kamu membaca semua pesan saya. Gantari meringkuk di atas tempat tidur berukuran queen yang terasa dingin meski tubuhnya sudah terbungkus selimut tebal. Wanita itu tampak sangat menyedihkan. Rambut panjangnya awut-awuran, wajahnya sembab, matanya bengkak dan memerah karena terlalu banyak menangisi hidupnya dikacaukan oleh Dirja.Pesan demi pesan dari suaminya yang bertubi-tubi masuk ke ponselnya sejak satu jam yang lalu itu tak ada yang wanita balas satu pun. Gantari hanya membacanya dan membiarkan Dirja ribut sendiri.Gantari beberapa kali memejamkan mata saat kepalanya terasa begitu pening dan semakin meringkuk di tengah ranjang. Namun, ia terganggu oleh ingatannya yang terus-menerus tertuju pada kejadian tempo hari.Pada rengkuh lengan kekar Dirja yang hangat. Pada dada bidang yang begitu nyama

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 35. "Bawa saya pergi."

    "Suami kamu sudah boleh pulang?"Gantari nyaris mati berdiri meski tidak ada yang salah dengan pertanyaan yang dilontarkan Tio. Terlebih lagi ketika mendengar Dirja mengumpat kecil dengan suaranya yang sarat akan amarah. Gantari berharap lantai di bawah kakinya tiba-tiba terbelah dan dirinya terisap ke dalam agar tak perlu berada di situasi sulit yang menjebaknya itu."Suami? Gue nggak salah dengar?" cetus Harris sinis. Pria itu kembali ke mode awal seperti saat pertama kali berhadapan dengan Gantari di kamar Dirja beberapa hari lalu."Anda memang tidak salah dengar. Tapi kenapa kelihatannya Anda kaget sekali?" tanya Tio. Senyum miring tercetak di wajahnya saat melirik Dirja.Pria itu jelas-jelas sengaja memperburuk situasi.Harris yang masih belum pulih dari rasa kaget itu tertawa sinis. Namun, sebelum mengatakan apa-apa, Gantari lebih dulu bersuara."Sore, Pak Tio. Kami duluan ya, Pak. Semoga bapaknya Bapak cepat sembuh juga. Sampai bertemu besok di kantor. Permisi, Pak," cerocos G

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status