Home / Rumah Tangga / Bukan Ibu Susu Biasa / 4. Tidak Diinginkan

Share

4. Tidak Diinginkan

Author: Oei Monica
last update Last Updated: 2025-03-24 16:51:18

“Kau masih ingat aku rupanya. Padahal sudah lama lho kita nggak jumpa.” Minara melebarkan kedua sudut bibirnya yang dipoles dengan lipstick merah bata. “Delapan tahun. Kita masih pakai seragam putih abu-abu waktu itu.”

Minara Jayashree, itulah nama lengkap wanita yang berdiri di samping Akash. Arunika mengenal Minara saat keduanya sama-sama berusia 12 tahun. 

Dulu, almarhumah ibunya yang bernama Daniah bekerja sebagai buruh cuci di beberapa rumah keluarga kaya, salah satunya adalah Keluarga Jayashree. Daniah selalu mengambil kumpulan baju kotor milik mereka, mencucinya, lalu mengembalikannya dua hari kemudian.

Sekali-kali Arunika ikut membantu ibunya mengunjungi rumah besar itu. Dari situlah Arunika dan Minara bertemu. Mereka saling berkenalan, hingga akhirnya menjalin persahabatan semasa sekolah.

Minara dulunya adalah seorang gadis kaya yang pemurung dan tidak suka berdandan. Dia selalu bersembunyi di balik punggung Arunika yang selalu membela dan melindunginya dari perbuatan buruk genk CCM (Cewek Cantik Modis) yang selalu mengganggu mereka.

Entah sejak kapan sahabat kecilnya itu mendadak berubah sedrastis ini. Berani mengata-ngatai orang lain dengan mulutnya yang kejam, lalu berbalik memusuhinya.

Dan apa yang dibilang Minara tadi, kalau Akash akan menikah dengannya?

“Itu nggak mungkin …” Arunika menggeleng lemah. “Kapan kalian ketemu dan kenalan? Bukannya setelah lulus, kamu kuliah ke luar negeri? Waktu aku nikah pun, kamu juga nggak hadir. Kamu cuma kirim pesan lewat Whatsap. Itu juga pesan terakhir kamu ke aku.”

Minara mengangkat sedikit salah satu sudut bibirnya ketika mengingat alasan yang membuatnya kembali menjalin hubungan dengan Akash Java Buana.

Ada rahasia besar yang Minara ketahui tentang Arunika, tetapi tidak diketahui oleh mantan sahabatnya itu. Karena rahasia itulah, dia memilih kembali ke Kapulaga dengan penampilan dan sikap yang berbeda.

Minara tidak ingin dianggap lemah karena selalu bergantung pada Arunika!  

Sampai kapan pun, dia tidak akan membiarkan mantan sahabatnya itu mengetahui kebenaran tersebut.

“Aku sama Bang Akash tuh udah kenal lama. Bapanya Bang Akash, Om Abyaz, dulunya kerja di perusahaan bapaku. Betul’kan, Tante?”

Nalini mendeham. “Kalo aja Tuan Jayashree itu nggak ngirim Minara ke luar negeri, udah dari dulu Ibu besanan sama salah satu orang terhormat di kota ini.”

“Aru, Bang Akash itu nikahin kau karena dia lagi patah hati. Gara-gara kutinggalin,” sambung Minara, yang semakin membuat hati Arunika bertambah perih.

“Bener semua itu, Mas?” Arunika berlinangan air mata.

Namun, pemilik mata teduh yang bernama Akash Java Buana itu malah diam seribu bahasa.

“Jadi itu bener ….” Arunika mengangguk, berasumsi atas kebungkaman suaminya. “Selama ini Mas cuma jadiin aku pelarian.”

“Waktu perempuan ini nggak ada, Mas datangin aku, bilang cinta sama aku, mohon-mohon buat nikahin aku.”

“Terus sekarang … waktu perempuan ini kembali, Mas buang aku kayak sampah!”

“Tega kamu, Mas! TEGA KAMU NYAKITIN AKU KAYAK GINI!” jerit Arunika, yang langsung mendapat sambutan telapak tangan dari Nalini.

PLAAKKK!!

“Ibu?!” Arunika tersentak.

“JAGA MULUTMU!” bentak Nalini menatap tajam Arunika.

“Memangnya kamu itu siapa? Teriak-teriak di rumahku, salah-salahin anakku! Kamu itu cuma yatim piatu yang dipungut Akash buat dinikahi! Wong cuma lulusan sekolah menengah kok mau saingan sama Minara yang sarjana kedokteran dari luar negeri!”

“Kamu itu CUMA KOTORAN yang ada diujung kukunya Minara!” lanjut Nalini.

Minara yang mendapat sanjungan dari Nalini tersenyum lebar. Sepasang bola matanya yang berwarna coklat itu pun jatuh menatap kuku tangan Arunika yang kuning, akibat seringnya perempuan itu memarut kunyit.

“Aru, kau tahu nggak, kalau semalam Bang Akash itu baru saja diangkat jadi kepala cabang di Group Prama,” ungkap Minara. “Dan yang berdiri di sampingnya semalam itu bukan kau, istrinya yang kampungan, tapi aku.”

Melihat Arunika yang terdiam, membuat Minara berinisiatif untuk menunjukkan sebuah rekaman video yang diambilnya semalam di salah satu ruang besar di Hotel Lokapala.

Dalam video seluler tersebut, tampak Akash sedang naik ke atas panggung. Pria berpundak tipis itu menggandeng tangan Minara yang mengenakan gaun pesta dengan bagian belakang punggungnya yang terbuka.

Semua orang bertepuk tangan ketika Akash memperkenalkan Minara sebagai calon istrinya.

‘Jadi ini toh sebabnya, semalam Mas Akash nggak temenin aku di rumah sakit. Kupikir, selama ini akulah yang telah berdosa dengan kehamilanku, tapi ternyata ….’ 

“Jasa Minara itu banyak, Ru.” Akash yang tadinya membisu, akhirnya angkat suara.

“Meskipun dia tinggal di luar negeri, tapi dia yang selalu bantuin aku selama ini. Bangun karir di Group Prama itu nggak cukup kalo cuma ngandalin ijazah sarjana. Perlu koneksi juga dari ayahnya Minara. Jadi lebih baik, kamu cepat tanda tangani suratnya.”

“Terus angkat kaki dari rumah ini!” sambung Nalini.

Minara tersenyum sinis. “Aru, kalau kau masih punya malu, turutin saja kata-kata Bang Akash dan Tante Nalini. Nggak ada yang inginkan kau di sini!” 

Jantung Arunika berdegup sangat berat selepas mendengar perkataan mereka. Selama ini dia berpikir, dia bertahan demi cinta dan pengabdiannya kepada suami dan ibu mertua.

Tapi pria itu justru malah memberikan luka yang sangat dalam di hatinya.  

Arunika memang tidak sebanding dengan Minara dan Akash, tapi dia yakin ….

Bahwa dia memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga, daripada apa yang mereka punya.   

Setelah mengusap air matanya, Arunika berkata kepada Akash. “Aku harap, kamu nggak pernah menyesali keputusanmu, Mas.”

“Dia bilang apa, Tante? Menyesal?” Nalini dan Minara tertawa serempak.        “HAHAHAHHA ….”

“NGGAK AKAN PERNAH!” Akash menatap dingin Arunika. “Justru hari ini adalah hari yang paling kunantikan. Apalagi anak itu udah nggak ada. Jadi, kita nggak perlu ngeributin hak asuh segala di pengadilan.”

CUKUP PENGORBANANMU, ARU!

CUKUP!

Untuk apa mempertahankan rumah tangga yang hanya dipikul oleh satu orang?

Empat tahun ….

Itu bukan waktu yang singkat untuk mengenal pria pengecut yang selalu bersembunyi dibalik ketiak ibunya. Pria yang diharapkan Arunika dapat menjadi imam sekaligus sandaran hidup hingga maut memisahkan ternyata memang tidak seindah nama dan parasnya.

Lima belas tahun ….

Itu waktu yang terlalu lama untuk mengetahui sahabat macam apa yang dia miliki.

Setelah membubuhkan tanda tangannya, Arunika langsung melempar surat cerai itu ke udara.

