Share

Makan Malam Mewah

Author: BliDek
last update Last Updated: 2023-09-08 18:54:57

Ha-ha-ha

“Gimana rasanya dimarahin satu divisi, hah?” Jamil tertawa mengejek saat Aji masuk ke pantry.

“Sini, 50 ribu!” Jamil menadahkan tangan ke teman-temannya meminta uang taruhan. Ia yakin Aji tidak sanggup membelikan makan siang untuk satu divisi dan ia memenangkan taruhan mereka.

Dilihat dari tampangnya saja, Jamil sudah bisa menebak isi dompet Aji yang tidak seberapa.

sambil menggerutu, tiga orang OB yang lain menyerahkan selembar uang berwarna biru kepada Jamil . Pria itu kemudian mengipas-ngipas hasil taruhan ke wajah sambil menepuk pundak Aji.

“Makasi, ya! Kamu sudah bikin aku menang banyak.” Ia nyengir, memperlihatkan deretan giginya yang agak kuning karena merokok.

“Saya beli makanan buat marketing, kok Mas. Tuh, mereka lagi pada makan siang.” Aji melewati Jamil. Ia mengambil air putih dari dispenser lalu menenggaknya hingga habis.

Jantungnya nyaris berhenti berdetak ketika Bella memesan begitu banyak makanan. Ia tidak tahu harus bagaimana membayar semua pesanan itu.

Ternyata, Bella membayar semua pesanan itu menggunakan black card yang tadi ia tolak.

“Anda bawa saja, Tuan Muda. Saya yakin anda pasti akan membutuhkannya. Dengan ini, anda juga bisa ambil uang cash. Nanti saya ajarkan caranya.”

Jamil yang mendengar perkataan Aji, segera berlari ke lantai ke lantai enam untuk membuktikan ucapan Aji.

Lima menit kemudian, Jamil kembali. Ia membuka pintu dengan kasar sampai menabrak dinding. Bunyinya membuat OB lain yang sedang beristirahat terkejut.

“Kamu dapat uang dari mana buat beli semua makanan itu, hah?!” Jamil berteriak di depan wajah Aji. Mata pria itu melotot seperti akan melompat keluar.

“Ya, uang saya dong, Mas!” Aji tersenyum lebar menutupi kesal kepada Jamil yang menjadikannya sebagai bahan taruhan.

“Gak mungkin!” Tngan Jamil melambai, tidak percaya dengan ucapan Aji.

“Mana mungkin kamu punya uang sebanyak itu! Kamu cerita sendiri kalau baru kemarin datang ke kota.” Jamil menegakkan tubuhnya, melihat Aji dengan seksama.

Mata Aji melihat ke atas, ia sedang mencari alasan yang masuk akal. Jangan sampai ada. orang yang tahu kalau tuan Wisnu memberikan kartu kecil yang ternyata sangat berharga.

Aji sampai tersedak ketika Bella menjelaskan tentang black card dan berapa banyak uang yang bisa tunai yang bisa diambil.

“Saya bawa tabungan, Mas! Tabungan saya buat satu bulan habis buat bayarin makan satu divisi.” Aji memaksakan senyumnya agar Jakil percaya dengan alasan yang ia buat-buat.

Jamil sepertinya percaya dengan bualan Aji, karena wajah pria itu melunak. Bibirnya melengkung tipis.

“Selamat puasa!” Tawa Jamil mengisi ruang pantry. Sambil tertawa pria itu meninggalkan ruang istirahat. Puas karena berhasil membuat menderita anak baru yang masuk lewat jalur dalam.

Aji pulang terlambat karena Jamil memintanya membersihkan lantai lima sampai sepuluh sebelum pulang. Sebagai anak baru, mau tidak mau Aji mengerjakan perintah dari seniornya.

“Kamu lama sekali!” Radhia langsung mengomel begitu Aji masuk ke dalam mobil.

“Kerja jadi OB aja, pake lembur segala! Kamu lembur seumur hidup juga gak akan bikin kaya raya.” Radhia mencibir. Ia menggerutu kesal karena menunggu hampir dua jam. Dengan bibir terus mengoceh, Radhia melajukan mobilnya menuju ke rumah.

“Apa gak bisa ngabarin kalau pulang terlambat? WA kek, telepon kek! Jadi saya gak buang waktu buat nungguin kamu. Time is money!” Radhia masih menggerutu. Ia memarkirkan mobil di garasi dan menutup pintu dengan kencang setelah turun.

Wanita itu berjalan cepat masuk ke dalam rumah meninggalkan Aji yang baru turun dari mobil.

Aji menggaruk keningnya, memikirkan cara mengabulkan permintaan sang istri. Namun, melihat Radhia yang sudah menghilang di balik pintu utama, lamunan Aji buyar. Ia mempercepat langkahnya menyusul Radhia masuk ke kamar.

Radhia sedang sibuk memilih beberapa jas dan kemeja yang tergantung rapi di depan meja rias ketika Aji masuk kamar.

Istrinya melihat jas satu per satu kemudian melempar yang tidak sesuai dengan seleranya ke ranjang.

“Mandi lalu pakai ini!” Radhia meleparkan jas berwarna biru dongker dan kemeja dengan warna senada.

Dengan sigap Aji menatap dua pakaian mahal yang ada di tangannya. Mendengar jentikan jari Radhia, ia membawa jas dan kemeja itu ke kamar mandi.

15 menit kemudian, Aji keluar dengan pakaian rapi seperti yang Radhia inginkan. Ia berdiri di depan cermin besar yang ada di walk-in closet, menatap takjut bayangannya sendiri.

“Kemari!” Radhia muncul dengan dress berwarna biru dongker, sangat serasi dengan jas Aji.

Wanita itu membuka dua kancing teratas kemeja Aji. Mengolesi rambut ikal suaminya dengan jel rambut.

“Kita akan makan malam dengan pengacara papa. Kita harus tampil mesra dan bisa meyakinkan dia kalau kita suami istri betulan.” Radhia berpesan sambil merapikan rambut Aji.

Ia juga memakaikan ikat pinggang mahal sebagai pelengkap aksesoris Aji ditambah sepatu pantofel mengkilap membuat penampilan sangat berbeda dari sebelumnya.

“Gandeng tanganku!” Radhia memberi perintah setelah mereka turun dari mobil. “Kita harus terlihat mesra.”

Mereka tiba di sebuah restoran bintang lima yang menyajikan menu steak dari daging terbaik di dunia.

Seorang pria berpakaian rapi berdiri ketika melihat Radhia masuk ke dalam restoran. Pria itu mengulurkan tangan, memperkenalkan dirinya sebagai Tengku, pengacara ayah Radhia.

“Apa benar ini suamimu?” Pengacara itu memperhatikan Aji dari atas hingga ujung kaki.

Radhia memeluk lengan Aji untuk meyakinkan sang pengacara. Bibirnya melengkung lalu menjawab dengan wajah ceria.

“Apa dia gak terlalu muda untuk mu, Nona Radhia? Seharusnya kamu mencari pria mapan yang bisa mengatur hartamu.” Tengku menyindir. Ia menatap Aji sinis, tidak percaya dengan pilihan Radhia.

“Namanya juga saling cinta. Cinta tidak mengenal usia.” Radhia memaksakan tawanya. Ia kemudian duduk di depan sang pengacara.

Mata Aji melotot melihat harga pada daftar menu yang disodorkan. Ia tidak membaca nama makanannya, terlalu sulit bagi Aji untuk melafalkan bahasa asing.

Ia kemudian meminta Radhia yang memilih makanan untuknya. Tetapi Tengku lebih dulu memesankan makanan untuk ketiganya.

Pria itu memilih makanan dan minuman termahal untuk mereka bertiga.

