"Nyonya, kita punya beberapa tawaran kerja sama dari beberapa perusahaan, silakan dibaca, kalau ada pertanyaan bisa tanya saya." Aldo memberi Diana beberapa tumpukan berkas yang tersusun rapi di atas meja."Baik, terima kasih." Diana terlihat fokus dan serius.Diana terlihat serius membuka lembaran demi lembaran dan membacanya, sampai mata Diana berhenti di sebuah halaman depan salah satu berkas yang di sana terdapat nama perusahaan Michel."Rahardian's Company? Jangan-jangan ...." Diana mengerutkan dahinya membaca tawaran yang Michel berikan pada perusahaan Dave jika Diana bersedia menerima kerja sama ini.'Setiap keuntungan yang masuk melalui perusahaan Dave's Entertiment yang dipimpin oleh Bu Diana, kami akan membaginya sebesar 50% secara utuh.'"Ini tidak masuk akal, tolak kontrak kerja sama ini," pinta Diana pada Doni tanpa memberi banyak penjelasan."Oke, Kak. Aku akan taruh kontrak yang kakak tolak di sebelah sini," jawab Doni menunjuk ke arah mejanya.Sudah 5 jam Diana membac
Pagi hari.Diana terlihat sedang melamun sendirian di dalam kamar saat Doni masuk ke dalam kamar Diana untuk membawakan Diana susu dan biskuit."Kak, belum mandi? Kalau gitu, minum susu ini dulu ya," ujar Doni memecah lamunan Diana."Doni, nanti malam kamu tidur di sini aja ya. Kakak takut," ajak Diana terus terang."Ada apa? Takut kenapa, Kak?" Doni yang penasaran ikut duduk di ranjang Diana yang kosong dan menatap khawatir Diana."Tadi malam Kakak kayaknya mimpi buruk deh, badan kakak gak bisa gerak, serem banget. Teriak aja gak bisa, gak ada suaranya." Diana mulai kembali merinding mengingat kejadian aneh bin nyata yang baru beberapa jam lalu terjadi padanya."Tenangkan pikiranmu, Kak. Segera minum susu ini dan mandilah. Kita harus ke kantor, sebentar lagi Kak Aldo pasti akan datang menjemput," ujar Doni berlalu keluar dari kamar Diana berharap Diana menuruti perintahnya untuk mandi setelah minum susu.Tak lama, Doni dan Diana sudah selesai bersiap-siap dan sedang menunggu Aldo men
"Benar juga, kemana Mia? Bukankah waktu itu Mia, Doni dan Jake kembali lebih dulu ke Jakarta?" Pikir Diana bingung."Doni, kamu pulang duluan kan sama Kak Mia? Kemana dia?" Diana bertanya pada Doni yang juga terlihat bingung."Gak tau, Kak. Setelah dia antar Doni ke apartemen, dia katanya mau pulang. Tapi gak tau sampai sekarang kok tidak hadir ya?" Doni menatap Aldo meminta jawaban."Mia kembali ke agensi, dia ada jadwal pemotretan. Dia memang biasanya datang ke sini kalau lagi kosong jadwal." Aldo menjelaskan."Oh, gitu." Serentak paham semua orang yang hampir salah paham."Mama bawa apa aja ini? Kok banyak banget?" Diana menunjuk ke arah tumpukan barang yang mertuanya bawa."Oh ini, ayo kita buka sama-sama. Ini untuk kamu sama Doni, ini barang-barang milik Dave. Oh ya, mulai sekarang Mama sama Papa akan tinggal di sini." Clara membuat Diana dan Doni kaget."Di apartemen, Ma?" Diana memastikan."Tidak, di rumah kita. Kalau kamu mau, kalian bisa tinggal bareng Mama dan Papa di rumah
Saat Clara hendak masuk ke dalam toilet wanita, ternyata Diana terlihat sudah akan keluar dari toilet sehingga Diana dan Clara berpapasan di depan pintu."Kok lama banget, Di?" tanya Clara pada Diana."Iya, Ma. Kayaknya aku lagi sembelit deh," jawab Diana berbohong sembari mengajak Clara agar segera berjalan dan agar Michel bisa segera keluar dari toilet.Sesampainya di meja yang mereka pakai, Diana langsung menatap makanannya dengan penuh semangat."Diana, setelah ini kita ke dokter ya. Katanya kamu sembelit," ujar Clara pada Diana dan Diana yang mendengar ucapan Clara hampir saja tersedak."Uhukkk ... Iya, Ma. Kita ke dokter Kania aja ya, Ma." Pinta Diana takut. "Oke," jawab singkat Clara yang tidak curiga sama sekali dengan gelagat Diana.Setelah makan, Clara dan Diana pergi berdua ke rumah sakit sedang yang lain kembali ke kantor. Tadinya Doni ingin ikut ke rumah sakit yang Kania ada di sana, tapi karena tidak diajak, Doni tidak bisa bicara.Di rumah sakit, tepatnya ruangan Kania
