Ucapan Reagan belum selesai dikatakan, sudah dipotong oleh Claire, “Yang lalu … yang lalu di luar dugaan.”Melihat matanya yang jernih, pipi yang merona, mata kecil yang indah, sudut bibir Reagan kembali terangkat dan semakin ingin menggodanya, “Nona Claire, sebenarnya aku sangat ingin tidur denganmu.”“Kamu …” Claire dengan menatap Reagan.Sedangkan Reagan yang menatap dia marah seperti tupai yang mencuri makan, tidak tahan mencubit pipinya, terasa lembut dan membuatnya tidak ingin melepaskan.“Plaaakkk!”Claire dengan marah memukul tangan Reagan, dengan lembut mengusap wajahnya, “Jangan sentuh aku!”Reagan menggerakkan jari tangannya, seolah ada bekas kelembutan yang menempel di sana.“Aku tidur di kamar mana?” Claire takut Reagan akan bertindak hal lain padanya, jadi langsung mengalihkan topik pembicaraan.Reagan mengulurkan jari menunjuk ke arah kamar yang ada di samping kamarnya, tujuan dia mengatur Claire untuk tinggal bersamanya, semua orang juga tahu apa yang sedang dipikirkan
Reagan berjalan ke hadapan Claire, memberikan bunga itu kepadanya, dan berkata, “Nona Claire, kapan kita akan mengambil surat nikah?”Sepanjang hidup Reagan, ini pertama kalinya dia melamar perempuan, apalagi dalam kondisi dia yang masih kuliah, tapi tidak ada yang tahu dia sudah memiliki penghasilan jutaan dolar setiap bulannya.Dia dulu sama sekali tidak berani berpikir, untuk menikah dan menafkahi seorang wanita di usianya yang masih sangat muda.Sebelumnya dia murni hanya ingin membantu gadis itu, tapi sekarang dia justru jatuh cinta padanya.Claire melihat bunga mawar yang ada di tangannya, matanya bersinar, sudut bibirnya terangkat, diam tidak berkata-kata.Reagan melihat dia tidak berbicara, langsung mengulurkan tangan memegang pinggangnya, mendekap erat di dalam pelukannya, dengan tatapan mata yang dalam melihatnya, “Claire menikahlah denganku.”Claire perlahan meletakkan kedua tangannya di dada Reagan, sekujur tubuh Reagan menegang.Claire mendengar Reagan melamarnya, selain
Claire menyeringai, mengambil kesempatan saat Reagan tidak memperhatikan untuk menginjak kakinya. Dia berjalan ke belakang, mendengar suara Reagan kesakitan, Claire berdehem ringan, “Reagan, kamu tidak mudah mengambil keuntungan dariku.”Claire mengambil kesempatan ketika Reagan belum tersadar, membalikkan badan segera berlari kembali ke ruangan.Reagan hanya bisa mengerutkan alis melihat dia berlari pergi, kakinya terasa sakit, hampir tidak bisa berdiri dengan tegak.Injakan kaki gadis pujaannya benar-benar berat, tidak ada rasa kasihan sedikitpun. Dia mengangkat mata melihat lampu kamar lantai dua menyala, sudut bibirnya terangkat.Tidak peduli bagaimana Claire menolak, Reagan dapat merasakan dengan jelas, sikapnya sudah tidak sekeras saat pertama kali, perlahan mulai ada lampu hijau.Menunggu cinta bersemi diantara mereka, mungkin hanya tinggal waktu saja. Reagan teringat ketika mereka bertemu, justru Claire yang memeluknya duluan, membuat dadanya berdetak dengan keras hingga saat
Pada saat ini.Bunyi ban mobil berderit, sebuah mobil Audi merah berhenti di depan toko, lalu seorang pria dan seorang wanita berjalan masuk ke toko.“Nona Claire!” Ketika dia melihat kedua orang ini, seorang pria segera memasang senyuman di wajahnya dan menyapa dengan cepat.Di kota New York, nama keluarga Delany cukup terkenal dan Claire Cecilia Delany lebih terkenal daripada keluarganya. Penampilan dan tubuh yang sempurna menjadi salah satu talenta muda di kota New York.Siapakah yang tidak mengenal Claire, jika kamu bisa menikahinya, maka kamu pasti bisa mengambil alih seluruh keluarga Delany dengan jutaan aset di masa depan, ini adalah fakta yang semua orang tahu.Wanita cantik dalam pelukan, aset ratusan juta, tidak heran banyak sekali anak muda yang digerakkan olehnya.Selain itu Claire adalah pelanggan VIP di toko pakaian ini, jadi Ivan sebagai manajer tentu saja harus melayaninya secara pribadi. Adapun Reagan di sebelah Claire, Ivan bahkan tidak mengenalnya.“Manajer Ivan.”
