Karena Michel masuk, niat Diana yang gagal ingin bunuh diri tadi kembali membara. "Jangan mendekat," ujar Diana berdiri dan mengarahkan pecahan cermin tersebut ke pergelangan tangan kirinya."Diana, buang benda itu. Itu bahaya ... Kamu bisa terluka ...." Panik Michel yang ingin maju namun Diana menghentikannya."Mundur ... Keluar ... Kalau tidak aku akan menggoresnya ke tangan dan leherku!" Ancam Diana yang juga sedikit takut."Oke, tapi kalau aku keluar kamu harus janji untuk membuang benda itu. Ya?" Michel berpura-pura berbalik arah dan Diana yang polos pun kembali ingin duduk di atas closet namun dalam hitungan detik Michel kembali dan menarik tangan Diana hingga posisi Diana terkunci di dalam pelukan Michel."Lepaskan!" Bentak Diana yang masih bertahan memegang pecahan cermin tersebut yang mulai melukai telapak tangannya."Kamu lepaskan benda itu!" Michel berusaha merebut pecahan cermin dari tangan Diana seraya tetap mengunci posisi Diana."Tidak, aku akan menusuk anda jika anda
"Diana, kamu ada perasaan yang sama denganku?" tanya Michel tiba-tiba di sela waktu sarapan mereka."Hmm? Tidak," jawab Diana bingung."Lalu dengan Dave? Kamu suka Dave?" tanya Michel lagi seakan ingin memastikan siapa yang akan Diana pilih jika Diana harus memilih."Pak Dave baik, lembut dan sabar. Aku nyaman dengannya tapi aku merasa tidak enak karena terus merepotkannya." Diana menjawab bertele-tele."Lalu? Kamu lebih suka aku atau Dave?" tanya Michel lagi dan kali ini Michel menatap serius Diana."Haruskah aku menjawab Pak Dave agar dia menyerah?" Pikir Diana."Aku suka Pak Dave. Setidaknya dia tidak pernah memaksa atau berbuat hal yang tidak aku suka." Diana menjawab yakin."Huh? Sudah ku duga. Tidak masalah, aku akan tetap membuat kamu mencintai aku suatu saat nanti." Michel menjawab yakin. Diana terdiam mengabaikan Michel dan menikmati sarapannya. Takdir tidak ada yang tahu, jika apa yang Michel katakan itu benar, setidaknya Diana tidak malu karena telah menolaknya lebih dulu.
Di markas Michel.Diana masih terlihat lemas hingga tidak bisa memberikan perlawanan pada Michel. Michel menyuruh untuk Diana memakan sedikit sup agar lebih segar dan Diana menurut.Tak lama kemudian, Michel menyuruh dan membawa Diana masuk ke dalam sebuah ruangan yang terlihat mirip seperti kamar biasa namun Diana menolak."Diana, masuklah istirahat di dalam.""Gak, gak mau. Anda menipu saya, Tuan. Saya tidak akan percaya lagi pada anda," jawab Diana memberi batas diantara dirinya dan Michel. "Hei, kau. Bawa wanita ini ke dalam ruangan saya." Michel menyuruh salah satu anak buahnya membawa Diana ke dalam kamar."Gak! Aku bilang enggak! Gak mau!" Diana berdiri dan menolak saat anak buah Michel datang dan akan memasukkannya ke dalam sebuah ruangan."Kamu pilih, ingin masuk sendiri, denganku atau bersamanya?" Michel memberi Diana pilihan yang sangat sulit untuk Diana pilih karena sesungguhnya Diana tidak setuju dengan kedua pilihan itu."Gak! Aku mau pulang. Aku akan cari sendiri diman
Setelah selesai berkonsultasi pada dokter yang bersangkutan, Michel membawa Diana kembali ke markas. Kondisi fisik Diana sudah kembali normal namun tidak dengan mental Diana yang merasa tertekan.Michel tidak berani berkata-kata lagi pada Diana karena takut membuat Diana semakin stres dan tertekan. Sesampainya di markas, Michel membiarkan Diana masuk ke dalam ruangannya seorang diri dan melewati para anak buahnya dan menatap Diana dan Michel bingung.Darrrrrr!Diana membanting pintu ruangan Michel dan menguncinya. Michel tidak marah atau melarang Diana karena ruangannya sudah dipasang cctv, jadi Michel tetap bisa memantau Diana dari ponselnya."Kalian pergilah periksa apa yang perlu kalian periksa. 5 orang tetap tinggal di sini," ujar Michel memberi perintah pada anak buahnya."Baik, Tuan."Tak lama Michel duduk di kursi depan ruangannya seraya menatap fokus layar ponselnya untuk memantau Diana, Jake menelpon Michel untuk memberi laporan."Tuan, besok malam sepertinya kami akan sampa
