"Jauhi aku, Ray. Aku sudah punya pacar," ujar Ayu tegas tak memberikan Ray waktu dan kesempatan untuk mendekatinya lagi.
Sejenak Rayhan terdiam kaku namun Rayhan tersenyum ramah pada Ayu."Aku cuman mau kita berteman kok, Yu. Jangan musuhin aku dong, Yu." Bujuk Rayhan lagi yang sebenarnya merasa terkejut dengan ucapan Ayu padahal Rayhan mengira jika Ayu sampai saat ini masih single. Dan jujur saja, Rayhan sedikit kecewa pada Ayu."Untuk sekarang, lebih baik kamu berbaur dengan teman yang lain. Bangun relasi dengan mereka. Oke?" Ayu berlalu masuk ke dalam kelasnya dan meninggalkan Rayhan dengan kekecewaannya.Padahal Rayhan telah bersusah payah untuk bisa pindah dan kembali ke Jakarta setelah sebelumya menetap di USA demi menemui Ayu dan agar bisa kembali dekat dengan Ayu.Entah apa yang terjadi dengan Rayhan, sudah 1 tahun lamanya namun Rayhan masih belum bisa move on dari Ayu. Padahal Rayhan sudah menemui psikiater untuk berobat namun ha"Ayu!" Panggil Diana tak sabaran."Iya, Nyonya. Ada apa? Kenapa berteriak?" Ayu berlari panik ke arah Diana dan Michel yang sudah berada di depan pintu kamarnya."Kamu pergi jemput Nathan dan Talia, saya mau bawa kalian ke Singapura." Pinta Diana terdengar marah dan dari raut wajah Diana juga terlihat jelas bahwa Diana sedang marah."Sekarang, Nyonya? Tapi ini baru hari...." Ucapan Ayu tersekat."Sekarang, Ayu! Kamu gak dengar?" Sela Diana yang membuat Ayu kaget dan segera pergi tanpa berkata-kata lagi."Sayang, nanti aja ya tunggu weekend. Aku akan pergi dengan kalian." Michel membujuk Diana."Bukankah Jake sudah bekerja? Biarkan Jake dan Evellyn yang bekerja. Kamu kan bos! Kamu selalu begitu ya, kamu selalu mengekang dan mengatur aku. Aku sesak, aku rasanya muak lama-lama hidup seperti ini!"Nyonya Kelly yang takut mendengar suara pertengkaran Michel dan Diana memilih membawa baby Oesama masuk ke dalam kamarnya se
Diana, Ayu, Nathan dan Talia sudah bersiap-siap untuk segera berangkat menuju bandara dan diantar oleh Michel. Michel tidak bisa ikut Diana hari ini dan baru bisa menyusul Diana besok karena ada hal penting yang harus Michel lakukan."Hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Ingat pesanku tadi, Sayang." Mameluk hangat Diana lalu mencium seluruh wajah Diana saat Diana dan yang lain sudah harus masuk ke dalam pesawat."Iya, Sayang." Diana menjawab singkat."Kalian jaga mommy sampai daddy datang. Oke?" Michel juga memeluk dan mencium kepala Nathan dan Talia."Iya, daddy." Serentak Nathan dan Talia."Yu, tolong jaga mereka ya. Saya titip mereka dengan kamu." "Baik, Tuan." Ayu mengangguk setuju."Kami pergi ya, Sayang. Sampai ketemu besok." Diana membawa rombongannya masuk ke dalam area penerbangan seraya melambaikan tangan ke arah Michel yang juga melambaikan tangan ke arah mereka dengan memaksa senyum dan menahan air ma
Drrttt ... Drrrttt ...Ponsel Diana berdering dari dalam tas dan Diana yang mendengar suara ponselnya berdering segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan menjawabnya."Halo, Sayang." Sapa Diana setelah melihat nama Michel di layar ponselnya."Sedang apa kalian? Kalian sudah makan?" Michel bertanya karena saat ini Michel juga sedang makan."Kami sedang makan di restauran hotel, Sayang. Nanti aku akan telepon kamu lagi setelah kami sampai di dalam kamar. Oke?" Diana menutup telepon dan beberapa detik kemudian ponsel Ayu berdering dan sudah dapat dipastikan jika itu berasal dari Aldo.Ayu ragu haruskah dirinya menjawab telepon tersebut atau tidak karena Ayu lupa memberitahu Aldo sebelumnya jika Ayu berangkat ke Singapura. "Jawab aja, Yu." Pinta Diana yang risih mendengar suara deringan ponsel Ayu."Iya, Nyonya." Ayu segera menekan tombol hijau yang berada di layar ponselnya dan kemudian menempelkan layar ponselnya k
Karena terlalu menikmati setiap sentuhan dan hujaman Michel, Diana sampai lupa bahwa dirinya harus segera bersiap-siap untuk dirias oleh perias.Jam 6 pagi, Ayu yang sudah bangun lebih dulu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Ayu harus memanggil Diana tapi Ayu takut pada Michel. Sejak tadi ponsel Diana berdering dan nama Mrs.Zeera berada di layar ponsel Diana. Karena suara deringan ponsel Diana cukup berisik, akhirnya Nathan dan Talia terbangun lalu mencari Diana."Kak Ayu, dimana mommy?" Talia seperti hendak menangis saat bangun dan menyadari jika Diana tidak ada di kamar.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benak Ayu."Sayang, mommy ada di kamar sebelah. Kamu bisa memanggilnya kan?" Ayu membawa Nathan dan Talia ke depan pintu kamar Michel dan Diana lalu menyuruh Talia memanggil mereka."Nanti Kak Ayu hitung 1 sampai 3 kita bareng-bareng panggil mommy, oke?" Ayu memberi aba-aba."Iya, Kak Ayu." Nathan dan Talia mengangguk setuju."Oke, bagus. 1 ... 2 ... 3 ...""Mommy!" Teria
