Home / Romansa / Broken Flower / 61. Arrogance of the moon

Share

61. Arrogance of the moon

Author: Ikabelatrix
last update Last Updated: 2024-06-16 08:06:54
Keheningan malam di mansion megah itu menjadi semakin menegang. Grassiela berdiri kaku di koridor panjang yang remang-remang. Mata birunya yang besar kini membara penuh amarah bercampur dengan cemburu.

Sementara Sofia, gadis malang itu, mengenakan gaun tidur tipis yang tidak dapat menyembunyikan bekas kekerasan di tubuh rentannya. Matanya yang sewarna dengan mata milik Grassiela, penuh dengan air mata, menggambarkan ketakutan yang mendalam.

"Seekor anjing bahkan tahu jalan untuk pergi dari tempat dimana dia di disakiti," desis Grassiela, suaranya bergetar menahan amarah.

Sofia tersentak, tubuhnya gemetar hebat. Dia tidak berani menatap Grassiela, pandangannya tertunduk ke lantai marmer yang dingin. "Maafkan saya, Nyonya... saya tidak punya pilihan," suaranya hampir tak terdengar di tengah keheningan malam.

"Tidak punya pilihan? Kau berani mengatakan itu padaku? Di rumah ini?" Kemarahan yang membakar di dalam diri Grassiela bercampur dengan sakit yang mendalam. Dia merasa dikhianat
Ikabelatrix

Privyet.. Maaf, kelamaan gak kembali ke Moscow.. Terima kasih karena masih setia bersama Grassiela.. 💕

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Broken Flower   62. Determination or obsession

    Malam itu, kastil Cestershire dipenuhi oleh cahaya lampu kristal dan suara musik klasik yang mengalun lembut. Pesta besar digelar, merayakan sesuatu yang tak lagi diingat Grassiela, mungkin sekadar pertemuan keluarga atau ulang tahun pernikahan neneknya meski sang kakek telah lama wafat. Tamu-tamu berdatangan dengan pakaian terbaik mereka, tertawa dan bercakap-cakap di antara kilauan gelas-gelas kristal yang beradu. Namun, di tengah keramaian itu, Grassiela merasa sendirian. Dia berdiri di sudut ruangan, memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Setiap orang tampak tenggelam dalam obrolan dan tawa, seolah keberadaannya tidak berarti. Tidak ada satu pun yang menghampirinya, tidak ada yang menanyakan kabarnya. Dia hanya menjadi bayangan di tengah gemerlap pesta yang meriah. Di salah satu sisi hall, terlihat keluarganya yang ramai menggunjing. David, sepupunya yang kontroversial, datang ke kastil ini dengan wanita simpanannya. Keberanian David untuk membawa wanita itu ke pesta keluarg

    Last Updated : 2024-06-21
  • Broken Flower   63. Problem begins

    Ketika sinar matahari pagi menembus masuk lewat jendela-jendela kaca, Grassiela berada di ruang perpustakaan yang telah dia ubah menjadi ruangan pribadinya. Dinding-dindingnya dilapisi wallpaper berwarna krem dengan motif bunga yang halus, dipadukan dengan perabotan kayu jati yang dipoles mengilap. Meja kerja besar di sudut ruangan dihiasi dengan lampu baca antik dan setumpuk buku-buku berkulit tebal. Di sisi lain, sebuah sofa mewah berwarna merah tua dengan bantal-bantal lembut menambah kenyamanan, siap menyambut tamu-tamu yang datang. Jendela besar yang menghadap ke taman belakang memberikan pencahayaan alami yang luas, menambah kehangatan ruangan. Wanita muda itu berdiri di tengah ruangan, menghirup dalam-dalam aroma wangi mawar dari diffuser di atas meja kecil. Senyuman tipis terbentuk di wajahnya yang cantik. Grassiela memutuskan untuk menikmati ketenangan sejenak. Namun, ketukan keras di pintu mengganggu pikirannya. Sebelum ia sempat mempersilakan masuk, pintu sudah terbuka den

