Home / Rumah Tangga / Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua / Bab 1. Permintaan yang Mengejutkan

Share

Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua
Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua
Author: Nuri522

Bab 1. Permintaan yang Mengejutkan

Author: Nuri522
last update Last Updated: 2023-01-24 07:43:08

“Maaf, Mbak. Aku enggak bisa menerima lamaran ini. Tak ada sedikit pun kepikiran kalau aku akan jadi istri kedua. Aku enggak mau menjadi duri dalam rumah tangga orang lain,” tolak Indira dengan tegasnya.

Gadis itu tahu Aryo laki-laki yang sempurna, tampan, mapan dan berkarisma serta berkepribadian baik pada siapa pun. Tapi bukan berarti dia dengan senang hati menerima begitu saja permintaan Wulan.

“Tidak ... kamu bukanlah duri dalam rumah tangga kami. Aku tulus memintamu menjadi maduku. Aku mohon jangan tolak lamaran ini,” bantah Wulan.

‘’Bagaimana mungkin ada wanita seperti Mbak Wulan yang malah rela melamar wanita lain untuk suaminya?’’ batin Indira.

Dia sungguh tak habis pikir dengan pemikiran wanita di hadapannya tersebut.

Namun, bukan Wulan jika tak bisa meyakinkan Indira, dengan berbagai cara wanita itu meyakinkan gadis yang dia pilih agar menerima lamaran itu.

“Baik, Mbak. Aku akan menerima lamaran Mbak Wulan jika Mas Aryo sendiri yang datang untuk melamar. Satu lagi, aku minta waktu untuk melakukan salat istikharah, “ ujar Indira seminggu yang lalu, waktu di mana ia meminta kepada Wulan untuk menentukan pilihannya.

Betapa leganya Wulan saat itu, ketika akhirnya Indira mengatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan pinangannya untuk mewakili sang suami. Dengan hati semringah Wulan kembali ke rumahnya yang tak jauh jaraknya dengan hunian Indira. Ternyata, mereka bertetangga.

Tak sabar Wulan ingin menyampaikan kabar ini kepada suaminya, Aryo. Dia menunggu sampai sang suami pulang dari tempat kerja pada sore hari. Ketika suara mobil Aryo terdengar memasuki teras rumah mereka, Wulan segera berlari dan menyambut di depan pintu.

“Assalamualaikum, Sayang,” sapa Aryo.

“Waalaikumsallam, Mas.” Sambut Wulan sambil mencium tangan Aryo dengan takjub. Pria itu merangkul pinggang sang istri dan memberikan kecupan hangat di kepalanya.

Aryo memang laki-laki yang romantis. Tak segan dia menunjukkan rasa cinta kasihnya kepada Wulan. Sungguh, sebagai istri Wulan sangat bersyukur, tetapi ada satu hal yang membuat wanita itu merasa bersalah terhadap sang suami sehingga dia berani menyiapkan Indira menjadi madunya.

Ya, saat ini Aryo belum tahu apa pun tentang keinginan Wulan. Mempunyai istri sempurna di matanya membuat pria itu setia sampai sekarang. Apalagi rumah tangga mereka lengkap dengan hadirnya seorang buah hati yang tampan dan cantik bernama Danish dan Ria.

Danish berusia tujuh tahun, sedangkan Ria masih berusia empat tahun. Betapa sempurnanya bahtera rumah tangga mereka.

Setelah kecupan mendarat di kepala Wulan, Aryo masuk ke dalam kamar diikuti sang istri di sampingnya. Wulan menyuruh Aryo untuk mandi, sedangkan dia menyiapkan pakaian untuk suaminya. Ketika Aryo telah masuk ke kamar mandi, Wulan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Malam ini setelah salat magrib keduanya makan malam beserta anak-anak. Pria itu begitu menikmati hidangan yang dibuatkan sang istri tercinta yang selalu pas di lidah. Bahkan tanpa segan-segan Aryo menggenggam dan mencium tangan Wulan di hadapan anak mereka hanya untuk mengatakan dia menikmati serta memuji masakan istrinya.

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam anak-anak sudah tidur di kamar mereka. Sedangkan Aryo, masih asyik menonton televisi di ruang tamu ditemani Wulan di sampingnya. Wanita itu bertekad akan menyampaikan permintaannya hari ini juga.

“Mas, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” ucap Wulan sambil menghadap suaminya.

“Ngobrol apa sih, Sayang?” tanya Aryo penasaran. Dia heran aneh sekali sang istri terlihat gelisah dan meminta izin untuk mengobrol. Biasanya wanita itu selalu langsung bicara ketika akan mengatakan apapun kepadanya.

“Aku ... a-ku mau Mas Aryo menikah lagi ...,” ucap Wulan.

Aryo terlonjak kaget. ‘Apa aku tak salah dengar?’ Batin Aryo.

“Maksud kamu apa, Sayang? Aku tak berniat menikah dengan orang lain. Hanya kamu yang Mas cintai,” tanya Aryo, alisnya bertaut merasa bingung dengan ucapan istrinya itu.

“Aku tahu, Mas sangat setia. Aku percaya itu. Aku hanya ingin Mas menikahi Indira. Aku sudah melamarnya untuk Mas, dan dia sudah menerimanya,” kata Wulan sambil menatap suaminya.

“Apa?! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu melamar Indira untukku. Kenapa kamu enggak cerita lebih dulu padaku?” Aryo sangat tak habis pikir, dia benar-benar syok dengan apa yang dikatakan istrinya. Tak ada kata yang dapat terucap dari mulut Aryo saat ini.

Aryo marah, kesal, kecewa bagaimana mungkin Wulan memutuskan hal besar ini sendirian. Apalagi, ini juga menyangkut dirinya.

“Aku tak tahu harus mengatakan apa. Kumohon jangan mengatakan apapun tentang hal itu. Cukup sekali ini saja. Aku enggak mau mendengar kamu mengatakan permintaanmu yang ngawur itu.”

Aryo hendak berdiri tapi Wulan mencegahnya.

“Aku mohon, Mas. Sekali ini saja kabulkan permintaanku,” ucap Wulan memohon.

Aryo mengacak rambut di kepalanya dengan kasar. Merasa frustasi dengan pemikiran istrinya.

“Dengar! Aku tak tahu apa yang mendasari pikiranmu sehingga kamu meminta ini dariku. Apa kamu enggak sadar dengan permintaanmu ini? Kamu ingin wanita lain masuk ke dalam rumah tangga kita? Selama ini aku rasa enggak ada yang salah dengan pernikahan ini. Tapi kenapa? Apa yang membuatmu memiliki keinginan memberikanku istri kedua?” tanya Aryo lagi. Kali ini dia bertanya dengan suara tenang. Berharap, istrinya menceritakan isi hatinya.

“Aku enggak memiliki alasan apa pun, Mas. Aku hanya ingin Mas Aryo menikah dengan Indira, itu saja. Dia gadis yang baik dan cantik. Cocok dengan Mas yang tampan dan juga sama baiknya. Kami pasti bisa berbagi suami dan Mas bisa adil terhadap kami,” ucap Wulan yakin. Entah apa yang di rasakan hatinya. Yang jelas Wulan sangat bisa mengendalikan semua perasaannya. Dia bisa bersikap biasa saja saat mengatakan itu.

“Omong kosong.” Aryo tertawa sinis, benar-benar tak masuk akal alasan istrinya ini. Dia berdiri hendak pergi ke kamar mereka, tetapi saat Aryo sudah hampir membuka pintu kamar. Dia mendengar suara benda jatuh.

Aryo berlari mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Dia terpaku melihat sesuatu terjadi kepada Wulan.

“Ya Allah, apa yang terjadi kepada istriku?”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rokhani Khani
penasaran. istri kaya wulan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 2. Pingsan

