Ayu berjalan ke arah kamar Nyonya Kelly seraya menggendong baby Oesama yang syukurnya sedang tidak rewel. Perlahan Ayu mengetuk pintu kamar Nyonya Kelly dan memanggil-manggilnya.Tokk ... Tokk ...Karena sedang menggendong baby Oesama, Ayu menjadi kesulitan untuk mengetuk pintu jadilah Ayu menggunakan kaki dan lututnya untuk mengetuk pintu kamar walau terasa sakit. "Nyonya, tolong buka pintunya. Nyonya belum tidur kan?" Ayu sedikit mengeraskan suaranya tapi menahannya juga di waktu yang bersamaan karena takut mengagetkan baby Oesama dan membuatnya menangis. "Masuklah," jawab Nyonya Kelly membuka pintu kamarnya dan menyuruh Ayu masuk lalu Nyonya Kelly menutup kembali pintu kamarnya karena Ayu tidak bisa menutup pintu kamarnya sebab Ayu menggendong baby Oesama. Ayu meletakkan baby Oesama perlahan ke atas ranjang Nyonya Kelly dan kemudian mengibaskan tangannya yang terasa kebas dan keram."Nyonya, baby Oesama tidur sama Nyonya saja ya. Saya tidak bisa mengurus bayi. Bagaimana jika nan
"Jauhi aku, Ray. Aku sudah punya pacar," ujar Ayu tegas tak memberikan Ray waktu dan kesempatan untuk mendekatinya lagi.Sejenak Rayhan terdiam kaku namun Rayhan tersenyum ramah pada Ayu."Aku cuman mau kita berteman kok, Yu. Jangan musuhin aku dong, Yu." Bujuk Rayhan lagi yang sebenarnya merasa terkejut dengan ucapan Ayu padahal Rayhan mengira jika Ayu sampai saat ini masih single. Dan jujur saja, Rayhan sedikit kecewa pada Ayu."Untuk sekarang, lebih baik kamu berbaur dengan teman yang lain. Bangun relasi dengan mereka. Oke?" Ayu berlalu masuk ke dalam kelasnya dan meninggalkan Rayhan dengan kekecewaannya.Padahal Rayhan telah bersusah payah untuk bisa pindah dan kembali ke Jakarta setelah sebelumya menetap di USA demi menemui Ayu dan agar bisa kembali dekat dengan Ayu.Entah apa yang terjadi dengan Rayhan, sudah 1 tahun lamanya namun Rayhan masih belum bisa move on dari Ayu. Padahal Rayhan sudah menemui psikiater untuk berobat namun ha
"Ayu!" Panggil Diana tak sabaran."Iya, Nyonya. Ada apa? Kenapa berteriak?" Ayu berlari panik ke arah Diana dan Michel yang sudah berada di depan pintu kamarnya."Kamu pergi jemput Nathan dan Talia, saya mau bawa kalian ke Singapura." Pinta Diana terdengar marah dan dari raut wajah Diana juga terlihat jelas bahwa Diana sedang marah."Sekarang, Nyonya? Tapi ini baru hari...." Ucapan Ayu tersekat."Sekarang, Ayu! Kamu gak dengar?" Sela Diana yang membuat Ayu kaget dan segera pergi tanpa berkata-kata lagi."Sayang, nanti aja ya tunggu weekend. Aku akan pergi dengan kalian." Michel membujuk Diana."Bukankah Jake sudah bekerja? Biarkan Jake dan Evellyn yang bekerja. Kamu kan bos! Kamu selalu begitu ya, kamu selalu mengekang dan mengatur aku. Aku sesak, aku rasanya muak lama-lama hidup seperti ini!"Nyonya Kelly yang takut mendengar suara pertengkaran Michel dan Diana memilih membawa baby Oesama masuk ke dalam kamarnya se
Diana, Ayu, Nathan dan Talia sudah bersiap-siap untuk segera berangkat menuju bandara dan diantar oleh Michel. Michel tidak bisa ikut Diana hari ini dan baru bisa menyusul Diana besok karena ada hal penting yang harus Michel lakukan."Hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Ingat pesanku tadi, Sayang." Mameluk hangat Diana lalu mencium seluruh wajah Diana saat Diana dan yang lain sudah harus masuk ke dalam pesawat."Iya, Sayang." Diana menjawab singkat."Kalian jaga mommy sampai daddy datang. Oke?" Michel juga memeluk dan mencium kepala Nathan dan Talia."Iya, daddy." Serentak Nathan dan Talia."Yu, tolong jaga mereka ya. Saya titip mereka dengan kamu." "Baik, Tuan." Ayu mengangguk setuju."Kami pergi ya, Sayang. Sampai ketemu besok." Diana membawa rombongannya masuk ke dalam area penerbangan seraya melambaikan tangan ke arah Michel yang juga melambaikan tangan ke arah mereka dengan memaksa senyum dan menahan air ma