    Last Updated : 2024-06-28
  • Broken Flower   64. Hold me tight

    Malam itu, mansion berdiri megah namun suram di bawah sinar rembulan yang pucat. Angin malam yang dingin menyusup melalui celah-celah jendela, membawa serta aroma bunga mawar yang layu. Pepohonan di sekitar mansion bergoyang lembut, menciptakan bayangan-bayangan misterius di halaman. Kolam renang mansion terletak di bagian belakang rumah, tersembunyi di balik dinding-dinding tinggi yang tertutup dan tanaman merambat. Air kolam yang tenang memantulkan cahaya bulan lewat jendela-jendela besar yang berwarna warni, memberikan kilauan magis. Lampu-lampu kecil di sekitar kolam memberikan penerangan redup, menciptakan suasana tenang namun penuh misteri. Di tepi kolam, bangku-bangku kayu dan kursi santai berjejer bersama tanaman hias yang tertata rapi. Namun, dalam cahaya redup malam, semuanya tampak seperti siluet gelap yang mengintai. Di tengah ketenangan itu, suara gemericik air terdengar samar. Grassiela, dengan gaun tidur sutranya yang berwarna putih, duduk di tepi dengan sebagian kaki

    Last Updated : 2024-07-16
  • Broken Flower   65. Your plan, not mine

    Orang-orang mengatakan, bahwa cara terbaik untuk mengatasi ketakutan adalah dengan menghadapinya. Grassiela mungkin harus mencoba melakukannya. Dia tidak punya pilihan. Semua perasaan kompleks yang nyaris membuatnya frustasi, seolah tak berujung. Ketakutan, kecemasan dan perasaan terperangkap membuatnya tertekan. "Aku menginginkanmu seutuhnya." Grassiela menatap bayangan dirinya yang kuyup di depan cermin. Berkali-kali ia bertanya pada diri sendiri. "Apa yang James inginkan darinya?" Grassiela tak menemukan jawaban. Dan hanya ada rasa ngeri yang menghantui. Marah, frustasi, semua itu tak berarti. Kita semua tahu bahwa dia tidak mendapatkan dukungan dari siapapun. Grassiela harus menahan semua beban perasaan itu sendirian. Dan sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya menjadi bukti pengikat yang tak akan pernah bisa lepas. Namun, jika Grassiela merasa menjadi korban atas pernikahan sepihak ini, mengapa kita tidak berpikir untuk membalikkan fakta? Wanita muda itu membasuh wajah

    Last Updated : 2024-07-19
  • Broken Flower   66. Challenge at night

    Malam itu, ruangan tampak suram. Hanya diterangi lampu gantung bergaya antik yang memancarkan cahaya keemasan, menciptakan bayangan samar di dinding. Aroma asap cerutu bercampur dengan harum whiskey yang baru saja dituang. James duduk di kursi besar di ujung meja, tatapannya tajam menembus gelas kaca di tangannya. Paolo berdiri di dekat jendela, memandang ke luar seolah mencari jawaban di antara bintang-bintang yang tersembunyi di balik awan gelap. Ketegangan memenuhi ruangan seperti udara yang berat. James memecah keheningan. "Aku sudah cukup sabar. Borsellino pikir dia bisa bermain-main dan pergi begitu saja." Paolo menoleh, senyum miring terbentuk di wajah tampannya yang khas Italia. "Kau akan memberi dia pelajaran?" James mengangguk, meletakkan gelasnya dengan suara beradu yang menggema. "Ya, tapi aku butuh pendapatmu. Bagaimanapun, dia adalah saudaramu. Dan aku menghargai itu." Paolo tertawa kecil, dan juga getir. "Saudara? Borsellino tidak pernah menganggapku sebagai saudara

    Last Updated : 2024-07-28
  • Broken Flower   67. Deep feelings

    Malam itu, angin berhembus lembut, membawa suara ombak yang memecah di kejauhan. Di dalam kamar yang diterangi cahaya bulan samar, ketegangan terasa nyata. James mengunci pergerakan Grassiela dengan tatapannya yang dominan. Di wajahnya terlukis keteguhan dan kemarahan yang tertahan. Sementara Grassiela membalas tatapan tajam itu, menolak untuk menunjukkan rasa takut meski hatinya berdebar dengan keras. Di antara mereka, cemburu menguap seperti uap yang mengisi ruangan, menyelubungi setiap sudut dengan ketidakpastian. "Aku bukanlah orang yang akan tunduk padamu." Kata-kata Grassiela adalah perlawanan kecil di tengah lautan emosi yang meluap-luap, sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa dirinya tak semudah itu untuk ditaklukkan. "Kau pikir bisa lolos begitu saja setelah menamparku?" Sorot mata James tak mengisyaratkan ampun. Grassiela menahan napasnya, berusaha menenangkan diri dari ketakutan yang perlahan merayap. Lalu James melanjutkan kalimatnya, "Kau telah membuatku gila, Grassi

    Last Updated : 2024-08-04
  • Broken Flower   68. Grassiela mission

    Pagi itu, sinar matahari lembut menyusup di antara dedaunan hijau, menciptakan bayangan yang menari-nari di atas meja bulat tempat Grassiela duduk. Di hadapannya, piring-piring kecil berisi beragam makanan khas Italia tersaji menggugah selera, aroma kopi espresso yang kuat menguar di udara. Namun, meski sarapan begitu melimpah, Grassiela menikmati semua hidangan tersebut sendirian, mengabaikan orang-orang yang tampak sibuk di sekitarnya. Dia melirik sekilas ke arah James, suaminya, yang tampak serius berbincang dengan Paolo di kejauhan. Suara mereka terdengar rendah dan terputus-putus, membahas sesuatu yang tak ingin Grassiela ketahui. Pandangannya kemudian beralih ke arah Alexsei dan Fausto yang dikelilingi belasan anggota mereka, kepala-kepala tertunduk saling berbisik, jelas merencanakan sebuah strategi yang berbahaya. Grassiela tahu, mereka pasti sedang menyiapkan serangan atau semacamnya. Namun, kini dia tidak lagi peduli. Setelah kejadian semalam, dia merasa posisinya di antara

    Last Updated : 2024-08-14
  • Broken Flower   69. Night shadows

    Kelab malam elit itu berkilauan dengan gemerlap lampu dan musik yang menggelegar. Para tamu yang berkelas, berpakaian mewah dan anggun, menikmati malam mereka tanpa tahu apa yang akan segera terjadi. Di tengah keramaian, sebuah kelompok yang tak dikenal bergerak dengan tenang. Mereka mengenakan pakaian hitam yang mencolok, mata mereka tajam, mengawasi setiap sudut ruangan. Di depan kelompok itu, seorang pria bertubuh besar dan berwajah keras memimpin. Alexsei, pria Rusia dengan sorot mata tajam, mengisyaratkan kepada anak buahnya untuk bersiap. Dengan satu anggukan kepalanya, semuanya bergerak serentak. “Sekarang!” perintah Alexsei dengan suara dingin. Tanpa ragu, mereka mengeluarkan senjata dan menembakkannya ke plafon. Suara tembakan bergema di seluruh ruangan, mengalahkan dentuman musik yang sedang bermain. Plafon yang dihiasi lampu-lampu kristal hancur berantakan, menyebabkan pecahan kaca berjatuhan seperti hujan tajam. Seketika, suasana berubah menjadi kekacauan total. Orang-or

    Last Updated : 2024-08-21

Latest chapter

  • Broken Flower   88. Real diamonds and fake sayings

    Kabut tipis masih menyelimuti taman luas di belakang mansion. Matahari pagi mulai mengintip di antara pepohonan, memberikan kehangatan samar yang terasa ironis di tengah suasana mencekam. Di tengah taman, tiga pria berlutut di atas tanah lembap. Wajah mereka pucat, napas tersengal, dan tangan gemetar. Di atas kepala mereka masing-masing bertengger sebuah apel merah yang tampak kontras dengan ekspresi ketakutan di wajah mereka. James berdiri beberapa meter jauhnya, memegang senapan laras panjang dengan sikap santai namun mematikan. Matanya tajam, penuh konsentrasi, sementara senyum tipis menghiasi wajahnya. Di sampingnya, Alexsei, Benicio, dan Fausto duduk di kursi taman sambil menyeruput kopi dan menikmati croissant, seolah tontonan pagi itu adalah hiburan biasa. “Siapa yang mau taruhan? Apakah aku bisa mengenai apel itu atau tidak?” tanya James dengan nada bercanda.Fausto tertawa kecil. “Aku bertaruh kau bahkan tidak akan meleset satu kali pun