“Mulai hari ini, aku, Arunika Hana udah nggak punya hubungan lagi dengan KELUARGA BUANA!”  

“Buat kamu, Minara ... aku cuma mau bilang, kalau barang bekas itu punya banyak cacat dan goresan. Jangan biarin pria ini kencing dan menggonggong di sembarang tempat terus minta aku untuk kembali.”

“ARUNIKA!?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Ibu Susu Biasa   5. Perjumpaan Kembali

    Mereka yang gerah setelah mendengar perkataan Arunika itu sontak mengamuk. Bukan hanya melucuti pakaiannya, tetapi orang-orang itu juga membuang serta membakar semua isi tas kopernya.Mereka juga merampas mahar pernikahan yang seharusnya menjadi hak Arunika, begitu Akash menikahinya secara sah.Tapi semua itu tak masalah!Arunika lebih memilih membawa pergi seperangkat jarum emas peninggalan Nenek Usada. Kumpulan barang yang dianggap rongsokan di mata orang yang tak mengerti, tapi bagi Arunika lebih dari setengah nyawanya berada di sana. ‘Ingat, Aru … simpan dan gunakan jarum emas ini untuk menolong orang lain. Kamu harus menjaganya baik-baik, jangan sampai jatuh ke tangan orang jahat.’Itulah pesan terakhir yang ditulis Nenek Usada dalam sepucuk surat.Dan malam ini ….Ketika hujan deras mengguyur Kapulaga, Arunika kambali berjalan seorang diri. Tubuh yang hampir setengah telanjang itu dibalut dengan selembar kain jarik pemberian tetangga.‘Dunia ini memang kejam, nduk. Nggak ada y

    Last Updated : 2025-03-24
  • Bukan Ibu Susu Biasa   1. Malam Terkutuk

    Namanya Arunika Hana.Sehari-hari dia menjual racikan tanaman herbalnya di Pasar Kliwon. Bukan pertama kalinya, dia mengantar pesanan pelanggannya di berbagai tempat. Malam ini, tiba-tiba saja seorang pelanggannya yang berasal dari luar kota meminta Arunika untuk datang ke salah satu hotel bintang lima di kota itu. ‘Aku harus cepat! Nyonya Bagaspati nggak suka nunggu. Terlambat dikit saja, bisa-bisa wanita itu nggak mau bayar pesanan jamunya.’Arunika bergegas sambil menenteng keranjang plastik berisi tiga botol jamu pesanan Nyonya Bagaspati. Upayanya untuk masuk ke dalam hotel langsung dicegah oleh dua orang petugas keamanan yang sedari tadi memperhatikan penampilannya.“Kamu tau ini tempat apa?!”“Ya, tau lah, Pak. Ini’kan Hotel Lokapala.”“Kalau tau, ngapain ke sini bawa sepeda onthel dan pakai sandal jepit?!”“Kan’nggak punya mobil, Pak. Kalau punya, pasti udah kubawa semua kemari … sama sepatuku sekalian. Selusin buat Bapak.”“Eh, anak ini benar-benar ya! Nggak ada sopan santu

    Last Updated : 2025-03-24
  • Bukan Ibu Susu Biasa   2. Sembilan Bulan Kemudian

    PRAANGG …!Nalini Buana tergopoh-gopoh ketika mendengar suara yang mirip seperti barang pecah. Wanita berusia 58 tahun itu bergegas menuju dapur—tempat di mana suara tersebut berasal.Lima menit yang lalu. Nalini sempat memberitahu Arunika untuk mencuci beberapa peralatan makan yang baru saja dibelinya di salah satu pusat perbelanjaan. Lima set peralatan makan edisi khusus dari merek ternama. Terbuat dari keramik. Sangat cantik dan menarik.Perasaan Nalini was-was. Jangan-jangan ….Wajah bulat wanita itu langsung meradang begitu menyaksikan Arunika berjongkok memunguti koleksi piring barunya yang remuk redam. Untuk melampiaskan kekesalannya itu, dia pun berteriak lantang.“DASAR MANTU NGGAK GUNA! Ditinggal bentar aja, udah mecahin piring selusin!”“Maaf, Bu. Tadi mendadak perutku kram. Kerasa kaku gitu. Nggak enak. Waktu ingin sandaran, aku nggak sengaja—” “HALAH! Alasan aja kamu!”“Beneran, Bu. Aku nggak bohong ….”“Hei, Aru! Ibu dulu itu juga pernah hamil, tapi nggak malas kayak k

    Last Updated : 2025-03-24
  • Bukan Ibu Susu Biasa   3. Bayi Ettan

    “Kami turut berduka atas meninggalnya putra Anda, Nyonya.”Proses persalinan Arunika memakan waktu hampir dua puluh empat jam. Begitu terjaga, tahu-tahu dokter kandungan yang selama ini merawat kehamilannya berkata seperti itu.Lelucon macam apa ini? Dia sungguh tidak percaya!“Itu nggak mungkin ….” Arunika menggeleng. “Dokter pasti salah!”“Itu bukan bayiku. Anakku sehat … aku baru aja lahirin dia. Aku ingin menyusuinya.”“Dia pasti haus’kan, Dok? Karena udah berjam-jam dia belum minum ASI ku.”Bibir coklat Dokter Darma terkatup. Bola mata kecil itu bergerak-gerak menatap wajah pucat pasiennya dari balik kacamatanya yang minus.“Nyonya Arunika Hana,” panggil seseorang.Arunika menoleh ke arah pintu. Sepasang netra hitam itu mendapati kehadiran seorang perawat yang baru saja memasuki kamarnya. Ada sesuatu terbungkus dengan kain putih berada dalam gendongan. Arunika terus memperhatikan gerak-gerik perawat tersebut. Hingga akhirnya sang perawat berdiri di samping ranjangnya, lalu berk

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Bukan Ibu Susu Biasa   5. Perjumpaan Kembali

    Mereka yang gerah setelah mendengar perkataan Arunika itu sontak mengamuk. Bukan hanya melucuti pakaiannya, tetapi orang-orang itu juga membuang serta membakar semua isi tas kopernya.Mereka juga merampas mahar pernikahan yang seharusnya menjadi hak Arunika, begitu Akash menikahinya secara sah.Tapi semua itu tak masalah!Arunika lebih memilih membawa pergi seperangkat jarum emas peninggalan Nenek Usada. Kumpulan barang yang dianggap rongsokan di mata orang yang tak mengerti, tapi bagi Arunika lebih dari setengah nyawanya berada di sana. ‘Ingat, Aru … simpan dan gunakan jarum emas ini untuk menolong orang lain. Kamu harus menjaganya baik-baik, jangan sampai jatuh ke tangan orang jahat.’Itulah pesan terakhir yang ditulis Nenek Usada dalam sepucuk surat.Dan malam ini ….Ketika hujan deras mengguyur Kapulaga, Arunika kambali berjalan seorang diri. Tubuh yang hampir setengah telanjang itu dibalut dengan selembar kain jarik pemberian tetangga.‘Dunia ini memang kejam, nduk. Nggak ada y

  • Bukan Ibu Susu Biasa   4. Tidak Diinginkan

    “Kau masih ingat aku rupanya. Padahal sudah lama lho kita nggak jumpa.” Minara melebarkan kedua sudut bibirnya yang dipoles dengan lipstick merah bata. “Delapan tahun. Kita masih pakai seragam putih abu-abu waktu itu.”Minara Jayashree, itulah nama lengkap wanita yang berdiri di samping Akash. Arunika mengenal Minara saat keduanya sama-sama berusia 12 tahun. Dulu, almarhumah ibunya yang bernama Daniah bekerja sebagai buruh cuci di beberapa rumah keluarga kaya, salah satunya adalah Keluarga Jayashree. Daniah selalu mengambil kumpulan baju kotor milik mereka, mencucinya, lalu mengembalikannya dua hari kemudian.Sekali-kali Arunika ikut membantu ibunya mengunjungi rumah besar itu. Dari situlah Arunika dan Minara bertemu. Mereka saling berkenalan, hingga akhirnya menjalin persahabatan semasa sekolah.Minara dulunya adalah seorang gadis kaya yang pemurung dan tidak suka berdandan. Dia selalu bersembunyi di balik punggung Arunika yang selalu membela dan melindunginya dari perbuatan buruk g

