Halbert adalah seorang mahasiswa yang terbilang pandai, namun ia sering berpindah-pindah universitas. Dikarenakan tempat bertugas ayahnya yang sebagai jenderal tentara selalu berpindah kota. Bagi Halbert, berpindah-pindah universitas itu sudah terbiasa dari dulu.
Sosok yang dingin, cuek, tetapi sebenarnya memiliki hati yang baik itulah sifat yang dimiliki oleh Halbert. Kebanyakan orang di luar sana sangat mengenal sifat Halbert yang tidak banyak bicara, mungkin terlihat seperti tidak peduli dengan sesama. Namun, sifat yang ditunjukkan oleh Halbert di luar sana adalah bukan sifat yang sebenarnya. Mengapa Halbert bisa memiliki sifat yang berbeda? Ya karena seperti itulah yang diajarkan oleh ayahnya.
Ayahnya Halbert yang bernama Razendra mendidiknya secara otoriter sejak ia masih kecil. Ayahnya selalu berkata bahwa ia diharuskan untuk bersikap dingin kepada siapapun karena tidak semua orang bisa dipercaya. Sekalipun orang yang sangat dekat dengan mereka yaitu keluarga. Jadi, keluarga besar Halbert memang sudah terkenal dengan sifat yang dingin. Dan itu semua karena adanya pola asuh otoriter yang diterapkan secara turun temurun.
Kakek Halbert yang bernama Dezra adalah seorang jenderal tentara pada zamannya. Ia memilih untuk menerapkan pola asuh otoriter di keluarganya karena ia mengambil pelajaran dari beberapa pengalaman yang tidak baik. Sebelum Kakek Halbert menjabat sebagai jenderal tentara, ia mengamati perlakuan orang-orang disekitarnya. Ada yang berpura-pura baik karena ingin dipandang oleh atasan tetapi sebenarnya oknum tersebut pernah menjebak seseorang, bahkan lebih dari satu orang untuk menjadi tersangka. Yang dijebak pun masih ada hubungan keluarga dengan oknum tersebut. Oknum tidak melakukan aksinya sendiri, tetapi ada komplotannya. Mungkin bisa dibilang sebagai kubu hitam dalam putih. Di setiap lingkungan pekerjaan, pasti ada saja yang berbuat curang, menjatuhkan satu sama lain, dan bahkan ada yang sampai melakukan hal diluar batas logika manusia.
Kakek Halbert yang mengetahui hal tersebut pun membuatnya berpikir dan memutuskan bahwa pola asuh otoriter adalah jalan yang terbaik untuk melindungi dirinya beserta keluarganya dari orang-orang bermuka dua. Pemikiran kakeknya tersebut sangat berbeda dengan pemikiran Neneknya Halbert yang bernama Hentini.
Sebelum Dezra menerapkan pola asuh otoriter di keluarganya, ia sempat berdebat dengan Hentini sebelum mereka dikaruniai anak.
“Saya tidak setuju dengan rencana kamu untuk menerapkan pola asuh otoriter di keluarga kita,” ucap Neneknya Halbert.
“Mengapa kamu tidak setuju? Apakah penjelasan saya tidak cukup untuk meyakinkan kamu?” tanya Kakeknya Halbert.
“Penjelasan kamu memang sudah lebih dari cukup buat saya. Tetapi, yang menjadi pertanyaan besar dari saya adalah apakah ada bukti yang menjamin bahwa dengan diterapkannya pola asuh otoriter di keluarga kita, dapat membuat keluarga kita dipenuhi oleh kebahagiaan?” tanya Neneknya Halbert sambil menatap suaminya dengan raut wajah yang serius.
Kakek Halbert pun mendengus dan terdiam sejenak sambil berpikir.
“Kok kamu malah diam?” tanya Neneknya Halbert.
“Siapa yang tidak mengharapkan kebahagiaan untuk keluarganya sendiri? Ya walaupun ada beberapa orang yang tidak menginginkan keluarganya bahagia, tetapi secara mayoritas masih banyak orang yang menginginkan keluarganya bahagia,” jelas Kakeknya Halbert.
“Terus?” timpal Neneknya Halbert.
“Jadi, sebelum saya memantapkan diri untuk menerapkan pola asuh otoriter di keluarga kita, saya sudah memikirkan dan merencanakan secara matang. Dan harapannya adalah walaupun pola otoriter adalah pola yang keras, namun jika diterapkan dalam lingkungan keluarga pasti cara menerapkannya akan berbeda,” ucap Kakeknya Halbert.