“Nona Claire!” Kennedy berinisiatif untuk menyambutnya dengan wajah penuh kebanggaan, “Menurut riwayat pembelianmu di butik ini, butik ini telah memutuskan untuk meningkatkan level kartumu dari VIP biasa menjadi VIP Premium. Dan semua pembelianmu di masa mendatang di butik ini akan mendapatkan diskon 35%.”Claire tidak mengenal pemilik dari butik ini, jadi dia menatap Ivan dengan keraguan.“Nona Claire, ini adalah Tuan Kennedy, pemilik dari butik ini. Aku menceritakan betapa loyalnya dirimu pada butik ini, jadi beliau memutuskan untuk memberikanmu beberapa benefit.” Ivan dengan cepat menjelaskan disertai dengan senyuman.Kennedy menatap Ivan dengan tegas, lalu terkekeh, “Nona Delanny, pelanggan VIP Premium di butik kami dapat menikmati diskon 50% untuk pembelian pertama. Silahkan serahkan pakaian Anda di kasir, biar kami hitung.”“Bos ...” Ivan terbelalak kaget, lehernya seperti tercekik, “Tidak ada aturan seperti itu di toko kami.”Kennedy hampir gila karena kesal.“Aku ini sedang me
“Bodoh!” Kennedy memeluk dengan hati-hati pakaian yang dipakai Reagan tadi, “Apa kamu lihat baju ini? Ini adalah baju yang dibuat oleh designer asal Paris, dia hanya menciptakan satu baju di dunia dengan model yang seperti ini.”“Dia adalah pria yang membantuku menyelidiki kasus kematian pamanmu, dia seorang hacker yang handal dengan kemampuan yang tidak bisa ditandingi lagi. Kamu jangan lihat usianya yang masih muda.”Seketika kepala Ivan terasa berdengung, menelan air liurnya, melebarkan matanya.Astaga, sungguh mengejutkan, beruntung tadi dirinya tidak melakukan kesalahan pada Tuan Reagan, jika tidak entah akibat mengerikan apa yang akan terjadi. Jangankan kakak sepupunya, bahkan orang tuanya juga tidak bisa mengatasi kemarahan Tuan Reagan, benar-benar mengerikan.“Masalah ini jangan sampai ada yang tahu.” Kennedy berucap, “Orang seperti Tuan Reagan, hanya bisa berteman, dan jangan sampai melakukan kesalahan padanya. Sekarang dia memiliki kekasih, kita harus mengikuti alurnya, angga
“Ya, senyumnya sangat manis, membuat aku yang melihatnya mabuk kepayang. Jika dia tersenyum padaku seperti ini, sekalipun aku mati aku pasti akan senang!” ucap mahasiswa lainnya sambil menggoyangkan otot-otot wajahnya yang berdenyut.“Ini bukan hal yang paling penting, yang terpenting adalah hatinya benar-benar tergerak. Dia mengajak Reagan untuk makan bersamanya. Ya Tuhan! Ini benar-benar gosip terbesar saat ini. Aku harus mempostingnya di group kampus, biar semua teman di kampus tahu tentang ini.”Nayla mendengar suara-suara ini, dia merasa sangat puas. Inilah yang dia inginkan. Senyum yang telah lama hilang ditambah penampilan yang terkenal di kampus dan sosok yang sempurna. Dia percaya tidak ada yang tidak akan jatuh di bawah pesonanya.“Nayla, aku tidak tertarik makan malam denganmu. Kamu sebaiknya cari orang lain saja!” jawab Reagan tanpa ekspresi, suaranya tidak terlalu keras, tapi itu cukup bisa menembus udara.
