Membuat Andro dan Raya saling menatap.Raya menurunkan Mentari. "Duduk tunggu di sini, ya.""Oke, Mommy."Andro dan Raya berjalan menuju ke pintu hendak ke kamar. Tapi sebelum Oma menyadari keberadaan mereka, Raya mendengar tangisan Oma. Dengan Gala yang terus berkata, "Sudah, Oma jangan menangis."Saat itulah Raya menarik Andro menjauh dari pintu. "Kau paham maksudku kan, Sayang."Andro terdiam. "Semakin tua seseorang, dia kembali ke masa kecil. Biarkan saja Oma melakukan apa yang dia mau, tapi berikan pengawalan. Paham kan? Kita tidak bisa selamanya melihatnya bahagia.""Sayang jangan katakan itu, itu membuatku sedih.""Maka dari itu... pilihannya.""Akan aku pertimbangkan lagi."Sementara itu, dikamar Oma sedang menangisi kuku cantiknya yang terpotong."Sudah, Oma jangan menangis. Nanti tumbuh lagi.""Lama sekali Oma memanjangkannya.""Kecelakaan bisa terjadi, ayo makan. Gala lapar.""Baiklah, Oma malah menangisi kuku Oma yang terpotong. Sekarang keluar duluan ya, nanti Oma menyusu
"Aku merindukan Oma. Maaf tidak memiliki banyak waktu dengan Oma."Membuat Oma mengusapnya pelan di sana. "Oma juga merindukan... jatah bulanan Oma."Raya sedang merapikan baju kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah."Nanti pulang cepat, oke? Kita akan ke rumah Uncle Prabu dan Aunty Rania.""Mereka benar akan pindah, Mom?""Iya, ke Amerika.""Amelika? Nanti tidak bisa beltemu lagi dengan Tari dong?"Raya tersenyum, "Tentu bisa, kita akan mengunjunginya nanti."Gala menghela napasnya dalam."Kenapa? Kau sedih, Sayang?""Tentu saja, nanti siapa yang akan membelikan Gala ice cream sepulang sekolah?""Sepulang sekolah? Oh, itu alasanmu terlambat?""Ahahaha, kau ketahuan dasal anak nakal."Ketika mereka bertiga sedang bicara, terdengar panggilan dari luar yaknu Andro. "Sayang, aku harus berangkat lebih cepat.""Baiklah, kita akan membicarakannya nanti oke?""Hah, Mommy akan memakanmu hidup hidup, Ales.""Tari, jangan menggoda saudaramu.""Tapi itu menyenangkan."Raya yang gemas mencium
"Aku merindukan Oma. Maaf tidak memiliki banyak waktu dengan Oma."Membuat Oma mengusapnya pelan di sana. "Oma juga merindukan... jatah bulanan Oma."Raya sedang merapikan baju kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah."Nanti pulang cepat, oke? Kita akan ke rumah Uncle Prabu dan Aunty Rania.""Mereka benar akan pindah, Mom?""Iya, ke Amerika.""Amelika? Nanti tidak bisa beltemu lagi dengan Tari dong?"Raya tersenyum, "Tentu bisa, kita akan mengunjunginya nanti."Gala menghela napasnya dalam."Kenapa? Kau sedih, Sayang?""Tentu saja, nanti siapa yang akan membelikan Gala ice cream sepulang sekolah?""Sepulang sekolah? Oh, itu alasanmu terlambat?""Ahahaha, kau ketahuan dasal anak nakal."Ketika mereka bertiga sedang bicara, terdengar panggilan dari luar yaknu Andro. "Sayang, aku harus berangkat lebih cepat.""Baiklah, kita akan membicarakannya nanti oke?""Hah, Mommy akan memakanmu hidup hidup, Ales.""Tari, jangan menggoda saudaramu.""Tapi itu menyenangkan."Raya yang gemas mencium
"Aku merindukan Oma. Maaf tidak memiliki banyak waktu dengan Oma."Membuat Oma mengusapnya pelan di sana. "Oma juga merindukan... jatah bulanan Oma."Raya sedang merapikan baju kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah."Nanti pulang cepat, oke? Kita akan ke rumah Uncle Prabu dan Aunty Rania.""Mereka benar akan pindah, Mom?""Iya, ke Amerika.""Amelika? Nanti tidak bisa beltemu lagi dengan Tari dong?"Raya tersenyum, "Tentu bisa, kita akan mengunjunginya nanti."Gala menghela napasnya dalam."Kenapa? Kau sedih, Sayang?""Tentu saja, nanti siapa yang akan membelikan Gala ice cream sepulang sekolah?""Sepulang sekolah? Oh, itu alasanmu terlambat?""Ahahaha, kau ketahuan dasal anak nakal."Ketika mereka bertiga sedang bicara, terdengar panggilan dari luar yaknu Andro. "Sayang, aku harus berangkat lebih cepat.""Baiklah, kita akan membicarakannya nanti oke?""Hah, Mommy akan memakanmu hidup hidup, Ales.""Tari, jangan menggoda saudaramu.""Tapi itu menyenangkan."Raya yang gemas mencium