Beruntung selama di rumah Radhia, pelayanan sering menyajikan makanan barat jadi Aji sudah tidak lagi kaku menggunakan garpu dan pisau.

“Jadi, kapan aku bisa memiliki harta warisan papa?” tanya Radhia disela menikmati coklat fondant-nya

“Segera setelah aku mendapatkan kabar kehamilan anda, Nona.” Pengacara itu tersenyum ramah. Ia kemudian mengangkat tangan, meminta pelayan untuk mengantarkan tagihan mereka.

Tengku kembali tersenyum ramah saat menerima tagihan dari pelayan. Ia menyerahkan papan hitam berisi lembar total uang mereka habiskan untuk makan malam mewah kali ini kepada Aji.

“Silahkan tuan Aji. Sebagai bukti, nona Radhia tidak salah memilih pasangan. Saya harap, anda bukan pemuda miskin yang akan menghamburkan uang nona Radhia.” Pengacara berkata dengan nada sarkas terang-terangan menghina Aji.

Wajah Radhia berubah pucat. Ia lupa menyerahkan kartu kreditnya kepada Aji. Ia mencoba mencari alasan namun tuan Tengku mengacuhkannya.

Pandangan Tengku masih tertuju pada Aji yang terkejut melihat angka yang tertulis di kertas itu.

Mereka menghabiskan 6 juta untuk makan malam.

“Bagaimana, tuan Aji? Anda punya, kan uang segitu? Itu sedikit untuk pengusaha seperti anda.” Tengku kembali menyindir.

Related chapters

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Kenapa Begitu Baik Kepada Aji?

    "Aku heran, kenapa om Wisnu bisa baik sama Aji? Padahal mereka, kan baru pertama kali ketemu." Radhia langsung menelepon Raffi, melaporkan Aji yang mendapatkan hadiah ponsel mahal dari ayah kekasihnya itu.Di tempat lain, Raffi yang memang temperamental meremas ponsel yang masih menempel di telinganya kuat-kuat.Hatinya terbakar emosi mendengar kemurahan hati ayahnya. Kemarin pria tua yang seorang pengusaha nomor satu itu membantu Aji dengan langsung mengirim Bella. Hari ini Wisnu Hutama mengirimkan Aji yang seorang anak kampung ponsel mahal.Raffi tidak terima. Wisnu begitu keras kepadanya tetapi kenapa sangat baik kepada pemuda asing.Raffi menutup telepon Radhia. Ia yang masih di rumah bergegas mengenakan pakaian rapi lalu turun ke meja makan.Ia yakin orang tuanya sedang berada di ruang makan menikmati sarapan.Wisnu sedang mengolesi rotinya dengan selai melirik ketika sekilas melihat Raffi masuk ke ruang makan.Ia kemudian menoleh melihat jam dinding. Keningnya berkerut heran

    Last Updated : 2023-09-27
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Tantangan Dua Miliar

    “A –Apa?” Radhia terkejut sampai berdiri dari duduknya. “Perusahaan pailit?” pekiknya tidak percaya dengan apa yang ia dengar.“Hampir pailit, Nona muda.” Manajer keuangan mengoreksi Radhia.Radhia mendorong kursinya lebih jauh lalu berjalan memutari meja makan sambil menggigit kuku ibu jari.Ia pulang ke rumah dan membatalkan rencana bulan madunya dengan Aji karena ingin bersenang-senang dengan teman-temannya juga menghabiskan waktu di spa.Namun, ia malah mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan. Perusahaan yang sudah orang tuanya rintis selama bertahun-tahun kini nyaris bangkrut jika tidak segera mendapatkan suntikan dana segar.“Sepertinya kali ini anda harus turun tangan sendiri, Nona. Anda harus bisa meyakinkan para investor dan dewan komisaris untuk memberikan tambahan dana, jika tidak Setiawan Grup akan benar-benar berakhir.” Setelah menjelaskan kondisi perusahaan, manajer keuangan pamit undur diri Radhia meraup wajahnya dengan kasar. Berkacak pinggang, berjalan mondar mand

    Last Updated : 2023-10-02
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Ganti Atau Jadi Makanan Pittbull!