  • Broken Flower   87. Confession

    Apakah sebuah pernikahan yang didasari oleh kepentingan akan berjalan sebagaimana hubungan pernikahan pada umumnya? Apakah cinta akan tumbuh di antara dua insan dengan ikatan semacam ini?Mungkin ya, mungkin juga tidak. Grassiela tidak bisa memastikannya. Helena dan Alfonso, kedua orangtuanya juga menjalani pernikahan tanpa cinta. Entah perjanjian macam apa yang mendasari perjodohan itu, namun pada akhirnya pernikahan mereka tetap berjalan sampai puluhan tahun hingga menghadirkan seorang anak yang tumbuh tanpa cinta. Ya, begitulah kira-kira. Dan Grassiela akan memastikan bahwa pernikahannya tidak akan sama seperti pernikahan kedua orangtuanya.Ketika sampai di depan pintu kamar James, dia berhenti sejenak. Memandang gagang pintu itu, seolah menimbang-nimbang keputusannya. Lalu akhirnya dia memutuskan membuka pintu dan melangkah masuk. Kamar itu gelap, hanya diterangi sedikit cahaya dari lampu taman yang menyusup melalui tirai. Udara di dal

  • Broken Flower   86. Burning rose

    Dua minggu yang lalu. Keramaian pesta malam itu terasa megah namun penuh dengan ketegangan bagi Grassiela dan James. Musik klasik mengalun lembut, gelas-gelas anggur beradu dalam percakapan santai para tamu. Grassiela, dalam balutan gaun hitam elegan yang mencerminkan keanggunannya, menyusup tanpa menarik perhatian, mengiringi Valentina keluar dari ruang utama. Dia menyentuh lengan Valentina dengan lembut, menenangkan wanita itu dari kecemasannya. "Percayalah padaku, kita akan keluar dari sini dengan selamat," bisiknya sambil tetap melangkah dengan percaya diri. Mereka menyusuri lorong panjang yang redup, menjauh dari keramaian pesta. Grassiela mengarahkan Valentina ke sebuah ruangan terpencil, dimana terdapat jalan rahasia yang akan membawa mereka keluar dari vila tanpa terlihat.Ketika mereka hampir mencapai ruangan itu, langkah keduanya terhenti. Seorang pria muncul dari belokan, mengenakan jas biru tua yang rapi. Dia berhenti sejenak, matanya terbelalak seolah tak percaya pad

  • Broken Flower   85. Silent steps

    Ruang rapat itu diterangi cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela berbingkai kayu ek, memantulkan kilau pada meja panjang yang mengisi ruangan. Jam menunjukkan pukul dua siang. James duduk di ujung meja dengan tubuh tegap, mengenakan setelan jas abu-abu tua yang sempurna. Di depannya tergeletak dokumen dan grafik yang menunjukkan data perdagangan dan rute penyelundupan. Alexsei, Benicio, Fausto, dan Sergei masing-masing mendengarkan dengan serius. James memulai pembicaraan, suaranya rendah namun sarat dengan ketegasan. “Kita sudah berhasil mendominasi jalur di Eropa utara. Tapi untuk memperbesar keuntungan, kita harus melangkah ke titik yang lebih strategis. Pasar di sana sangat menguntungkan, terutama di negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Inggris. Kita butuh rencana yang tak hanya licik, tapi juga sulit dilacak." James menunjuk layar presentasi di belakangnya, yang menunjukkan peta jalur perdagangan narkoba. “Gunakan Balkan sebagai pintu masuk utama. Barang ak

  • Broken Flower   84. Passion in intrigue

    Ruang duduk utama kastil Cestershire yang megah dengan dinding batu kuno dan perabotan antik, dipenuhi keheningan yang mencekam. Veronica duduk di kursi merahnya dengan postur tegas, meskipun guratan keriput di wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Di depannya, Helena berdiri dengan tangan gemetar, meski sorot matanya menunjukkan keteguhan. “Apa yang kau katakan barusan?” suara Veronica terdengar rendah namun dingin, seolah-olah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Helena menelan ludah, mencoba mengendalikan dirinya. “Pria yang menikahi Grassiela… dia adalah seorang pemilik kartel narkoba. Aku tidak bisa membiarkan putriku terus hidup dalam bayang-bayang marabahaya.” Veronica terdiam, matanya menatap tajam ke arah jendela besar yang memandang ke halaman luas kastil. Pikirannya berputar. “Dan bagaimana kau baru mengetahuinya?” “Penyelidikan pribadi,” jawab Helena dengan nada tegas. “Grassiela sudah pernah men