"Aku merindukan Oma. Maaf tidak memiliki banyak waktu dengan Oma." Membuat Oma mengusapnya pelan di sana. "Oma juga merindukan... jatah bulanan Oma." Raya sedang merapikan baju kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah. "Nanti pulang cepat, oke? Kita akan ke rumah Uncle Prabu dan Aunty Rania." "Mereka benar akan pindah, Mom?" "Iya, ke Amerika." "Amelika? Nanti tidak bisa beltemu lagi dengan Tari dong?" Raya tersenyum, "Tentu bisa, kita akan mengunjunginya nanti." Gala menghela napasnya dalam. "Kenapa? Kau sedih, Sayang?" "Tentu saja, nanti siapa yang akan membelikan Gala ice cream sepulang sekolah?" "Sepulang sekolah? Oh, itu alasanmu terlambat?" "Ahahaha, kau ketahuan dasal anak nakal." Ketika mereka bertiga sedang bicara, terdengar panggilan dari luar yaknu Andro. "Sayang, aku harus berangkat lebih cepat." "Baiklah, kita akan membicarakannya nanti oke?" "Hah, Mommy akan memakanmu hidup hidup, Ales." "Tari, jangan menggoda saudaramu." "Tapi itu menyenangkan." Raya
"Aku merindukan Oma. Maaf tidak memiliki banyak waktu dengan Oma." Membuat Oma mengusapnya pelan di sana. "Oma juga merindukan... jatah bulanan Oma." Raya sedang merapikan baju kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah. "Nanti pulang cepat, oke? Kita akan ke rumah Uncle Prabu dan Aunty Rania." "Mereka benar akan pindah, Mom?" "Iya, ke Amerika." "Amelika? Nanti tidak bisa beltemu lagi dengan Tari dong?" Raya tersenyum, "Tentu bisa, kita akan mengunjunginya nanti." Gala menghela napasnya dalam. "Kenapa? Kau sedih, Sayang?" "Tentu saja, nanti siapa yang akan membelikan Gala ice cream sepulang sekolah?" "Sepulang sekolah? Oh, itu alasanmu terlambat?" "Ahahaha, kau ketahuan dasal anak nakal." Ketika mereka bertiga sedang bicara, terdengar panggilan dari luar yaknu Andro. "Sayang, aku harus berangkat lebih cepat." "Baiklah, kita akan membicarakannya nanti oke?" "Hah, Mommy akan memakanmu hidup hidup, Ales." "Tari, jangan menggoda saudaramu." "Tapi itu menyenangkan." Raya
"Oma, kita mau kemana sebenarnya?" tanya Raya yang penasaran."Kita akan menemui teman teman Oma.""Astaga, benarkah? Seharusnya aku memakai pakaian yang lebih layak.""Itu sudah bagus.""Ini terlihat seperti akan ke pemakaman," ucap Raya yang sedang berjalan kaki sambil memperhatikan dirinya sendiri. "Aku tidak ingin membuat Oma ma.....," ucapan Raya menggantung saat dirinya melihat bahwa dirinya dibawa ke kuburan tua."Oma... ini dimana? Ini menyeramkan," ucap Raya."Disinilah teman teman Oma.""Benarkah? Mereka sudah...."Oma mengangguk dan membawa Raya ke salah satu tempat dimana di sana banyak kuburan yang dikelilingi pagar."Mereka semua di sini.""Mereka semua?""Ya, mereka meninggal saat akan pergi berkaryawisata. Dalam satu bis.""Astaga, Oma. Aku turut berduka cita.""Tidak apa," ucap Oma menyeka air matanya sambil memetik bunga yang ada di sana kemudian menyimpannya. "Tahu maksud Oma, Ria?""Kenapa?""Jangan sia siakan waktu, lakukan selagi kau mampu. Jangan sampai kematian
"Baik."Gala membaringkan tubuhnya di sana dengan senyuman sambil menutup mata. "Ini alasan Daddy suka UKS saat sekolah?""Dokter akan mengobati anak yang jatuh, jika ada apa apa beritahu asisten dokter di ruangan itu.""Baik."Saat sedang asyik berbaring selama beberapa menit, bahkan hampir terlelap, tirai tiba tiba dibuka."Apa kau benal benal sakit?""Tari, jangan buat aku membuka mata. Aku sakit perut, pergilah."Mentari memajukan bibirnya. “Aku hanya ingin membelimu pudding.""Aku tidak punya uang.""Aku yang membelikannya untukmu," ucap Mentari kesal karena Gala yang mempermainkannyaDia meninggalkan puddingnya di sana sambil keluar. "Dala menyebalkan!"Gala dan Mentari pulang ke rumah dengan wajah yang saling memalingkan diri, mereka masih saling marah. Mentari marah karena Gala telah mempermalukannya dan membuatnya kesal, sedangkan Gala kesal karena dirinya tidak mendapat nilai bagus."Lain kali, keljakan sendili pl mu supaya tidak membuat Tari kesulitan.""Lain kali, belajar