Leon menyelesaikan masalah perusahaan dengan cepat, lalu kembali ke rumahnya setelah memastikan jika istrinya ada di rumah."Dimana istriku, paman?" tanya Leon yang baru saja kembali. Entah kenapa perasaannya tidak nyaman. Dan semakin buruk saat melihat beberapa pria kekar membawa kotak demi kotak yang entah apa isinya."Di ruang kerja tuan, bersama Nona Nala dan Nana." Jawab paman Tomi.Perasaan Leon semakin tak karuan mendengar jawaban dari pertanyaannya. Istrinya sangat jarang memasuki ruang kerja dirumah ini. Terakhir kali untuk kerjasama rumah sakit itupun beberapa bulan lalu.Istrinya memang memiliki sifat dan sikap yang dingin terhadapnya, itulah yang membuat ia merasa istrinya tak tersentuh, seolah wanita yang tidur dengannya selama ini bukan istrinya. Inilah alasan mengapa ia memiliki hubungan dengan gelap dengan Denia. Ia merasa tidak dibutuhkan bahkan segala sesuatu disekitar istrinya terisolasi darinya.Namun, ia tidak ingin kehilangan istrinya. Sesiliana sudah menjadi Obs
Menjangkau gagang pintu lalu berhenti sesaat, setelah menarik nafas dalam-dalam Leon membuka pintu.Namun yang didengar dan dilihatnya, membuat tubuhnya membeku, wajahnya memucat, tangan yang memegang gagang pintu bergetar, namun dingin di tubuhnya membuat dirinya semakin lemas. Leon tidak pernah menyangka jika segala persiapan yang telah dilakukannya sebelum menghadapi istrinya ternyata percuma. Terlebih lagi ia sepertinya meremehkan istrinya. Jika tidak, apa yang nampak di hadapannya ini adalah bukti jika wanita itu tidak pernah sekalipun memasukkannya ke dalam hatinya. Jelas dari sikap tenangnya, ia mengetahui segalanya. Sungguh ia tidak dapat menerimanya."Sayang…." ucapnya dengan bibir bergetar dan suara yang hanya bisa didengarnya."Hai, sayang.... Ayo kemari kita nonton bersama, aku punya semuanya, lengkap!" ujar Sesiliana."Nala baru aja komentar kalau gaya kamu waktu di villa sama hotel luar negeri benar benar luar biasa. Oh bahkan menurut Nala improvisasinya harus sedikit
Geram, Leon yang amarahnya tersulut, emosinya melonjak tajam. Tubuhnya tidak bisa digerakkan karena tertahan Nana dan Nala. Tidak pernah terpikirkan jika ia bahkan tidak bisa melawan asisten pribadi istrinya."Menyingkir,.. lepaskan aku...aku hanya ingin mendekati istriku kalian tidak berhak ikut campur.... Keluar... keluar dari sini."Bentakan Leon pada Nana dan Nala yang tidak digubris oleh mereka."Kamu tidak berhak memerintah mereka Leon Panetta, kamu tidak pernah berhak sedikitpun." Sesiliana tetap tenang sambil membelai dupa pengharum ruangan yang sejak tadi terbakar di ruangan tersebut. Aroma lembut menenangkan hati tapi tidak untuk pria diseberangnya."Aku bukan milikmu, Leon. Kamu tidak bisa mengatur hidupku. Bahkan tidak pernah jadi milikmu. Ingat itu!" Sesil menatap pria yang sempat menenangkan hatinya saat terpuruk atas hilangnya seseorang, tidak pernah terpikir jika semuanya adalah sandiwara."Tidak....kita sudah bersama lebih dari setahun, kita tidak akan berpisah, say
"Selalu ada harga untuk setiap perbuatan, aku tahu ibumu,Nyonya Panetta membenciku! Yang tidak kuduga jika kebenciannya begitu besar hingga menginginkan hidupku. Apa menurutmu aku bisa diganggu semau kalian?"Sesiliana berdiri lalu menghampiri Leon.Kalimat selanjutnya yang diucapkan istrinya, membuat semua orang diruangan itu bergidik ngeri."Bukankah kalian Sangat suka mengendalikan? Maka akan kutunjukkan, seperti apa itu mengendalikan seseorang.""Kamu... apa yang kamu lakukan padaku? Sesil, apa yang kamu lakukan padaku, kamu harus ingat kamu masih berstatus istriku." Leon mencoba tenang dan sembari mengendalikan tubuhnya. Sebagai seorang pengusaha ia harus lihai dan kali ini mencoba bermain licik, sayangnya mimpi Adalah mimpi, kenyataannya kejam."Cukup omong kosongmu. Na, seret tubuhnya, La, turunkan lukisan di samping rak buku. Mekanisme Ruang rahasia ini ada dibalik lukisan. Pengenalan retina dan sidik jari Leon serta sandinya 000817." Sesiliana memerintahkan kepada mereka berd
