Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun tidak membuat para pengunjung berhenti melakukan kegiatan malam di diskotik. Bahkan musik yang dimainkan oleh dj semakin mengguncang para pengunjung untuk lebih mengekspresikan melalui gerakan tubuh.
Terdapat berbagai macam wanita dan pria yang ada di dance floor, maka mereka menari dengan cara yang berbeda. Namun, diantara mereka tidak hanya para jomblowan dan jomblowati yang sedang mencari hiburan. Karena, ada beberapa pasangan yang memilih diskotik untuk menjadi tempat kegiatan malam mereka.
Biasanya ketika sudah larut malam, stripper pole dance menunjukkan tarian yang dapat mengundang hasrat para lelaki. Tak sedikit pria hidung belang langsung mengerumuni para stripper pole dance yang sedang beraksi dengan tubuh seksinya. Namun, ada juga yang tidak tertarik dengan pertunjukkan stripper pole dance. Lebih memilih untuk menikmati berbagai macam minuman beralkohol dan memadu kasih dengan para wanita malam yang telah disediakan oleh pengelola diskotik.
Di ruang VIP setiap anggota komplotan Halbert sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tepatnya kegiatan panas antara mereka dengan para wanita. Halbert meminta izin untuk keluar dari ruangan terlebih dahulu kepada Gilberth yang jaraknya tidak jauh dengannya.
“Bro,” panggil Halbert kepada Gilberth.
Kemudian, ia hanya menolehkan kepalanya ke arah pintu seraya menunjukkan kepada Gilberth bahwa ia akan keluar dahulu.
Gilberth hanya menoleh ke arah Halbert dan mengangguk, kemudian melanjutkan aksi panasnya kembali.
Halbert sama sekali tidak terganggu dengan kegiatan panas yang dilakukan oleh anggota komplotannya.
Ketika Halbert keluar dari ruangan VIP, banyak sekali wanita-wanita yang mendekatinya. Bahkan ada yang menggandeng tangannya di lengan kanan dan kiri. Namun, Halbert menyingkirkan wanita-wanita penggoda tersebut dengan cepat. Dan berlalu menuju meja bartender. Sedangkan para wanita penggoda tersebut mendengus dan merasa kesal atas perlakuan Halbert terhadap mereka.
Para bartender terlihat sangat sibuk dikarenakan banyak sekali pengunjung yang sedang memesan. Namun, hal tersebut tidak menyulitkan seorang Halbert untuk memesan minuman kepada bartender. Bartender yang melihat sosok Halbert pun langsung melayaninya terlebih dahulu dibandingkan pengunjung yang lain.
“Whisky!” pinta Halbert dengan singkat.
“Okay, sir!” ucap bartender.
Bartender langsung menyiapkan minuman khusus yang dipesan oleh Halbert dengan lihai dan cepat. Ketika Halbert sedang menunggu bartender menyiapkan pesanannya, ia melihat seseorang yang ia kenal sedang berada di sebelahnya.
Seseorang yang berada di sebelahnya adalah seseorang yang selalu disebut oleh Halbert sebagai dosen yang aneh. Ia bernama Ayla. Ayla sedang menikmati segelas Rosé Wine hingga tidak menyadari sosok yang ia sedang pikirkan ada di sebelahnya.
Halbert melihat ke arah Ayla sambil menunjukkan smirk nya.
‘Dosen yang aneh ini boleh juga,’ batin Halbert.
Halbert terus menatap Ayla dari atas sampai bawah. Namun, kegiatan Halbert terhenti sebentar ketika bartender mengintrupsinya dengan memberikan minuman pesanannya.
Kemudian, Halbert melanjutkan untuk menatap Ayla yang sedang dalam pengaruh mabuk. Ia pun sesekali meneguk segelas Whisky yang berada di tangannya.
Halbert memang terkenal akan sifatnya yang dingin terhadap siapapun, terutama terhadap seorang wanita. Tidak ada satupun yang dapat membuat Halbert tertarik. Bahkan para wanita penggoda yang notabennya selalu membuat para pria dari kalangan manapun dapat terjerat oleh permainan panas mereka.
Namun, hal tersebut tidak berlaku dengan Halbert. Ia lebih memilih untuk menikmati hidupnya dalam kesendirian tanpa adanya seorang wanita. Walaupun hidupnya terasa sangat membosankan.
Tetapi, ada kemungkinan bahwa pilihan Halbert tersebut hanya berlaku pada saat sebelum bertemu seseorang yang tiba-tiba membuat Halbert tertarik. Seseorang tersebut persis ada di sebelahnya yang sedang mabuk dalam kesendirian.
Kata ‘tertarik’ dalam pikiran Halbert bukan dalam artian menyukai seseorang tersebut. Namun, tertarik yang dimaksud oleh Halbert adalah karena dia menemukan Ayla di diskotik bersamanya dan membuat dirinya menemukan sebuah jackpot yang besar di malam ini. Sehingga Halbert menginginkan seseorang tersebut untuk menjadi mainannya.
Sedangkan Ayla yang sedang diperhatikan oleh Halbert masih tenggelam dalam kesendiriannya.
Ayla sama sekali tidak menyadari keberadaan Halbert hingga saat ini. Tak terasa Ayla sudah menghabiskan Rosé Wine dengan jumlah yang banyak. Karena biasanya seseorang hanya menikmati Rosé Wine hanya dalam jumlah yang sedikit.
Ayla sedang dalam pengaruh mabuk berat. Seharusnya Halbert menghentikannya. Namun, ia memilih untuk membiarkan Ayla mabuk berat.
Sebenarnya bartender pun sudah memperingati Ayla untuk berhenti, namun karena Ayla sudah dalam pengaruh mabuk berat maka, ia sama sekali tidak menggubris peringatan bartender tersebut.
Halbert sedang menyusun strategi untuk mempermainkan Ayla. Malam ini menjadi saksi bahwa secara tidak langsung Ayla dapat melunakkan hati Halbert.
Jika ada anggota komplotan Halbert yang melihat apa yang sedang dilakukan oleh ketua mereka, mereka pasti akan terheran-heran.
Halbert melihat keadaan sekitar untuk mencari seseorang yang bernama Dean. Setelah Halbert menolong Ayla ketika diganggu oleh para pria hidung belang, dosennya tersebut berada di pelukan Dean.
Namun, kini Ayla masih berada di bar sendirian tanpa Dean. Halbert mengira bahwa Dean akan membawa Ayla pulang, namun ternyata tidak sama sekali. Setelah sekian lama menatap Ayla, Halbert baru menyadari hal tersebut. Mungkin, karena Halbert pun dalam pengaruh mabuk. Jadi, ia sama sekali tidak dapat fokus atas apa yang telah terjadi.
‘I think it’s my lucky for this night,’ batin Halbert sambil menunjukkan smirk ke arah Ayla.
Halbert dengan memberanikan diri menyampirkan beberapa helai yang menutupi wajah Ayla ke telinga.
Perlakuan Halbert masih belum membuat Ayla tersadar. Ayla semakin tenggelam dalam bawah alam sadarnya mengenai sosok Halbert.
Suara musik yang berdentum keras membuat Ayla semakin terpacu untuk menegak Rosé Wine terus menerus.
Hal yang sama dilakukan oleh Halbert yaitu menegak Whisky terus menerus. Namun, tidak mengalihkan pandangannya dari Ayla.
Di dalam pikiran Ayla hanya terbayang sosok Halbert dengan mata coklatnya yang indah, serta postur tubuh Halbert yang sempurna.
Sesekali Ayla tersenyum ketika sosok Halbert memenuhi pikirannya.
Halbert yang melihat Ayla tersenyum pun menggelengkan kepalanya. Walaupun Halbert sedang dalam pengaruh mabuk juga, namun ia memiliki ide untuk membisikkan Ayla dengan kata-kata yang menggoda.
Halbert sangat yakin bahwa Ayla dapat mendengar perkataannya dengan saksama.
Jarak antara Halbert dan Ayla semakin mendekat disaat Halbert memulai aksinya.
“Kamu terlihat sangat cantik malam ini,” bisik Halbert di telinga Ayla dengan suara yang serak-serak basah.
Kata ‘cantik’ yang diucapkan oleh Halbert membuat otak Ayla langsung memberikan tanggapan dengan cepat. Sehingga pipi Ayla tiba-tiba merah merona dengan sendirinya.
Halbert mengetahui bahwa itu terjadi karena dirinya dan membuatnya semakin tertarik untuk terus menggodanya.
“Walaupun kamu dalam pengaruh mabuk berat, aku tahu kamu mengenal siapa pemilik suara yang seksi ini,” goda Halbert dengan suara yang dibuat sangat sensual.
Padahal sebenarnya Halbert sudah tidak tahan untuk tertawa terbahak-bahak. Namun, dirinya berhasil untuk menahan dan hanya tertawa kecil.
“Sungguh mainan yang sangat menarik,” ucap Halbert sambil meminum Whisky kembali.
Ayla meminum Rosé Wine sambil tersenyum bahagia.
“Kok aku seperti mendengar suara seseorang yang sangat aku kenal?” racau Ayla.
Halbert yang mendengar racauan Ayla pun langsung menanggapinya dengan cepat.
“It’s really impossible if you don’t know who I am, right?” tanya Halbert sambil terkekeh.
Namun, Ayla kembali terdiam dan menatap ke arah para bartender dengan tatapan yang sangat sayu.
“One more, please!” pinta Ayla kepada bartender.
Entah sudah berapa kali Ayla mengucapkan kata tersebut kepada bartender.
Halbertmenilai sosok Aylasemakin seksi ketika sedang dalam kondisi yang mabuk seperti ini. Dan di sisi lain, ia sangat penasaran apa yang membuat Aylasampai mabuk berat seperti ini. Padahal Aylameminum Rosé Wine berkali-kali hingga mabuk untuk melupakan sosok Halbert. Namun, usaha yang dilakukan oleh Aylasama sekali tidak dapat menghilangkan bayangan akan Halbertdalam pikirannya. Aylatidak hanya menggerakkan tubuhnya sesekali, namun ia juga meracau terus-menerus. Hal tersebut membuat Halbertsemakin tertarik terhadap Ayla. Terutama ketika Aylameracau tentang Halbert. Sebenarnya Halbertjuga dalam kondisi mabuk berat, tetapi ia sangat pandai untuk mengontrol dirinya sendiri. Jadi, ketika dalam kondisi mabuk berat ia masih terlihat seperti orang normal pada umumnya. Halberttidak pernah mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Ayla. Ia sungguh terlihat berbeda k
Waktu terus berputar seiring para dj telah melakukan pergantian shift untuk menemani kegiatan malam di diskotik. Waktu yang telah terlalu larut tidak menghentikan kegiatan para insan yang sedang menikmati suasana diskotik. Seperti yang dirasakan oleh Ayladan Halbert. Mereka sama sekali tidak peduli dengan waktu, yang terpenting adalah mereka sama-sama merasakan kebahagiaan satu sama lain. Meskipun pada awalnya tujuan mereka berada di diskotik berbeda. Aylasedang meliukkan tubuh indahnya di atas panggung mengikuti irama musik DJ. Entah mengapa Aylamenjadi sosok yang terlihat nakal. Aylabenar-benar tidak seperti biasanya. Halbertmemanfaatkan kesempatan tersebut untuk merekam tingkah laku dosennya di atas panggung secara eksklusif. Dosen yang dijuluki sebagai dosen aneh oleh Halbert, sama sekali tidak mengetahui kelakuan mahasiswanya yang diam-diam merekam dirinya yang sedang menari di atas panggung.
Ayladan Elang menjalin hubungan sekitar 8 bulan. Delapan bulan bisa dibilang waktu yang tidak sebentar. Karena, mereka bisa bertahan selama itu dan menjalani hubungan hanya sebatas cinta bertepuk sebelah tangan. Elang adalah seorang pria yang baik namun, ia tidak termasuk ke dalam kategori pria idaman menurut Ayla. Padahal banyak sekali wanita yang ingin berada di posisi Ayla. Terutama ketika mereka melihat Ayladan Elang menghabiskan waktu di ruang publik, beberapa wanita merasa iri terhadap Ayla. Namun, Aylaterlihat biasa saja dan tidak memedulikan mereka. Siapa yang tidak memungkiri bahwa Elang juga sebenarnya sosok yang sempurna? Ya.. Mungkin hanya Aylaseorang. Bagi Ayla, Elang adalah satu-satunya pria yang sangat over protective kepadanya. Hanya ada dua alasan mengapa Elang bersikap seperti itu. Yang pertama adalah karena ia sangat mencintai Ayladan terakhir adalah selalu menginginkan Aylad
Elang mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sehingga Elang hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk sampai ke tempat diskotik dimana Aylaberada. Setelah Elang memarkirkan mobilnya, ia segera berjalan menuju ke lobi diskotik sambil menanyakan keadaan Ayladi telepon yang masih tersambung. “An masih di lobi kan?” tanya Elang. “Iya Lang,” jawab Ayladengan suara yang semakin mendayu. Elang langsung mematikan panggilannya ketika sudah melihat keberadaan Ayla. Dari kejauhan Elang melihat Aylayang sedang tersandar di pojok lobi. Dan terdapat beberapa pria hidung belang yang sedang merayu Ayla. Hal tersebut membuat Elang berlari cepat untuk segera sampai di sana. Elang yang terlihat sangat kesal dengan mereka, langsung menghajar mereka dengan membabi buta. Namun, security yang melihat kejadian tersebut pun langsung melerainya. Dan para pria hidung belang pergi m