    "Tuan muda saya akan tiba 15 menit lagi di rumah nona Radhia. Anda ingin menemui saya di luar atau saya harus menjemput tuan di dalam?" Suara Bella terdengar dari ujung ponsel.Aji berlari menjauh dari Radhia untuk menjawab telepon dari Bella agar wanita itu tidak tahu jika ia dan tuan Wisnu berhubungan.Aji menoleh melihat sekitar, memastikan tidak ada orang yang mendengarkan pembicaraannya."U —untuk apa nona Bella datang kemari?" tanya Aji berbisik. "Menjemput anda untuk tes DNA. Semuanya sudah siap, hari ini juga dokter siap mengambil sampel DNA anda."Aji terkesiap, ia melupakan rencana untuk melakukan tes DNA dengan tuan Wisnu Hutama. "Biar saya saja yang menemui nona Bella di luar. Jangan ada orang yang tahu nona Bella menjemput saya di sini." Permintaan Aji adalah perintah untuk Bella wanita itu langsung menyetujui tanpa banyak bertanya.Di dalam rumah Aji berpikir keras mencari alasan untuk bisa keluar dan menemui Bella. Ia ingin memastikan apa tuan Wisnu benar ayahnya atau

    Last Updated : 2023-10-02
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Sentuh Kakiku dan Memohon

    "98% cocok!" Tuan Wisnu langsung memeluk Aji yang duduk di sebelahnya ketika dokter membacakan hasil dari tes DNA mereka. 98 persen cocok, berarti sudah bisa dipastikan kalau kedua pria ini adalah ayah dan anak.Jika tuan Wisnu sangat gembira bisa menemukan putranya yang telah hilang, Aji tidak tahu harus bagaimana ia merespon.Seumur hidup ia membenci ayahnya yang membuat Aji selalu diejek sebagai anak haram. Tetapi sebagai seorang anak ia ingin tahu rasanya memiliki seorang ayah.“Kau tidak senang?” tanya tuan Wisnu. Ia mengurai pelukannya dan melihat wajah datar Aji.“Entahlah, Tuan. Saya benci ayah karena meninggalkan saya dan juga ibu. Membuat saya diejek oleh semua orang. Tanpa ayah saya tidak punya sosok laki-laki yang harus saya contoh.”Tuan Wisnu menunduk lesu, merasa bersalah karena sudah membuat Aji harus melewati masa-masa sulitnya sendirian.Dokter meninggalkan ruang, memberikan waktu kepada ayah dan anak yang baru bertemu itu untuk saling berbincang.Tentu saja ia tid

    Last Updated : 2023-10-03
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Kau Pasti Mencuri!

    "Ini gaun rancangan khusus!" Radhia mengambil gaun itu dari tangan satpamnya. Ia mengangkat gaun itu tinggi, memperhatikan dengan seksama dress hitam itu. Radhia semakin terkejut ketika yakin itu dress yang sama persis seperti miliknya. "Ba —bagaimana kau bisa mendapatkan ini?" Radhia tidak percaya Aji bisa mengganti gaunnya dengan gaun yang sama persis. Aji hening sesaat, memandang gaun yang ada di tangan Radhia kemudian ia teringat Bella jika mengambil gaun itu dalam perjalanan ke rumah sakit.Sekarang ia tahu, Pasti Bella yang mengirimkan gaun itu."Oh… aku tahu! Kau pasti mencuri gaun ini kan?" Radhia menuduh Aji tanpa perasaan. Aji menggeleng cepat, membantah tuduhan Radhia. "Ti — tidak, Nona! Saya tidak pernah mencuri!" "Mana mungkin kau bisa mendapatkan uang 20 juta, hah?! Untuk membeli kuota saja, kau minta padaku!" pekik Radhia dengan mata melotot. Raffi mendengus, mengejek Aji yang tidak berguna sama sekali. "Lalu apa yang ada di tas itu?" Radhia menunjuk tas berukur