    “Ya Allah, apa yang terjadi kepada istriku?” Aryo bergegas menghampiri Wulan serta menepuk-nepuk pipi istrinya. Masih tak sadarkan diri. Dengan rasa panik dia pangku serta membawa Wulan ke kamar lalu merebahkannya di atas kasur.Setelah itu Aryo menelepon Dokter keluarga mereka. Dia penasaran sebenarnya apa yang terjadi terhadap Wulan saat ini. Kenapa sampai istrinya tak sadarkan diri.Setengah jam kemudian, Dokter Rahman datang dan langsung memeriksa kondisi Wulan. Aryo merasa harap-harap cemas. Ketakutan terjadi sesuatu terhadap istrinya membuat dia tak berhenti merasa khawatir. Dokter Rahman selesai memeriksa Wulan. Seketika itu pula Aryo memberondong Dokter muda itu dengan segala pertanyaan.“Apa yang terjadi dengan istri saya, Dok? Kenapa dia pingsan? Apa dia sakit?” tanya Aryo panik.Dokter Rahman tersenyum, lalu dia berkata “Tenang, Pak Aryo. Bu Wulan baik-baik saja. Sepertinya dia hanya kurang beristirahat. Apa ada pekerjaan yang membuatnya sibuk sehingga lupa akan kesehatan

    Last Updated : 2023-01-24
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 3. Dicegat Preman

    Pagi-pagi sekali Wulan dan Aryo terbangun untuk salat subuh. Setelah itu Wulan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Seperti biasa Aryo siap-siap untuk pergi ke kantor sedangkan Wulan mengurus anak-anak yang akan diantarnya ke sekolah. Setelah sarapan semuanya pergi dengan kendaraan masing-masing.Hari ini Aryo ada pertemuan penting dengan klien. Dia akan menjalani meeting di sebuah resto yang sudah ditentukan kliennya.Jam makan siang dia menghadiri pertemuan itu. Tak disangka ternyata Indira juga hadir di sana sebagai sekretaris Pak Wildan, kliennya.Ada rasa gugup yang dirasakan Aryo saat tak sengaja bertatapan dengan Indira. Apalagi dia teringat dengan kata-kata istrinya kalau Indira sudah menerima lamaran yang diajukan Wulan. Seketika dia jadi penasaran apa alasan Indira menerimanya sebagai calon suami.Aryo tahu dan sangat paham kalau Indira gadis yang cantik, mandiri dia juga salihah. Tak pernah dia melihat Indira berpakaian yang memperlihatkan bentuk tubuhnya. Bahkan beker

    Last Updated : 2023-01-24
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 4. Siapakah Ira yang Dimaksud?

    “Eh ... apa maksud Mas Aryo?” tanya Indira dengan raut wajah heran. Alisnya bertaut seakan hendak menyelidik maksud perkataan Aryo sebenarnya.‘’Kenapa saya merasa Mas Aryo mengenal saya lama, ya?” tanya Indira kepada Aryo.Aryo terlihat gugup, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Hmm ... itu, sa-saya hanya ... menebak. Iya saya hanya menebak.” Kentara sekali kalau Aryo sedang gugup. Dia bingung harus menjawab apa lagi. Sedangkan tak mungkin dia menjawab yang sesungguhnya.“Oh ... begitu ya, Mas.” Indira tersenyum canggung. Entah kenapa dia merasa masih ada yang mengganjal . Hatinya merasa kurang puas mendengar jawaban Aryo tadi, tapi dia tak mungkin bertanya lebih jauh. Toh Indira yakin tak pernah bertemu dengan Aryo sebelum dia pindah ke kota ini.“Sekali lagi, saya berterima kasih, Mas. Kalau tak ada Mas Aryo, tak tahu bagaimana keadaan saya sekarang,” ucap Indira tulus dengan suara bergetar. Sesungguhnya dia masih syok dan ketakutan setelah apa yang terjadi barusan. Tapi In

    Last Updated : 2023-01-24
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 5. Kenangan yang Kembali Hadir

    Angin malam membelai lembut rambut seorang gadis. Menghadirkan hawa dingin ke seluruh kepalanya yang tak tertutup hijab.Sejak gadis itu terbangun karena mimpi buruk. Dia sama sekali tak bisa memejamkan matanya kembali. Sudah lama dari terakhir sang gadis mendapatkan bunga tidur yang aneh beberapa tahun yang lalu. Namun, sekarang mimpi itu hadir lagi.Kilasan demi kilasan yang terekam di mimpi itu membuat gadis itu heran. Siapakah laki-laki yang berjanji akan datang melamar setelah memintanya untuk sabar menunggu selama mengenyam pendidikan di luar negeri?Bahkan kebersamaan mereka teringat sangat manis. Gadis itu tersenyum dan mengiyakan permintaan pria di hadapannya. Namun, sesuatu terjadi, di saat yang sama pria itu langsung menghilang. Bukan itu! Dialah yang menghilang. Tubuhnya seakan terhempas ketika sebuah mobil menabraknya. Selanjutnya hanya kegelapan yang menyelimuti pandangan gadis itu. Dan seketika dia terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran.‘’Apa gadis itu aku?

