“Ya, senyumnya sangat manis, membuat aku yang melihatnya mabuk kepayang. Jika dia tersenyum padaku seperti ini, sekalipun aku mati aku pasti akan senang!” ucap mahasiswa lainnya sambil menggoyangkan otot-otot wajahnya yang berdenyut.
“Ini bukan hal yang paling penting, yang terpenting adalah hatinya benar-benar tergerak. Dia mengajak Reagan untuk makan bersamanya. Ya Tuhan! Ini benar-benar gosip terbesar saat ini. Aku harus mempostingnya di group kampus, biar semua teman di kampus tahu tentang ini.”
Nayla mendengar suara-suara ini, dia merasa sangat puas. Inilah yang dia inginkan. Senyum yang telah lama hilang ditambah penampilan yang terkenal di kampus dan sosok yang sempurna. Dia percaya tidak ada yang tidak akan jatuh di bawah pesonanya.
“Nayla, aku tidak tertarik makan malam denganmu. Kamu sebaiknya cari orang lain saja!” jawab Reagan tanpa ekspresi, suaranya tidak terlalu keras, tapi itu cukup bisa menembus udara.
“Diam. Kalau kita mati, bukan kah kita bisa pergi ke neraka bersama. Bukankah kamu sangat bangga ada wanita yang mengajakmu makan? Bukankah itu yang kamu inginkan?” Claire mencibir.Namun pada saat ini, di jalan yang tidak jauh di depan mereka, sebuah batu menghalangi lebih dari setengah jalan. Jika mereka lewat dengan kecepatan ini, maka pasti akan terjadi sesuatu.Claire buru-buru menginjak rem, tetapi dia tiba-tiba menemukan remnya tidak berfungsi. Meski sudah diinjak mati-matian, kecepatannya masih tidak berkurang sama sekali. Keringat dingin langsung memenuhi dahinya.“Remnya tidak berfungsi!” seru Claire tanpa sadar. Remnya tidak berfungsi, ini bisa menjadi masalah besar ataupun kecil.Jadi saat mengemudikan mobil, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek fungsi umum mobil. Claire baru saja bertaruh dengan Reagan, tetapi kali ini sepertinya dia yang menderita kerugian besar.“Apa katamu? Remnya tidak berfungsi?” Reagan mengerutkan kening, menoleh dan bertanya. Akan tetap
“Reagan, aku tidak tahu apa kamu masih ingin tetap tinggal bersamaku atau kembali ke tempatmu. Yang jelas kehidupanku akan sangat berbahaya untukmu saat ini.”Claire terpaksa berkata seperti ini pada Reagan, dia sudah terlalu banyak membawa Reagan ke dalam masalahnya. Dia akan merasa bersalah jika terjadi sesuatu pada pria yang dinikahinya karena keuntungan sepihak.Reagan kaget lalu berkata, “Claire, apa aku terlihat seperti pria yang lemah?”“Tidak, bukan itu maksudku.” Claire menatap Reagan dengan lekat. Walaupun kemampuan pria itu hebat, tapi jika itu dia lakukan hanya untuk membela dirinya rasanya tidak pantas.“Claire, aku adalah suamimu. Orang yang paling pantas melindungimu, pasti akan ada konskuensi karena ini tanggung jawabku. Tapi jika kamu tidak merasa nyaman, aku …”Claire merasa ucapan Reagan ada benarnya juga,
Claire merasa tidak enak karena dia yang membawa Reagan ke Villa ini, tidak mungkin juga dia menyuruh pria itu tidur di sofa, berkata padanya, “Ikut aku ke atas.”“Apakah para pelayan juga tidur di atas?”“Di villa ini ada ruangan khusus untuk para pelayan, mereka tidak tidur di atas. Lagian di lantai atas hanya ada kamar utama untuk Aku dan Papa mama dan 2 kamar tamu. Kamu bisa tidur di kamar tamu.”Tapi rasanya dia tidak bisa menolak permintaan Claire, dia hanya menurut dan mengikutinya naik ke lantai untuk memilih satu kamar tamu.“Tetaplah di sini, jangan ke mana-mana.”“Baik, aku paham.” Reagan lalu pergi meninggalkannya.Setelah Reagan masuk ke kamarnya, Claire langsung menutup pintu. Dia tersenyum dengan wajah yang merona.Tapi tidak dengan Reagan, ketika menutup pintu aura wajahnya langsung menghilang. Barusan di taman dia merasakan ada satu aura yang berbahaya.Jangan-jangan Villa ini memang tidak aman, atau bisa saja dari orang-orang yang mengincar Claire.Reagan tidak yakin