Michel menunggu Diana keluar dari toilet tepat di depan pintu toilet. Tapi setelah 5 menit, Diana tak kunjung keluar dari sana."Apa yang dia lakukan? Kenapa lama sekali? Haruskah aku masuk dan melihat? Ah, tapi tidak boleh." Pikir Michel macam-nacam padahal ternyata Diana sedang datang bulan dan tidak membawa pembalut yang membuat Diana bingung.Diana tidak punya telepon yang bisa ia gunakan untuk menelpon Michel. Jadi Diana hanya bisa diam sembari menunggu orang masuk untuk ia mintai tolong membelikan pembalut."Duh, pasti Tuan Michel akan marah karena aku tidak kembali tepat waktu." Pikir Diana.10 menit berlalu dan Michel mulai tidak sabar dan berpikir yang tidak-tidak pada Diana."Apa sesuatu terjadi?" Michel bertanya-tanya.Di sisi lain. Diana yang tidak menemukan orang lain masuk ke toilet berusaha mengintip keluar toilet. Tapi Diana harus terkejut saat melihat Michel berdiri di depan pintu toilet seraya menatap ke arahnya."Apa yang anda lakukan di sini, Tuan?" tanya Diana kag
Keesokan harinya.Michel sudah mengatur kalau Doni akan ditempatkan di markas Michel juga namun di ruangan yang berbeda.Sesuai dengan informasi yang Jake berikan, nanti sore atau malam Jake dan Doni akan sampai di Jakarta dan oleh sebab itu, Michel akan memindahkan Diana sementara kembali ke rumahnya.Michel takut kalau Diana bertemu dengan Doni, maka rencananya akan berantakan. Tapi di satu sisi Michel tidak tau jika Dave mengikuti Jake dan Doni ke Jakarta.Pagi hari ini keributan terjadi antara Diana dan Michel pasalnya Diana menolak saat Michel ingin membawanya kembali ke rumahnya yang akan mengingatkan Diana betapa buruknya kenangannya di rumah itu."Tuan, aku tidak mau kembali ke rumah itu lagi." tolak Diana seraya melempar dan memukul Michel dengan bantal."Hanya sementara. Aku tidak akan mengurung kamu. Oke?" Michel membujuk Diana dan berusaha agar tidak membuat Diana merasa dipaksa tapi jika tidak memungkinkan, Michel terpaksa memaksa Diana."Tolong berhenti menyulitkanku, Tu
"Ahh ... Ahhh ... Lebih dalam, Sayang. Hmppp ... Kamu sangat kuat dan hebat sayang." Suara horor yang membuat Vanessa merinding dan Diana terbangun di tengah malam ini keluar dari ponsel Vanessa.Rupanya Vanessa belum tidur karena asik menonton film haram yang Diana belum pernah lihat sebelumnya namun sudah pernah melakukannya."Suara apa itu?" tanya Diana yang seketika itu membuat Vanessa terkejut dan seketika mematikan ponselnya."Tidak, tidurlah. Aku sedang menonton drama." Vanessa menyembunyikan wajahnya yang memerah malu dengan menarik selimut hingga menutupi wajahnya "Oh, silakan lanjutkan. Tapi kalau bisa, anda pakai headset ya, Nona." Pinta Diana dengan suara seraknya dan hendak kembali tidur namun Vanessa memanggilnya."Hmm, Diana. Aku akan membantumu kalau rencanamu berhasil. Tapi bagaimana kalau Michel marah?" tanya Vanessa pada Diana yang langsung terbangun dan duduk."Pasti berhasil, kamu ikuti caraku dan semoga saja jika berhasil, kamu bisa hamil, ini pasti akan jauh le
Sesampainya di rumah. Tanpa basa-basi Diana langsung masuk ke dalam kamar Vanessa sedang Vanessa dan Nyonya Kelly berada di dalam kamar."Bagaimana?" tanya Diana yang langsung mengubah ekspresi wajahnya saat masuk ke dalam kamar."Aman," jawab Vanessa menunjukkan jempol tangannya pada Diana."Bagus, nanti aku akan coba keluar dan periksa. Kalau Tuan Michel sudah terpengaruh, kamu harus langsung masuk ke dalam kamarnya. Aku akan mengunci pintu dari keluar." Diana menjelaskan rencananya pada Vanessa dan Nyonya Kelly."Aku harap rencana kamu berhasil, kalau tidak, kita semua akan mati," ujar Vanessa gugup."Kita tunggu aja sampai jam 9 malam ini, kalau dia tidak keluar, berarti kamu bisa bergerak. Aku dan Nyonya Kelly akan memancing Tatang agar melerai kami. Kami akan pura-pura berkelahi," sambung Diana yakin.Diana berani menyusun rencana seperti ini karena Jake tidak berada di rumah. Jake sedang sibuk mengurus Doni dan Adi di markas.Waktu menunjukkan jam 8 malam, Michel sama sekali ti