“Bagaimana bisa berbeda? Kalau anak-anak dan turunan kita merasa terkekang. Terus apakah akan terus berlanjut? Kasihan sama anak, cucu turunan kita nanti,” tanya Neneknya Halbert sambil menunjukkan raut wajah yang sedih.
“Perbedaannya adalah walaupun kita membatasi mereka dalam segala hal, kita tetap memberikan kasih sayang yang lebih kepada mereka,” ucap Kakeknya Halbert.
“Hm, oke kalau itu keputusanmu. Tetapi, saya akan berada paling depan untuk menantang kamu jika sudah melewati batas. Bagaimana?” tanya Neneknya Halbert.
“Iya, Sayangku. Berarti kita sepakat ya?” tanya Kakeknya Halbert dengan mengedipkan mata kepada Neneknya Halbert.
“Iya, Sayang,” ucap Neneknya Halbert sambil memeluk suaminya dengan manja.
Pada saat puluhan tahun yang lalu, perdebatan diantara Kakeknya Halbert dan Neneknya Halbert pun dimenangkan oleh Kakeknya Halbert. Ia berhasil mengambil hati istrinya untuk meyakini apa yang ia rencanakan.
Pada saat Halbert masih kecil, ia merasakan kesedihan ketika Razendra melarangnya untuk bermain dengan teman sebayanya. Padahal anak seusia Halbert pada saat itu lagi senang-senangnya bermain dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai dunia luar. Namun, keinginannya selalu ditolak oleh Razendra. Razendra lebih memilih untuk membelikan banyak sekali mainan untuk Halbert bermain di rumah. Bahkan, Razendra membuatkan satu ruangan khusus yang luas untuk bermain.
Awalnya Halbert merasakan bahagia ketika ia memiliki banyak sekali mainan. Tetapi, setelah beberapa hari ia bermain sendirian, ia pun merasa kesepian. Mainan-mainan yang ia ajak bicara pun hanya terdiam. Kadang kala Halbert berdiri di depan jendela kaca yang besar sambil memegang mainan. Dan dari lantai tiga melalui jendela tersebut, ia bisa melihat teman-teman seusianya sedang tertawa bersama sambil berlari-larian.
Halbert hanya bisa terdiam dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri dan kepada mainan yang dipegangnya.
“Kenapa aku tidak pernah dibolehkan untuk bermain dengan teman-teman ku? Sedangkan mereka selalu diizinkan oleh orang tua mereka untuk bermain di luar rumah,” ucap Halbert dengan aksen Amerika sambil menatap ke arah teman-temannya di luar sana dengan tatapan yang nanar.
Ibunya Halbert yang bernama Ghina pun mendekati Halbert diam-diam. Ghina selalu mendengarkan keluhan Halbert yang dicurahkan kepada mainan-mainannya. Namun, Ghina tidak dapat menghentikan Razendra supaya berhenti mendidik anak dengan pola asuh otoriter. Ghina hanya bisa memeluk Halbert dan menenangkannya. Walaupun, Ghina mengetahui bagaimana perasaan Halbert yang tidak bahagia.
“Al... my lovely baby, don’t be sad. Mom and daddy always be with you. We do this for you to make you always safe, peace and happy. Do you love me and your dad?” tanya Ghina sambil memegang kedua pipi Halbert.
“Yes, I do Mom,” jawab Halbert dengan mata yang berkaca-kaca.
“So, keep smiling and play with me,” ucap Ghina sambil tersenyum.
Seperti itulah percakapan yang dikenang oleh Halbert saat masih kecil. Di satu sisi ia merasa sedih, tetapi di sisi lain ia merasa bahagia ketika ibunya selalu ada disampingnya. Sebenarnya tidak hanya ibunya saja yang sangat mengerti perasaannya, ada satu orang sosok yang ia panggil nenek. Neneknya Halbert hanya datang sesekali ke rumah Halbert, dan pastinya untuk menemui cucu kesayangannya tersebut. Ketika bersama neneknya, ia selalu menunjukkan kebahagiaan dan menutupi luka yang tidak terlihat.
Ketika Halbert beranjak dewasa, ia semakin menjadi seorang laki-laki yang sangat dingin. Ia sama sekali tidak pernah membuka pembicaraan dengan teman-temannya. Dan bisa dibilang ia adalah seseorang yang introvert. Ia sangat pandai memilih teman yang benar-benar orang baik. Walaupun, jika dilihat secara penampilan bisa dibilang adalah pria badboy. Tetapi, kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilan saja. Tidak banyak orang yang tahu seberapa baiknya Halbert. Dan bagi Halbert penilaian orang lain adalah hal yang tidak penting untuk dipikirkan.
