Share

Bisikan Tengah Malam
Bisikan Tengah Malam
Penulis: Adrena Rhafani

Episode 1

Penulis: Adrena Rhafani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mahh toooolllloooonnnggg maahhh..."

"Maaaaahhhhh! mama," lirih Risa dengan suara serak dan sesek. Iya baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Matanya sudah terbuka lebar menatap ke langit-langit kamar, namun tubuhnya masi terdiam kaku di atas tempat tidur. Iya berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuhnya namun tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki terasa ada yang menindihnya. Untuk mengangkat tangannya saja sangat berat baginya sehingga iya kesulitan untuk meminta pertolongan dari mamanya yang masi terlelap di sampingnya. Iya terus mengerang semampu yang iya bisa tetapi sekeras apapun iya mencoba tubuhnya malah akan lebih terasa ditekan keras oleh sesuatu yang tak iya lihat.

"Risaaaaa!" Seru mama Risa sembari memukul paha anaknya. Risa terlonjak kaget dengan pukulan mamanya barusan. Pukulan itu berhasil membebaskan dirinya dari tindihan sesuatu yang tak dilihatnya. Risa dengan nafas yang masi terengah-engah pun bangun dari tidurnya. Iya langsung duduk di samping mamanya dengan keringat yang sedikit bercucuran.

"Ada apa? Ini minum dulu,"kata mama Risa seraya memberi segelas air putih yang ada di samping meja tempat tidur. Risa segera meraih dan meneguk habis air putih pemberian mamanya. Iya terlihat sangat kehausan di tengah malam seperti ini.

"Kamu tuh kenapa?"tanya wanita berusia kisaran empat puluan tahunan di sampingnya.

"Sekarang jam berapa mah?" Tanya Risa balik.

Mamanya melirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya.

"Sekarang jam dua pas sayang, ada apa si kok kau aneh begitu?" Tanya mamanya balik.

"Entahlah mah, sudah hampir seminggu ini Risa terbangun tengah malam begini. Setiap Risa bangun pasti ada saja sesuatu yang menindih Risa, tapi Risa gak tahu itu apa?" Jelas Risa.

"Jadi ini alasannya,kenapa kau meminta mama tidur di kamarmu malam ini," ucap mama Risa mengerti permintaan anaknya yang memintanya untuk tidur bersamanya malam ini.

"Emmm sebenarnya iya sih mah. Risa tuh jadi takut mah, masa hampir tiap malam Risa bangun dijam yang sama dan lagi kerena merasakan tindihan yang sangat keras dari atas tubuh Risa. Ini kan aneh pasti ada sesuatu," jelasnya.

"Sudahlah ini hanya kebetulan saja"

"Kebetulan gimana mah? Ini loh Risa udah ngerasain kejadian aneh ini hampir seminggu,"

"Sudahlah ini sudah malam, ayo tidur lagi. Mama saranin jangan tidur terlentang, dan juga baca doa dulu sebelum tidur,"kata mamanya sambil membaringkan tubuhnya di kasur lagi. Iya tak mau membahas kejadian yang menimpa anaknya selama semingguan itu. Risa pasti akan terus bertanya sampai akar akarnya dan itu akan membutuhkan waktu sampai pagi. Risa kemudian berbaring lagi dan menarik selimut putih tebal untuk menyelimuti tubuhnya.

**

Keesokan paginya Risa terbangun dari tidurnya, iya menggeliat sembari melihat ke arah tempat mamanya tidur semalam. Terlihat mamanya sudah bangun terlebih dahulu, iya pun segera bergegas menuju kamar mandi mengingat iya juga akan ke kampus hari ini.

Sementara di meja makan terlihat papa Risa sedang menikmati secangkir kopi sebelum berangkat ke kantor. Di kantor iya menjabat sebagai seorang manager hingga mampu memberikan penghidupan yang cukup kaya terhadap istri serta anak semata wayangnya yaitu Risa yang masi harus menempuh pendidikan di kampus terfavorit di Jakarta.

"Pah ini tas kerjanya"kata mama Risa menghampiri suaminya yang sedang serius melihat secarik koran di tangannya.

"Makasih mah,"kata papa Risa sembari meletakkan koran di tangannya lalu kembali menyeruput kopinya.

"Bi sajikan makananya."ujar Bu Delia mamah Risa.

"Baik Bu"sahut Bi Maya menghentikan pekerjaannya yang tadinya sedang membersihkan sebingkai foto keluarga majikannya.

Tak lama kemudian Risa keluar dari kamarnya, iya segera menyusuri anak tangga untuk menghampiri kedua orang tuanya. Risa terlihat sudah lengkap dengan pakaian kampusnya yang terlihat sederhana saja. Risa memakai celana jeans hitam panjang serta baju putih polos yang diluarnya iya pakaikan jaket kulit berwarna hitam. Dengan rambut panjang yang diurai serta tas mini bag yang iya kenakan iya terlihat biasa saja meski kedua orang tuanya cukup kaya untuk menghidupinya.

"Pagi Mah, pagi Pah,"sapa Risa yang melihat kedua orangtuanya sedang bercengkrama di meja makan.

"Pagi juga, "balas mamanya.

"Pagi sayang,"balas papanya, Darwin.

Risa langsung mengambil kursi dan duduk bersebelahan papanya. Di meja makan terlihat beberapa makanan yang sudah tersaji. Keluarga kecil harmonis itu langsung menikmati makanan yang ada. 

Risa selesai dengan sarapannya iya langsung berpamitan dengan kedua orangtuanya dan segera berangkat ke kampus menggunakan mobil yang telah difasilitasi oleh papanya.

Di sisi lain, terlihat dua orang wanita sedang duduk di kantin untuk menikmati sarapan paginya. Mereka adalah Jessy dan Shela. Tak lama kemudian tiga orang pria menghampirinya. Dia adalah Radit pacar Risa dan kedua temannya Rangga dan Adrian.

"Risa mana," tanya Radit menghampiri dua sahabat pacarnya.

"Yaelah belum juga datang, udah dicariin aja," sindir Shela.

"Hhahaha kaya pasangan Romeo and Juliet aja ahahah,"ejek Jessy.

"Tauni si Adit, diotaknya tuh cuma ada Risa Risa dan Risa hahaha," tambah Adrian.

"Lohh lohh lohh emang salah kalo gue nyariin pacar sendiri yah enggak kan?" Terang Radit.

"Betul tuh, kan sudah seharusnya Radit nyariin Risa kan dia pacar nya "bela Rangga.

"Yaelah, bukannya tadi loh juga ikut ngejek si Radit. Tapi kok sekarang loh malah belaian dia?" 

"Yah kan memang harusnya begitu" 

"Nah ini nih, sahabat sejati gue. Si Rangga yang selalu belain kawannya"puji Radit iya sembari menepuk nepuk pundak Rangga.

"Iya dong,Rangga gituloh"

"Tapi boong hahahahah"ujar Radit seketika tertawa lepas bersama Adrian. Dia tertawa puas karena berhasil mengerjai sahabatnya Rangga.

Shela dan Jessy hanya menggeleng kepala melihat kelakar tiga orang sahabat itu. Ketiganya menjadi pusat perhatian di tengah keramaian kantin kampus pagi itu.

Tak lama kemudian Risa pun datang. Iya memarkirkan mobilnya kemudian turun. Risa langsung melangkahkan kakinya ke arah kantin, karena sebelumnya ia telah mendapat pesan dari Shela yang menunggunya di kantin bersama teman-teman yang lainnya.

"Nah tuh, Risa datang."tunjuk Shela kepada sosok sahabatnya yang tengah berjalan menuju tongkrongannya.

"Hai teman-teman,"sapa Risa yang baru datang

"Hai juga Risa"balas Radit tersenyum lebar.

"Hahaha salah tuh ucapannya, seharusnya tuh kayak gini. Hai sayang, lagi ngapain, sudah makan belum, udah bobok belum? Hahhaha " ledek Adrian. Satu tim itu kembali tertawa terpingkal-pingkal dengan perkataan Adrian barusan. Beda halnya dengan Shela yang hanya menampakan senyum tipis di wajahnya.

"Sudah-sudah, kalian ini,"kata Risa menghentikan tawa teman-temannya. Iya tidak mengambil hati sepatah kata pun perkataan para sahabatnya. Baginya itu hanyalah lelucon saja.

"Emang tugas fisika kalian sudah kelar? Dengan santainya kalian duduk manis dan tertawa di sini,"ujar Risa sembari duduk di samping Jessy.

"Ih tugas fisika nya nanti saja dibahas, ada berita yang lebih menarik loh hari ini,"sela Jessy

"Berita apaan sih?"tanya Risa seraya membuka tutup botol air mineral kemudian meminumnya

"Kemarin, Lisa meninggal,"Ungkap Jessy.

Bab terkait

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 2

    Risa terlonjak kaget, iya tersedak air mendengar perkataan Jessy. Iya tak menyangka Lisa pacar baru mantannya David tiba-tiba saja dinyatakan meninggal."Pelan-pelan,kok kamu kaget begitu sih,"ujar Radit menghampiri pacarnya yang kesedakan air."Dah udah, aku gk papa. Meninggal kok bisa?" Tanya Risa."Hahhhah meninggal lah, nyawanya kan ilang yah otomatis meninggal."potong Shela."Maksud aku penyebabnya."jelas Risa."Emmm ... Katanya sih, bunuh diri.""Bunuh diri! Yakali cewe secantik Lisa meninggal karena bunuh diri. Emang kurang cantik apa lagi dia?" sosor Shela."Yah memang begitu cerita yang kudengar, dan lagi yah katanya dia itu gantung diri di kamarnya sendiri," "kata Jessy sembari menyapu lengannya yang terasa merinding."Ihh para juga tuh si Lisa"imbuh Shela"Risa, kamu kenapa?" tanya Radit yang melihat pacarnya terdiam.Risa terhentak dari lamunannya."Ah gak kok, aku cuman turut prihatin aja atas meninggaln

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 3

    Risa semakin takut dengan pemandangan yang iya lihat, kedua matanya terbelalak kaget melihat seutas tali yang masi terpasang di langit-langit kamar bekas gantung diri Lisa.iya merasa heran mengapa kamar serta gantungan tali bekas Lisa tidak dibersihkan mamanya.Seketika tubuhnya merinding, iya melangkah mundur melihat semua itu. Tanpa sengaja tangannya menyenggol sepucuk surat yang ada di atas nakas. Iya meraih surat itu dan memperhatikan nya secara saksama."Apa surat ini yang mamanya lisa maksud,"ujarnya. Iya kemudian membuka surat itu lalu membacanya. Surat itu bertuliskan"kau akan menyusulku," Risa terlonjak kaget setelah membaca surat yang ditujukan padanya. Iya merasa heran,mengapa Lisa menulis surat seperti itu untuknya. Tiba-tiba semua benda yang ada di dalam kamar itu bergerak dan melayang di udara. Risa tertegun melihat semua itu. Dengan panik, Iya memutar diri hendak keluar dari kamar tersebut. Tiba-tiba Iya dikejutkan dengan sosok wanita yang sangat menyera

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 4

    "Aahhhhh ....!teriaknya dengan penuh ketakutan. Iya terkejut melihat sosok suster dengan wajah yang menyeramkan tengah ngesot sambil memegang kakinya. Bu Delia terus berteriak dan merontah-rontah agar hantu suster ngesot itu melepaskan kakinya.Delia segera menutup pintu kamar setelah terlepas dari sososk menyeramkan itu. Iya dengan panik berlari ke sofa tempatnya tidur tadi. Iya dikejutkan lagi dengan kondisi Risa yang melototkan matanya seperti malam sebelumnya. Risa berusaha berteriak namun mulutnya seanakn ditahan oleh sesuatu yang tidak bisa dilihatnya. Bukan hanya mulutnya,semua tubuhnya seperti ditindih oleh sesuatu yang sangat berat hingga membuatnya tidak bisa bergerak sedikitpun. Bu Delia segera memukul paha anaknya lagi. Sontak Risa terkejut dan akhirnya bisa bergerak lagi."Sayang, sayang, kau tidak apa-apa?""Mah, mama nenek itu ingin membunuhku. Tolong mah"lirih Risa"Nenek? Disini tidak ada nenek-nenek sayang.""Ada mah, ada!"

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 5

    "Iya dong. Aku tuh bosan banget tau gak sih di rumah sakit itu hanya ada bau obat-obatan, aku ennek banget rasanya.""Emang perawat gak pernah bawa kamu keluar?"tanya Radit sedikit menatap wanita cantik yang duduk di sebelahnya."Yah enggak lah.""Yaudah nanti siang aku akan ke rumah sakit lagi."ucap Radit sembari menenggelamkan kakinya ke bawa air kolam yang sejuk."Hah, ngapain?""Yah buat marahin perawatannya lah, siapa suruh dia ngurung kamu di kamar pasien mulu. Lihat nih pacar aku jadi bete kan."kata Radit dengan senyum tipis di wajahnya."Hahahha ... Kamu apaan sih,"ujar Risa tertawa."Woee kalian berdua, ingat kami ada di sini. Kalo udah ketemu aja, dunia berasa milik berdua lah kami ini hanya ngontrak hahahah," kata Shela menengahi obrolan sepasang kekasih itu."Hahahhaha enggak kali,"balas Risa tersenyum kepada sahabatnya Shela."Udah ah. Eh gue sama Jessy balik yah,"pamit Shela."Loh kok cepet sih."

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 6

    "Yaudah, kalian ikut aku,"ucap Risa kemudian meringkus tangan kedua sahabatnya menuju toilet wanita. Iya berjalan dengan tergesa-gesa tanpa menyadari bahwa Radit, Adria dan Rangga memanggilnya sedari tadi."Dah udah. Kita sudah di toilet, emang apa sih yang mau kau tunjukkin sama kita,"ujar shela"Lihat ini,"tunjuk Risa sembari melepas syal yang ada di lehernya. Kedua orang itu langsung di kejutkan dengan lebam hitam yang ada di leher Risa. Bekas itu terlihat seperti tali yang melingkar mencekik leher."Kok bisa gini? Ya ampun," lirih Shela syok."Ini pasti sakit banget!"kata Jessy merasa negeri"Ya ampun, jangan-jangan kamu juga ingin bunuh diri seperti lisa lagi. Ihh jangan dong jangan."kata Jessy"Banyak loh yang sayang sama kamu, masa iya kamu mau ninggalin dunia yang sangat peduli sama kamu,"imbuh Shela."Aduhh ... Udah dong, aku tuh mana mungkin punya niat buat bunuh diri. Kalian pikir aku gak sayang apa sama nyawaku sendi

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 7

    "Brakkkk!! " Suara dentuman keras itu kembali mengagetkan Jessy."Astaga!"ucapnya kaget sembari mengelus dadanya."Ihhhh, siapa sih itu. Aku harus liat, pasti ada orang yang iseng ngerjain aku." Geramnya.Iya perlahan berjalan mendekati beberapa kamar kecil yang pintunya masih tertutup. Jessy dengan penasarannya membuka setiap pintu kamar kecil itu. Iya telah membuka empat pintu namun tidak menemukan apa pun di dalamnya. Sampailah iya di pintu kamar kecil yang terakhir. Tanpa berfikir, iya langsung mendorong pintu itu dan hasilnya sama. Iya tidak menemukan apapun yang bisa menghasilkan dentuman keras tadi. Jessy kembali menutup pintu itu dengan rasa kesal yang belum mereda."Brakkkk!!"suara itu terdengar lagi. Jessy berbalik seketika dan melihat arah sumber suara itu yang berasal dari pintu kamar yang barusan iya tutup. Kedua matanya menyoroti pintu yang ada di hadapannya. Dengan sedikit takut iya menelan salivanya dengan kasar. Wanita yang penasara

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 8

    "Mama gak makan?"tanya pak Darwin menyela lamunan istrinya. Ucapan dengan nada rendahnya itu tidak menggoyahkan lamunna istriya. Bu Delia masi saja mengaduk sup ayam yang depannya."Mah, Mah, Mama!"panggil pak Darwin. Wanita yang menjabat sebagai istrinya itu tersadar dari lamunannya."Iya pah, kenapa?""Mama tuh yang kenapa? Papa perhatiin kok ngelamun terus? Mama lagi mikirin apa sih?"tanya pak Darwin.Bu Delia menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dengan tenang, iya mulai mengungkapkan apa yang sebenarnya membuat dirinya melamun tadi."Pah, Risa pernah gak sih cerita sesuatu sama papa?""Sesuatu apa mah?"tanyanya lalu menyendok nasi ke mulutnya."Mengenai nenek tua yang mengganggunya tiap tengah malam."ucap Bu Delia"Nenek tua apa mah? Risa gak pernah tuh cerita macam-macam sama papa,"ucap pak Darwin."Udahlah Pah, Mama gak jadi cerita."pungkas Bu Delia lalu mulai menyendok sup ayam yang ada

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 9

    "Gak lucu, maksud kamu? aku gak ngerti,"tanya Radit."Tadi malam, kamu sengaja kan nelfon aku. Pake ngerjain aku segala lagi."omel Risa."Hahh!! Semalam? Perasaan aku gk ada nelfon kamu deh, tadi malam itu aku ke tiduran di kosannya si Rangga."jelas Radit."Ih bohong banget kamu, jelas-jelas kamu tuh nelfon aku. Kamu suruh aku balik dan lihat ke belakang aku. Hasilnya, aku tuh ngeliat hantu. Itu semua karena kejailan kamu tau.""Risa, aku tuh serius gak ada nelfon kamu. Malah aku pikir tadi pagi kamu tuh marah sama aku gara-gara aku gak ada kabarin kamu."tambah Radit."Ih ada tau gak sih, ni yah aku cek catatan panggilan kamu." Risa kemudian mengeluarkan teleponnya dan segera melihat catatan panggilan masuk tadi malam. Iya sedikit heran karena ternyata di dalam teleponnya tidak ada catatan panggilan Radit tadi malam."Loh kok gak ada, ih mana sih?"ujarnya sembari mengutak-atik teleponnya. Iya terus mencari catatan panggilan itu namun hasilny

Bab terbaru

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 9

    "Gak lucu, maksud kamu? aku gak ngerti,"tanya Radit."Tadi malam, kamu sengaja kan nelfon aku. Pake ngerjain aku segala lagi."omel Risa."Hahh!! Semalam? Perasaan aku gk ada nelfon kamu deh, tadi malam itu aku ke tiduran di kosannya si Rangga."jelas Radit."Ih bohong banget kamu, jelas-jelas kamu tuh nelfon aku. Kamu suruh aku balik dan lihat ke belakang aku. Hasilnya, aku tuh ngeliat hantu. Itu semua karena kejailan kamu tau.""Risa, aku tuh serius gak ada nelfon kamu. Malah aku pikir tadi pagi kamu tuh marah sama aku gara-gara aku gak ada kabarin kamu."tambah Radit."Ih ada tau gak sih, ni yah aku cek catatan panggilan kamu." Risa kemudian mengeluarkan teleponnya dan segera melihat catatan panggilan masuk tadi malam. Iya sedikit heran karena ternyata di dalam teleponnya tidak ada catatan panggilan Radit tadi malam."Loh kok gak ada, ih mana sih?"ujarnya sembari mengutak-atik teleponnya. Iya terus mencari catatan panggilan itu namun hasilny

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 8

    "Mama gak makan?"tanya pak Darwin menyela lamunan istrinya. Ucapan dengan nada rendahnya itu tidak menggoyahkan lamunna istriya. Bu Delia masi saja mengaduk sup ayam yang depannya."Mah, Mah, Mama!"panggil pak Darwin. Wanita yang menjabat sebagai istrinya itu tersadar dari lamunannya."Iya pah, kenapa?""Mama tuh yang kenapa? Papa perhatiin kok ngelamun terus? Mama lagi mikirin apa sih?"tanya pak Darwin.Bu Delia menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dengan tenang, iya mulai mengungkapkan apa yang sebenarnya membuat dirinya melamun tadi."Pah, Risa pernah gak sih cerita sesuatu sama papa?""Sesuatu apa mah?"tanyanya lalu menyendok nasi ke mulutnya."Mengenai nenek tua yang mengganggunya tiap tengah malam."ucap Bu Delia"Nenek tua apa mah? Risa gak pernah tuh cerita macam-macam sama papa,"ucap pak Darwin."Udahlah Pah, Mama gak jadi cerita."pungkas Bu Delia lalu mulai menyendok sup ayam yang ada

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 7

    "Brakkkk!! " Suara dentuman keras itu kembali mengagetkan Jessy."Astaga!"ucapnya kaget sembari mengelus dadanya."Ihhhh, siapa sih itu. Aku harus liat, pasti ada orang yang iseng ngerjain aku." Geramnya.Iya perlahan berjalan mendekati beberapa kamar kecil yang pintunya masih tertutup. Jessy dengan penasarannya membuka setiap pintu kamar kecil itu. Iya telah membuka empat pintu namun tidak menemukan apa pun di dalamnya. Sampailah iya di pintu kamar kecil yang terakhir. Tanpa berfikir, iya langsung mendorong pintu itu dan hasilnya sama. Iya tidak menemukan apapun yang bisa menghasilkan dentuman keras tadi. Jessy kembali menutup pintu itu dengan rasa kesal yang belum mereda."Brakkkk!!"suara itu terdengar lagi. Jessy berbalik seketika dan melihat arah sumber suara itu yang berasal dari pintu kamar yang barusan iya tutup. Kedua matanya menyoroti pintu yang ada di hadapannya. Dengan sedikit takut iya menelan salivanya dengan kasar. Wanita yang penasara

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 6

    "Yaudah, kalian ikut aku,"ucap Risa kemudian meringkus tangan kedua sahabatnya menuju toilet wanita. Iya berjalan dengan tergesa-gesa tanpa menyadari bahwa Radit, Adria dan Rangga memanggilnya sedari tadi."Dah udah. Kita sudah di toilet, emang apa sih yang mau kau tunjukkin sama kita,"ujar shela"Lihat ini,"tunjuk Risa sembari melepas syal yang ada di lehernya. Kedua orang itu langsung di kejutkan dengan lebam hitam yang ada di leher Risa. Bekas itu terlihat seperti tali yang melingkar mencekik leher."Kok bisa gini? Ya ampun," lirih Shela syok."Ini pasti sakit banget!"kata Jessy merasa negeri"Ya ampun, jangan-jangan kamu juga ingin bunuh diri seperti lisa lagi. Ihh jangan dong jangan."kata Jessy"Banyak loh yang sayang sama kamu, masa iya kamu mau ninggalin dunia yang sangat peduli sama kamu,"imbuh Shela."Aduhh ... Udah dong, aku tuh mana mungkin punya niat buat bunuh diri. Kalian pikir aku gak sayang apa sama nyawaku sendi

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 5

    "Iya dong. Aku tuh bosan banget tau gak sih di rumah sakit itu hanya ada bau obat-obatan, aku ennek banget rasanya.""Emang perawat gak pernah bawa kamu keluar?"tanya Radit sedikit menatap wanita cantik yang duduk di sebelahnya."Yah enggak lah.""Yaudah nanti siang aku akan ke rumah sakit lagi."ucap Radit sembari menenggelamkan kakinya ke bawa air kolam yang sejuk."Hah, ngapain?""Yah buat marahin perawatannya lah, siapa suruh dia ngurung kamu di kamar pasien mulu. Lihat nih pacar aku jadi bete kan."kata Radit dengan senyum tipis di wajahnya."Hahahha ... Kamu apaan sih,"ujar Risa tertawa."Woee kalian berdua, ingat kami ada di sini. Kalo udah ketemu aja, dunia berasa milik berdua lah kami ini hanya ngontrak hahahah," kata Shela menengahi obrolan sepasang kekasih itu."Hahahhaha enggak kali,"balas Risa tersenyum kepada sahabatnya Shela."Udah ah. Eh gue sama Jessy balik yah,"pamit Shela."Loh kok cepet sih."

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 4

    "Aahhhhh ....!teriaknya dengan penuh ketakutan. Iya terkejut melihat sosok suster dengan wajah yang menyeramkan tengah ngesot sambil memegang kakinya. Bu Delia terus berteriak dan merontah-rontah agar hantu suster ngesot itu melepaskan kakinya.Delia segera menutup pintu kamar setelah terlepas dari sososk menyeramkan itu. Iya dengan panik berlari ke sofa tempatnya tidur tadi. Iya dikejutkan lagi dengan kondisi Risa yang melototkan matanya seperti malam sebelumnya. Risa berusaha berteriak namun mulutnya seanakn ditahan oleh sesuatu yang tidak bisa dilihatnya. Bukan hanya mulutnya,semua tubuhnya seperti ditindih oleh sesuatu yang sangat berat hingga membuatnya tidak bisa bergerak sedikitpun. Bu Delia segera memukul paha anaknya lagi. Sontak Risa terkejut dan akhirnya bisa bergerak lagi."Sayang, sayang, kau tidak apa-apa?""Mah, mama nenek itu ingin membunuhku. Tolong mah"lirih Risa"Nenek? Disini tidak ada nenek-nenek sayang.""Ada mah, ada!"

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 3

    Risa semakin takut dengan pemandangan yang iya lihat, kedua matanya terbelalak kaget melihat seutas tali yang masi terpasang di langit-langit kamar bekas gantung diri Lisa.iya merasa heran mengapa kamar serta gantungan tali bekas Lisa tidak dibersihkan mamanya.Seketika tubuhnya merinding, iya melangkah mundur melihat semua itu. Tanpa sengaja tangannya menyenggol sepucuk surat yang ada di atas nakas. Iya meraih surat itu dan memperhatikan nya secara saksama."Apa surat ini yang mamanya lisa maksud,"ujarnya. Iya kemudian membuka surat itu lalu membacanya. Surat itu bertuliskan"kau akan menyusulku," Risa terlonjak kaget setelah membaca surat yang ditujukan padanya. Iya merasa heran,mengapa Lisa menulis surat seperti itu untuknya. Tiba-tiba semua benda yang ada di dalam kamar itu bergerak dan melayang di udara. Risa tertegun melihat semua itu. Dengan panik, Iya memutar diri hendak keluar dari kamar tersebut. Tiba-tiba Iya dikejutkan dengan sosok wanita yang sangat menyera

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 2

    Risa terlonjak kaget, iya tersedak air mendengar perkataan Jessy. Iya tak menyangka Lisa pacar baru mantannya David tiba-tiba saja dinyatakan meninggal."Pelan-pelan,kok kamu kaget begitu sih,"ujar Radit menghampiri pacarnya yang kesedakan air."Dah udah, aku gk papa. Meninggal kok bisa?" Tanya Risa."Hahhhah meninggal lah, nyawanya kan ilang yah otomatis meninggal."potong Shela."Maksud aku penyebabnya."jelas Risa."Emmm ... Katanya sih, bunuh diri.""Bunuh diri! Yakali cewe secantik Lisa meninggal karena bunuh diri. Emang kurang cantik apa lagi dia?" sosor Shela."Yah memang begitu cerita yang kudengar, dan lagi yah katanya dia itu gantung diri di kamarnya sendiri," "kata Jessy sembari menyapu lengannya yang terasa merinding."Ihh para juga tuh si Lisa"imbuh Shela"Risa, kamu kenapa?" tanya Radit yang melihat pacarnya terdiam.Risa terhentak dari lamunannya."Ah gak kok, aku cuman turut prihatin aja atas meninggaln

  • Bisikan Tengah Malam   Episode 1

    "Mahh toooolllloooonnnggg maahhh...""Maaaaahhhhh! mama," lirih Risa dengan suara serak dan sesek. Iya baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Matanya sudah terbuka lebar menatap ke langit-langit kamar, namun tubuhnya masi terdiam kaku di atas tempat tidur. Iya berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuhnya namun tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki terasa ada yang menindihnya. Untuk mengangkat tangannya saja sangat berat baginya sehingga iya kesulitan untuk meminta pertolongan dari mamanya yang masi terlelap di sampingnya. Iya terus mengerang semampu yang iya bisa tetapi sekeras apapun iya mencoba tubuhnya malah akan lebih terasa ditekan keras oleh sesuatu yang tak iya lihat."Risaaaaa!" Seru mama Risa sembari memukul paha anaknya. Risa terlonjak kaget dengan pukulan mamanya barusan. Pukulan itu berhasil membebaskan dirinya dari tindihan sesuatu yang tak dilihatnya. Risa dengan nafas yang masi terengah-engah pun bangun dari tidurnya. Iya lan

DMCA.com Protection Status