“Diam. Kalau kita mati, bukan kah kita bisa pergi ke neraka bersama. Bukankah kamu sangat bangga ada wanita yang mengajakmu makan? Bukankah itu yang kamu inginkan?” Claire mencibir.Namun pada saat ini, di jalan yang tidak jauh di depan mereka, sebuah batu menghalangi lebih dari setengah jalan. Jika mereka lewat dengan kecepatan ini, maka pasti akan terjadi sesuatu.Claire buru-buru menginjak rem, tetapi dia tiba-tiba menemukan remnya tidak berfungsi. Meski sudah diinjak mati-matian, kecepatannya masih tidak berkurang sama sekali. Keringat dingin langsung memenuhi dahinya.“Remnya tidak berfungsi!” seru Claire tanpa sadar. Remnya tidak berfungsi, ini bisa menjadi masalah besar ataupun kecil.Jadi saat mengemudikan mobil, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek fungsi umum mobil. Claire baru saja bertaruh dengan Reagan, tetapi kali ini sepertinya dia yang menderita kerugian besar.“Apa katamu? Remnya tidak berfungsi?” Reagan mengerutkan kening, menoleh dan bertanya. Akan tetap
Claire belum menjawab, tetapi Reagan sudah berkata lagi. “Bagaimana jika aku bilang, aku baru saja meretas sebuah akun pejabat dan mengambil semua uangnya?” Saat ini Claire tidak bisa mengendalikan lagi ekspresi wajahnya. Sepasang mata indah itu melotot tajam, mulutnya bersungut-sungut mengumpat tingkah Reagan yang terus membuat kekhawatirannya menjadi-jadi. “Kamu berani melakukan itu, huh?” tanyanya.“Kenapa tidak? Aku ‘kan sudah berkata jujur padamu, aku ini peretas handal. Bisa dibilang, selevel dengan SpectraVant, idolamu itu. Bagaimana menurutmu?” “Jangan bercanda, Reagan! Aku bisa saja menuntut cerai ke pengadilan jika kamu berani melakukan kejahatan di dunia siber!” Waw! Ketika mendengar itu, rasanya seluruh bulu roma di tubuh Reagan kompak berdiri. Ancaman yang dilayangkan oleh Claire jauh lebih menakutkan dibanding jika Reagan harus berurusan dengan hukum karena pekerjaannya. Melihat Claire cemberut, Reagan justru semakin ingin menggoda istri kecilnya itu. Kini dia beranj
Di dalam ruangan itu, dua orang paruh baya tengah menikmati secangkir kopi di masing-masing tangan mereka. “Aku sangat kagum dengan kemampuan yang dimiliki oleh perwakilan kampus ini dalam ajang kompetisi retas kemarin. Dia terlihat sangat handal dalam hal sistem canggih.” Rektor Alex tersenyum puas. Kini dia bisa membanggakan Jurusan Teknik Informatika di hadapan banyak orang setelah sekian lama jurusan itu dipandang rendah. Usai menyesap kopinya dia berkata, “Kali ini aku tidak salah pilih, bukan? Dia memang sangat berbakat.” Pria paruh baya di depannya menampakkan ekspresi penasaran. Matanya menelisik pada penampilan Rektor Alex yang lebih necis hari ini. “Omong-omong, darimana kamu mengenalnya? Aku rasa dia memenuhi kriteria untuk menjadi salah satu bagian dari perusahaanku.” Rektor Alex memutar bola matanya, terlihat berpikir mencari jawaban, “Salah satu gurunya di sekolah menengah adalah teman dekatku. Dia merekomendasikannya untuk masuk jalur prestasi, tapi setelah aku meli
“ZENEX?” Reagan memekik. Suaranya mengundang perhatian banyak mata mahasiswa yang masih ada di kelas itu. Tiba-tiba Reagan menjadi canggung. Di sebelahnya, Jonas mengangguk yakin. “Iya, aku ingin belajar tentang Zenex. Aku sudah lama mencari tahu tentang sistem canggih itu, tapi informasi yang aku dapatkan tidak sebanyak jumlah orang yang mencari tahu. Hanya ada dua jurnal yang membahas tentang Zenex selama dua tahun terakhir semenjak Zenex dirilis. Kamu bisa mengakses cloud itu ‘kan?” “Siapa yang bilang seperti itu?” sanggah Reagan. “Aku tidak sehebat SpectraVant.” “Kalau kamu mau belajar mengakses Zenex, lebih baik kamu baca jurnal tentang cloud itu. Ahli pasti menuliskan tutorialnya secara detail.” Pembicaraan tentang Zenex membuat orang-orang di sekitar Reagan mencibir. Tetapi, tidak ada satupun yang berani ikut berbaur dengan Reagan dan Jonas. Raut wajah Jonas terlihat ragu, “Aku sudah membaca semua jurnal tentang Zenex. Tetapi–”“Hai, Reagan!” Seorang wanita datang menghamp