  • Bukan Ibu Susu Biasa   3. Bayi Ettan

    “Kami turut berduka atas meninggalnya putra Anda, Nyonya.”Proses persalinan Arunika memakan waktu hampir dua puluh empat jam. Begitu terjaga, tahu-tahu dokter kandungan yang selama ini merawat kehamilannya berkata seperti itu.Lelucon macam apa ini? Dia sungguh tidak percaya!“Itu nggak mungkin ….” Arunika menggeleng. “Dokter pasti salah!”“Itu bukan bayiku. Anakku sehat … aku baru aja lahirin dia. Aku ingin menyusuinya.”“Dia pasti haus’kan, Dok? Karena udah berjam-jam dia belum minum ASI ku.”Bibir coklat Dokter Darma terkatup. Bola mata kecil itu bergerak-gerak menatap wajah pucat pasiennya dari balik kacamatanya yang minus.“Nyonya Arunika Hana,” panggil seseorang.Arunika menoleh ke arah pintu. Sepasang netra hitam itu mendapati kehadiran seorang perawat yang baru saja memasuki kamarnya. Ada sesuatu terbungkus dengan kain putih berada dalam gendongan. Arunika terus memperhatikan gerak-gerik perawat tersebut. Hingga akhirnya sang perawat berdiri di samping ranjangnya, lalu berk

  • Bukan Ibu Susu Biasa   2. Sembilan Bulan Kemudian

    PRAANGG …!Nalini Buana tergopoh-gopoh ketika mendengar suara yang mirip seperti barang pecah. Wanita berusia 58 tahun itu bergegas menuju dapur—tempat di mana suara tersebut berasal.Lima menit yang lalu. Nalini sempat memberitahu Arunika untuk mencuci beberapa peralatan makan yang baru saja dibelinya di salah satu pusat perbelanjaan. Lima set peralatan makan edisi khusus dari merek ternama. Terbuat dari keramik. Sangat cantik dan menarik.Perasaan Nalini was-was. Jangan-jangan ….Wajah bulat wanita itu langsung meradang begitu menyaksikan Arunika berjongkok memunguti koleksi piring barunya yang remuk redam. Untuk melampiaskan kekesalannya itu, dia pun berteriak lantang.“DASAR MANTU NGGAK GUNA! Ditinggal bentar aja, udah mecahin piring selusin!”“Maaf, Bu. Tadi mendadak perutku kram. Kerasa kaku gitu. Nggak enak. Waktu ingin sandaran, aku nggak sengaja—” “HALAH! Alasan aja kamu!”“Beneran, Bu. Aku nggak bohong ….”“Hei, Aru! Ibu dulu itu juga pernah hamil, tapi nggak malas kayak k

  • Bukan Ibu Susu Biasa   1. Malam Terkutuk

    Namanya Arunika Hana.Sehari-hari dia menjual racikan tanaman herbalnya di Pasar Kliwon. Bukan pertama kalinya, dia mengantar pesanan pelanggannya di berbagai tempat. Malam ini, tiba-tiba saja seorang pelanggannya yang berasal dari luar kota meminta Arunika untuk datang ke salah satu hotel bintang lima di kota itu. ‘Aku harus cepat! Nyonya Bagaspati nggak suka nunggu. Terlambat dikit saja, bisa-bisa wanita itu nggak mau bayar pesanan jamunya.’Arunika bergegas sambil menenteng keranjang plastik berisi tiga botol jamu pesanan Nyonya Bagaspati. Upayanya untuk masuk ke dalam hotel langsung dicegah oleh dua orang petugas keamanan yang sedari tadi memperhatikan penampilannya.“Kamu tau ini tempat apa?!”“Ya, tau lah, Pak. Ini’kan Hotel Lokapala.”“Kalau tau, ngapain ke sini bawa sepeda onthel dan pakai sandal jepit?!”“Kan’nggak punya mobil, Pak. Kalau punya, pasti udah kubawa semua kemari … sama sepatuku sekalian. Selusin buat Bapak.”“Eh, anak ini benar-benar ya! Nggak ada sopan santu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status