Tapi Reagan seperti sudah memprediksi serangannya, dia memutar badannya dan menendang dengan sangat kuat.“Buukk!” Tonjokan orang itu tidak mengenainya dan malah terkena tendangan dari Reagan yang membuatnya mundur beberapa langkah.Sekarang pria itu justru masuk ke dalam jebakannya sendiri, jalannya sudah dicegat oleh Reagan. Kalau dia mau kabur, maka dia harus melewati rintangan darinya. “Siapa yang menyuruhmu ke sini?” tanya Reagan. Orang itu tidak bersuara.“Kalau kamu tidak mau bilang, maka aku akan menghajar kamu sampai kamu mau mengatakannya!" teriak Reagan, dia membuka kepalan tangannya. Menusuk pria itu dengan jarinya yang seperti pisau.Saat ini, pria itu justru menurunkan badannya. Tangan Reagan terlepas, tapi bukan berarti pria ini bisa selamat. Reagan menarik lengan pria itu hingga muncul bunyi, “Kraakk!”Bisa dipastikan jika pria itu kini sudah patah di lengan kirinya, setelah terkena banyak serangan, dia lalu menundukkan badannya dan langsung melewati bawah tubuh Rea
Reagan merasa bingung, dia duduk di meja makan dan bertanya, “Bi, dia kenapa?”Bibi menggelengkan kepalanya, “Apa lagi kalau bukan karena kamu.”“Aku?”“Iya, nona di depan orang luar selalu terlihat sangat kuat. Tapi kemarin dia malah menangis di depan kamu, tentu saja dia merasa sedikit malu. Setelah beberapa saat pasti akan membaik.”Bicara sampai di sini, pelayan itu menghela nafasnya dan berkata, “Nona adalah gadis yang baik, kamu harus baik dengannya.”“Iya!” jawab Reagan, orang lain selalu melihat Claire adalah gadis yang sempurna. Tidak ada yang tahu jika ternyata dia adalah wanita yang rapuh.Rasa masakan bibi di depannya ini sangat enak, ada sebuah kehangatan di dalamnya, yaitu kehangatan seorang ibu. Reagan memakan habis semangkuk bubur buatan pelayan.Pukul 10 pagi, handphone Reagan berdering. Saat itu dia sedang jalan-jalan di sekitar villa untuk melihat-lihat situasi. Kemarin dia belum jelas tahu tentang villa ini, ketika ada musuh menyerang, dia sedikit kelabakan.Dia me
Keduanya berdiri sejajar, yang pria tinggi dan tampan dalam ketenangan. Terlihat kharismanya yang angkuh. Yang wanita cantik memukau, seperti Dewi yang turun ke bumi.Pria dan wanita seperti ini menjadi pasangan yang paling mencolok di acara itu. Bahkan si empunya acara juga belum muncul sampai saat ini.Senyum di wajah Elenio perlahan-lahan menghilang. Melihat tampang Reagan dan Claire yang begitu mesra, rasa suka di wajahnya semakin jelas dan berkata dengan nada tidak baik."Kamu bukan putra dari keluarga kaya dan terhormat, berani menunjukkan dirimu dilingkaran kami. Benar-benar tidak tahu malu, hanya seorang kacung rendahan tapi dengan bangganya berdiri di samping majikan sebagai pendamping. Ada 10 pria di kota kami, maka Tuan Muda seperti kami merasa sangat terhina.""Bukankah itu putri Tuan Delanny, pengusaha batubara yang terkenal kejam itu? Bagaimana bisa dia membawa pelayannya untuk mendampingi, sangat memalukan, seperti dilingkaran kita tidak ada pria kaya saja!" Sebagian ta
Reagan menyingkirkan tubuh Claire perlahan ke samping. Masih sempat memastikan istrinya di zona nyaman. Saat ini, Reagan berdiri tegak, melonggarkan kancing jas, disaat yang bersamaan tongkat baja terayun ke arahnya menargetkan titik vital. Dua orang pertama maju, sebelum tongkat baja di tangan mereka menghantam kepala Reagan, Reagan menundukkan tubuhnya kontan membalas serangan dengan sapuan kaki dalam sekali hentakan. “Arrgh!!” Dua orang itu tumbang dalam posisi terduduk, teriakan melolong, bergema seperti rengekan anak kecil yang kehilangan mainan. Posisi mereka jatuh, menghantam tulang ekor. Wajah mereka seperti tersengat ribuan watt listrik, merah padam menahan sakit. Reagan pastikan, minimal separuh tubuh mereka lumpuh dan berakhir menjadi beban. Kini Reagan beralih pada tiga orang lain, yang sebelumnya ikut menyerang di belakang dua orang itu. “Majulah! Bosmu memerintahmu untuk menyerangku,” tantang Reagan sambil tertawa kecil. Ekspresi wajah mereka semakin marah melihat k
“Reagan?” Claire berkata lirih ketika Reagan sudah berdiri di sampingnya, menatap Elenio tajam. “Kamu baik-baik saja?” Reagan mengangguk kecil, tersenyum tipis sebelum menjawab. “Ya, aku akan selalu baik-baik saja. Bukankah aku sudah berjanji untuk melindungimu?” Hawa panas menjalar di wajah Claire, dia tersipu. Perasaan ingin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Reagan begitu kuat, namun masalah di hadapan mereka belum selesai. Elenio berdiri diantara mereka, dengan raut tegang yang berusaha disembunyikan. Kini Reagan beralih lagi pada Elenio, setelah sekian detik berlalu ia habiskan untuk menikmati pemandangan indah di wajah Claire. Bibir merah ranum milik Claire membuat Reagan ingin melahapnya saat itu juga. “Untuk apa kamu masih di sini?” Pundak Elenio meremang, meski dia memiliki kekuasaan besar di tangannya, dia tahu Reagan bukan tandingan. Elenio mendekati Reagan hingga kini wajah mereka berhadapan. Sengit Elenio menatap, “kamu tidak pantas bersama Claire. Tidak akan pern
Berita tentang pernikahan Claire dengan Reagan, serta tentang skandal panas itu masih menjadi tren topik pembicaraan warganet. Hal itu juga berpengaruh terhadap menurunnya harga saham Croma Tech belakangan ini. Berita beredar bahwa kini, perusahaan tambang itu sudah berada diambang kebangkrutan. Para investor menarik semua dana investasi mereka dari sana, hingga salah satu perusahaan yang dinobatkan sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar itu, mulai goyah. Erik membaca setiap berita bisnis di ponselnya dengan seksama, sedangkan di sebelahnya, Reagan diam mematung. Dia menatap wanita yang berlalu lalang, sesekali mereka menggoda dan memuja tampang Regan kemudian menjadi semakin gila. “Kamu tampan, tapi kenapa kamu hanya datang berdua dengan pria ini?” ucap salah satu wanita yang kini berdiri di samping Reagan. Dia menunjuk Erik dengan ekspresi yang sulit diartikan.Dia memakai dres ketat dari bahan beludru warna marun. Polos tanpa hiasan apapun. Alih-alih menambah kesan seksi,
Keputusan yang baru saja Reagan dengar bagaikan sebuah petir yang menghantamnya di siang bolong. Hal yang paling Reagan hindari kini mengancamnya di depan mata. Dia melihat Claire yang mengeluarkan pakaiannya dari lemari beserta sebuah koper besar. “Claire, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku bisa menjelaskannya. Tapi, tolong dengarkan aku dan jangan pergi.” Reagan berusaha menahan langkah sang istri, tetapi, Claire cukup keras kepala. Dia enyahkan seluruh sentuhan Reagan dengan kasar. Perlakuan itu nyaris membuat mental Reagan jatuh. “Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, semuanya sudah jelas aku lihat. Minggir!” Setelah memastikan semua barangnya masuk ke dalm koper, Claire melangkah menuju pintu utama. “Claire, kumohon. Kita baru saja membangun rumah tangga ini bersama, tolong jangan pergi.” Claire mendengus kesal. Kesabarannya bena-benar diuji oleh sikap Reagan. Dia berbalik, menghadap Reagan untuk terakhir kalinya. Suaminya kinni terlihat begitu menyedihkan. Matanya merah
“Ternyata kamu di sini? Apa yang sedang kamu lakukan?” Reagan menoleh ketika mendengar suara Erik mengisi lorong kosong tempatnya berdiri sejak tadi. Ekspresi Reagan benar-benar tegang. Dia seperti menyimpan api bara yang siap berkobar di kepalanya. Ketika menatap Erik, pandangannya meneduh. “Aku baru selesai mengenyahkan sampah. Ayo, kita pulang.” Reagan melangkah mendekati Erik, membiarkan sahabatnya itu tenggelam dalam berbagai pertanyaan di benaknya. Ketika sampai di parkiran, Reagan tidak menemukan mobil mewah yang ditumpangi Theodore di sana. Dia pun kembali berkata pada Erik, “Apa mereka sudah pulang?” Erik mengangguk. “Ya, semuanya berakhir sesuai dengan dugaan kita.” Mereka berdua masuk ke dalam mobil dengan Erik yang bertugas untuk mengendara. Sedangkan Reagan, dia mengambil sebuah obat merah dari dalam dashboard. Erik melirik sekilas apa yang Reagan lakukan kemudian ternganga. “Kamu terluka?! Apa yang sebenarnya terjadi selama aku tidak ada?” “Hanya hal kecil. Sampah
“Reagan! Kamu mau kemana? Hei!”Setelah Reagan menghilang dari pandangan, hanya ada Erik yang diam mematung di tempatnya sekarang. .Disaat yang sama, pintu ruang VIP terbuka. Theodore dan Pricilla keluar dari sana, dengan gestur yang berbeda. Erik kembali ke mejanya, saat ini posisi duduknya membelakangi dua orang itu. Dari pantulan layar laptop yang gelap, Erik memantau setiap pergerakan Theodore dan Pricilla. “Terima kasih sudah mengundangku, Tuan Theo. Sebuah kehormatan bagiku bisa makan siang denganmu.” Suara Pricilla terdengar. Disusul tawa berwibawa dari Theodore. “Nona Pricilla, jangan sungkan seperti itu. Bagaimanapun kita adalah relasi bisnis. Sudah sepantasnya aku menjamu dengan baik.” Pricilla menyunggingkan senyum tipis. Dari sorot matanya jelas Erik bisa melihat ada ketertarikan yang begitu besar di sana terhadap Theodore. “Selain pembelot, mereka juga pandai berakting,” gerutu Erik di depan layar laptopnya. Dia masih ingat jelas, adegan panas mereka yang desahann
“Ah, Theo… Lebih dalam lagi..”“Kamu sungguh nikmat, Cilla.”Meski tatapan mata Reagan tertuju pada layar laptop milik Erik, diam-diam dia menelan ludah berat.“Apakah kita datang kemari untuk memergoki dua orang yang bersenggama?” cibir Reagan. Akibat mendengar desahan itu, sudah sepuluh menit lamanya tubuh Reagan menegang.“Kamu pikir, ini bagian dari rencanaku, huh?” balas Erik sengit. Dia merasa tersudutkan.“Mana aku tahu kalau dua orang itu memiliki hubungan khusus.”“Aku sudah menyuruhmu un
Claire berdiri di lobi dengan wajah tercengang. Sedang Reagan baru saja turun dari mobilnya dengan senyum hangat menyambut Claire. Dia melangkah menghampiri istrinya, meraih tangan mulus itu kemudian mencium punggung tangan Claire. Wanita di depan Reagan kini terperangah tak percaya melihat sepuluh orang pengawal dalam balutan jas serba hitam, kacamata yang dilengkapi kamera pengintai canggih, dan headphone radio yang melingkar di bagian belakang leher mereka, berdiri mengelilingi mobil Reagan. Mata Claire mengerjap, otaknya mendadak buntu. “Kenapa ada banyak sekali pengawal, Reagan?” tanyanya. “Mereka akan menjaga kita dari media, dan orang-orang yang berniat untuk meneror kamu lagi,” jawab Reagan. Senyumnya begitu tenang, tetapi dalam diam Reagan memantau setiap hal yang menyangkut keselamatan Claire. Reagan menarik tubuh Claire, posesif. Matanya awas mengintai. Disaat yang bersamaan, dia melihat satu sosok pria berdiri tak jauh dari area lobi, dengan kamera di tangannya. Papa
Di dalam kamar itu, dua orang pria sedang menatap layar besar di depan mereka dengan serius. Reagan adalah yang paling fokus mengamati setiap detail pergerakan sistem operasi ponsel Pricilla yang diretas.Semua aktivitas benda itu, terpampang di layar. Termasuk percakapan rahasia antara wanita itu dengan Theodore Philips. Sosok yang sudah Reagan selidiki sebelumnya.“Apa kamu yakin Pricilla menjadi bagian dari mereka?” tanya Erik. Instingnya sebagai peretas belum setajam Reagan. Hingga mulutnya tidak berhenti bertanya ini dan itu.“Semua orang yang ada di sekeliling Theodore bisa menjadi orang-orang yang dicurigai terlibat dalam kasus ini. Aku harus mencari tahu motif mereka mempekerjakan kita.”
Ketika Reagan sampai di unit penthousenya, dia menemukan Claire sudah duduk berhadapan dengan Tuan Delanney. Dua orang itu menoleh bersamaan.“Paman? Sejak kapan Paman sampai di sini?” tanya Reagan, dia mendekat, duduk di sofa tepat di samping Claire.Reagan tidak berharap mendapat sambutan ramah dari sang mertua, dia hanya berusaha menghormati paruh baya itu.Wajah Tuan Delanney tidak ada ramah-ramahnya. Tetapi, dia juga tidak menunjukkan amarah yang intens.“Aku datang kemari butuh penjelasan dari kalian berdua,” ucapnya. “Bagaimana bisa pernikahan kalian sampai tersebar di media?”Saat ini
Ekspresi Jonas saat ini sulit untuk digambarkan setelah Reagan membisikkan sebuah permintaan di telinganya. Dia mematung seperti bongkahan es. Tidak berkedip, pun mengatupkan mulutnya yang terbuka lebar. Reagan tersenyum miring, “Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi, permintaan yang aku ajukan adalah bayaran paling rumah untuk misi ini,” ucap Reagan santai. Dia mengemas barang-barangnya ke dalam tas sambil kembali berkata, “Aku akan memberimu waktu dua hari untuk memutuskan. Jika kamu setuju, kita akan langsung eksekusi misi ini.” Tubuh Reagan kini menjulang tinggi di samping Jonas. Dalam posisi ini, Jonas terlihat seperti seorang kurcaci yang meringkuk penuh penderitaan. Reagan tidak bermaksud menambah beban Jonas, tetapi setiap misi apapun yang Reagan bereskan memiliki resiko yang teramat besar. “Kabari aku apapun keputusanmu. Aku pergi dulu.” Dirasa tidak ada hal penting lainnya yang harus dibahas, Reagan memutuskan pergi dari hadapan Jonas. Membiarkan teman barunya itu memutus