    Last Updated : 2023-01-24
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 6. Perbincangan antar ipar

    Seiring berjalannya waktu Aryo sama sekali tak pernah mencoba memikirkan gadis pujaannya dulu itu. Sekuat tenaga ia menepis semua perasaan yang kembali hadir menyeruak. Sejak Aryo mengatakan kepada adiknya jangan pernah membahas masa lalu kakaknya itu. Yuri menuruti ucapan sang kakak. Namun, di dalam hatinya tetap bergelayut segala pertanyaan, kenapa wanita yang dia panggil Mbak Ira itu sama sekali tak mengenalinya?Sudah seminggu lebih dari saat Wulan meminta suaminya untuk menikahi Indira. Sejak saat itu dia memutar otak agar kali ini Aryo tak bisa menolak permintaannya. Rencananya harus berhasil. Seketika dia teringat Yuri. Mungkinkah adik iparnya bisa membantu?Wulan mengajaknya untuk berbelanja ke Mall sembari menemani anak-anak ke tempat bermain. Dia sudah meminta izin kepada Aryo kalau siang ini akan mengajak adiknya untuk menemani dia. Setelah berbelanja kebutuhan bulanan. Wulan mengajak Yuri untuk menunggu anak-anak selesai bermain sambil memesan makanan di sebuah Cafe. Awa

    Last Updated : 2023-01-25
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 7. Kejadian Saat Hujan

    Ketika sore hari menjelang. Hujan lebat mengguyur kota Jakarta dengan derasnya. Membuat seorang gadis dengan kepayahan memarkirkan motornya di salah satu halte bus agar tubuhnya bisa berteduh. Dia lupa membawa jas hujan di motornya sehingga membuat dia terpaksa basah-basahan. Meski sudah menepi tetap saja gamis yang dikenakannya terkena cipratan air hujan.Apalagi di halte bus itu dia mendapatkan tempat berteduh yang paling ujung. Berkali-kali badannya tersenggol orang lain yang sedang berdesakan dengan niat yang sama. Melindungi tubuh mereka agar tak kebasahan. Setengah jam sudah hujan belum juga reda. Membuat Indira merasa kedinginan. Apalagi gamis yang dipakainya kini sudah hampir setengahnya basah. Mau meneruskan pulang pun tak mungkin karena dia memang tak bisa sama sekali terkena hujan. Tubuhnya akan langsung sakit jika memaksakan diri.Sedangkan orang lain yang tadi ikut berdesakkan bersamanya sudah sedikit demi sedikit berkurang. Mereka ada yang memilih naik bus, angkot, bahk

    Last Updated : 2023-01-25
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 8. Pingsan

    Wulan berusaha tersenyum dan berpikir positif ketika melihat suaminya menggendong Indira. Entah apa yang dirasakan oleh wanita itu. Yuri yang ada di sebelah Wulan ikut tercengang. Bagaimana mungkin kakaknya pulang dengan seorang wanita? Dan tunggu! ‘Bukankah wanita itu Mbak Ira? Jadi, dugaanku benar? Mas Aryo berselingkuh dengannya? Mungkinkah cinta bersemi kembali saat Mbak Ira kembali?’ batin Yuri.Aryo membawa tubuh Indira ke kamar ditemani ibunya. Meski dalam hatinya berkecamuk rasa tak nyaman serta gelisah takut istrinya salah paham. Dia tak mungkin mengabaikan Indira yang sedang pingsan. Dia tahu bagaimana kalau gadis itu selalu drop jika tubuhnya kedinginan.Setelah merebahkan tubuh gadis itu di kasur. Aryo berpamitan keluar.“Tadi, kulihat dia sedang menunggu di halte bis dengan keadaan setengah basah dan kedinginan. Jadi, kuajak kami pulang bersama. Motornya nanti akan diantarkan oleh orang suruhanku,” jelas Aryo saat melihat Ibu Indira memandangnya dengan segala pertanyaan

    Last Updated : 2023-01-25
  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 9. Kekhawatiran yang Terpampang Jelas

    Malam ini entah kenapa Aryo merasa gelisah tak jelas. Teringat akan kesehatan Indira yang berada di rumahnya. ‘Semoga dia baik-baik saja,’ batinnya. Saat makan malam bersama pun tak biasanya dia menikmati hidangan tanpa berselera. Sejak masuk kamar mandi tadi dia merasakan sesuatu yang tak tenang. Apalagi merasa kesal dengan permintaan Wulan yang tak hentinya menyuruh dia menikahi Indira. Sebagai seseorang yang pernah mencintai gadis itu, ada sisi hati Aryo merasa senang luar biasa kala Wulan memintanya menikahi gadis itu. Namun, segera dia tepis. Aryo memang teguh dalam berpendirian, dia laki-laki yang memiliki prinsip untuk setia pada satu wanita. Itulah kenapa saat Indira menghilang tanpa jejak dahulu. Aryo sama sekali tak melirik wanita mana pun. Sampai dia dijodohkan dan berusaha menerima Wulan sebagai istrinya. Untunglah, cinta Aryo untuk wanita itu tak harus menunggu lama untuk berkembang. Sehingga membuat Wulan merasakan keberuntungan luar biasa. Sebelum, rahasia itu terkua

    Last Updated : 2023-03-17

Latest chapter

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Ending

    Akan tetapi, wanita itu berhenti sejenak di depan pintu. Sorot matanya menangkap sosok tampan di dalam sana yang tengah mengusap perut Indira. Ia berniat kembali berbalik arah, tetapi Indira melihat Wulan yang bergegas langsung memanggilnya.Wulan menoleh dan tersenyum menatap adik madu dan sang suami. Sebenarnya, ia pergi bukan karena cemburu, tetapi lebih karena tidak enak hati telah mengganggu kebersamaan Aryo dan Indira. Wulan memasuki kamar adik madunya. Aryo segera berdiri menghampiri Wulan dan merangkulnya. “Mbak cuma mau nyuruh kamu turun. Kita makan bersama. Hidangannya sudah siap ,” ujar Wulan.“Mbak masak sendiri?”“Iya spesial buat kamu, Ra. Mbak masak ayam bakar.”“lho, kok repot-repot sih, Mbak. Padahal Mbak Wulan sendiri pasti capek ngurus Salma dan anak-anak, kan?” ujar Indira memandang heran wajah kakak madunya yang seperti tak pernah merasa capek.“Wulan memang begitu, Ra. Dia wanita hebat yang seperti tak pernah kenal lelah dalam hidupnya,” timpal Aryo dan mendap

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 59

    Mereka jalan bersama sekedar melihat wahana yang ada. Siang ini udara begitu panas sehingga membuat para pengunjung kegerahan. Begitu pun dengan Indira, seketika tubuh Indira lemas dan matanya sedikit berkunang. Penglihatannya mulai redup seakan hari akan menjelang malam. Indira tak sadarkan diri. Untung saja, Salma sedang Wulan susui pun tangan Aryo sigap tubuh sang istri dan bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat. Satu keluarga itu panik bukan main melihat Indira tak sadarkan diri. Apalagi, Aryo, kentara sekali kekhawatiran di wajah pria itu.Setelah sampai, Indira segera ditangani oleh dokter.Selang beberapa saat, dokter yang memeriksa Indira keluar dengan wajah senyum merekah. Aryo bergegas menghampirinya. “Ada apa dengan istri saya, dok? Kenapa dia bisa pingsan gini. Apa istri saya sedang sakit, dok?” cecar Aryo. Wulan mengelus punggung sang suami agar tetap bersabar.Bibir dokter itu tersenyum lebar. Lalu mengulurkan tangan pada Aryo dan mengucapkan selamat. Membuat keb