Mood Diana sedang buruk dan Diana sedang tidak ingin bicara apapun pada siapapun saat ini. Michel juga sudah berusaha berulang kali untuk minta maaf pada Diana tetapi Diana tetap diam.Jika sudah begini, tidak ada satu pun orang yang berani berbicara pada Diana atau menyinggunya. Tapi, tiba-tiba Michel ingat satu hal yang kali ini pasti akan merubah mood Diana walau sedikit."Sayang, sebelum pulang, kamu mau ziarah dulu?" Tawar Michel yakin sedang Diana memiringkan tatapan tajam."Kamu tau dimana makamnya?" Ketus Diana yang saat itu juga membungkam Michel."Kalau kamu mau, kita pasti akan menemukannya." Michel menjawab lagi karena tidak ingin dipandang lemah oleh anak-anaknya dan Ayu."Mommy, kita mau ke tempat daddy Dave?" Tiba-tiba Talia menyahut dari arah belakang yang membuat Ayu dan Nathan tentu bingung."Mommy tidak tau dimana makam daddy Dave kamu dipindahkan, Talia. Mommy harus bagaimana. Walaupun kita ingin ke sana kita juga tidak tau tempatnya." Diana menjawab Talia tapi sua
Diana dan Ayu tidak lupa membeli oleh-oleh untuk diberikan pada Nyonya Kelly sebagai hadiah karena Nyonya Kelly sudah membantu Diana menjaga baby Oesama. Di dalam jet.Karena sudah lelah dan juga kenyang, tak butuh waktu lama untuk Diana, Ayu, Nathan dan Talia tidur. Seperti biasa Michel tetap siaga menjaga seluruh penumpang yang berada di dalam jetnya.Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Michel membangunkan Diana, dan kemudian Diana membangunkan Ayu dan kedua anaknya.Di luar bandara, Jake sudah menunggu Michel dan rombongannya keluar untuk diantar pulang karena barang bawaan Michel dan Diana cukup banyak, jadi harus ada 2 mobil yang menjemput Michel dan Diana."Jake, jemput kami di dalam. Barang saya banyak, tidak ada yang bisa membantu membawanya." Pinta Michel pada Jake melalui sambungan telepon. "Baik, Tuan." Jake menjawab dari dalam mobilnya lalu menutup telepon.Jake berjalan keluar dari dalam mobiln
Hari ini hanya Ayu saja yang kuliah karena Nathan dan Talia libur dan akan pergi berjalan-jalan dengan Diana dan Michel ke taman hewan menggantikan waktu liburan weekend lalu.Seperti biasa, Ayu berdiri di depan pintu masuk rumah Michel untuk menunggu Aldo menjemputnya tapi kali ini Ayu ditemani oleh Nathan dan Talia yang begitu penasaran dengan sosok pria yang memacari pengasuh mereka.Tinn... Tinn...Aldo menyalakan klakson mobilnya seperti biasa sebagai kode jika Aldo menyuruh Ayu masuk ke dalam mobil."Nathan, Talia, selamat bersenang-senang. Maaf ya Kak Ayu gak bisa ikut kalian. Daaaa," ujar Ayu berpamitan seraya melambaikan tangan ke arah Nathan dan Talia yang juga melambaikan tangan ke arah Ayu."Daaaa...."Nathan dan Talia baru masuk ke dalam rumah setelah mobil yang Ayu tumpangi menghilang dari balik gerbang masuk halaman rumah mereka. Nathan dan Talia berjalan menghampiri Diana yang saat ini terlihat sedang menyusui baby Oesama. "Kak Ayu sudah pergi?" Tanya Diana pada Nath
"Ma, ini oleh-oleh dari Ayu, calon mantu Mama. Semalam dia ke Singapura, jadi beliin kita oleh-oleh. Coba deh buka, Ma. Aldo penasaran," ujar Aldo cengengesan setelah dimarahi oleh mamanya."Dari Ayu? Wah, pasti bagus nih." Mama Aldo tersenyum girang seraya membuka kantung tas dari Ayu.Sebenarnya mamanya Aldo tidak begitu suka atau tertarik pada isi dari kantung tas tersebut, tapi karena yang memberikan barang-barang itu adalah Ayu, makanya buah tangan ini spesial. "Bagaimana, Ma? Mama suka?" Tanya Aldo ikut mengambil barang dari dalam tas namun tangan Aldo ditepis mamanya."Jangan pegang-pegang, biar Mama aja." Ketus Mama Aldo."Ini juga buat Aldo, Ma. Bukan cuman buat Mama aja. Coba lihat, di dalam sini ada 2 baju. Itu artinya Ayu memang mau kasih kita satu-satu, Ma." Jelas Aldo tak mau kalah."Yasudah, kalau begitu ambil saja barangmu. Sisanya biar Mama simpan," sahut Mama Aldo lagi dan kali ini Aldo tak menjawab namun hanya menghela nafas pasrah.Karena Doni menelpon Aldo lagi,
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka