“Barga! Finally, dua tahun ya klub lo ini, lo traktir gue sampe puas pokoknya!” seru wanita dengan rambut yang sudah tergerai indah itu. Tangannya merangkul tubuh pria yang tegap berbalut jaket denim dan senyumnya terukir indah.
“Ya, gue traktir lo sampe puas. Awas, jangan make out di ruang terbuka!” seru Barga yang sudah memisahkan pelukan mereka.
Ayla tertawa mendengarnya. Dia masih saja menari, membuat tubuh indahnya berguncang perlahan seiring dengan hentakan yang diberikan oleh kakinya itu.
Suara musik berdentam hebat, ditambah dengan pengunjung yang histeris dengan kehadiran DJ terkenal. Mereka ikut menghitung untuk mendengarkan musik yang dimainkan oleh DJ tersebut.
“Wow, siapa dia? Lo enggak kasih tahu gue soal cowok itu!” seru Ayla masih dengan matanya memandangi pria bule yang berdiri di panggung.
“Dia kan guest star yang gue pilih buat merayakan hari jadi aja, lo enggak bisa embat dia!” tegas pria itu sambil menyeret Ayla pergi menuju bar.
Tequila sudah dipesankan oleh Barga sementara Ayla menatap sekelilingnya. Matanya masih awas menatap satu per satu pria yang ada di sana, dia tengah berburu tentu saja. Menyunggingkan senyuman nakal saat ada mata pria mulai menatapnya. Lalu ….
“Ini.” Barga menyodorkan gelas berkaki yang cawannya bak payung terbalik lalu ada potongan limau yang tertancap di pinggirnya.
Warna minumannya indah, biru dan hijau. Sambil menerima tequila itu, Ayla tersenyum dan mengangkat gelasnya lalu meminumnya dalam sekali tenggak.
Asam, manis dan pahit karena beralkohol tentu saja.
“Gue enggak pernah tahu lo bisa pesanin minuman enak ini,” pujinya.
“Buat cewek secantik elo apa sih yang enggak, sayang aja lo enggak mau official sama gue,” balas Barga sambil tertawa.
Ayla menggelengkan kepalanya, “sorry to say. But you are not my type,” bisiknya lantas terkekeh.
Dia pergi begitu saja setelahnya.
Kembali dengan bersemangat Ayla menggoyangkan tubuhnya. Dia tak peduli dengan beberapa pria yang mengerubunginya dan kini tangan mereka kurang ajar membelai bagian tubuhnya itu. Bahkan pria di belakangnya malah menggesekkan tubuhnya.
Ayla yang merasa bahwa pria mata keranjang itu sudah keterlaluan. Dia berbalik, tersenyum nakal dan matanya berkedip menggoda. Dia semakin mendekat pada pria bertubuh gempal itu, lantas semakin mendekat. Masih dengan pinggul yang sengaja dia goyang pun tangannya meraih tengkuk pria itu. Membuat yang disentuh tak bisa tenang dan mulai bergerak bak cacing kepanasan.
Tangan Ayla perlahan turun, segera merayap semakin ke bawah dan tiba pada daerah aset pria itu yang nampaknya menegang sempurna.
Lalu ….
Dug!
“Saya bukan orang yang bisa kamu nikmati tanpa izin!” desisnya.
Pria itu segera menahan rasa sakitnya, merasakan begitu nyeri pada asetnya. Bukannya tegang mungkin sudah membengkak akibat lutut wanita cantik itu membenturnya kencang.
Ayla mengibaskan rambutnya, tersenyum semringah dan segera berlalu meninggalkan pria bermata keranjang yang sedang berusaha untuk tak mengeskpresikan kesakitannya. Dia bahkan terbungkuk-bungkuk. Ayla puas menyaksikannya.
“Cih! Dasar kucing garong!” desisnya kesal sembari menjauh dai dance floor.
Brug!
Tubuhnya tak sengaja membentur dada bidang pria yang ada di depannya. Dia tak bisa melihat dengan baik sampai-sampai menabrak seseorang.
“Maaf,” ucapnya segera berlalu.
Pria yang ditabraknya itu bahkan belum membalas kata-katanya namun dia sudah berlalu begitu saja.
Ayla dengan cepat pun mengabaikannya. Dia memilih mencari di mana Barga berada, setidaknya dia harus menikmati keramaian ini dengan seorang teman, minimalnya.
Halbertadalah seorang mahasiswa yang terbilang pandai, namun ia sering berpindah-pindah universitas. Dikarenakan tempat bertugas ayahnya yang sebagai jenderal tentara selalu berpindah kota. Bagi Halbert, berpindah-pindah universitas itu sudah terbiasa dari dulu. Sosok yang dingin, cuek, tetapi sebenarnya memiliki hati yang baik itulah sifat yang dimiliki oleh Halbert. Kebanyakan orang di luar sana sangat mengenal sifat Halbertyang tidak banyak bicara, mungkin terlihat seperti tidak peduli dengan sesama. Namun, sifat yang ditunjukkan oleh Halbertdi luar sana adalah bukan sifat yang sebenarnya. Mengapa Halbertbisa memiliki sifat yang berbeda? Ya karena seperti itulah yang diajarkan oleh ayahnya. Ayahnya Halbertyang bernama Razendra mendidiknya secara otoriter sejak ia masih kecil. Ayahnya selalu berkata bahwa ia diharuskan untuk bersikap dingin kepada siapapun karena tidak semua orang bisa dipercaya. Sekalipun orang ya
Ayla pulang dari klub dengan rasa pengar dan nyeri di kepalanya. Kebanyakan minum pun akhirnya membuat mabuk juga. Dia berterima kasih dengan taksi yang sudah mau mengantarnya. Bahkan mobilnya pun dia tinggal di klub saja, biar saja Barga yang menjaganya, dia tak peduli. Dengan sempoyongan dia menuju lantai dua, di mana kamar tidurnya berada. Dengan asal-asalan dia melepaskan dress miliknya dan menyisakan dalaman saja baginya. Dia segera menjatuhkan tubuhnya di atas pembaringan yang empuk dan nyaman itu. Matanya segera terpejam saat merasakan tubuhnya sudah mendarat di atas kasur dengan mulusnya. Berada di alam mimpi usai mengeluarkan banyak energi tentu saja membuatnya menjadi begitu nyaman. Tubuhnya yang letih semakin membuatnya cepat jatuh tidur pulas. Dia benar-benar kehilangan energi dan akal warasnya karena mabuk. Bahkan ART yang membukakan pintu untuknya memandangnya miris, jelas aja. Dia tahu kalau Nonanya itu terkadang memiliki
Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun tidak membuat para pengunjung berhenti melakukan kegiatan malam di diskotik. Bahkan musik yang dimainkan oleh dj semakin mengguncang para pengunjung untuk lebih mengekspresikan melalui gerakan tubuh. Terdapat berbagai macam wanita dan pria yang ada di dance floor, maka mereka menari dengan cara yang berbeda. Namun, diantara mereka tidak hanya para jomblowan dan jomblowati yang sedang mencari hiburan. Karena, ada beberapa pasangan yang memilih diskotik untuk menjadi tempat kegiatan malam mereka. Biasanya ketika sudah larut malam, stripper pole dance menunjukkan tarian yang dapat mengundang hasrat para lelaki. Tak sedikit pria hidung belang langsung mengerumuni para stripper pole dance yang sedang beraksi dengan tubuh seksinya. Namun, ada juga yang tidak tertarik dengan pertunjukkan stripper pole dance. Lebih memilih untuk menikmati berbagai macam minuman beralkohol dan memadu
Halbertmenilai sosok Aylasemakin seksi ketika sedang dalam kondisi yang mabuk seperti ini. Dan di sisi lain, ia sangat penasaran apa yang membuat Aylasampai mabuk berat seperti ini. Padahal Aylameminum Rosé Wine berkali-kali hingga mabuk untuk melupakan sosok Halbert. Namun, usaha yang dilakukan oleh Aylasama sekali tidak dapat menghilangkan bayangan akan Halbertdalam pikirannya. Aylatidak hanya menggerakkan tubuhnya sesekali, namun ia juga meracau terus-menerus. Hal tersebut membuat Halbertsemakin tertarik terhadap Ayla. Terutama ketika Aylameracau tentang Halbert. Sebenarnya Halbertjuga dalam kondisi mabuk berat, tetapi ia sangat pandai untuk mengontrol dirinya sendiri. Jadi, ketika dalam kondisi mabuk berat ia masih terlihat seperti orang normal pada umumnya. Halberttidak pernah mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Ayla. Ia sungguh terlihat berbeda k
Waktu terus berputar seiring para dj telah melakukan pergantian shift untuk menemani kegiatan malam di diskotik. Waktu yang telah terlalu larut tidak menghentikan kegiatan para insan yang sedang menikmati suasana diskotik. Seperti yang dirasakan oleh Ayladan Halbert. Mereka sama sekali tidak peduli dengan waktu, yang terpenting adalah mereka sama-sama merasakan kebahagiaan satu sama lain. Meskipun pada awalnya tujuan mereka berada di diskotik berbeda. Aylasedang meliukkan tubuh indahnya di atas panggung mengikuti irama musik DJ. Entah mengapa Aylamenjadi sosok yang terlihat nakal. Aylabenar-benar tidak seperti biasanya. Halbertmemanfaatkan kesempatan tersebut untuk merekam tingkah laku dosennya di atas panggung secara eksklusif. Dosen yang dijuluki sebagai dosen aneh oleh Halbert, sama sekali tidak mengetahui kelakuan mahasiswanya yang diam-diam merekam dirinya yang sedang menari di atas panggung.
Ayladan Elang menjalin hubungan sekitar 8 bulan. Delapan bulan bisa dibilang waktu yang tidak sebentar. Karena, mereka bisa bertahan selama itu dan menjalani hubungan hanya sebatas cinta bertepuk sebelah tangan. Elang adalah seorang pria yang baik namun, ia tidak termasuk ke dalam kategori pria idaman menurut Ayla. Padahal banyak sekali wanita yang ingin berada di posisi Ayla. Terutama ketika mereka melihat Ayladan Elang menghabiskan waktu di ruang publik, beberapa wanita merasa iri terhadap Ayla. Namun, Aylaterlihat biasa saja dan tidak memedulikan mereka. Siapa yang tidak memungkiri bahwa Elang juga sebenarnya sosok yang sempurna? Ya.. Mungkin hanya Aylaseorang. Bagi Ayla, Elang adalah satu-satunya pria yang sangat over protective kepadanya. Hanya ada dua alasan mengapa Elang bersikap seperti itu. Yang pertama adalah karena ia sangat mencintai Ayladan terakhir adalah selalu menginginkan Aylad
Elang mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sehingga Elang hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk sampai ke tempat diskotik dimana Aylaberada. Setelah Elang memarkirkan mobilnya, ia segera berjalan menuju ke lobi diskotik sambil menanyakan keadaan Ayladi telepon yang masih tersambung. “An masih di lobi kan?” tanya Elang. “Iya Lang,” jawab Ayladengan suara yang semakin mendayu. Elang langsung mematikan panggilannya ketika sudah melihat keberadaan Ayla. Dari kejauhan Elang melihat Aylayang sedang tersandar di pojok lobi. Dan terdapat beberapa pria hidung belang yang sedang merayu Ayla. Hal tersebut membuat Elang berlari cepat untuk segera sampai di sana. Elang yang terlihat sangat kesal dengan mereka, langsung menghajar mereka dengan membabi buta. Namun, security yang melihat kejadian tersebut pun langsung melerainya. Dan para pria hidung belang pergi m
Elang merasa sangat kesal dan sekaligus marah terhadap Ayla. Dia memang tidak bisa melupakkan Ayla, namun ia harus menerima kenyataan bahwa Aylamencintai orang lain. Sebenarnya Elang masih menginginkan kegiatan panas mereka, namun keinginannya tersebut tertunda. “Halbert… Halbert….,” panggil Ayla. Di saat itu pula Elang tersenyum kecut dan benar-benar pergi meninggalkan Aylayang masih telanjang bulat. Aylayang masih dalam keadaan mabuk pun tertidur kembali. Dia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Entah ia akan menyesal ketika terbangun, atau tidak menyesal sama sekali. Elang pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan badannya yang sangat lengket. Dia sangat menikmati tetesan-tetesan air shower yang mengguyur tubuh atletisnya. Dan Elang menikmati sensasi air hangat yang terpancur dari shower untuk merileksasikan pikiran. Namun, bayangan Aylaselalu muncul dalam pikirannya. Kedua tangan