Menatap pria tampan berbaju hitam yang berdiri disamping mobil mewahnya, pria yang telah menghilang hampir 2 tahun lamanya. Jika dulu setiap melihatnya ia akan berlari lalu memeluknya, tapi saat ini, ia berdiri terpaku, menatap pupil biru yang dirindukannya. Sesil tahu pria itu mencintainya, ia tak buta dengan kasih sayang tanpa syarat darinya. Ia tidak tahu sejak kapan itu, mereka terlalu sering bersama membuatnya tidak memperhatikan kapan dirinya jatuh hati padanya. Karena cinta itu juga, yang membuatnya terluka. Ia adalah gadis pencemburu, ia hanya ingin memiliki kekasihnya seorang diri. Dengan melihat bukti foto dan video call itu, dunianya terasa runtuh, hati dan pikirannya hancur, pria yang disayanginya, pria yang selalu menghujaninya dengan cinta malah tidur dengan wanita lain. Menghubunginya hanya untuk memperlihatkannya bagaimana ia bercinta dengan wanita itu. Tidak, ia masih tidak sanggup memaafkan pria ini. "Lama tidak bertemu, My Lili" sapa lembut terdengar setelah sek
Suasana manis tercipta diantara mereka, pelukan erat terasa enggan terlepas, sesegukan terkadang terdengar, Aldrin sengaja membiarkannya menangis agar semua beban yang ditahan terlepas. Gadisnya telah berjuang lama sendirian, sekarang ia kembali, gilirannya untuk berdiri didepannya, menghadapi segalanya untuknya.Mengingat sesuatu, Sesil menatap pria yang sejak tadi memeluknya."Lalu bagaimana dengan foto dan video itu? " Sesil mengingat kejanggalan itu. Karena memang seperginya Al hanya sekali ia menghubunginya."Pria itu seorang aktor pendatang baru yang tidak memiliki bakat yang kuat, mereka merekrutmya lalu melakukan operasi plastik pada wajah dan tubuhnya, bahkan pita suaranya pun tidak luput dari operasi mereka. Mereka berusaha tidak membuat sedikitpun celah, kudengar orang itu membutuhkan satu tahun untuk mengolahnya menjadi penggantiku." "Apa? Orang itu benar benar mengambil resiko sebesar itu, meskipun ia bisa merubah penampilan tapi untuk sedemikian ekstrim, tunggu, apa mer
Di dalam ruang kerja tempat Sesil dan Aldrin berada. Setelah percakapan panjang tentang apa yang terjadi setelah mereka berpisah, mereka mulai mendiskusikan tentang rencana selanjutnya yang akan mereka lakukan.Aldrin membelai rambut gadis diperlukannya lalu berkata, "Pertama, kamu harus bercerai dengan Leon. Apa yang terjadi hari ini pasti sudah sampai pada keluarga Panetta, dengan temperamen Nyonya Tua Panetta dipastikan ia akan murka. Mereka pasti sedang merencanakan untuk berbalik dan menyerangmu.""Ya, dengan tingkat kebencian Nyonya Tua Panetta padaku, ia pasti akan membalas dendam, belum lagi putra kesayangannya menjadi tawananku saat ini. Dengan Pengurus rumah tangga sebagai mata yang ia tempatkan di villa informasi yang ia terima pasti cepat." jawab Sesil."Lalu, apa rencanamu selanjutnya?"Aldrin melihat bahwa Lili-nya sangat memahami situasi dan kondisi dari pihak lawan membuat ia tenang tapi juga sedih. Untuk sampai pada pemahamannya saat ini, berapa banyak kendala dan tri
Rumah Tua Panetta"Kalian disini? Bagaimana situasi disana? Mana Leon? Kenapa dia tidak kemari? Apa sesuatu terjadi?"Rentetan pertanyaan Nyonya Lee, yang merupakan ibu Leon. Sering ia dipanggil Nyonya Tua Panetta."Maaf Nyonya, Nona Sesil berhasil lolos bersama orang orangnya, juga... itu...." Kepala pelayan Tomi tidak sanggup melanjutkan ucapannya, karena ia tahu hasilnya pasti dirinya yang akan terkena imbasnya."Bicara yang jelas, Tomi!" Raut muka Nyonya Lee sangat buruk. Ia memiliki firasat buruk."Tuan Leon disandera dan dibawa oleh mereka saat mereka pergi, Tuan juga kelihatan tidak baik karena saat itu sepertinya tidak bisa bergerak sama sekali, ia dibawa oleh bawahan Nona Sesil." jelas Tomi."Dasar tidak becus, apa saja yang kalian lakukan sampai menjaga Tuan kalian sendiri tidak bisa! bagaimana kalian bisa membiarkan wanita sial** itu lolos, saya menggaji kalian untuk bekerja, dasar breng**. Pergi kalian semua, cari dimana putraku berada, pastikan kalian menyelamatkannya, j