Drrttt ... Drrrttt ...Ponsel Diana berdering dari dalam tas dan Diana yang mendengar suara ponselnya berdering segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan menjawabnya."Halo, Sayang." Sapa Diana setelah melihat nama Michel di layar ponselnya."Sedang apa kalian? Kalian sudah makan?" Michel bertanya karena saat ini Michel juga sedang makan."Kami sedang makan di restauran hotel, Sayang. Nanti aku akan telepon kamu lagi setelah kami sampai di dalam kamar. Oke?" Diana menutup telepon dan beberapa detik kemudian ponsel Ayu berdering dan sudah dapat dipastikan jika itu berasal dari Aldo.Ayu ragu haruskah dirinya menjawab telepon tersebut atau tidak karena Ayu lupa memberitahu Aldo sebelumnya jika Ayu berangkat ke Singapura. "Jawab aja, Yu." Pinta Diana yang risih mendengar suara deringan ponsel Ayu."Iya, Nyonya." Ayu segera menekan tombol hijau yang berada di layar ponselnya dan kemudian menempelkan layar ponselnya k
Karena terlalu menikmati setiap sentuhan dan hujaman Michel, Diana sampai lupa bahwa dirinya harus segera bersiap-siap untuk dirias oleh perias.Jam 6 pagi, Ayu yang sudah bangun lebih dulu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Ayu harus memanggil Diana tapi Ayu takut pada Michel. Sejak tadi ponsel Diana berdering dan nama Mrs.Zeera berada di layar ponsel Diana. Karena suara deringan ponsel Diana cukup berisik, akhirnya Nathan dan Talia terbangun lalu mencari Diana."Kak Ayu, dimana mommy?" Talia seperti hendak menangis saat bangun dan menyadari jika Diana tidak ada di kamar.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benak Ayu."Sayang, mommy ada di kamar sebelah. Kamu bisa memanggilnya kan?" Ayu membawa Nathan dan Talia ke depan pintu kamar Michel dan Diana lalu menyuruh Talia memanggil mereka."Nanti Kak Ayu hitung 1 sampai 3 kita bareng-bareng panggil mommy, oke?" Ayu memberi aba-aba."Iya, Kak Ayu." Nathan dan Talia mengangguk setuju."Oke, bagus. 1 ... 2 ... 3 ...""Mommy!" Teria
Mood Diana sedang buruk dan Diana sedang tidak ingin bicara apapun pada siapapun saat ini. Michel juga sudah berusaha berulang kali untuk minta maaf pada Diana tetapi Diana tetap diam.Jika sudah begini, tidak ada satu pun orang yang berani berbicara pada Diana atau menyinggunya. Tapi, tiba-tiba Michel ingat satu hal yang kali ini pasti akan merubah mood Diana walau sedikit."Sayang, sebelum pulang, kamu mau ziarah dulu?" Tawar Michel yakin sedang Diana memiringkan tatapan tajam."Kamu tau dimana makamnya?" Ketus Diana yang saat itu juga membungkam Michel."Kalau kamu mau, kita pasti akan menemukannya." Michel menjawab lagi karena tidak ingin dipandang lemah oleh anak-anaknya dan Ayu."Mommy, kita mau ke tempat daddy Dave?" Tiba-tiba Talia menyahut dari arah belakang yang membuat Ayu dan Nathan tentu bingung."Mommy tidak tau dimana makam daddy Dave kamu dipindahkan, Talia. Mommy harus bagaimana. Walaupun kita ingin ke sana kita juga tidak tau tempatnya." Diana menjawab Talia tapi sua
Diana dan Ayu tidak lupa membeli oleh-oleh untuk diberikan pada Nyonya Kelly sebagai hadiah karena Nyonya Kelly sudah membantu Diana menjaga baby Oesama. Di dalam jet.Karena sudah lelah dan juga kenyang, tak butuh waktu lama untuk Diana, Ayu, Nathan dan Talia tidur. Seperti biasa Michel tetap siaga menjaga seluruh penumpang yang berada di dalam jetnya.Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Michel membangunkan Diana, dan kemudian Diana membangunkan Ayu dan kedua anaknya.Di luar bandara, Jake sudah menunggu Michel dan rombongannya keluar untuk diantar pulang karena barang bawaan Michel dan Diana cukup banyak, jadi harus ada 2 mobil yang menjemput Michel dan Diana."Jake, jemput kami di dalam. Barang saya banyak, tidak ada yang bisa membantu membawanya." Pinta Michel pada Jake melalui sambungan telepon. "Baik, Tuan." Jake menjawab dari dalam mobilnya lalu menutup telepon.Jake berjalan keluar dari dalam mobiln