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 59

    Sudah beberapa hari ia tinggal di rumah baru, membuat Indira sedikit kesepian. Pasalnya, ia merasa masih asing di tempat ini. Apalagi, seminggu ini Aryo tak bisa berkunjung seperti biasanya. Ia harus rela jatahnya bersama sang suami kini terganggu gara-gara kondisi kehamilan Wulan yang membuat semua orang khawatir.Bagaimana tidak, selama tujuh hari ini, badan Wulan lemas dan muntah-muntah. Bahkan, setiap ia memakan nasi atau pun bubur pasti selalu tak masuk. Terkadang Wulan hanya mau makan roti dan pisang saja. Untunglah, kedua makanan itu pun termasuk ke dalam sumber karbohidrat. Jadi, menurut dokter itu tak begitu membuat khawatir. Namun, tetap saja ia tak bisa meninggalkan sang istri begitu saja. Meski, ia merasa bersalah telah abai terhadap istri yang lain.“Maaf, Ra. Mas benar-benar tak enak sama kamu. Maaf juga kalau Mas sudah abai sebagai seorang suami,” ujar Aryo ketika ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah istri keduanya meski hanya bisa sebentar, itu pun sepulangnya A

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 58

    Setelah memastikan Wulan baik-baik saja selepas siuman. Aryo terpaksa harus meninggalkan istri pertamanya untuk melanjutkan rencana kepindahan Indira, itu pun atas izin dari Wulan.“Mas pergi saja. Bukankah ini sudah direncanakan Mas beberapa bulan yang lalu. Aku enggak apa-apa, kok. Sekarang sudah lebih baik. Lagi pula, ini bukan kehamilan pertamaku. Jadi, aku udah bisa jaga diri.”Indira yang duduk di ranjang menemani Wulan menggeleng.“Enggak, Mas. Jangan tinggalin Mbak Wulan. Kepindahanku bisa dipending, tapi kesehatan Mbak Wulan lebih penting. Aku enggak mau kecolongan lagi, terus Mbak malah kembali pingsan,” kekeh Indira tak ingin mengindahkan ucapan kakak madunya.“Mbak enggak apa-apa, Ra. Kamu jangan khawatir. Tadi, Mbak pingsan gara-gara kelelahan aja. Beberapa Minggu ini kan kegiatan Danish di sekolah banyak banget, terus belum lagi kerjaan rumah yang enggak selesai-selesai. Mungkin itu juga yang membuat tubuh Mbak drop.”“Apa perlu Mas nyari orang lagi buat nemenin kamu di

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 57

    Hari sudah menjelang malam. Mereka sibuk merapikan barang yang akan di bawa ke rumah barunya. Ada perasaan sedih karena harus meninggalkan kamar yang menyimpan banyak kenangan. Indira menatap foto keluarga saat dirinya masih kecil. “Kalau kamu belum siap untuk pindah, enggak papa kok, Sayang,” ucap Aryo seraya menepuk pundaknya.“Insya Allah aku siap kok, Mas. Sudah kewajibanku sebagai istri untuk nurut sama suami.”“Makasih ya, Sayang. Aku janji akan selalu berusaha menjaga dan membahagiakanmu semampu yang aku bisa. Aku enggak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi.”Indira mengangguk sambil tersenyum. “Mbak Wulan gimana, Mas? Udah tahu aku mau pindah? Keberatan enggak? Soalnya aku enggak enak sama Mbak Wulan. Mas Aryo udah ngasih aku rumah,”“Udah, Sayang. Wulan juga senang kalau kamu bahagia. Lagi pula, kamu juga berhak mendapatkannya. Mas jadi tenang sudah memberikan tempat tinggal layak untuk kalian berdua. Berarti fokus Mas kedepannya untuk membiayai kalian berdua dan yang

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 56

    “Maafkan kesalahan anak kami ya Nak Indira. Maaf sebagai orang tua kita nggak becus mendidik anak. Kami menyesal sekarang atas semua perbuatan Rama sama kamu,” ujar ini Bu Rina sambil memohon maaf dengan berurai air mata.Indira meraih tangan Bu Rina dan menggenggamnya dengan erat.“Aku memaafkan semua kesalahan Mas Rama dulu. Meski sulit, tapi aku sedang berusaha untuk ikhlas. Lupakan semua yang telah terjadi. Bukankah Allah maha pemaaf kenapa kita saja sebagai hamba yang tak memiliki kuasa tidak?“Lagi pula, aku bersyukur dengan jalan ini, bisa mengenal sosok kakak seperti Mbak Wulan,” tambahnya lagi. Mendengar ucapan Indira, Buu Rina menghambur ke arah madu sang putri dan memeluknya erat. Ia mengucap terima kasih karena sudah mendapat maaf dari mereka. Hatinya sedikit lega. Padahal, ia dan sang suami sempat berpikiran picik terhadap wanita itu.Keduanya kira, Indira itu wanita yang gila harta sehingga mengincar Aryo dan bahkan mau menjadi istri kedua dari menantunya. Ternyata sang

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 55.