    Last Updated : 2023-10-04
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Mengintip Radhia

    "Jangan melakukan hal konyol yang bisa merusak nama baik Hutama!" ujar Wisnu sinis kepada Raffi yang masih menatapnya heran.Bukan hanya Raffi, Aji juga heran dan terkejut melihat Tuan Wisnu sampai datang ke kantor polisi untuk membantunya. Pria baru paruh baya itu menjelaskan dan memberikan bukti yang sangat meyakinkan jika Aji menarik uang secara legal di bank milik Hutama Grup.Lagi-lagi Wisnu membuat Raffi dan Aji peperangan saat pria itu menunjukkan rekening koran atas nama Aji dengan jumlah uang miliaran di dalamnya.Setelah mendengarkan keterangan dari Wisnu dan juga melihat bukti yang ada polisi akhirnya membebaskan Aji. "Maafkan kelakuan Raffi. Bella akan mengantarkan kalian pulang." Wisnu menunjuk Radhia. "Lain kali, jangan terlalu dekat dengan Raffi atau anda bisa membuat orang salah sangka terhadap hubungan kalian," pesannya kepada Radhia ketika wanita itu melewatinya.Aji pamit undur diri setelah mengucapkan terima kasih, mengikuti Bella yang membawanya serta Radhia na

    Last Updated : 2023-10-05
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Radhia Harus Hamil!

    “Untuk apa anak haram ini ada di sini?” Irene menatap Aji penuh kebencian. Ia sampai bergeser menjauh tidak mau duduk dekat dengan Aji.“Dia mengantar saya, Tan” Radhia bergabung dengan Irene duduk di sofa yang ada di ruang kerja direktur utama.Ruang kerja yang jarang sekali ia datangi.“Tante heran, kenapa kamu mau menikah sama anak yang gak jelas asal usulnya ini. Entah siapa ayahnya. Jangan-jangan ibunya dulu sering dipakai dengan banyak lelaki.” Irene bergidik, menatap Aji dengan jijik.“Tante jangan sembarangan!” Aji meninggikan suaranya tidak terima dengan ucapan wanita sosialita yang ada di depannya. "Ibu saya tidak seperti itu!" sambung Aji lagi. Irene mendengus tidak percaya dengan ucapan Aji barusan. Salah satu sudutnya terangkat. "Jangan naif! Kalau memang ibumu tahu siapa lelaki yang menghamilinya, dia pasti sudah meminta pertanggungjawaban. Tapi coba lihat, dia lari dan menghilang!" Jantung Aji rasanya diremas? mendengar ucapan Irene yang menghina ibunya. Walau ia be

    Last Updated : 2023-10-06
  • Brondong Kampung Kaya Raya   Hanya Berlagak!

    “Kau itu hanya suami kontrak! Jangan mencampuri urusanku!” Radhia membuang wajahnya, enggan melihat Aji yang menerobos masuk ke dalam ruang kerjanya.Aji membuang nafas pelan. Ia lalu mendekati Radhia dan duduk di sofa kosong di sebelah istrinya.“Tapi saya tetap suami, Nona! Wong, saya aja belum pecah duren, ini malah mau hamil sama orang lain!" seru Aji tidak terima. Radhia menggeleng sambil memijat pelipisnya pusing dengan ocehan Aji. Ia kemudian memutuskan untuk pergi, bersiap untuk menghadiri peresmian hotel baru milik Hutama Grup.“Sampai jumpa nanti malam, Tan. Aku mau shopping dulu. Mendengar ocehan anak kampung ini, aku jadi pusing.” Radhia mengambil tas tangannya lalu keluar ruangan bersamaan dengan Irene. Mereka berpisah di tempat parkir. Setelah saling mencium pipi kanan dan kiri sebagai tanda perpisahan, Radhia masuk ke dalam mobil.Sama seperti tadi, ia duduk di bangku belakang, sedang Aji duduk di belakang kemudi seperti supir“Saya sudah kayak supir beneran ya, Nona.

