Waktu terus berputar seiring para dj telah melakukan pergantian shift untuk menemani kegiatan malam di diskotik. Waktu yang telah terlalu larut tidak menghentikan kegiatan para insan yang sedang menikmati suasana diskotik. Seperti yang dirasakan oleh Ayla dan Halbert.
Mereka sama sekali tidak peduli dengan waktu, yang terpenting adalah mereka sama-sama merasakan kebahagiaan satu sama lain. Meskipun pada awalnya tujuan mereka berada di diskotik berbeda.
Ayla sedang meliukkan tubuh indahnya di atas panggung mengikuti irama musik DJ. Entah mengapa Ayla menjadi sosok yang terlihat nakal. Ayla benar-benar tidak seperti biasanya.
Halbert memanfaatkan kesempatan tersebut untuk merekam tingkah laku dosennya di atas panggung secara eksklusif. Dosen yang dijuluki sebagai dosen aneh oleh Halbert, sama sekali tidak mengetahui kelakuan mahasiswanya yang diam-diam merekam dirinya yang sedang menari di atas panggung.
Ayladan Elang menjalin hubungan sekitar 8 bulan. Delapan bulan bisa dibilang waktu yang tidak sebentar. Karena, mereka bisa bertahan selama itu dan menjalani hubungan hanya sebatas cinta bertepuk sebelah tangan. Elang adalah seorang pria yang baik namun, ia tidak termasuk ke dalam kategori pria idaman menurut Ayla. Padahal banyak sekali wanita yang ingin berada di posisi Ayla. Terutama ketika mereka melihat Ayladan Elang menghabiskan waktu di ruang publik, beberapa wanita merasa iri terhadap Ayla. Namun, Aylaterlihat biasa saja dan tidak memedulikan mereka. Siapa yang tidak memungkiri bahwa Elang juga sebenarnya sosok yang sempurna? Ya.. Mungkin hanya Aylaseorang. Bagi Ayla, Elang adalah satu-satunya pria yang sangat over protective kepadanya. Hanya ada dua alasan mengapa Elang bersikap seperti itu. Yang pertama adalah karena ia sangat mencintai Ayladan terakhir adalah selalu menginginkan Aylad
Elang mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sehingga Elang hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk sampai ke tempat diskotik dimana Aylaberada. Setelah Elang memarkirkan mobilnya, ia segera berjalan menuju ke lobi diskotik sambil menanyakan keadaan Ayladi telepon yang masih tersambung. “An masih di lobi kan?” tanya Elang. “Iya Lang,” jawab Ayladengan suara yang semakin mendayu. Elang langsung mematikan panggilannya ketika sudah melihat keberadaan Ayla. Dari kejauhan Elang melihat Aylayang sedang tersandar di pojok lobi. Dan terdapat beberapa pria hidung belang yang sedang merayu Ayla. Hal tersebut membuat Elang berlari cepat untuk segera sampai di sana. Elang yang terlihat sangat kesal dengan mereka, langsung menghajar mereka dengan membabi buta. Namun, security yang melihat kejadian tersebut pun langsung melerainya. Dan para pria hidung belang pergi m
Elang merasa sangat kesal dan sekaligus marah terhadap Ayla. Dia memang tidak bisa melupakkan Ayla, namun ia harus menerima kenyataan bahwa Aylamencintai orang lain. Sebenarnya Elang masih menginginkan kegiatan panas mereka, namun keinginannya tersebut tertunda. “Halbert… Halbert….,” panggil Ayla. Di saat itu pula Elang tersenyum kecut dan benar-benar pergi meninggalkan Aylayang masih telanjang bulat. Aylayang masih dalam keadaan mabuk pun tertidur kembali. Dia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Entah ia akan menyesal ketika terbangun, atau tidak menyesal sama sekali. Elang pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan badannya yang sangat lengket. Dia sangat menikmati tetesan-tetesan air shower yang mengguyur tubuh atletisnya. Dan Elang menikmati sensasi air hangat yang terpancur dari shower untuk merileksasikan pikiran. Namun, bayangan Aylaselalu muncul dalam pikirannya. Kedua tangan
Setiap pagi ART yang disewa oleh Elang datang ke apartementnya. Ia ditugaskan untuk membangunkan Aylayang masih tertidur. Tujuan Elang menugaskan ART untuk membangunkan Aylaadalah supaya wanita itu cepat pergi dari apartementnya. Karena, Elang akan pulang jika wanita itu tidak ada di apartementnya. Terdengar seseorang yang sedang membuka tirai jendela. Aylamengerjapkan kedua matanya ketika ada cahaya yang membuatnya merasa silau. Namun, ia membalikkan tubuhnya dan tertidur kembali. “Non, bangun non,” ucap seorang ART yang berada di kamar Elang. Seorang ART tersebut membangunkan Aylatanpa melihat ke arah Ayla. Ia membangunkannya sambil membuk tirai jendela. Karena, ia merasa bahwa tidak sopan melihat seorang wanita yang sedang telanjang bulat. Ya… walaupun sesama perempuan. Kemudian ia pun pergi keluar dari kamar Elang. Aylamengerang saat kepalanya merasa pening efek pengar karena mabuk berat. Aylabingung saat diriny