  • Broken Flower   83. Illusion or belief

    Malam menjalar perlahan di balik tirai kamar itu, memberikan kehangatan yang berbeda setelah dinginnya udara di tebing tadi. Lampu di kamar menyala redup, menciptakan suasana intim. Grassiela berdiri di tengah ruangan, sibuk merapikan pakaian-pakaian baru yang ia beli di butik.Namun, matanya kemudian tertuju pada sebuah tas kecil di sudut ranjang. Tas itu berisi pilihan lingerie yang ia pilih dengan ragu-ragu tadi siang. Sesaat, pikiran nakalnya menerawang memikirkan James. Bibir Grassiela melengkung dalam senyum kecil yang hanya ia sadari saat memikirkan pria itu.Dia memutar-mutar jemari pada salah satu tali lingerie di dalam tas. Mengeluarkan dua potong lingerie, berwarna merah tua dengan renda halus dan satu lagi berwarna hitam dengan potongan berani yang memperlihatkan lekuk tubuh dengan indah. Grassiela membawa keduanya ke depan cermin besar di sudut kamar. Bayangannya menatap balik dengan rasa percaya diri yang baru ia temukan belakangan ini.

  • Broken Flower   82. I want to live

    Apa moment terburuk yang pernah kau hadapi? Menyaksikan saudaramu tewas tertembak tepat di depan matamu? Diusir dari rumah dan diasingkan ke sebuah sekolah asrama? Atau, apa kau pernah menyaksikan sebuah ledakan hebat yang menjatuhkan banyak korban dan itu semua adalah karena kesalahanmu? Tidak, itu baru sebagian kecil. Masih banyak hal buruk yang Grassiela lewati selama hidupnya. Terlebih lagi, setelah dia dinikahi oleh seorang bos mafia yang tak kenal ampun. Semua itu jelas mengerikan. Sikap angkuh kedua orangtuanya juga suaminya membuat Grassiela tertekan dan frustasi. Jika begitu, lantas kapan moment terbaik yang pernah ia rasakan dalam hidupnya? Kini, sebuah senyuman merekah di wajah jelita itu. Matahari mulai merangkak naik hingga pagi menjadi terang. Mereka tiba di kawasan perkotaan Krasnodar. Suasana yang ramai dengan deretan bangunan klasik dan modern bercampur dalam musim semi yang memancarkan kehangatan. Keduanya turun dari mobil, berjalan sambil saling berpegangan tan

  • Broken Flower   82. Change

    Tatapan penuh ketakutan dan amarah yang diterima Grassiela dari Iliya serta Ivan, menciptakan perasaan bersalah yang mengiris hatinya. Grassiela mengingat saat kobaran api melahap sebuah pindok kayu di hadapannya dan ia tak mampu melakukan apa pun atas keputusan James yang kejam.Tapi kali ini, tidak. Grassiela mengeratkan rahangnya, seolah menguatkan dirinya. Ia tahu apa artinya hidup di bawah bayangan James dan kekuasaannya. Namun, ia tak ingin lagi membiarkan orang lain menderita karenanya. Sekali ini, ia akan bertindak.Saat James datang, suasana semakin menegang. Semua orang membeku di tempatnya berdiri dengan kewaspadaan. Sementara Grassiela, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang muncul saat suaminya tiba dengan langkah tegap dan tatapan dingin. Kali ini, ia memutuskan untuk menghadapi James dengan cara yang berbeda. Sebuah senyum mendadak terbit di wajah jelita itu. Grassiela berjalan menyambut James dengan gembira, seolah-olah itu adalah ke

  • Broken Flower   80. Sin and redemption

    James berdiri di tepi ranjang, menatap Grassiela yang tertidur dengan damai. Untuk sesaat, wajahnya yang selalu tegas melunak. Di balik kekerasan dan egoisnya pria itu, perasaan lembut yang ia coba hindari begitu lama mulai menyeruak, merayapi relung hatinya. Ingatan tentang percakapan mereka sebelumnya muncul dalam ingatan. Dengan penuh ketulusan, Grassiela meminta cinta sebagai balasan atas permintaan James untuk seorang pewaris. Cinta… satu kata yang selama ini selalu terasa asing dan berbahaya baginya. Bagaimana mungkin seseorang seperti dirinya, yang telah begitu dalam terjebak dalam dunia kegelapan dan kekerasan, bisa memberikan sesuatu yang sesuci itu? Omong kosong. Seketika ucapan Violeta melintas dalam benaknya. "Kau tak memiliki hati. Kau tak mengenal cinta. Dan hal itu tidak akan pernah berubah." James menggertakkan rahangnya, berusaha mengusir ingatan itu, meski kata-kata Violeta menghantuinya. Tanpa melepaskan tatapannya dari Grassiela yang terlelap, perasaan yang t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status