Share

Brittleness
Brittleness
Author: Cheezyweeze

1. Retak

"Kita cerai!!" serunya.

Terdengar sebuah teriakan dari balik pintu. Kedua anak perempuan tersebut menutup kedua telinganya. Yang pasti, sang Kakak lebih melindungi adiknya. Dia memeluk sang adik sangat erat, ketika terdengar sebuah pertengkaran di luar sana.

Adu mulut terdengar sangat jelas di telinga keduanya. Benar-benar membuat mental down, jika tidak kuat mendengar pertengkaran itu.

"Kau minta cerai, hah!"

Suara seorang pria dengar sangat lantangnya memecahkan suasana malam itu. Ya, suasana malam yang di luar rumah sana dalam keadaan mendung, rintik hujan sudah mulai turun membasahi semua, serta kilatan-kilatan petir yang menyambar. Semua itu tidak menyurutkan keegoisan kedua pasang suami istri yang kerap bertengkar.

"Kenapa kalau aku minta cerai!? Bukankah itu yang kau mau?!"

Suara wanita itu tak kalah lantang dari sang pria. Keluarga Shanelly memang akhir-akhir ini retak, karena hubungan mereka memang sudah tidak lagi harmonis. Anthony Shanelly, pria yang terkenal sangat egois. Sedangkan Amanda Shanelly, wanita yang sangat pendiam dan penurut. Namun, malam ini wanita itu benar-benar meluapkan kemarahannya. Kesabarannya mungkin telah habis. Dia sudah tidak kuat dengan kelakuan suaminya.

"Baiklah, kalau itu maumu. Akan aku kabulkan!" teriaknya.

Dia terlihat sangat geram dan emosi. Tangannya meraih vas bunga yang ada di atas meja, membantingnya di lantai.

PYAARRR!!!

Vas bunga itu hancur berkeping-keping. Amanda tersentak kaget. Kedua pasang mata itu beradu kembali.

"Inilah yang aku tidak suka dari sikapmu. Kau selalu ingin menang sendiri, tidak mau disalahkan, dan temperamental!"

"Kalau kau memang sudah bertekad bulat untuk bercerai. Okay, aku kabulkan!"

Pertengkaran sengit terjadi lagi, perceraian yang selalu diperdebatkan. Karena sudah tidak tahan, Elying keluar dari kamarnya. Elying yang saat itu baru menginjak umur 15 tahun keluar dari kamarnya, dia membawa sebuah pemukul kasti kayu. Lalu mengangkat pemukul kayu itu, dan mengayunkannya.

PYAAAARR!!!!

Elying memecahkan meja kaca yang ada di ruang tengah. Hal itu membuat kedua orang tuanya seketika menoleh dan menatap ke arahnya.

"Apa kalian puas setiap hari bertengkar terus? Apa ini pekerjaan kalian jika bertemu? Apa kalian pernah memikirkan perasaan anak kalian? Perasaan aku dan Evelyn?!" seru Elying meluapkan amarahnya saat itu.

Elying menatap wajah kedua orang tuanya, kemudian dia menatap wajah adiknya yang menangis sesenggukan. Sungguh pemandangan yang sangat miris. Evelyn yang baru berumur 10 tahun harus menerima fakta bahwa kedua orang tuanya akan bercerai.

"Cobalah kalian lihat Evelyn!" Elying kembali bicara dengan suara lantang. "Apa kalian tidak kasian? Kalian berdua sama-sama egois!" Elying menunjuk adiknya sendiri.

Amanda kembali menangis, dia tak kuasa menahan semuanya. Namun, mau bagaimana lagi? Pernikahannya dengan Anthony tidak bisa lagi dipertahankan. Dia pun sudah sekuat tenaga mempertahankan pernikahan itu, tapi Anthony-lah yang tidak bisa diajak berdamai.

"El-Elying, bu-bukan maksud Ibu untuk melukai hati kalian. Sebenarnya Ibu juga tidak ingin ini terjadi, tapi Ayahmu-lah yang--"

"Yang tidak berguna begitu maksudmu?!" sela Anthony lantang menatap Amanda.

Anthony mengalihkan pandangannya, pria itu kemudian menatap Elying putri pertamanya.

"Elying, kau dengar sendiri 'kan apa kata Ibumu tadi? Ibumu yang menginginkan perceraian ini!"

Elying membalas tatapan Ayahnya.

"Tidak!!!" tegasnya menatap sang Ayah. "Bukan Ibu yang menginginkan. Ibu juga tidak ingin pernikahan ini hancur, tapi--" Elying menghentikan ucapannya. Sorot matanya tajam menatap Anthony, Ayahnya. "Ayahlah penyebab dari ini semua! Ayahlah penyebab Ibu ingin cerai! Ayahlah yang tidak bisa menjaga pernikahan ini!" lanjutnya.

Entah belajar dari mana, Elying meluapkan emosinya. Tak seharusnya orang tua bertengkar dihadapan anak-anaknya yang belum cukup umur.

"Lancang kau bicara!" bentak Anthony. "Siapa yang mengajarimu bicara seperti itu? Ibumu 'kah?"

