Share

Bab 65. Abaikan Saja Abel

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-30 17:04:11

Satria merasakan kecewa ke sekian kalinya. Namun, Satria belum menyerah. "Anggap saja ini hadiah ulang tahun kamu yang saya lewatkan."

"Tidak apa, kamu tidak perlu memberikan hadiah ulang tahun karena saya juga melewatkan banyak sekali ulang tahun kamu."

Satria mendesah. "Jadi kamu tidak mau menerima?" Tatapannya mulai menunjukan sendu walau dia masih tersenyum teduh, tetapi bola matanya tidak bisa berbohong.

"Maaf ... bukan maksud saya tidak menghargai kamu. Tapi kamu sudah menikah, jadi lebih baik berikan semua perhatian kamu untuk Abel."

"Saya tetap mencintai kamu," ungkap Satria walaupun Naura sudah mendengarnya ke sekian kali.

"Saya tahu, tapi waktu belum memihak kita." Senyuman Naura sangat manis dan lembut, tetapi membatin karena mencintai Satria sama saja seperti dengan sengaja melukai dirinya sendiri.

Satria merasakan kecewa, sakit dan semua hal yang dihindari olehnya, tetapi selalu gagal. "Ya sudah, tidak apa." Papar bag disimpan di sisinya. "Apa kegiatan kamu sekarang?"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 66. Mama Harap Kamu Mengerti Batasan

    Naura tersenyum kecil kala menolak ajakan Satria, "Tidak, saya di sini saja karena pasti mama akan mencari kalau saya tidak ada di sekitar rumah sakit." Pun, Satria tidak memaksa. Tetapi dengan terang-terangan dia berkata, "Sebenarnya kini bisa memiliki hubungan lebih dari ini. Kita bisa menjadi pasangan walaupun mungkin mustahil menuju ke pernikahan selama saya masih sama Abel.""Tidak. Jangan pernah berpikir selingkuh dari Abel." Naura bukan sedang mengingatkan Satria, tetapi dia sedang menahan keinginannya bersama Satria saat dia gagal menahan perasaannya. "Tidak apa, itu bukan masalah. Kita menikah karena dipaksa, bukan karena keinginan masing-masing." Satria mencoba meyakinkan Naura supaya mereka bisa menjalin hubungan khusus. Pacaran."Tapi Abel tidak selingkuh, dia setia sama kamu. Seharusnya kamu menjaga kesetiaan serta kepercayaan Abel." Sekali lagi, bukan maksud Naura mengingatkan Satria. "Saya tidak tahu kelakuannya di belakang. Lagian walaupun kelihatannya salihah, Isab

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 67. Dika Datang Saat Saya Membutuhkan Kasih Sayang Satria

    Satu jam kemudian, keluarga Naura berpamitan. Lalu, pada saat jam kerja Isabella berakhir, Mia menyuruh Satria mengantarkan Isabella ke rumah dan menyuruh mereka tetap di rumah. Satria tidak ingin melakukannya, tetapi di depan orangtuanya dia tetap mengiyakan. Namun, di halaman rumah sakit dia menyuruh Isabella naik bus. "Saya memang bisa naik bus, tapi saya tidak mau di rumah sendiri. Papa sama mama di rumah sakit, kamu di rumah ya, jangan pergi kemanapun ...," pintanya dengan suara lembut walaupun ada sendu di dalamnya. "Saya ada urusan." Suara dingin Satria. Saat ini Isabella sedikit menunjukan kesedihannya lewat raut wajah dan tatapan matanya. "Ya sudah ...." Tangan kanan Satria diraih untuk sun santun, kemudian melangkah meninggalkan halaman rumah sakit. Sesaat, Satria melihat Isabella yang berjalan sendiri, tetapi logikanya tetap mati maka dia tidak mempedulikan istrinya. Satria segera mengendarai motornya lalu melewati Isabella begitu saja. Jadi, Isabella hanya menatap sua

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 68. Kamu Membantu Saya Mendekati Naura

    Isabella belajar di dalam kamarnya saat suasana rumah sangat sepi, tetapi pada pukul sebelas malam Satria kembali. Dia membuka pintu kamar dan segera tatapan matanya mencari Isabella. "Syukurlah kamu pulang ...." Senyuman manis Isabella yang masih duduk di depan meja belajar. Satria segera menjatuhkan tasnya di atas meja. "Bantu saya mengerjakan tugas." Dalam suaranyaterdapat desahan lelah. Pun, dia menjatuhkan tubuhnya tanpa semangat. "Masih banyak?" tanya Isabella yang menatap wajah lelah Satria. "Lumayan ...." "Kamu mau minum dulu? Biar saya bawakan," tawaran Isabella sebagaimana seorang istri pada suaminya. "Tidak usah." Satria segera mengeluarkan buku-bukunya. "Waktunya semakin meped, saya tidak mau dikeluarkan." Dia mendesah. ****Waktu satu minggu yang diberikan dosen telah habis, tapi Satria berhasil mengumpulkan tugas-tugasnya tepat waktu walaupun saat ini dia sempat mengejar dosen yang hendak meninggalkan kampus maka dia terengah. "Kalau bukan karena Naura, dari awal

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 69. Kamu Selalu Melukai Saya!

    Aisyah sudah berbicara santun dan sopan pada Satria, wanita ini juga tidak menunjukan maksudnya, tetapi Satria mengerti jika wanita itu sedang mengusirnya, entah mengapa?"Iya, Tante. Satria memang mau pulang, tapi karena tidak tahu jadwal besok jadi harus mampir dulu," kekeh santun dan hangatnya. "Coba dulu kue buatan Tante ...," tawar Aisyah yang tidak bisa membiarkan tamunya pulang tanpa menerima jamuan darinya. Satria memakan kue kering yang ditawarkan Aisyah lalu memuji kuenya, kemudian dia berlalu sebelum Aisyah kesal padanya. "Kenapa mamanya Naura tidak mau saya berkunjung, apa karena pernikahan saya dan Isabella?" Dengusnya. Satria pulang ke rumah karena mendengar jika Aisyah dan Naura akan menjenguk ayahnya. Dia berdiam diri di ruang keluarga dengan handphone di tangan untuk mengisi waktu dengan bermain game. Maka, kebiasaan Satria kini dianggap aneh oleh keluarganya karena tidak biasanya laki-laki itu bersedia berbaur dengan keluarga di ruang tengah. Mia duduk di sisinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 70. Sampai Hari ini Saya Mencintai Naura

    Isabella membersihkan diri lalu mengganti pakaian, saat ini Mia mengetuk pintu. "Sayang, keluarga Naura akan pulang ....""Iya, Ma. Tunggu sebentar, Abel sedang berpakaian. Tapi mungkin sedikit lama, sampaikan saja terimakasih Abel pada keluarga Naura karena sudah menjenguk papa ...." Isabella sedikit berteriak."Baiklah ... akan mama sampaikan." Suara lembut Mia, tetapi terdengar jelas oleh Isabella hingga dia mendesah."Saya tidak ingin melihat Naura karena Satria selalu menatap Naura penuh cinta yang harusnya saya dapatkan ...." Bukan cemburu, Isabella hanya merasa ini tidak adil dan sangat jahat untuknya yang jelas-jelas istri sah Satria. Jadi, akhirnya Isabella menatap kepergian keluarga Naura lewat kaca kamarnya. "Maaf ..., saya hanya tidak suka melihat Naura, tapi akhirnya saya juga harus mengabaikan orangtuanya Naura padahal tidak baik mengabaikan tamu." Tatakrama Isabella sangat baik dan tidak pernah membuat orangtuanya kecewa, tapi kali ini dia merasa telah mengecewakan ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 71. Pekerjaan Satria dan Isabella

    Hari ini, Satria dan Isabella menghabiskan waktu berdua karena perintah Haris. Pria itu memerintahkan anak dan menantunya untuk memberikan ide baru pada menu restoran. Ini di luar kemampuan mereka, Haris tahu. Namun, menurutnya Satria akan lebih bersemangat bekerja di restoran jika ada Isabella, mereka selalu harmonis. Hubungan seperti ini bisa membuat semangat bertambah karena kurang lebih satu minggu putranya tidak mengunjungi restoran. Namun, Satria mendengus. "Papa masih tidak menyadari kesalahannya. Seharusanya Papa peka. Saya tidak datang ke restoran karena perbuatan Papa!"Kali ini, Isabella masih bersikap seperti kemarin. "Kamu turuti saja permintaan Papa. Papa baru saja sembuh." Nada suaranya berbeda dan menonjolkan bahwa dia memihak Haris. Satria selalu menyadari perbedaan sikap Isabella, tetapi memilih tidak membahasnya. Dia segera masuk ke dalam restoran. Waktu masih pagi, bahkan restoran belum buka. Satria memiliki jadwal kuliah sedikit siang, sedangkan Isabella bertuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 72. Masih Masa Subur

    Pukul sepuluh, Satria dan Isabella meninggalkan restoran setelah mereka melakukan semua yang ditugaskan Haris. Mereka berboncengan karena Satria tidak ingin Galih melapor jika mereka pergi berpisah. Kemungkinan hal ini memang kecil, tetapi dia memilih berjaga-jaga. Satria mengantarkan Isabella hingga perempatan karena permintaan istrinya. "Saya akan ke rumah dulu untuk berganti pakaian, lalu pergi memakai taxi," ucap Isabella walau Satria tidak bertanya. "Ya. Saya harus ke kampus sekarang." Suara dan sikapnya kembali dingin. "Ya ...." Isabella mengecup punggung tangan Satria. "Tapi apa kamu bisa menemani saya sebentar sampai angkutan umumnya datang?" "Kamu bisa menunggu sendiri, kan." Tidak ada bentakan, tetapi ucapannya selalu dingin. "Saya tidak terbiasa berdiri sendiri di pinggir jalan." Bukan bermanja, Isabella terbiasa berdiri di halte yang dipenuhi banyak orang jadi dia merasa tidak aman jika berdiri sendiri di pinggir jalan. Kali ini Satria berbaik hati pada Isabella, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 73. Satria Kembali Menjadi Ketua

    Satria berhasil mendapatkan jabatannya kembali, dia tidak dipuja, tetapi dihormati dan disegani oleh kawan-kawannya, sedangkan Dito dijatuhkan oleh kelicikannya sendiri. "Asal kalian tahu, Papanya Satria tidak mau dia di sini. Papanya Satria menentang dia tergabung dalam geng motor. Dan papanya Satria yang menghancurkan markas kita!" Dito membongkar rahasia Satria demi mendapatkan jabatan yang digengamnya dalam waktu singkat. Saat ini Satria merasa malu, tetapi dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Namun, beruntungnya dia karena semua kawan-kawannya tidak peduli toh sekarang Satria di sini dan tergabung dalam geng ini karena keinginannya, jadi mereka memilih mengabaikan apapun yang ditentang ayahnya Satria hingga membuat Dito semakin terbakar. "Apa kalian tidak peduli pada markas yang dibangun susah payah, tapi dihancurkan sangat mudah?" Kemudian menunjuk Satria, "Tapi dia tidak melakukan apapun untuk mempertahankan markas!"Devan angkat bicara. "Satria sudah melakukan yang terba

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02

Bab terbaru

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 150. Ending

    Hari demi hari berganti, ucapan Satria bukan hanya bualan karena dia membuktikannya lewat sikap yang tulus walaupun Haris tidak melihatnya secara langsung karena pasangan suami dan istri ini tinggal terpisah dengan pria itu.Setiap malam, Satria menemani Isabella menyusui Attar, dia juga sering membantu mengganti popok atau pakaian basah Attar.Satria melakukannya diiringi senyuman lembut, tutur kata senada, serta belaian penuh kasih sayang pada Attar dan Isabella.Kini, usia Attar sudah dua minggu. “Nanti kita adakan acara potong rambut sama aqiqah. Saya sudah coba bicara sama Mama, tapi belum secara langsung,” ucap lembut Satria pada Isabella.Namun, bagaimanapun sikap Satria, nyatanya Isabella tetap bersikap datar. “Iya.”“Saya sudah menabung, semoga cukup buat acara besar.” Kini Satria terkekeh. Kemudian menyodorkan uang belanja sekalian uang susu dan pempers pada Isabella. “Kalau uangnya nggak sampai minggu depan, jangan sungkan minta lagi ya, Sayang.” Tatapannya sangat lembut.“

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 149. Satria Berjanji Akan Menjadi Suami Sekaligus Ayah

    Ini adalah malam pertama Isabella dan Satria tidur bersama bayi mereka. Bayi merah itu terlentang di tengah-tengah pasangan suami istri ini. Tidak henti Satria menatapnya diiringi senyuman.Isabella menyadarinya, tetapi dia masih bersikap dingin dan datar. “Saya akan tidur, lagian Attar tidur. Ini kesempatan saya untuk ikut tidur.”“Ya, Sayang. Kamu tidur saja, biar nanti aku yang menjaga Attar.”Isabella tidak pernah meminta, tetapi tidak mungkin menolak perhatian Satria pada bayi mereka.Jadi saat Attar menangis tengah malam, Satria yang menjaga dan mengasuh. Dia juga menghangatkan asi yang sudah tersedia di dalam botol. Tidak lupa menyuruh Isabella kembali tidur setelah sempat terbangun karena tangisan Attar.Hingga saat pagi hari Satria terlambat bangun, tetapi Isabella membiarkan suaminya tanpa peduli aktivitas apa yang menanti Satria.Satria tersentak saat melihat jam dinding. “Hah, serius sudah jam sembilan!”“Ya,” jawab datar Isabella.“Harusnya saya kuliah pagi. Sekarang saya

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 148. Attar Amir Aqil

    Suana hening sangat lama, hingga Satria kembali bicara. “Apa kamu tetap akan melanjutkan perceraian, apa kamu akan mengubah keputusan kamu?”Isabella menjawab santun, “Saya yang harus menanyakan itu pada kamu.”“Kalau saya tetap melanjutkan?”“Saya juga ....” Hati Isabella seakan sudah kebal pada rasa sakit. Bahkan yang ini. “Kalau kamu memilih berpisah, sebelumnya kamu harus beri nama anak kita.” Ini adalah permintaan sederhana Isabella, tetapi diwajibkan pada Satria.Satria memandangi Isabella karena tatapan istrinya seolah tanpa keraguan walaupun mereka bercerai.Satria kembali menunduk, tetapi tidak melepaskan tangan Isabella. Lalu berkata lirih, “Naura pergi. Dia mencampakan saya. Apalagi yang harus saya lakukan karena andai berpisah sama kamu, saya tidak yakin Naura akan bersama saya ....”Isabella menjawab datar, “Itu urusan kamu. Jangan menjadikan saya cadangan karena kamu gagal mendapatkan Naura!”Satria kembali memandangi wajah Isabella. Kini, dalam tatapan Isabella terdapat

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 147. Hasil Test DNA

    Satria masuk ke kamar rawat, jadi dia bertemu dengan orangtuanya dan orangtua Isabella yang sedang berkumpul.Semua orang menyambut kedatangan Satria dengan hangat, termasuk Isabella. Mia segera menggiring putranya menuju tempat mereka duduk berkumpul. “Alhamdulillah kamu sudah datang ....” Senyumannya menunjukan kebahagiaan, tetapi hatinya sangat kesal pada Satria setelah mengetahui sikap buruknya pada Isabella dan bayi mereka yang belum diberi nama.Tanpa persetujuan Isabella, Mia segera meraih amplop cokelat yang berisi laporan hasil test DNA hingga gadis ini terkejut.Namun, ternyata Mia menyampaikannya sangat bijak di hadapan suaminya, anaknya dan kedua mertuanya. “Ini hasil test DNA anak kalian. Dokter yang memberikannya karena Isabella seorang perawat walaupun bukan di rumah sakit ini, jadi Abel memiliki hak istimewa, yaitu mendapatkan test DNA tanpa perlu meminta.”Mia

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 146. Hari ini Saya Akan Menceraikan Abel!

    Isabella hanya menatap sendu pada langit-langit. “Bukan perpisahan yang Abel mau karena sebelum itu Satria harus tahu jika selama ini saya mengandung anaknya ....”Pun, hatinya semakin lebur saat memikirkan bayi mereka. “Sabar ya, Sayang ... pasti akhirnya Papa kamu akan menerima kamu ....”Bayi mungil itu berada di dalam box yang sangat hangat, wajahnya sangat polos dan murni.Namun, ternyata hari ini Satria tidak datang ke rumah sakit dan dia juga tidak terlihat di rumah. Maka Haris sangat murka.Saat ini, hanya Mia yang menemai Isabella hingga ketukan pintu memecah keheningan dan membuat wanita ini bersemangat. “Pasti itu Satria! Mama buka dulu ya, pintunya.” Mia segera meletakan pisau di atas piring saat buah yang dikupasnya belum selesai.Isabella hanya memandangi punggung Mia yang semakin mendekati pintu, tetapi dia tidak yakin itu Satria. “Kalau itu Satria, harusnya tidak usah mengetuk pintu.”Mia tersenyum bahagia saat membukakan pintu, tetapi senyumannya perlahan redup karena

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 145. Tinggalkan Satria!