Malam hari.Klingg!Ponsel Diana berbunyi menandakan ada pesan masuk yang harus Diana baca. Diana segera mengambil ponselnya dan melihat nama pengirim pesan tersebut.'Bagaimana hari ini? Kalau besok ada waktu, mau ulangi lagi? Bagaimana kalau kita coba gaya baru?' isi pesan Michel yang menurut Diana sangat kotor dan tidak pantas.Diana menutup kembali teleponnya dan memilih untuk mengabaikan pesan Michel tersebut.Tak lama, ponsel Diana kembali berdering menandakan telepon masuk namun karena Diana sedang menonton tv, Diana langsung menolak panggilan dari Michel dan meletakkan kembali ponselnya."Mengganggu saja!" Kesal Diana menahan suaranya agar tidak didengar oleh Doni.Baru saja Diana menutup teleponnya, Michel mengirimi Diana pesan lagi. Namun kali ini pesan itu berisi tentang ancaman.'Kita harus bertemu besok, atau aku akan buat orang tua Dave tau kalau kamu mengandung anakku.' Diana sedikit takut dengan isi pesan Michel ini. "Apa yang harus aku balas? Bagaimana jika orang tu
Saat ini Diana memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya agar Michel tidak bisa menghubunginya. Diana juga berencana akan berziarah ke makam Dave bersama dengan kedua orang tua Dave.Diana sempat berpikir bagaimana jika dirinya tinggal di singapura untuk sementara waktu. Sambil Diana merenungi kesalahannya dan dosanya pada Dave karena Diana sempat mengkhianati Dave.Di sisi lain, Michel masih sibuk dengan matanya yang masih memerah akibat iritasi karena Diana menyemprot parfum ke matanya.Semua orang menjadi salah di mata Michel. Dengan memakai kaca mata hitam demi menutupi mata merahnya, Michel makan bersama dengan Nyonya Kelly dan Vanessa di ruang makan.Nyonya Kelly dan Vanessa menatap bingung Michel yang memakai kaca mata hitam dan tidak seperti biasanya. Sebelumnya Michel berbohong pada Diana dengan mengatakan jika dirinya sudah menceraikan Vanessa.Padahal Michel sama sekali tidak melakukannya karena Michel masih membutuhkan Vanessa sebagai tameng dari media berita."Vanessa,
Setelah selesai berziarah kedua orang tua Dave memutuskan untuk kembali ke Jakarta meninggalkan Diana yang memilih untuk tinggal di gereja sebagai penjaga gereja.Diana berharap dirinya bisa hidup tenang setelah memilih untuk hidup seperti ini. Diana tidak ingin lagi Doni menjadi kelemahannya. Oleh sebab itu Diana menyuruh Doni belajar dan bekerja lebih giat dan keras lagi agar setidaknya Doni bisa melindungi dirinya sendiri.Status Diana berganti, Diana sengaja mengubah namanya menjadi Hana agar tidak ketahuan oleh Michel.Di rumah Michel. Pagi-pagi sekali Michel dan Jake terlihat sibuk mengotak-atik laptop dan ponsel mereka untuk menelpon dan melacak posisi Diana yang tiba-tiba menghilang begitu saja dari pantauan mereka.Setelah masalah semalam, Vanessa belum tampak keluar dari kamarnya sampai sekarang. Bahkan saat sarapan pagi dan setelah Michel dan Jake pergi ke kantor, Vanessa tidak keluar dari kamarnya walau hanya sekali.Masalah menjadi lebih sulit untuk Michel dan Jake seles
Sejak tadi Jake sudah berusaha membujuk Doni untuk menjawab pertanyaannya tetapi Doni terus menolak yang hal itu hampir membuat Jake kehilangan kesabaran. Jika bukan karena Michel melarangnya bersikap kasar pada Doni, Jake sudah pasti akan menodongkan pistol ke kepala Doni.Karena usahanya gagal dalam membujuk Doni, Jake sekarang beralih ingin menemui orang tua Dave di mansion mereka.Butuh waktu sekitar 1 jam untuk Jake sampai di mansion mereka di tengah padatnya jalan raya.Sesampainya di depan gerbang mansion orang tua Dave, Jake kesal karena dirinya masih harus memverifikasi data diri agar bisa masuk ke dalam gerbang mansion.Dengan amat sangat terpaksa, Jake memberikan tanda pengenalnya pada petugas penjaga barulah setelahnya petugas membukakan Jake gerbang.Jake memarkirkan asal mobilnya di halaman mansion dan segera memasuki mansion.Di dalam mansion, kedua orang tua Dave terlihat sedang mengumpulkan barang-barang Dave untuk disumbangkan."Permisi, Tuan dan Nyonya." Sapa Jake s