Reagan harus rela melepaskan Claire untuk beberapa saat. Karena hari ini jadwal kuliahnya padat. Wanita itu masih berdiri di samping mobil, menunggu Reagan menyamakan langkah sebelum masuk ke kampus. Reagan melihat kekhawatiran di mata istrinya. Ketika dia sudah berdiri di samping Claire, wanita itu langsung meraih tangannya. Tiga hari sudah insiden teror itu berlalu, tetapi kecemasan yang dialami Claire semakin menjadi. Bahkan, wanita itu kini bergantung pada Reagan. Saat ini Reagan meraih tangan Claire, menggenggamnya erat berusaha meyakinkan, “Tenang, Claire. Aku pasti akan menjagamu. Aku pastikan teror itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Reagan yakin.Claire, matanya melirik ke kanan dan ke kiri terlihat gelisah. Dia jadi lebih banyak diam semenjak insiden itu. “A-aku masuk kelas dulu,” ucapnya gugup. Dia berjalan meninggalkan Reagan. Langkahnya hari ini terlihat tidak percaya diri. Melihat perubahan istrinya, Reagan bertekad untuk mencari tahu siapa orang di balik ini semua
Reagan harus rela melepaskan Claire untuk beberapa saat. Karena hari ini jadwal kuliahnya padat.Wanita itu masih berdiri di samping mobil, menunggu Reagan menyamakan langkah sebelum masuk ke kampus.Reagan melihat kekhawatiran di mata istrinya. Ketika dia sudah berdiri di samping Claire, wanita itu langsung meraih tangannya.Tiga hari sudah insiden teror itu berlalu, tetapi kecemasan yang dialami Claire semakin menjadi. Bahkan, wanita itu kini bergantung pada Reagan.Saat ini Reagan meraih tangan Claire, menggenggamnya erat berusaha meyakinkan, “Tenang, Claire. Aku pasti akan menjagamu. Aku pastikan teror itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Reagan yakin.
[Kamu sudah menerima bingkisannya, Claire?]Suara berat nan jauh di sana menyapa pendengaran Claire ketika dia mulai memberanikan diri untuk merespon telepon tadi. Dia menatap bingkisan itu, masih dalam keadaan utuh. Bahkan ujung pita hiasannya pun tidak Claire sentuh.“Sudah,” jawab Claire pelan. “Kenapa repot-repot mengirimkan bingkisan seperti ini? Lebih baik Papa kirimkan hadiah ini untuk Elenio sebagai permohonan maaf Papa karena gagal membawa aku ke rumahnya.”Dalam kondisi hati yang masih kecewa, lidah Claire menjadi lebih tajam. Dia melirik Reagan yang duduk di sampingnya sambil mengawasi. Kalau bukan karena bujukan Reagan, hubungan ayah dan anak itu masih tegang.Te
Sesuai janji yang telah disepakati, kedatangan seorang wanita cantik mengenakan wrap dress formal dari bahan Suiting Crepe polos warna biru dongker itu disambut oleh beberapa pengawal. Di sebuah resto dengan pencahayaan remang-remang, dia mengedar pandang ke sekitarnya. Tidak ada pelanggan lain selain dirinya yang akan mengisi salah satu kursi di ruang VVIP.“Silahkan, lewat sini, Nona.”Satu orang pengawal melangkah lebih dulu di depannya. Membukakan pintu, kemudian menarik satu kursi mempersilahkan wanita itu untuk duduk. “Tuan akan sampai dalam lima menit. Mohon kesediaan Nona untuk menunggu.”
“Apa dugaanku benar, Reagan?”“Sudahlah, kamu pergi sana. Aku bisa memastikan kecurigaanmu tidak benar.”“T-tapi, Reagan. Kamu terlalu mirip.”“Mana mungkin aku SpectraVant. Dari segi kemampuan dia jauh lebih unggul. Seperti katamu tadi.”Dahi Jonas berkerut, garisnya hampir keriting karena terlalu keras berpikir. Asumsi itu tiba-tiba muncul di kepalanya sedangkan Reagan sibuk memberikan pembelaan.“Kamu juga tidak bisa menuduhku sembarangan hanya dari seuntai kalimat yang sama persis dengan SpectraVant,” ujar Reagan lagi.
Antrian pesan mengular di depan meja kasir restoran cepat saji ini. Dua pria tampan menarik perhatian banyak mata ketika mereka masuk ke dalam sana.“Biar aku yang mengantri. Kamu bisa pergi mencari meja, Reagan,” ucap Jonas. Reagan hanya mengangguk setuju. Kemudian tanpa menunggu persetujuan Reagan, Jonas ikut masuk ke dalam barisan.Ketika Reagan belum terlalu jauh melangkah, Jonas baru teringat sesuatu. “Apa kamu punya permintaan khusus untuk pesanannya?”Reagan berbalik dan menggeleng pelan. “Tidak ada. Aku bisa makan apapun yang kamu pesan.”Reagan membiarkan Jonas memilih makanan apapun. Selain dia tidak memiliki pantangan, saat ini Reagan cukup lapar dan i