Share

Bab 42 Anjani ke dukun.

Anjani menoleh ke arah suara itu. Anjani mengernyitkan keningnya, dengan sedikit mata berputar sambil mengingat-ingat.

"Sebentar pak Irwan, aku hendak menemui temanku dulu." Anjani kembali menutup pintu mobil, dengan melangkah cepat, ia menghampiri wanita yang tersenyum mengarah pada dirinya.

Mata Anjani membulat sempurna, spontanitas ia memanggil wanita itu.

"Ratih ...?! Kamu Ratih kan?"

Ratih mengangguk. Anjani langsung memeluknya. "Ya Allah Ratih? kamu ... Kamu."

"Ya Mbak, aku sekarang subur." potong Ratih sembari tertawa ngakak. "Habis, di rumah makan tidur terus, nggak ada kegiatan."

"Kamu kan masih di rumah orang tuamu kan? Nanti aku tak mampir ke rumahmu. Ini aku mau ke rumah teman dulu."

Ratih tersenyum tipis, ia mengangguk. "Saya tunggu Mbak, silahkan lanjut aktifitas Mbak Anjani, ini aku juga mau belanja ke warung bude Sur."

Anjani mengangguk pelan, matanya memandang langkah Ratih meninggalkan dirinya.

Anjani meraba tubuhnya sendiri, ketakutan akan gemuk menghantui piki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status