"Kamu mau kemana, Diana?" tanya Michel penasaran"Ke supermarket, Tuan. Ada yang harus saya beli dan hanya saya yang tau barang itu." Diana menjawab dengan penuh perkiraan."Baiklah, berikan ponselnya pada petugas."Diana mengembalikan ponsel yang ia pakai pada pemiliknya. Tak lama, petugas membukakan Diana gerbang dan 2 orang petugas berjalan mengikuti Diana."Silakan, Nona. Kami akan ikut dengan anda," ujar salah satu petugas pada Diana."Terserah, aku tidak perduli." Diana berjalan ke arah sebuah jalan yang di sana sudah ada Dave yang juga sudah bersiap untuk membawa Diana pergi.Saat Diana tengah asik berjalan dengan 2 petugas yang berada di belakangnya, tiba-tiba sebuah mobil melaju dari arah depan dengan kecepatan kilat. Mobil tersebut terlihat ingin menyambar dan menabrak Diana.Dengan sigap kedua petugas yang bertugas menjaga dan mengawal Diana menarik Diana ke belakang mereka dan setelahnya benar saja, mobil tersebut menabrak kedua petugas tersebut dengan sangat kencang.Brru
Di samping itu, polisi juga sudah menemukan pelaku pengeboman. Walau begitu, Michel tidak memperbolehkan siapapun menyebar luaskan berita tentang ini. Sejujurnya Michel sudah tau siapa pelakunya, motif pengeboman dan hal lain-lain lagi. Oleh sebab itu Michel tidak butuh polisi untuk menyelidiki pelaku pengeboman dan motif pengeboman. Michel ingin polisi membereskan dan mengevakuasi korban yang merupakan anak buahnya.Di apartemen Dave.Diana sedang mengobati kepala Doni yang terluka akibat pengeboman. Baik Diana dan Doni sama-sama masih shock dan tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Semuanya terjadi begitu cepat."Doni, kamu nanti tidur di kamar sebelah sana. Oke?" Dave memberitahu Doni dimana kamar yang harus Doni tempati."Baik, Kak. Terima kasih," jawab Doni tersenyum."Kamu gak masalah kan kalau harus tidur di kamarku, Diana?" tanya Dave pada Diana yang pasti membuat Diana bingung."Gak apa-apa dong, Kak. Sekarang kan Kak Diana istrinya Kak Dave," sahut Doni yang membu
Jake membiarkan Michel melakukan apapun yang dia inginkan bahkan jika itu melukainya. Jika itu membuat Michel senang, Jake akan membiarkan hal itu terjadi.Jake tidak punya tujuan hidup selain membuat Michel sebagai tuannya bahagia. Maka dari itu jake tidak takut pada apapun. Jake tidak marah jika ada orang yang mengatainya sebagai 'Anjing yang setia'.Tapi jake akan marah jika ada orang yang mengatai bosnya. Jake membenarkan dirinya adalah anjing yang setia pada Michel. Tidak sekalipun Jake menolak permintaan Michel atau membantah perintah Michel. Waktu menunjukkan jam 01.00 dini hari. Michel terlihat tertidur setelah mabuk di ruang kerjanya. Jake segera memindahkan Michel ke kamarnya agar Michel bisa beristirahat lebih nyaman. Di sisi lain, tepatnya apartemen Dave. Dave tengah bahagia mendapat keuntungan dari hujan dan petir yang turun hari ini. Diana terbangun dan berteriak takut bercampur terkejut saat mendengar suara petir. Dave yang juga terkejut segera menghampiri Diana dan
Mia kembali masuk ke dalam ruangan Dave dengan nampan berisi 3 gelas minuman yang berbeda."Pak Dave, jadwal kita hari ini ...." Mia bersiap ingin melapor tapi Dave menghentikannya."Undurkan atau batalkan saja. Katakan pada mereka, saya dan istri saya akan pergi berlibur. Anggap saja kami akan pergi honeymoon." Dave memberi perintah pada Mia yang membuat Mia semakin kesal dan iri tapi tidak dapat menolak."Baik, Pak." Mia berlalu."Dave, apa yang kamu katakan tadi benar? Kita akan berlibur? Bukankah akan berbahaya jika kita pergi?" Diana gelisah memikirkan akan ada banyak bahaya yang akan menerpa mereka."Tidak. Siapa yang berani mengganggu kita? Michel? Dia tidak akan bisa. Kita sudah sah dan semua orang sudah tau status kita. Mereka pasti akan memihak dan membantu kita," jelas Dave yakin."Tapi dia itu gila dan nekat, Dave." Diana meyakinkan."Kalau kamu tidak mau pergi, tidak apa-apa. Kita tidak perlu pergi. Oke?" Dave menangkup wajah cantik Diana dengan kedua tangannya."Sudah pa
Mia bersikap manis pada Diana dan mencoba membuat Diana menyukainya. Hal ini tentunya ada tujuan yang tidak terlihat dari Mia. Mia masih dalam tekadnya untuk mendapatkan salah satu pria diantara dua pria yang paling terkenal di Indonesia ini."Lain waktu, ayo kita pergi bersama Kak Mia." Ajak Diana pada Mia dan Mia tersenyum senang ke arah Diana."Ternyata cukup mudah mendekatinya," gumam Mia dalam hati."Tentu," jawab Mia sedangkan Dave sesekali memantau apa yang Mia dan Diana lakukan di ruangannya. Dave juga berusaha membaca gerak-gerik Mia. Tingkat kewaspadaan Dave meningkat tajam setelah berhasil menikahi Diana.Di samping itu, Dave tidak perduli apakah orang tuanya setuju atau tidak pada Diana. Dave yakin pasti orang tuanya tidak akan berani macam-macam dan mencelakai Diana setelah sebelumnya Dave mengatakan jika Dave mencintai Diana pada orang tuanya beberapa saat lalu setelah skandal dirinya dengan Mia bertaburan.*****Waktu sudah menunjukkan jam 12.00 malam. Dave yang tetap
"Tuan, adiknya Nona mengunggah foto baru di sosial medianya," ujar Jake melapor pada Michel seraya memberikan Michel ponselnya agar Michel bisa melihat apa yang ia lihat."Bagus, sudah aku duga mereka pasti akan melakukan kesalahan." Michel tersenyum jahat."Apa yang harus saya lakukan, Tuan?" "Periksa mereka, lacak, selidiki lalu kita berangkat. Aku akan menghancurkan mereka." Pinta Michel yang sudah tidak sabar untuk membalas dendam pada Dave dan Diana.Michel sedang memikirkan pembalasan bagaimana yang harus ia lakukan pada Dave dan Diana."Ckk, aku tau ...." Gumam Michel kemudian setelah memikirkan sesuatu di otak jahatnya.Jake terlihat sibuk mencari posisi Dave, Diana dan Doni berdasarkan foto yang Jake temukan."Mereka tidak di Swis. Dimana mereka?" Pikir Jake geram.Di salah satu restauran terdekat dengan hotel yang Dave sewa, Diana, Doni dan Dave terlihat sedang menikmati makanan mereka yang tersaji di atas meja sedang pengawal mereka juga ikut makan secara bergantian.Dave
Cuupp!Diana terpaksa mengecup pipi Dave agar bisa segera pergi ke kamar mandi dan berganti pakaian."Uda, biarkan aku pergi, aku tidak bisa bergerak," ujar Diana yang kesulitan bergerak."Bukan cuman itu, kamu harus cium ini, ini, ini, dan ini." Dave menunjuk ke arah pipi, dahi dan juga bibirnya.Cupp ... Cupp ... Cupp "Uda, lepas ah!" Diana mulai kesal dan Dave segera melepaskan Diana dibumbuhi dengan senyum tak bersalahnya.Diana memungut pakaian mereka yang berserakan di atas lantai dan menumpuknya menjadi satu dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi sedang Dave masih menunggu Diana di atas ranjang dengan posisi berbaring.Setelah malam yang mereka lewati bersama, Dave menjadi semakin mencintai Diana dan tidak ingin kehilangannya.Beberapa saat kemudian, Diana keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian baru. Kali ini Diana akan menghindari Dave yang sedang tak berbusana.Diana juga merasa amat sangat bahagia. Saat berada di kamar mandi tadi, Diana bercermin seraya tersenyum mal
Jake menghampiri keempat pengawal Dave dan berpura-pura untuk mengajak mereka mengobrol. Awalnya mereka menolak, namun karena Jake memberi mereka kopi dan juga rokok dengan alasan agar mereka tidak mengantuk, akhirnya mereka setuju.Jake mengajak mereka mengobrol, meminum kopi bersama dan merokok cukup lama sampai saat Jake memastikan keempat orang tersebut pingsan, barulah Jake melapor pada Michel.Tak lama, keempat pria berpakaian sama dengan 4 pengawal Dave datang dan membawa 4 pengawal Dave tersebut pergi. Kemudian 4 anak buah Michel tersebut berdiri menggantikan 4 pengawal Dave.Sebelumnya, Michel telah memberitahu 4 anak buah barunya itu tugas yang harus mereka lalukan.Keesokan harinya.Dave dan Diana keluar dari kamar mereka dan hendak memanggil Doni. Diana sama sekali tidak sadar jika pengawal mereka berubah sedang Dave merasa sedikit janggal dengan mereka.Seperti biasa, mereka akan pergi untuk sarapan lalu akan pergi berjalan-jalan. Dan kali ini tujuan Dave adalah pusat per
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka