Suasana kelas 2-F hari ini heboh membicarakan tentang peristiwa kematian misterius yang terjadi di wilayah mereka.
"Hei-hei kau lihat berita kemarin? Aku jadi berpikir dua kali, tidak bahkan seratus kali jika ingin keluar rumah sendirian..." Kata salah seorang gadis yang berpenampilan sangat modis di kelas 2-F."Benar-benar mengerikan..." Sahut gadis lain yang baru saja masuk kelas."Pagi Erika..." Sapa gadis modis yang duduk berkerumun dengan gadis-gadis lainnya itu. "Apa yang terjadi?""Kalian sudah lihat berita kemarin? Kematian-kematian aneh di wilayah kita?" Erika meletakkan tasnya."Kami juga sedang membicarakannya, benar-benar menakutkan..." Kata gadis berambut pendek di samping Akiko gadis yang selalu tampil modis."Apa sebaiknya kita memakai masker kemana-mana agar tidak terkena virus aneh yang membunuh para gelandangan itu?" Kata gadis lainnya."Kurasa itu bukan virus penyebabnya, aku yakin itu pembunuhan..." Kata Akiko si gadis modis."Kudengar ciri-ciri kematiannya mirip dengan kematian Dert..." Perkataan Erika membuat gadis-gadis lain merinding mendengarnya."Pagi semua..." Sapa Ake yang baru saja masuk kelas bersama Jenn."Pagi Ake.." Sahut gadis-gadis lain."Pagi Jenn..." Akiko tersenyum manis ke arah Jenn."Yo...gadis-gadis..." Jenn menghambur di antara kerumunan para murid perempuan yang sedang membicarakan peristiwa kematian yang terjadi di sekitar mereka.Sementara yang lain tengah asik dengan obrolannya...Tak seperti biasanya, hari ini Rue masuk kelas bahkan terlalu awal. Dia nampak tertidur di bangku belakang, saat teman-teman sekelasnya heboh bercerita, berteriak dan tertawa. Hal yang sangat Rue benci.Bahkan saat teman-teman sekelasnya heboh membicarakan peristiwa kematian yang terjadi, seperti biasa Rue tetap tidak pernah peduli dengan apa yang orang-orang bicarakan, sekalipun itu mengenai dirinya.Sampai akhirnya Lyl datang dan duduk disebelahnya, kerumunan para gadis yang tadinya mengelilingi Jenn itu terpecah menjadi dua, seolah di kelas itu mereka memiliki dua idola. Penggemar Jenn dan penggemar Lyl."Hai Lyl, selamat pagi" Sapa salah seorang gadis."Pagi.." Jawab Lyl dengan senyum ramahnya."Lyl, apakah kau memiliki seseorang yang kau suka di sekolah lamamu?" Tanya gadis lain, di depan Lyl."Ih Aubrey pertanyaanmu..." Sahut gadis lainnya. "..tapi aku juga penasaran...""Jawab Lyl, jawab..." Gadis-gadis yang berkerumun itu membuat keributan kecil, di dekat Rue yang terbiasa sendirian. Membuat Rue yang memaksakan diri untuk tidur, terganggu dengan suara berisiknya.Rue mengangkat wajahnya yang semenjak tadi ia rebahkan di meja. Dia bangun dari tempat duduknya."Rue, mau kemana?" Tanya Lyl. "maaf mengganggu tidurmu.." Lanjut Lyl dengan ramah."Tcih..!" Rue nampak kesal dengan akting Lyl sebagai manusia. Dia berjalan meninggalkan bangkunya sebelum sempat keluar kelas, Clarey Hassel wali kelasnya sudah di ambang pintu. Akhirnya ia kembali ke bangkunya dan merebahkan kepalanya kembali di mejanya.Bukan tanpa alasan, hari ini Rue berada di kelas dan datang lebih awal. Dia mencoba menghindari nafsu membunuhnya, dia berpikir jika dia berada di kelas, mungkin dia tidak memakan korban hari ini. Dia masih berpikir semua yang ia lakukan bukanlah kemauannya, tapi karena kekuatan yang ia dapatkanlah yang mempengaruhinya.Sepanjang jam pelajaran Rue terus memikirkan cara untuk meningkatkan kemampuannya, hingga tanpa sadar dia yang dari tadi menyenderkan kepalanya di meja, tertidur.*************************************************************Di tengah kota, di depan gedung pemerintahan terjadi bentrok antara aparat dan demonstran. Hal yang cukup lumrah terjadi di suatu negara. Tampak beberapa korban jiwa antara aparat dan demonstran. Terlihat beberapa reporter yang mengabarkan kejadian tersebut, selain itu beberapa orang juga sibuk mengabadikan moment itu dengan kamera ponselnya. Entah apa yang ada dalam pikiran manusia-manusia itu.
Hal serupa di sudut kota lainnya, bentrokan antar kelompok juga terjadi. Banyak hal yang dapat menjadi pemicu suatu perselisihan, tak jarang berbagai dalih digunakan hanya untuk suatu kepentingannya.Manusia, tak perlu lagi bantuan setan dan iblis, karena manusia dapat melebihi iblis. Bahkan dalam hal keburukan.Dalam kegelapan, dibalik sebuah layar besar, semua peristiwa dan kejadian itu di lihat oleh sosok hitam kemerah-merahan dengan dua tanduk di kepalanya, mahluk itu duduk dengan ditemani para pengikutnya."Hahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahahaha..."Mahluk-mahluk itu tertawa dengan tontonan di depan mereka."Pada dasarnya manusia-manusia itu menyukai kekacauan" Kata mahluk bertanduk yang mengenakan jubah kebesarannya itu, sepertinya dia adalah pemimpin dari mahluk-mahluk bertanduk di sekelilingnya."Lihatlah betapa bodohnya mereka sekarang... setelah ribuan tahun mengklaim diri mereka adalah mahluk terbaik di dunia ini...Manusia hanya mahuk bodoh yang tidak dapat mengakui kelemahannya, dan selalu melimpahkan segala kesalahannya kepada kaum kita""Tuanku benar, mereka hanya sekumpulan sampah yang hanya menjadi noda di dunia ini" Timpal mahluk bertanduk lainnya."Setidaknya manusia-manusia itu dapat memberikan kita tontonan yang menghibur...""Tuanku benar"HahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahahahahahahaMereka tertawa.Di satu sudut, dimana para mahluk gelap kemerah-merahan menikmati tontonannya. Sesosok bayangan hitam tanpa tanduk terdiam menatap keriuhan tempat itu. Seolah keberadaannya tidak disadari oleh mahluk-mahluk lain di tempat itu, dia berjalan pelan. Sosok yang bagai bayangan itu terus berjalan diantara kerumunan mahluk-mahluk bertanduk tanpa ada yang memperhatikan langkahnya. Semua mahluk bertanduk itu tetap terfokus pada apa yang mereka lihat.Perlahan sosok gelap itu melebur dengan udara dan lenyap begitu saja dari keriuhan tempat itu.*************************************************************
Usai pelajaran terakhir, para siswa bersiap pulang ke rumah masing-masing.
"Jenn, aku duluan ya..." Ake mengangkat tasnya. "..yuk Erika""Eh, aku lupa bawa uang untuk beli keperluan kita, Ake.." Erika menepuk jidatnya. "Aduh, gimana ini?""Aku bawa kok, tenang aja..." Ake dan Erika berjalan keluar kelas."Ake, maaf ya..." Perlahan suara obrolan Ake dan Erika terdengar semakin jauh. Akiko berdiri di depan Jenn yang hendak meninggalkan kelas "Jenn, hari ini aku bisa minta tolong menemaniku sampai rumah?""Ah, maaf Akiko tapi aku ada janji dengan sesorang" Jenn menolak."Tidakkah kau kasihan seorang gadis pulang sendirian di saat banyak kejadian mengerikan di sekitar sini?" Akiko terdengar agak memaksa."Baiklah.. baiklah aku menyerah, aku akan mengantarkanmu" Jenn tersenyum, senyuman penuh kepalsuan. 'Gadis bodoh, bisa saja aku yang membunuhmu' pikirnya.Rue terbangun, ketika semua murid sudah pergi meninggalkan kelasnya. Dia menatap ke arah luar jendela yang sudah nampak gelap."Yo, sahabatku..." Suara itu berasal dari langit-langit kelas.Sesaat Rue terkejut ketika menatap ke arah suara itu berasal, bukan tidak mengenal suara shinigami yang menanamkan weaps kepadanya tapi kelakuan Lyl yang seperti laba-laba. Dia mengangkat tasnya tidak mempedulikan kelakuan Lyl, dan melangkah keluar kelas begitu saja.Lyl melayang-layang seperti serangga mengikuti langkah Rue "Setelah beberapa hari mengikutimu aku dapat satu kesimpulan...""Apa maksudmu?" Meski tidak tertarik kata-kata Lyl, Rue tetap bertanya sambil terus berjalan keluar dari gedung sekolahnya."Ternyata kau sama sekali tidak populer..." Lyl melanjutkan kata-katanya yang sempat terpotong oleh pertanyaan Rue."Tcih!" Rue menyesal bertanya, padahal ia tau shinigami yang melayang-layang mengikutinya itu tidak pernah memberikan jawaban serius."...dasar manusia transparan""Wow! Rumahmu besar sekali, sayang" Perempuan berambut pendek sebahu yang mengenakan tas berwarna merah selaras dengan warna sepatu yang di kenakannya itu nampak takjub dengan rumah Jenn."Pasti Papa Mama kamu orang hebat, ya?" Sambil berjalan mengikuti langkah Jenn, perempuan itu terus membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak terlalu di respon oleh Jenn.Setelah sampai di kamar tidur Jenn, perempuan itu meminta ijin untuk mandi. Jenn melepas sweater dan baju seragam dibaliknya. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya, menunggu perempuan itu menyelesaikan membersihkan diri."Makanan yang higienis adalah makanan yang bersih" Gumam Jenn pelan.======oo0oo======"Hey, Shinigami..."Lyl yang sedang bersantai di tempat tidur, menatap ke arah Rue duduk."Bagaimana caranya aku mengembangkan kekuatan yang kau tanam padaku?" Tanya Rue serius."Pfft..." Lyl mencoba menahan
Sementara di dunia manusia sedang berjalan dengan banyak kejadian dan peristiwa tak masuk akal beberapa minggu belakangan. Lucifer dan pasukannya masih melakukan rutinitas harian dengan bermacam dosa dan kenikmatan tanpa adanya aturan. “Aaah… uhhh..sshhh…” Desis mahluk yang ditindih Lucifer merasakan kenikmatan dari setiap hujaman benda tumpul yang ia terima dari sosok gagah seorang pemimpin para iblis. Di sebuah ruangan dengan pencahayaan redup, Lucifer dan pengikutnya sedang dalam birahi yang membara. Merekalah yang menginspirasi manusia melaksanakan pesta kelamin yang penuh dosa berbalut kenikmatan duniawi. “Uhh… sshhh, tuan aku tak sanggup lagi… ouh…” Lawan bergelut penuh birahi Lucifer melenguh penuh kenikmatan. “Ooh, yahh… uuh, tuan sshh…aaahhh…”“Dasar jalang! Wajahmu berkata sebaliknya… Ahk…” Lucifer makin deras menghujamkan batang tumpul yang menengang diantara kedua pahanya.“Aaahhhhhhhhh….” Pe
Brak!!! Seorang pria paruh baya mendobrak masuk kamar Jenn sementara Bellim mengekor dibelakangnya.“Maaf tuan, saya sudah menahannya…”“Tidak apa-apa Bellim, aku tau… memang pria tua ini kurang mengerti tata krama” Potong Jenn yang tengah memeluk seorang gadis di tempat tidurnya dengan santai. "Jennian Ludrick! Kita perlu bicara." Tegas pria paruh baya itu. Jennian Ludrick mengangkat alisnya dengan santai, melepaskan pelukan dari gadis yang ada di sisinya. Dia menatap pria paruh baya itu dengan senyum mengejek. "Oh, jadi Tuan Jeranian Ludrick yang agung datang jauh-jauh hanya untuk berbicara dengan keturunan yang disingkirkannya?" Jennian tersenyum sinis. "Maaf, aku tidak menyadari bahwa aku memiliki janji dengan seseorang yang tidak berarti bagiku." Pria paruh baya itu merasa terusik oleh sikap kasar Jennian. Dia mengambil napas dalam-dalam untuk mengendalikan emosinya. "Ini bukan masalah kecil, Jennian. Kita harus membicarakan konsekuensi dari tindakanmu yang sembrono." "Kons
'Aku belum mau mati' Lelaki yang tengah sekarat itu menggumam, sayangnya tidak ada yang paham apa yang dikatakannya.Tubuh lemah lelaki paruh baya itu mulai mengejang, perlahan-lahan degup jantung dan napasnya semakin berat, matanya mendelik menahan rasa sakit yang sangat, saat dewa kematian memisahkan jiwa dari jasadnya."Kau tidak punya pilihan lain manusia, waktumu sudah habis" Sosok pucat itu menyeringai.HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHASosok pucat itu terbang meninggalkan jasad mangsanya. Setelah menelan secercah cahaya seperti kristal yang keluar dari tubuh manusia yang baru saja kehilangan nyawanya itu."Terkadang hal seperti ini menyenangkan".Setelah kepergian sang pencabut nyawa, derai tangis keluarga yang berduka pecah memenuhi seisi ruangan.
Teng Teng Teng Teng..."Bersiap" Seru ketua kelas "beri salam" Lanjutnya."Selamat siang pak" Ucap anak-anak serentak."Selamat siang" Jawab pak guru.Dalam perjalanan pulang, Ake melihat Rue duduk di dahan sebuah pohon. "Hey Jenn bukankah itu Rue?" Tanya Ake pada Jennian memastikan apa yang dia lihat."Kurasa itu memang dia, tapi apa yang dipikirkannya duduk diatas pohon seperti itu?" Jawab Jenn agak bingung."Yuk kesana Jenn..." Ajak Ake mendekati Rue, Jenn ogah-ogahan tapi ikut juga."Hey kau, apa yang kau lakukan di atas sana?" Jenn menegur Rue. "Apa kau sedang berimajinasi kau itu seekor tupai?" Lanjut Jenn."Jenn...jangan seperti itu..." Ake menyela Jenn. "Maaf Rue, Jenn tidak bermaksud mengataimu, kau taulah cara bicara Jenn seperti itu..." Ake mencoba menjelaskan."Pergilah...aku tidak tertarik omong kosong." Kata Rue."Das
Bab sebelumnya-GEDUBRAK !!!"Ouch !" Rue mengelus kepalanya yang menghantam tanah. Dia menoleh ke kanan kiri, sepi. Tak ada siapapun disana, tapi dia merasa baru saja ada yang menimpanya. Rue mendongak ke atas dari arah dia jatuh. Tak ada siapapun. Rue berpikir sebaiknya dia pulang, tempat itu sudah tidak nyaman untuk dijadikannya tempat menyendiri.*************************************************************Dalam perjalanan pulang, Rue merasa ada yang mengikuti setiap langkah kakinya. "Fiuhhh" Rue menghembuskan nafasnya merasa lega sudah di depan pintu rumahnya, dia masuk dengan cepat dan mengunci pintunya dari dalam.Rue naik ke kamarnya di lantai dua, sesampainya di kamar dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur..."AAARRGGHP..""AAARRGGHP..." Rue mendadak terdiam dengan mata terbelalak saat teriakannya dihentikan secara paksa oleh kaki besar sosok pucat berjubah h
Di atap Sekolah."Apa maksudmu aku harus membunuh?!" Rue mencengkeram kerah baju Lyl.Lyl menghilang bagai asap, melepaskan diri dari cengkeraman Rue."Kyahahahahahahahahaha...ha..." Suara tawa Lyl terdengar sangat mengusik Rue, membuat Rue semakin marah."Berhentilah bermain petak umpet shinigami sialan!" bentak Rue."Bolehkah kuberikan sedikit ciuman ditengkukmu, sayang?" Lyl tiba-tiba berada di belakang Rue meniup lembut tengkuk Rue "mwehehehehehehe..." Dia terkekeh."Sepertinya kau shinigami yang tidak berguna, pantas kau dibuang ke dunia." kata Rue kesal."Baiklah akan kujelaskan" Lyl mulai berbicara serius. "...aura yang kau miliki itu adalah aura membunuh atau mungkin bisa dikatakan rasa haus atau lapar, yang pasti aura yang kau miliki adalah aura dasar milik kami para grim reaper. Saat aku memberikanmu kekuatan shinigamiku, mak
Keesokan harinya sekolah heboh dengan kematian Haxel Dert. Terlihat beberapa anggota kepolisian sedang mengamankan tempat terbunuhnya Dert. Belakang gedung sekolah yang penuh rongsokan yang sudah tidak terpakai, tempat yang biasanya sepi dan dijadikan tempat bersembunyi anak-anak bandel buat merokok itu kini dipenuhi para siswa yang penasaran dengan kejadian pembunuhan itu."Ake, kau kenapa disini?" Jenn menepuk pundak Ake yang terlihat shock saat melihat mayat Dert yang akan dibawa polisi ke mobil ambulance."Anak-anak tolong minggir. Kembalilah ke kelas, jangan mengganggu tugas polisi" Salah seorang guru menggiring murid- muridnya masuk kelas. Para muridpun bubar dari kerumunan itu.Ake dan Jenn pun berjalan menuju kelas."Kau tidak apa-apa Ake?" Tanya Jenn melihat sahabatnya itu dari tadi diam setelah melihat tubuh orang mati."Uh...ah..aku baik - baik saja Jenn..." Jawab Ake
Brak!!! Seorang pria paruh baya mendobrak masuk kamar Jenn sementara Bellim mengekor dibelakangnya.“Maaf tuan, saya sudah menahannya…”“Tidak apa-apa Bellim, aku tau… memang pria tua ini kurang mengerti tata krama” Potong Jenn yang tengah memeluk seorang gadis di tempat tidurnya dengan santai. "Jennian Ludrick! Kita perlu bicara." Tegas pria paruh baya itu. Jennian Ludrick mengangkat alisnya dengan santai, melepaskan pelukan dari gadis yang ada di sisinya. Dia menatap pria paruh baya itu dengan senyum mengejek. "Oh, jadi Tuan Jeranian Ludrick yang agung datang jauh-jauh hanya untuk berbicara dengan keturunan yang disingkirkannya?" Jennian tersenyum sinis. "Maaf, aku tidak menyadari bahwa aku memiliki janji dengan seseorang yang tidak berarti bagiku." Pria paruh baya itu merasa terusik oleh sikap kasar Jennian. Dia mengambil napas dalam-dalam untuk mengendalikan emosinya. "Ini bukan masalah kecil, Jennian. Kita harus membicarakan konsekuensi dari tindakanmu yang sembrono." "Kons
Sementara di dunia manusia sedang berjalan dengan banyak kejadian dan peristiwa tak masuk akal beberapa minggu belakangan. Lucifer dan pasukannya masih melakukan rutinitas harian dengan bermacam dosa dan kenikmatan tanpa adanya aturan. “Aaah… uhhh..sshhh…” Desis mahluk yang ditindih Lucifer merasakan kenikmatan dari setiap hujaman benda tumpul yang ia terima dari sosok gagah seorang pemimpin para iblis. Di sebuah ruangan dengan pencahayaan redup, Lucifer dan pengikutnya sedang dalam birahi yang membara. Merekalah yang menginspirasi manusia melaksanakan pesta kelamin yang penuh dosa berbalut kenikmatan duniawi. “Uhh… sshhh, tuan aku tak sanggup lagi… ouh…” Lawan bergelut penuh birahi Lucifer melenguh penuh kenikmatan. “Ooh, yahh… uuh, tuan sshh…aaahhh…”“Dasar jalang! Wajahmu berkata sebaliknya… Ahk…” Lucifer makin deras menghujamkan batang tumpul yang menengang diantara kedua pahanya.“Aaahhhhhhhhh….” Pe
"Wow! Rumahmu besar sekali, sayang" Perempuan berambut pendek sebahu yang mengenakan tas berwarna merah selaras dengan warna sepatu yang di kenakannya itu nampak takjub dengan rumah Jenn."Pasti Papa Mama kamu orang hebat, ya?" Sambil berjalan mengikuti langkah Jenn, perempuan itu terus membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak terlalu di respon oleh Jenn.Setelah sampai di kamar tidur Jenn, perempuan itu meminta ijin untuk mandi. Jenn melepas sweater dan baju seragam dibaliknya. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya, menunggu perempuan itu menyelesaikan membersihkan diri."Makanan yang higienis adalah makanan yang bersih" Gumam Jenn pelan.======oo0oo======"Hey, Shinigami..."Lyl yang sedang bersantai di tempat tidur, menatap ke arah Rue duduk."Bagaimana caranya aku mengembangkan kekuatan yang kau tanam padaku?" Tanya Rue serius."Pfft..." Lyl mencoba menahan
Suasana kelas 2-F hari ini heboh membicarakan tentang peristiwa kematian misterius yang terjadi di wilayah mereka."Hei-hei kau lihat berita kemarin? Aku jadi berpikir dua kali, tidak bahkan seratus kali jika ingin keluar rumah sendirian..." Kata salah seorang gadis yang berpenampilan sangat modis di kelas 2-F."Benar-benar mengerikan..." Sahut gadis lain yang baru saja masuk kelas."Pagi Erika..." Sapa gadis modis yang duduk berkerumun dengan gadis-gadis lainnya itu. "Apa yang terjadi?""Kalian sudah lihat berita kemarin? Kematian-kematian aneh di wilayah kita?" Erika meletakkan tasnya."Kami juga sedang membicarakannya, benar-benar menakutkan..." Kata gadis berambut pendek di samping Akiko gadis yang selalu tampil modis."Apa sebaiknya kita memakai masker kemana-mana agar tidak terkena virus aneh yang membunuh para gelandangan itu?" Kata gadis lainnya."Kurasa itu bukan virus penyebabnya, aku yakin itu pe
"Tuan, apa tidak sebaiknya kekuatan shinigami yang tuan berikan ke manusia itu, tuan tarik kembali?" Dalam ruangan hampa yang gelap Cassius dan Lyl membicarakan kekuatan yang Rue gunakan.Dengan tenang Lyl menghembuskan asap rokok mendengarkan perkataan Cassius di balik singgasananya."Tuan, saya khawatir manusia ini akan menimbulkan banyak masalah pada Treseiront" Cassius tampak serius.Treseiront adalah dunia para dewa dimana Aerch tertidur di dalamnya. Treseiront mencakup keseluruhan alam semesta dimana manusia masih belum mengetahui ujungnya dan lebih mempercayai alam semesta tak berujung dan tak berdasar.Sedangkan Aerch adalah esensi yang di percaya keberadaanya oleh para dewa, bisa dikatakan Aerch adalah yang tertinggi dari yang paling tinggi tingkatannya di alam dewa dan alam semesta."Hahahahahahahahahahahahahaha...." Lyl tertawa mendengar kekhawatiran Cassius. "...jangan terlalu kaku Cassius, bersenang-senanglah""Tuan! Jika para dewa dan bahkan jika sampai Treseiront bergejo
"Jennian Ludrick..."Jenn berhenti saat melewati Lyl yang di kerumuni anak-anak perempuan di meja depan. "Anak baru kau memanggil namaku?" Sahut Jenn."Ah, ya... Hai" Kata Lyl"Hmm..." Jenn berjalan ke bangkunya."Senang sekelas denganmu..." Lyl tersenyum. Jenn merasa ada sesuatu dibalik senyuman itu yang membuatnya tidak nyaman."Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa... Lyl kau manis sekali...""...selain tampan kau juga ramah""Hey, bukankah bagus kalau Lyl dan Jenn akrab? Dua cowok ganteng di kelas kita""Lyl lebih manis...""Jenn juga sangat mempesona"KyaaaaaaaaaaaaaAnak-anak perempuan yang mengerumuni Lyl histeris dengan khayalannya. Kehadiran Lyl seolah melenyapkan pembicaraan tentang peristiwa pembunuhan di sekolah itu."Sebentar lagi Mr. Claire datang aku
Keesokan harinya sekolah heboh dengan kematian Haxel Dert. Terlihat beberapa anggota kepolisian sedang mengamankan tempat terbunuhnya Dert. Belakang gedung sekolah yang penuh rongsokan yang sudah tidak terpakai, tempat yang biasanya sepi dan dijadikan tempat bersembunyi anak-anak bandel buat merokok itu kini dipenuhi para siswa yang penasaran dengan kejadian pembunuhan itu."Ake, kau kenapa disini?" Jenn menepuk pundak Ake yang terlihat shock saat melihat mayat Dert yang akan dibawa polisi ke mobil ambulance."Anak-anak tolong minggir. Kembalilah ke kelas, jangan mengganggu tugas polisi" Salah seorang guru menggiring murid- muridnya masuk kelas. Para muridpun bubar dari kerumunan itu.Ake dan Jenn pun berjalan menuju kelas."Kau tidak apa-apa Ake?" Tanya Jenn melihat sahabatnya itu dari tadi diam setelah melihat tubuh orang mati."Uh...ah..aku baik - baik saja Jenn..." Jawab Ake
Di atap Sekolah."Apa maksudmu aku harus membunuh?!" Rue mencengkeram kerah baju Lyl.Lyl menghilang bagai asap, melepaskan diri dari cengkeraman Rue."Kyahahahahahahahahaha...ha..." Suara tawa Lyl terdengar sangat mengusik Rue, membuat Rue semakin marah."Berhentilah bermain petak umpet shinigami sialan!" bentak Rue."Bolehkah kuberikan sedikit ciuman ditengkukmu, sayang?" Lyl tiba-tiba berada di belakang Rue meniup lembut tengkuk Rue "mwehehehehehehe..." Dia terkekeh."Sepertinya kau shinigami yang tidak berguna, pantas kau dibuang ke dunia." kata Rue kesal."Baiklah akan kujelaskan" Lyl mulai berbicara serius. "...aura yang kau miliki itu adalah aura membunuh atau mungkin bisa dikatakan rasa haus atau lapar, yang pasti aura yang kau miliki adalah aura dasar milik kami para grim reaper. Saat aku memberikanmu kekuatan shinigamiku, mak
Bab sebelumnya-GEDUBRAK !!!"Ouch !" Rue mengelus kepalanya yang menghantam tanah. Dia menoleh ke kanan kiri, sepi. Tak ada siapapun disana, tapi dia merasa baru saja ada yang menimpanya. Rue mendongak ke atas dari arah dia jatuh. Tak ada siapapun. Rue berpikir sebaiknya dia pulang, tempat itu sudah tidak nyaman untuk dijadikannya tempat menyendiri.*************************************************************Dalam perjalanan pulang, Rue merasa ada yang mengikuti setiap langkah kakinya. "Fiuhhh" Rue menghembuskan nafasnya merasa lega sudah di depan pintu rumahnya, dia masuk dengan cepat dan mengunci pintunya dari dalam.Rue naik ke kamarnya di lantai dua, sesampainya di kamar dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur..."AAARRGGHP..""AAARRGGHP..." Rue mendadak terdiam dengan mata terbelalak saat teriakannya dihentikan secara paksa oleh kaki besar sosok pucat berjubah h