Sudah 2 hari berlalu sejak skandal itu merebak. Sejak itu pula Leon tidak bisa menghubungi istrinya. Sejak kembali dari rumah sakit, ia telah tinggal di kantor dan menangani dampak dari skandal tersebut. Banyak tender yang dibatalkan, tekanan dari para pemegang saham, bahkan nilai saham anjlok, ia harus menjual sebagian sahamnya.Sejak kemarin Leon tengah panik, ia tidak dapat mengetahui alasan, mengapa skandal kecil itu bisa berdampak sangat besar bagi perusahaannya.Setelah berkutat selama ini, akhirnya ia dapat menangani masalah yang melilitnya selama 2 hari.Setelah rehat sejenak, ia mengingat apa yang telah ia lupakan sejak kembali.Istrinya tidak pernah menghubunginya. Dan buruknya lagi, ia juga tidak pernah menghubunginya sejak kembali karena masalah perusahaan yang menyita perhatiannya."Biarkan Tore masuk." Leon sekretaris di luar ruangan."Ya Tuan, ada yang bisa saya lakukan?" Tore berdiri didepan meja menunggu perintahnya."Bagaimana kabar dari pihak istriku? Apa dia bertan
"Serius kamu hamil?" tanya Rini. Salah satu teman modelnya dulu sebelum bekerja di perusahaan Leon dan menjadi simpanannya. Mereka sedang berkumpul di apartemen Denia.Setelah tadi mendapat kabar jika untuk sementara waktu mereka harus menjaga diri dari sekitar, jangan biarkan orang-orang mendapatkan pegangan lagi. Jadi, untuk sementara ini ia tidak bisa bertemu Leon, juga tidak bisa keluar dengan leluasa."Belum, tapi mungkin saja!" jawab Denia dengan tidak pasti."Jangan membuat misteri, jawab aja, bikin gedeg tau." cetus Reva."Belum aku periksa tapi sudah lebih 2 minggu aku telat. Juga beberapa bulan belakangan ini aku tidak minum kontrasepsi. Bisa saja jadikan, itu lebih baik." Jelas Denia.Ia sengaja ingin membuat dirinya hamil. Ia tidak ingin menjadi simpanan, statusnya sebagai model ia tinggalkan untuk terus berada di samping Leon. Namun, itu tidak cukup. Ia ingin menjadi istrinya meski itu harus membuat Leon marah padanya, karena ia yakin tidak mungkin pria itu menyakitinya j
Leon menyelesaikan masalah perusahaan dengan cepat, lalu kembali ke rumahnya setelah memastikan jika istrinya ada di rumah."Dimana istriku, paman?" tanya Leon yang baru saja kembali. Entah kenapa perasaannya tidak nyaman. Dan semakin buruk saat melihat beberapa pria kekar membawa kotak demi kotak yang entah apa isinya."Di ruang kerja tuan, bersama Nona Nala dan Nana." Jawab paman Tomi.Perasaan Leon semakin tak karuan mendengar jawaban dari pertanyaannya. Istrinya sangat jarang memasuki ruang kerja dirumah ini. Terakhir kali untuk kerjasama rumah sakit itupun beberapa bulan lalu.Istrinya memang memiliki sifat dan sikap yang dingin terhadapnya, itulah yang membuat ia merasa istrinya tak tersentuh, seolah wanita yang tidur dengannya selama ini bukan istrinya. Inilah alasan mengapa ia memiliki hubungan dengan gelap dengan Denia. Ia merasa tidak dibutuhkan bahkan segala sesuatu disekitar istrinya terisolasi darinya.Namun, ia tidak ingin kehilangan istrinya. Sesiliana sudah menjadi Obs
Menjangkau gagang pintu lalu berhenti sesaat, setelah menarik nafas dalam-dalam Leon membuka pintu.Namun yang didengar dan dilihatnya, membuat tubuhnya membeku, wajahnya memucat, tangan yang memegang gagang pintu bergetar, namun dingin di tubuhnya membuat dirinya semakin lemas. Leon tidak pernah menyangka jika segala persiapan yang telah dilakukannya sebelum menghadapi istrinya ternyata percuma. Terlebih lagi ia sepertinya meremehkan istrinya. Jika tidak, apa yang nampak di hadapannya ini adalah bukti jika wanita itu tidak pernah sekalipun memasukkannya ke dalam hatinya. Jelas dari sikap tenangnya, ia mengetahui segalanya. Sungguh ia tidak dapat menerimanya."Sayang…." ucapnya dengan bibir bergetar dan suara yang hanya bisa didengarnya."Hai, sayang.... Ayo kemari kita nonton bersama, aku punya semuanya, lengkap!" ujar Sesiliana."Nala baru aja komentar kalau gaya kamu waktu di villa sama hotel luar negeri benar benar luar biasa. Oh bahkan menurut Nala improvisasinya harus sedikit
Geram, Leon yang amarahnya tersulut, emosinya melonjak tajam. Tubuhnya tidak bisa digerakkan karena tertahan Nana dan Nala. Tidak pernah terpikirkan jika ia bahkan tidak bisa melawan asisten pribadi istrinya."Menyingkir,.. lepaskan aku...aku hanya ingin mendekati istriku kalian tidak berhak ikut campur.... Keluar... keluar dari sini."Bentakan Leon pada Nana dan Nala yang tidak digubris oleh mereka."Kamu tidak berhak memerintah mereka Leon Panetta, kamu tidak pernah berhak sedikitpun." Sesiliana tetap tenang sambil membelai dupa pengharum ruangan yang sejak tadi terbakar di ruangan tersebut. Aroma lembut menenangkan hati tapi tidak untuk pria diseberangnya."Aku bukan milikmu, Leon. Kamu tidak bisa mengatur hidupku. Bahkan tidak pernah jadi milikmu. Ingat itu!" Sesil menatap pria yang sempat menenangkan hatinya saat terpuruk atas hilangnya seseorang, tidak pernah terpikir jika semuanya adalah sandiwara."Tidak....kita sudah bersama lebih dari setahun, kita tidak akan berpisah, say
"Selalu ada harga untuk setiap perbuatan, aku tahu ibumu,Nyonya Panetta membenciku! Yang tidak kuduga jika kebenciannya begitu besar hingga menginginkan hidupku. Apa menurutmu aku bisa diganggu semau kalian?"Sesiliana berdiri lalu menghampiri Leon.Kalimat selanjutnya yang diucapkan istrinya, membuat semua orang diruangan itu bergidik ngeri."Bukankah kalian Sangat suka mengendalikan? Maka akan kutunjukkan, seperti apa itu mengendalikan seseorang.""Kamu... apa yang kamu lakukan padaku? Sesil, apa yang kamu lakukan padaku, kamu harus ingat kamu masih berstatus istriku." Leon mencoba tenang dan sembari mengendalikan tubuhnya. Sebagai seorang pengusaha ia harus lihai dan kali ini mencoba bermain licik, sayangnya mimpi Adalah mimpi, kenyataannya kejam."Cukup omong kosongmu. Na, seret tubuhnya, La, turunkan lukisan di samping rak buku. Mekanisme Ruang rahasia ini ada dibalik lukisan. Pengenalan retina dan sidik jari Leon serta sandinya 000817." Sesiliana memerintahkan kepada mereka berd
Menatap pria tampan berbaju hitam yang berdiri disamping mobil mewahnya, pria yang telah menghilang hampir 2 tahun lamanya. Jika dulu setiap melihatnya ia akan berlari lalu memeluknya, tapi saat ini, ia berdiri terpaku, menatap pupil biru yang dirindukannya. Sesil tahu pria itu mencintainya, ia tak buta dengan kasih sayang tanpa syarat darinya. Ia tidak tahu sejak kapan itu, mereka terlalu sering bersama membuatnya tidak memperhatikan kapan dirinya jatuh hati padanya. Karena cinta itu juga, yang membuatnya terluka. Ia adalah gadis pencemburu, ia hanya ingin memiliki kekasihnya seorang diri. Dengan melihat bukti foto dan video call itu, dunianya terasa runtuh, hati dan pikirannya hancur, pria yang disayanginya, pria yang selalu menghujaninya dengan cinta malah tidur dengan wanita lain. Menghubunginya hanya untuk memperlihatkannya bagaimana ia bercinta dengan wanita itu. Tidak, ia masih tidak sanggup memaafkan pria ini. "Lama tidak bertemu, My Lili" sapa lembut terdengar setelah sek
Suasana manis tercipta diantara mereka, pelukan erat terasa enggan terlepas, sesegukan terkadang terdengar, Aldrin sengaja membiarkannya menangis agar semua beban yang ditahan terlepas. Gadisnya telah berjuang lama sendirian, sekarang ia kembali, gilirannya untuk berdiri didepannya, menghadapi segalanya untuknya.Mengingat sesuatu, Sesil menatap pria yang sejak tadi memeluknya."Lalu bagaimana dengan foto dan video itu? " Sesil mengingat kejanggalan itu. Karena memang seperginya Al hanya sekali ia menghubunginya."Pria itu seorang aktor pendatang baru yang tidak memiliki bakat yang kuat, mereka merekrutmya lalu melakukan operasi plastik pada wajah dan tubuhnya, bahkan pita suaranya pun tidak luput dari operasi mereka. Mereka berusaha tidak membuat sedikitpun celah, kudengar orang itu membutuhkan satu tahun untuk mengolahnya menjadi penggantiku." "Apa? Orang itu benar benar mengambil resiko sebesar itu, meskipun ia bisa merubah penampilan tapi untuk sedemikian ekstrim, tunggu, apa mer