Share

367. Pelindung Istana

Bimantara datang dengan kuda putihnya ke hadapan gerbang istana kerajaan Nusantara Timur. Para prajurit yang berjaga di atas pagar istana tampak terkejut melihat seorang pemuda bermahkota, berkaki pincang yang membawa tongkat hitam itu berada di sana.

“Chandaka Uddhiharta!” teriak salah satu prajurit di atas sana.

Melihanynya berada di sana, para prajurit langsung bersiap dengan anak panah masing-masing. Bimantara heran, dia tidak bisa memasuki kawasan istana itu. Ada dinding pembatas tak terlihat yang tidak bisa ditembusnya meski dia sudah mencoba memasuki ruang Raja Dwilaga dengan gerbang cahaya. Makanya dia berdiri di sana dengan heran.

“Aku bukan musuh kalian!” teriak Bimantara.

“Seraaang!” teriak salah satu prajurit di atas sana. Panglima Sada dan pasukan yang lain masih berkeliling kampung. Saat ini yang berjaga di seluruh pagar istana para prajurit yang tersisa, yang diperintahkan oleh Panglima Sada.

Serangan anak panah itupun langsung mengarah ke Bimantara. Ratusan anak panah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status