    Satria berjuang demi menghentikan kepergian Naura, tapi sudah terlambat karena Naura sudah berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Namun, Satria juga melihat Devan yang berjalan di belalang Naura. Devan sempat melirik dan menyadari kehadiran Satria, tetapi dia memilih abai dan berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kepala Satria dipenuhi pertanyaan. "Kenapa Naura bersama Devan?" Sekaligus, dia harus rela saat hatinya sakit dan hancur karena harus menyaksikan kepergian Naura. "Nay ...." Rintih Satria. Naura menoleh karena panggilan lemah Satria membuat dadanya berdebar, tetapi sayangnya keberadaan Satria terhalangi oleh lalu lalang. Naura menundukan wajahnya sangat sendu. "Pasti cuma perasaan karena tidak mungkin Satria mencegah saya pergi ...."Maka, akhirnya Naura terbang keluar negeri meninggalkan semua kenangannya bersama Satria. Pun, Satria harus menyaksikan hari-harinya dengan Naura berakhir dan mungkin tidak akan pernah terulang.Satria termenung cukup lama di bandara ka

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 144. Nay, Jangan Pergi!

    “Satria bilang kamu bersedia bercerai setelah melahirkan. Saya mohon, jangan lakukan itu ....” Naura tidak enggan mengatakan hal ini karena jika benar dia penyebabnya, gadis ini tidak ingin menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Satria dan Isabella.Namun, saat ini Isabella hanya memandang kosong ke arah Naura. ‘Semalam dan tadi pagi Satria sangat perhatian. Jadi Satria punya maksud terselubung. Apa Satria ingin membahagiakan saya sebelum perceraian?’“Abel. Saya mohon ... jangan pernah bercerai dengan Satria.” Naura mengulang kalimatnya bahkan lebih tatapannya lebih dalam.Saat ini Isabella tersadar, lalu tersenyum kecil. “Ini rumah tangga saya dan Satria.” Isabella menjawab dengan bijak, tetapi berhasil menyentil Naura.Naura mendesah. “Saya memang tidak punya hak apapun, dan tidak sepantasnya saya mencampuri rumah tangga kamu dan Satria. Tapi ... kalau alasan kamu bersedia bercerai karena saya, saya akan merasa sangat bersalah. Jadi tolong jangan bercerai, karena walaupun kalian b

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 143. Kepalsuan

    Pagi ini Satria menuntun Isabella hingga tiba di ruang makan. Mia sudah di sana, maka salah satu telapak tangannya dipakai menutup mulutnya yang menganga.“Pagi, Ma ....” Satria menyapa ibunya dengan hangat tanpa melepaskan telapak tangan Isabella. Laki-laki ini memperlakukan istrinya dengan lembut, dia juga yang menggeser kursi hingga Isabella duduk nyaman.Mia membalas sapa Satria dengan suasana hati berjuta bahagia karena ini adalah pagi yang sangat indah. “Pagi, Sayang ....”“Kok Mama sendiri? Mana Papa?” Bukan hanya hangat dan perhatian pada Isabella, tetapi Satria melakukannya pada ibunya juga.“Papa masih di halaman. Sebentar lagi nyusul,” kekeh Mia. Perubahan Satria membuatnya linglung karena terlalu mendadak, tetapi sangat disyukuri.“Satria panggil Papa dulu deh, Mama di sini saja sama Abel.”“Iya, Sayang ....” Mia tidak bisa berhenti tersenyum atas perubahan baik Satria.Saat Satria berlalu, Mia segera bertanya pada Isabella untuk menjawab penasarannya, “Apa yang terjadi pa

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 142. Membahagiakan Kamu Sampai Hari Perceraian!

    Malam ini Satria menjamah Isabella. Ini adalah pertama kalinya setelah beberapa bulan istrinya diabaikan. Saat ini Isabella melayani suaminya dengan baik, tetapi tidak berharap Satria berubah menjadi lebih baik karena dirasa tidak seinstan itu atau tidak mungkin.Setelah memuaskan nafsunya, Satria berkata jahat saat mereka masih berada di bawah selimut yang sama, “Saya kira anak itu sudah tidak ada!”Isabella segera menegur, “Jangan asal bicara!”Satria tidak merespon karena segera meninggalkan kamar, tapi rupanya Haris masih berada di ruang tengah. Maka pria ini segera mengatakan isi hatinya saat bertemu putranya, “Apa yang kamu dapatkan setelah meninggalkan anak dan istri kamu selama dua bulan?” Wajahnya datar.Satria tahu ayahnya tidak mungkin menyambut hangat kepulangannya. “Satria butuh waktu sendiri.”“Lalu, apa hikmah yang kamu dapat?”Sejenak, Satria tidak bisa mengatakan apapun. “Mendinginkan kepala.”“Abel adalah istri salihah. Kamu harus tahu jika selama kamu menghilang, Ab

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status