"Tidak ada yang mengajariku. Justru di sini, aku belajar dari Ayah!" jawabnya. "Aku sama sekali tidak mengenal Ayah. Ayah bukanlah Ayahku lagi!"

Mendengar hal itu, Anthony naik pitam. Pria itu mendekati Elying. Namun, langkahnya terhenti saat sebuah tangan memeluknya dari belakang.

"Sudah cukup! Jangan kau lukai putrimu sendiri!" Amanda mencoba menahan amarah Anthony.

Anthony melepaskan tangan Amanda dengan kasar. Lalu dia menatap wajah Amanda.

"Akan aku urus surat perceraiannya besok pagi!" tegasnya menatap Amanda.

Tatapannya beralih pada putrinya, Elying.

"Setelah Ayah dan Ibu cerai. Kalian akan ikut siapa?"

Elying diam dengan tatapan tajamnya, dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ayahnya. Elying melangkah mendekati Evelyn adiknya yang berdiri di ambang pintu dengan mata basah. Matanya terlihat sembab, mungkin juga hatinya hancur. Di usianya yang masih belia, dia harus menerima kenyataan itu.

"Kau mau ke mana? Ayah bertanya padamu!" Anthony kembali berteriak lantang.

Kali ini Elying tidak menggubrisnya. Dia menarik tangan Evelyn untuk masuk ke dalam kamar. Ditutupnya pintu dengan kasar hingga membuat bingkai foto yang terpasang di samping pintu tersebut jatuh. Sebuah foto keluarga jatuh dan bingkai kacanya pecah.

"Kau lihat anak-anakmu? Bagaimana caramu sebagai Ibu mendidiknya?! Apakah pantas kau ini dipanggil Ibu?" ejek Anthony.

Ejekan Anthony membuat Amanda naik pitam. Wanita itu melangkah mendekati pria yang sudah memberinya dua orang putri. Namun, selama itu dia selalu di bohongi. Hingga akhirnya Amanda benar-benar memergokinya.

Amanda menatap Anthony, lalu tersenyum mengejek. Dia benar-benar merasa heran dengan pria yang sedang berdiri di depannya ini.

"Apa kau sadar dengan ucapan mu itu? Kau bahkan tidak pantas disebut sebagai Ayah. Seorang Ayah seharusnya menjadi panutan untuk anak-anaknya. Apakah kau sudah menjadi panutan untuk anak-anakmu? Aku rasa kau belum sempurna untuk menjadi seorang suami, apalagi seorang Ayah!" tutur Amanda.

Amanda tampak merapikan jas yang masih di kenakan oleh Anthony. Sebelum pertengkaran itu terjadi, Anthony memang baru pulang dari kantornya.

"Aku akan mengurus mereka berdua!" kata Anthony membuat Amanda menghentikan aktivitasnya.

"Kau pikir, apa kau akan mendapatkan hak asuh mereka?" Amanda menatap Anthony.

"Aku berpikir kalau aku akan memenangkan hak asuh mereka berdua!" balasnya. "Kau tidak akan menang dariku, Amanda. Pengacaraku akan mengurus semuanya, dan aku pastikan kau akan kalah!" Anthony berbisik di telinga Amanda.

Anthony melangkahkan kakinya meninggalkan Amanda yang masih berdiri membelakanginya.

"Aku akan tidur di ruang tamu!" ucapnya.

"Bukankah memang seperti itu tiap malam!" balasnya. "Sudah ada jarang di antara kita." imbuhnya.

Keduanya sama-sama terdiam. Gemuruh suara hujan begitu sangat terdengar dengan jelas, suasana yang dibumbui dengan suara petir menggelegar saat itu, seolah langit pun merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga Shanely.

Kecanggungan di antara mereka membuat mereka tampak semakin jauh. Keadaan memang sudah berbeda. Apa yang telah retak tidak akan kembali seperti semula, bahkan hati, kertas, dan kepercayaan.

Kepercayaan, jika sudah dikhianati, dia tak lagi akan mempercayainya dan itu akan terjadi seterusnya. Ibarat kata kertas yang masih halus, jika dia diremas, dia akan menjadi kusut dan tidak lagi halus.

Disaat kita diberi kepercayaan sama orang lain, maka kita pun harus percaya pada mereka. Kepercayaan harus dilandasi kejujuran. Ketika seseorang itu jujur, maka dia akan bisa dipercaya dan menjaga kepercayan dari orang lain, tapi itu tidak terjadi pada Anthony dan Amanda. Kedua orang ini tidak saling jujur, terutama Anthony. Itulah yang menyebabkan rumah tangga mereka tidak bisa dipertahankan.

Kepercayaan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan. Tanpanya, hidup manusia hanya akan dipenuhi dengan kecurigaan. Karena kepercayaan adalah kunci keharmonisan dalam sebuah hubungan.




To be continue,





Comments (3)
goodnovel comment avatar
Marrygoldie
terkadang tuh begini orang tua. mau bikinnya tapi sudah gede gini diperlakukan buruk
goodnovel comment avatar
SenyaSSM
kasian elying kak, semangat kak semangat, aku masukin rak kak.
goodnovel comment avatar
Sofi Sugito
Belum apa-apa udah cerai aja hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status