Aylamasih ingin menikmati waktu berendamnya di dalam bathtube lebih lama lagi, namun karena Bi Tijah sudah memberitahu bahwa sarapannya sudah siap, ia pun mau tak mau harus menyelesaikan proses berendamnya. Aylamembasuh setiap anggota tubuhnya perlahan. Ia tidak lupa untuk menggosok giginya dan mencuci muka, lalu membalut tubuh indahnya dengan handuk yang lembut. Aylalangsung menuju walk in closet dan mengambil pakaian formal yang biasa ia pakai untuk kerja. Setelah memakai pakaian formal yang rapi, ia pun merapihkan rambutnya dan merias wajahnya yang eksotis. Perut Aylaberbunyi pertanda minta jatah makanan. Aylalangsung menuruni tangga dengan terburu-buru dan bergegas menuju ruang makan. Ia langsung melahap makanan yang telah disediakan di atas meja makan. Semalam ia tidak menyantap makanan sama sekali, ia hanya meminum rose wine dengan jumlah yang sangat banyak. Setelah menghabiskan makanannya, ia langsung memakai pantofel heel
Selama proses bimbingan, Aylaberusaha untuk fokus supaya bisa langsung memberikan laporan kepada Bu Monika dengan tepat waktu. Namun, berbeda dengan Halbertyang menjadi mahasiswa bimbingannya, ia sangat terlihat tidak seperti biasanya. Ia biasanya terlihat sangat cuek, cool, sibuk sendiri dengan laptopnya. Kini, Halbertsesekali menyindir Ayla, namun Aylatidak memberi tanggapan. “Sepertinya wanita itu bermuka dua,” sindir Halbertsambil melihat ke arah Ayladan tangannya bertopang di dagu. Aylahanya fokus dengan proposal yang Halberttelah selesaikan. Sesekali ia mencatat poin-poin yang akan dijadikan bahan laporan untuk diserahkan kepada Bu Monika. Biasanya, Aylalah yang selalu menatap Halbert. Namun, kini malah sebaliknya. Aylasama sekali tidak berani untuk menatap Halbert. Tanpa Halbertketahui sebenarnya Aylamenyembunyikan salah satu tanggannya yang sedang gemetar. “DIa sangat berbeda seka
Tidak hanya Aylayang selalu memikirkan Halbert. Di saat yang bersamaan, Halbertpun memikirkan Ayla. Dia selalu terbayang akan sosok Ayla. Rasa penasaran menggelayuti pikirannya. Halbertsemakin ingin mengetahui bagaimana kelakuan Ayladi luar sana ketika Aylatidak sedang menjalankan tugasnya sebagai dosen. Halbertmemberanikan diri untuk mencari-cari informasi tentang Aylakepada teman-teman mahasiswanya. Teman-teman yang diminta untuk memberikan informasi tentang Aylapun ada yang malah penasaran sama Halbert. Karena, dia tiba-tiba meminta informasi seorang wanita. Sedangkan selama ini, Halberttidak pernah meminta informasi tentang wanita manapun selain Ayla. Namun, Halbertsama sekali mengabaikan rasa penasaran mereka. Tetapi ada juga yang langsung dengan semangat memberikan informasi tentang Ayla. Kebanyakan dari teman-teman Halbertyang memberikan informasi mengatakan bahwa Aylaadalah seorang wanita y
Warna langit mulai berubah menjadi jingga. Aylasudah selesai mengajar di kampus. Ketika sedang bersiap untuk pulang, terdengar suara notifikasi pesan masuk. Ternyata ia mendapatkan pesan dari salah satu temannya. Pesan tersebut berisi tentang mengingatkan Aylabahwa hari ini akan ada perayaan ulang tahun di pub. Aylapun ingat kalau ia memiliki janji dengan teman-temannya untuk berkumpul di sebuah mall dan berangkat menuju pub bersama-sama. Tanpa Aylasadari, Halbertsedang mengikutinya dari belakang. Aylasebenarnya melihat sebuah mobil yang berada di belakang mobilnya. Namun, Aylatidak tahu kalau itu adalah mobil milik Halbert. Dia sama sekali tidak ambil pusing. Sedangkan Halbertyang berada di dalam mobil pun menerka-nerka tempat yang akan dituju oleh Ayla. Namun, kemanapun Aylapergi, Halbertakan terus mengikutinya. Halbertmasih mengikuti Aylayang sedang berada di mall. Ternyata tujuan Aylait