    Last Updated : 2023-10-08

Latest chapter

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Aji Kalah!

    “Untuk apa uang sebanyak itu?” Aji sedang menghadapi tatapan mata tajam Bella. Mereka sedang duduk di sebuah cafe. Wanita itu langsung menuju ke bank, begitu mendapatkan pemberitahuan penarikan dalam jumlah besar.Dengan membawa tas berukuran besar, Aji terpaksa ikut dengan Bella, dan disinilah ia sekarang, di sidang oleh orang kepercayaan papanya.“Kalau anda tidak mau mengatakannya, aku akan melaporkan ini kepada tuan Wisnu.” Aji mendelik mendengar ancaman Bella. Ia sudah mempersiapkan diri jika papa Wisnu, tetapi baru mendengar ancaman Bella saja sudah membuat Aji ciut.Ia menyerah, Aji dengan cepat menceritakan alasannya memerlukan uang sebanyak itu. Dengan gamblang ia bercerita mulai dari ia yang menangkap basah Raffi sedang bercinta dengan istrinya sampai tugas untuk melunasi tagihan tante Kalina.BRAGH!Bella menggebrak meja saking marahnya setelah mendengarkan cerita Raffi. “Kenapa tidak bercerai saja? Memangnya berapa uang pinalti yang harus dibayar, hah?!” Aji bisa mende

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Aku Anak Wisnu Hutama!

    "100 juta!" ucapan Raffi membuat para penagih hutang itu tertarik. "Aku akan memberikan uang 100 juta, jika kalian memberikan kami waktu tambahan sampai besok siang."Kedua penagih hutang itu saling pandang. Saling bertanya lewat gestur tubuh, haruskan mereka menerima tawaran Raffi. "Jangan coba membohongi kami! Hutang kalian saja tidak bisa kalian bayar, bagaimana mungkin kalian bisa memberikan kami 100 juta?""Mereka memang tidak bisa, tetapi aku bisa!" ujar Raffi dengan sangat yakin. Kedua penagih hutang itu memperhatikan Raffi dari atas sampai bawah. Melihat jam tangan yang Raffi kenakan, mereka akhirnya memutuskan untuk percaya. "Datang besok jam tiga sore. Aku akan bayarkan hutang mereka dan 100 juta untuk kalian."Kesepakatan tercapai! Kedua penagih hutang akhirnya pergi meninggalkan rumah Radhia. Raffi mengambil paksa ponsel Aji. Ia tidak ingin anak kampung ini meminta bantuan dari Bella apalagi papanya. "Waktumu sampai besok jam tiga sore!" Raffi menonaktifkan ponsel m

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Mencium Kaki Raffi

    “Hari ini aku akan membuatmu mencium kakiku!” ucap Raffi dengan sangat yakin dan kesombongan.Setelah masuk ke kamar mandi, ia mendorong Aji keluar dengan kasar sampai nyaris terjatuh.Rahang Aji terjatuh melihat Raffi bisa mandi sendiri. Ia mengira pria itu tidak berdaya, Aji baru sadar kalau Raffi sedang mengerjainya.Ia memilih menunggu di depan kamar, tidak mungkin ia menunggu Raffi mandi dan berganti pakaian. Ia masih waras dan lebih suka melon kembar daripada tongkat sakti! “Hai Anak Kampung, cepat masuk!” Raffi berteriak dari dalam kamar.Aji tidak langsung masuk, ia sengaja membiarkan Raffi menunggu dan kembali berteriak memanggilnya. Ia baru masuk setelah Raffi melempar sesuatu sampai mengenai pintu.“Ada apa?” jawab Aji malas.Raffi memerintahkan Aji untuk membawanya ke ruang makan. Ia akan sarapan bersama dengan Radhia dan keluarganya.“Bukannya kamu bisa jalan sendiri?” sahut Aji, ia enggan menjadi pelayan Raffi apalagi ia lihat sendiri Raffi bisa berjalan.“Jangan banyak

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Kehilangan Harga Diri dan Wibawa

    “Bantu Raffi ke kamar mandi!” Radhia berdiri di depan pintu dengan tangan bersedekap di depan dada.Rahang Aji terjatuh mendengar perintah tidak masuk akal istrinya. Ia masih berdiri di depan pintu, enggan masuk ke dalam kamar.“Tidak mau!” jawabnya tegas. “Cari saja perawat atau minta yang lain!” tolak Aji mentah-mentah.Ia tidak sudi melayani pria yang berani menyentuh istrinya.“Kau!” Radhia mengepalkan tangan geram karena Aji berani menentangnya. “Kalau sudah tidak ada urusan, aku mau tidur.” Aji meninggalkan Radhia, menutup telinga walau Radhia terus berteriak memanggilnya untuk kembali.Pagi-pagi sekali, tidur Aji sudah terganggu. Pak Al – kepala pelayan di rumah Setiawan menendang kaki Aji untuk membangunkan lelaki dari kampung itu.Aji berbalik, ia menarik sarungnya lebih tinggi sampai menutupi kepala. Ia berbalik membelakangi pintu, tidak ingin tidurnya terganggu. "Ayo bangun! Sudah waktunya kerja!" Pak Al kembali menendang kaki Aji tetapi kali ini lebih kencang dari sebelu

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Kau Pelayanku!

    "Aku puas sekali!" Stella memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia mendekati meja dan menandatangani proposal iklan yang Aji ajukan. "Ini proposalmu! Sekarang pergi dari sini!" Stella melemparkan map itu ke lantai dekat Aji berdiri. Aji sudah biasa dihina dan diejek. Tetapi apa yang ia alami malam ini membuatnya merasa benar-benar hina. Harga dirinya hancur tak tersisa. Dengan tangan gemetar, Aji mengambil proposal pengajuan iklannya. Sambil menahan amarah, Aji memakai kembali pakaiannya. Walaupun Aji juga merasakan nikmat, namun melakukannya dengan di bawah pengaruh obat tetap saja pemaksaan.Aji merasa seperti sedang menjual dirinya kepada Stella. Dengan menahan malu dan marah, Aji meninggalkan ruang makan privat. Ia bahkan belum menyentuh makanannya. Berjalan dengan cepat ke mobilnya, Aji menutup pintu dengan keras. Ia berteriak kencang sambil memukul stir dengan keras melampiaskan kemarahan yang sejak tadi ia pendam. Aji akhirnya agak tenang setelah cukup lama m

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Stella - Wanita Agresif

    Aji datang ke restoran yang Stella tentukan dengan pakaian santai. Celana panjang bahan dipadu dengan kaos yang ia tutup dengan jas. Rambut ikalnya ia tata rapi dengan pomade. Wajahnya segar walau mandi seadanya di kantor. Restoran yang Stella pesan adalah fine-dining restoran yang berada di sebuah hotel bintang lima. Ia berdiri di depan pintu karena tidak diijinkan masuk oleh pelayan. "Maaf tuan, memakai sandal dilarang masuk." Mendengar itu, Aji menunduk melihat kakinya. Benar saja, ternyata ia menggunakan sandal. Kebiasaannya di kampung yang gemar memakai sandal terbawa sampai ke kota. Aji menelepon Stella memberitahu jika ia tidak bisa karena lupa memakai sepatu. Stella membuang nafas kasar tanpa menjawab. Wanita itu menutup teleponnya, tak lama setelah itu ia muncul di pintu masuk.Ia bicara pada pelayan yang menjaga pintu dan memasukkan beberapa lembar uang merah ke saku jas pelayan itu. Senyum setelah mengembang mengulurkan tangan, menyambut Aji yang sudah boleh masu

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Semalam Kami Begituan

    “Ajari aku menarik hati wanita.” Pertanyaan Aji membuat Bella yang sedang duduk berseberangan dengan pemuda itu mendongak, mengalihkan perhatiannya dari laptop.Untuk beberapa detik, Bella memperhatikan Aji dan mencoba menerka kemana arah pembicaraan sang tuan muda.“Untuk apa? Tuan muda sudah punya istri, tidak perlu lagi menarik perhatian wanita.” Bella kembali menatap layar laptopnya, namun memasang telinganya siap mendengarkan cerita sang tuan muda.Aji menyingkirkan tablet yang ada di depannya. Tangannya naik ke meja lalu menumpukan dagu pada tangan yang ia kepalkan.“Itu masalahnya! Saya dan nona Radhia tidak benar-benar menikah.” Aji menjelaskan dengan polos. “Dan semalam kami begituan…,” jelas Aji sengaja menggantung bagian akhir.Manik mata Aji dan Bellla kembali bertemu untuk beberapa detik ketika wanita itu kembali mendongak.“Apa maksud tuan muda tidak benar-benar menikah? Begituan bagaimana?” Bella sampai memiringkan kepala meminta penjelasan Aji.Aji akhirnya menceritak

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Malam Keberuntungan Aji

    “Fi, ayo! Please touch me!” Suara Radhia terdengar menggoda di telinga Raffi yang sudah setengah telanjang. Ia membuka celananya dengan tergesa-gesa dengan mata berkabut melihat Radhia yang sudah polos seperti bayi yang baru lahir.“Hei! Apa-apaan kalian!” Aji menarik tubuh Raffi yang sedang berdiri di sisi ranjang dengan keras sampai pria itu tersungkur ke lantai. Matanya terbelalak melihat keadaan istrinya yang polos tanpa busana. Untuk beberapa saat Aji mengagumi keindahan tubuh Radhia, namun menyadari ada Raffi di ruangan itu, Aji menarik selimut dan menutupi tubuh Radhia. “Gerah, tahu!” pekiknya sambil berusaha melepaskan selimut. Aji tidak menyerah, ia meraih tangan Radhia. Menguncinya dengan melilitkan selimut pada tubuh Radhia sampai Radhia kesulitan bergerak. Ia membiarkan Radhia sibuk berusaha melepaskan diri, sementara ia mengurus Raffi yang sudah berdiri dan sedang bersiap menyerangnya.“Kali ini kamu sudah keterlaluan!” Aji menyerang Raffi duluan. Tidak peduli apa yan

  • Brondong Kampung Kaya Raya   Raffi Membawa Radhia Pergi

    “Pernikahan kalian hanya pura-pura, kan?” tebakan Stella membuat Radhia terkejut sampai tersedak red wine yang sedang ia minum.“Aku tahu kau pasti hanya ingin harta Radhia. Atau…” Stella mempunyai jawaban lain.“Atau kau ini peliharaan Radhia? Dia, kan terkenal sebagai perawan tua.” Stella tertawa diikuti oleh kawan-kawannya yang lain.Radhia meremas gelas wine dengan kencang mendengar ejekan koleganya sampai gelas wine pecah.Aji pun sama kesalnya mendengar ucapan Stella. "Jangan sembarangan, Nona!" pekiknya lantang agar Stella menghentikan ucapan tidak bermutunya. "Baiklah. Kalau begitu buktikan!" tantangAji dan Radhia menoleh saling pandang. Yakin kalau suaminya tidak akan bisa membalas, Radhia berdiri lalu memalukan tangannya pada lengan Aji.Ia bergelayut manja memamerkan kemesraannya dengan Aji. "Kau juga datang saat pernikahan kami, kan? Itu sudah bukti yang cukup."Aji mengangguk setuju. Ia mengikuti sandiwara Radhia dengan memeluk pinggul wanita itu. Aji mencoba melakukann

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status