Dan itu semua berkat pola asuh otoriter yang ditanamkan oleh ayahnya sejak kecil. Di satu sisi, pola asuh otoriter yang diterapkan oleh keluarga Halbert dapat membuat seseorang menjadi tertekan. Namun, di sisi lain pola asuh otoriter dapat membuat mereka menjadi seseorang yang hebat. Seperti, mereka bisa menciptakan kebahagiaan tersendiri tanpa ada urusan campur tangan orang lain. Hanya diri mereka masing-masing yang tahu lebih dalam.
Ayla pulang dari klub dengan rasa pengar dan nyeri di kepalanya. Kebanyakan minum pun akhirnya membuat mabuk juga. Dia berterima kasih dengan taksi yang sudah mau mengantarnya. Bahkan mobilnya pun dia tinggal di klub saja, biar saja Barga yang menjaganya, dia tak peduli. Dengan sempoyongan dia menuju lantai dua, di mana kamar tidurnya berada. Dengan asal-asalan dia melepaskan dress miliknya dan menyisakan dalaman saja baginya. Dia segera menjatuhkan tubuhnya di atas pembaringan yang empuk dan nyaman itu. Matanya segera terpejam saat merasakan tubuhnya sudah mendarat di atas kasur dengan mulusnya. Berada di alam mimpi usai mengeluarkan banyak energi tentu saja membuatnya menjadi begitu nyaman. Tubuhnya yang letih semakin membuatnya cepat jatuh tidur pulas. Dia benar-benar kehilangan energi dan akal warasnya karena mabuk. Bahkan ART yang membukakan pintu untuknya memandangnya miris, jelas aja. Dia tahu kalau Nonanya itu terkadang memiliki
Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun tidak membuat para pengunjung berhenti melakukan kegiatan malam di diskotik. Bahkan musik yang dimainkan oleh dj semakin mengguncang para pengunjung untuk lebih mengekspresikan melalui gerakan tubuh. Terdapat berbagai macam wanita dan pria yang ada di dance floor, maka mereka menari dengan cara yang berbeda. Namun, diantara mereka tidak hanya para jomblowan dan jomblowati yang sedang mencari hiburan. Karena, ada beberapa pasangan yang memilih diskotik untuk menjadi tempat kegiatan malam mereka. Biasanya ketika sudah larut malam, stripper pole dance menunjukkan tarian yang dapat mengundang hasrat para lelaki. Tak sedikit pria hidung belang langsung mengerumuni para stripper pole dance yang sedang beraksi dengan tubuh seksinya. Namun, ada juga yang tidak tertarik dengan pertunjukkan stripper pole dance. Lebih memilih untuk menikmati berbagai macam minuman beralkohol dan memadu
Halbertmenilai sosok Aylasemakin seksi ketika sedang dalam kondisi yang mabuk seperti ini. Dan di sisi lain, ia sangat penasaran apa yang membuat Aylasampai mabuk berat seperti ini. Padahal Aylameminum Rosé Wine berkali-kali hingga mabuk untuk melupakan sosok Halbert. Namun, usaha yang dilakukan oleh Aylasama sekali tidak dapat menghilangkan bayangan akan Halbertdalam pikirannya. Aylatidak hanya menggerakkan tubuhnya sesekali, namun ia juga meracau terus-menerus. Hal tersebut membuat Halbertsemakin tertarik terhadap Ayla. Terutama ketika Aylameracau tentang Halbert. Sebenarnya Halbertjuga dalam kondisi mabuk berat, tetapi ia sangat pandai untuk mengontrol dirinya sendiri. Jadi, ketika dalam kondisi mabuk berat ia masih terlihat seperti orang normal pada umumnya. Halberttidak pernah mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Ayla. Ia sungguh terlihat berbeda k
Waktu terus berputar seiring para dj telah melakukan pergantian shift untuk menemani kegiatan malam di diskotik. Waktu yang telah terlalu larut tidak menghentikan kegiatan para insan yang sedang menikmati suasana diskotik. Seperti yang dirasakan oleh Ayladan Halbert. Mereka sama sekali tidak peduli dengan waktu, yang terpenting adalah mereka sama-sama merasakan kebahagiaan satu sama lain. Meskipun pada awalnya tujuan mereka berada di diskotik berbeda. Aylasedang meliukkan tubuh indahnya di atas panggung mengikuti irama musik DJ. Entah mengapa Aylamenjadi sosok yang terlihat nakal. Aylabenar-benar tidak seperti biasanya. Halbertmemanfaatkan kesempatan tersebut untuk merekam tingkah laku dosennya di atas panggung secara eksklusif. Dosen yang dijuluki sebagai dosen aneh oleh Halbert, sama sekali tidak mengetahui kelakuan mahasiswanya yang diam-diam merekam dirinya yang sedang menari di atas panggung.