Elang merasa sangat kesal dan sekaligus marah terhadap Ayla. Dia memang tidak bisa melupakkan Ayla, namun ia harus menerima kenyataan bahwa Aylamencintai orang lain. Sebenarnya Elang masih menginginkan kegiatan panas mereka, namun keinginannya tersebut tertunda. “Halbert… Halbert….,” panggil Ayla. Di saat itu pula Elang tersenyum kecut dan benar-benar pergi meninggalkan Aylayang masih telanjang bulat. Aylayang masih dalam keadaan mabuk pun tertidur kembali. Dia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Entah ia akan menyesal ketika terbangun, atau tidak menyesal sama sekali. Elang pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan badannya yang sangat lengket. Dia sangat menikmati tetesan-tetesan air shower yang mengguyur tubuh atletisnya. Dan Elang menikmati sensasi air hangat yang terpancur dari shower untuk merileksasikan pikiran. Namun, bayangan Aylaselalu muncul dalam pikirannya. Kedua tangan
Setiap pagi ART yang disewa oleh Elang datang ke apartementnya. Ia ditugaskan untuk membangunkan Aylayang masih tertidur. Tujuan Elang menugaskan ART untuk membangunkan Aylaadalah supaya wanita itu cepat pergi dari apartementnya. Karena, Elang akan pulang jika wanita itu tidak ada di apartementnya. Terdengar seseorang yang sedang membuka tirai jendela. Aylamengerjapkan kedua matanya ketika ada cahaya yang membuatnya merasa silau. Namun, ia membalikkan tubuhnya dan tertidur kembali. “Non, bangun non,” ucap seorang ART yang berada di kamar Elang. Seorang ART tersebut membangunkan Aylatanpa melihat ke arah Ayla. Ia membangunkannya sambil membuk tirai jendela. Karena, ia merasa bahwa tidak sopan melihat seorang wanita yang sedang telanjang bulat. Ya… walaupun sesama perempuan. Kemudian ia pun pergi keluar dari kamar Elang. Aylamengerang saat kepalanya merasa pening efek pengar karena mabuk berat. Aylabingung saat diriny
Aylamasih ingin menikmati waktu berendamnya di dalam bathtube lebih lama lagi, namun karena Bi Tijah sudah memberitahu bahwa sarapannya sudah siap, ia pun mau tak mau harus menyelesaikan proses berendamnya. Aylamembasuh setiap anggota tubuhnya perlahan. Ia tidak lupa untuk menggosok giginya dan mencuci muka, lalu membalut tubuh indahnya dengan handuk yang lembut. Aylalangsung menuju walk in closet dan mengambil pakaian formal yang biasa ia pakai untuk kerja. Setelah memakai pakaian formal yang rapi, ia pun merapihkan rambutnya dan merias wajahnya yang eksotis. Perut Aylaberbunyi pertanda minta jatah makanan. Aylalangsung menuruni tangga dengan terburu-buru dan bergegas menuju ruang makan. Ia langsung melahap makanan yang telah disediakan di atas meja makan. Semalam ia tidak menyantap makanan sama sekali, ia hanya meminum rose wine dengan jumlah yang sangat banyak. Setelah menghabiskan makanannya, ia langsung memakai pantofel heel
Selama proses bimbingan, Aylaberusaha untuk fokus supaya bisa langsung memberikan laporan kepada Bu Monika dengan tepat waktu. Namun, berbeda dengan Halbertyang menjadi mahasiswa bimbingannya, ia sangat terlihat tidak seperti biasanya. Ia biasanya terlihat sangat cuek, cool, sibuk sendiri dengan laptopnya. Kini, Halbertsesekali menyindir Ayla, namun Aylatidak memberi tanggapan. “Sepertinya wanita itu bermuka dua,” sindir Halbertsambil melihat ke arah Ayladan tangannya bertopang di dagu. Aylahanya fokus dengan proposal yang Halberttelah selesaikan. Sesekali ia mencatat poin-poin yang akan dijadikan bahan laporan untuk diserahkan kepada Bu Monika. Biasanya, Aylalah yang selalu menatap Halbert. Namun, kini malah sebaliknya. Aylasama sekali tidak berani untuk menatap Halbert. Tanpa Halbertketahui sebenarnya Aylamenyembunyikan salah satu tanggannya yang sedang gemetar. “DIa sangat berbeda seka