    “Masih sakit?” tanya Aryo melihat cara jalan sang istri yang tak biasa.Pipi Indira merah merona mengingat kejadian semalam. Wanita itu hanya menjawab dengan anggukan tetapi kemudian berubah jadi gelengan. Sebenarnya, ia malu membahas hal yang masih tabu untuknya tersebut, apalagi ketika melihat kasur yang masih berantakan.Aryo mendekat ke tubuh Indira dan memeluknya dari belakang. Ia mencium aroma tubuh wanita itu yang baru saja selesai mandi keramas. “Kamu wangi banget, Ra.”“Jangan gitu Mas, aku malu,” ujarnya seraya mendorong tubuh suaminya.Bibir Aryo terkekeh pelan melihat reaksi sang istri yang terlihat lucu saat wajahnya tengah memerah karena dia goda. Ada rasa lega dalam diri pria itu sekarang. Terlebih Indira sudah mau menunaikan kewajibannya sebagai istri. Suara ketukan pintu dari luar membuatnya terlonjak kaget. Ia melangkahkan kaki ke arah pintu dan membukanya. Bunda Indira sudah berdiri di sana dengan senyum canggung. “Maaf Bunda ganggu kalian enggak?” ucapnya seraya

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 54

    “Ra, kok Mas enggak lihat Bunda dan Ayah?”“Oh, hari ini mereka nginap di rumah saudara yang lagi hajatan, Mas. Emangnya Mas udah lupa?”Aryo menggeleng sambil menggaruk pipinya yang tak gatal.“Mas lupa, Ra.”“Kebanyakan mikirin kerjaan, jadi gampang banget lupa,” kekeh Indira yang tengah membuka kerudung yang dikenakannya di meja rias.Tangan Aryo terulur untuk menyisir untaian demi untaian mahkota kepala sang istri. “Mas lebih baik wudu dulu, deh. Kita salat bareng, ya. Mas jadi imamnya.Malam memang telah menyambut, kini waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam lebih belasan menit. Sudah waktunya bagi mereka untuk menunaikan ibadah wajib bersama-sama. Kebetulan, magrib tadi Aryo tak salat di rumah, melainkan di mesjid.“Iya. Kita wudu bareng.”Sang istri mengangguk dan mengikuti suaminya yang lebih dulu mengambil wudu di kamar mandi. Setelah keduanya suci, Aryo memimpin Indira untuk salat berjamaah. Sangat terasa khusyuk dan damai.Wanita itu tak pernah menyangka bakal sampai di

  • Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua   Bab 53

    Indira merasa kesusahan untuk bernapas karena Aryo begitu kuat memeluknya. Wanita itu melepaskan pelukannya. Pria itu membungkukkan badannya di depan Indira hingga membuatnya tak nyaman. Jemarinya mendorong bangkunya ke belakang agar ia bisa menghindar. “Kamu mau ngapain, Mas?” “Apa perlu aku sujud di kakimu agar aku bisa membuktikan rasa cintaku padamu? Betapa aku mengkhawatirkan keadaanmu. Apa masih ada tempat yang lebih nyaman untuk berbagi cerita selain kepada pasangan sendiri?” Wanita itu tercengang atas ucapan Aryo. Matanya bersitatap dengannya. Tangan Aryo meraba ke bawah hendak mencari bunga yang terjatuh. “Mas kok ngomongnya begitu.”“Kamu aja nggak percaya sama, Mas,” jawabnya seraya bangkit dan kembali duduk di kursi kemudi. Sementara Indira membetulkan bangku ke posisi semula. Ia menghembuskan napas lega sembari mengusap dada.“Aku percaya kok sama, Mas.”“Kalau percaya, berarti kamu bisa cerita sama, Mas,” ucap Aryo.Indira tersenyum dan mengangguk. Senyum di bibir A

DMCA.com Protection Status