Ayladan Elang menjalin hubungan sekitar 8 bulan. Delapan bulan bisa dibilang waktu yang tidak sebentar. Karena, mereka bisa bertahan selama itu dan menjalani hubungan hanya sebatas cinta bertepuk sebelah tangan. Elang adalah seorang pria yang baik namun, ia tidak termasuk ke dalam kategori pria idaman menurut Ayla. Padahal banyak sekali wanita yang ingin berada di posisi Ayla. Terutama ketika mereka melihat Ayladan Elang menghabiskan waktu di ruang publik, beberapa wanita merasa iri terhadap Ayla. Namun, Aylaterlihat biasa saja dan tidak memedulikan mereka. Siapa yang tidak memungkiri bahwa Elang juga sebenarnya sosok yang sempurna? Ya.. Mungkin hanya Aylaseorang. Bagi Ayla, Elang adalah satu-satunya pria yang sangat over protective kepadanya. Hanya ada dua alasan mengapa Elang bersikap seperti itu. Yang pertama adalah karena ia sangat mencintai Ayladan terakhir adalah selalu menginginkan Aylad
Elang mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sehingga Elang hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk sampai ke tempat diskotik dimana Aylaberada. Setelah Elang memarkirkan mobilnya, ia segera berjalan menuju ke lobi diskotik sambil menanyakan keadaan Ayladi telepon yang masih tersambung. “An masih di lobi kan?” tanya Elang. “Iya Lang,” jawab Ayladengan suara yang semakin mendayu. Elang langsung mematikan panggilannya ketika sudah melihat keberadaan Ayla. Dari kejauhan Elang melihat Aylayang sedang tersandar di pojok lobi. Dan terdapat beberapa pria hidung belang yang sedang merayu Ayla. Hal tersebut membuat Elang berlari cepat untuk segera sampai di sana. Elang yang terlihat sangat kesal dengan mereka, langsung menghajar mereka dengan membabi buta. Namun, security yang melihat kejadian tersebut pun langsung melerainya. Dan para pria hidung belang pergi m
Elang merasa sangat kesal dan sekaligus marah terhadap Ayla. Dia memang tidak bisa melupakkan Ayla, namun ia harus menerima kenyataan bahwa Aylamencintai orang lain. Sebenarnya Elang masih menginginkan kegiatan panas mereka, namun keinginannya tersebut tertunda. “Halbert… Halbert….,” panggil Ayla. Di saat itu pula Elang tersenyum kecut dan benar-benar pergi meninggalkan Aylayang masih telanjang bulat. Aylayang masih dalam keadaan mabuk pun tertidur kembali. Dia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Entah ia akan menyesal ketika terbangun, atau tidak menyesal sama sekali. Elang pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan badannya yang sangat lengket. Dia sangat menikmati tetesan-tetesan air shower yang mengguyur tubuh atletisnya. Dan Elang menikmati sensasi air hangat yang terpancur dari shower untuk merileksasikan pikiran. Namun, bayangan Aylaselalu muncul dalam pikirannya. Kedua tangan
Setiap pagi ART yang disewa oleh Elang datang ke apartementnya. Ia ditugaskan untuk membangunkan Aylayang masih tertidur. Tujuan Elang menugaskan ART untuk membangunkan Aylaadalah supaya wanita itu cepat pergi dari apartementnya. Karena, Elang akan pulang jika wanita itu tidak ada di apartementnya. Terdengar seseorang yang sedang membuka tirai jendela. Aylamengerjapkan kedua matanya ketika ada cahaya yang membuatnya merasa silau. Namun, ia membalikkan tubuhnya dan tertidur kembali. “Non, bangun non,” ucap seorang ART yang berada di kamar Elang. Seorang ART tersebut membangunkan Aylatanpa melihat ke arah Ayla. Ia membangunkannya sambil membuk tirai jendela. Karena, ia merasa bahwa tidak sopan melihat seorang wanita yang sedang telanjang bulat. Ya… walaupun sesama perempuan. Kemudian ia pun pergi keluar dari kamar Elang. Aylamengerang saat kepalanya merasa pening efek pengar karena mabuk berat. Aylabingung saat diriny