Share

Bab 73

Author: Silla Defaline
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Koinnya agak banyak, hehee ...Sebab babnya lebih panjang ya...

bab 73

"Brandy, kuharap kau jangan pernah menyia-nyiakan pernikahanmu. Dalam hal ini juga berarti aku tak ingin melihat Mera disia-siakan olehmu. Dia adalah perempuan yang baik, sama sekali tak pantas untuk di sakiti." tutur kata Abraham terdengar serius.

"Ya Kak, aku tahu Mera memang baik. itu sebabnya Mengapa dulu aku ingin menikahi dia." tanggap Brandy.

"Jika begitu, aku ingin kau untuk tidak mendekati Kirana. Itu bisa menjadi bumerang untuk rumah tangga kalian." Abraham kembali bertutur kata.

"Aku tidak pernah mendekati Kirana, Kak. Akan tetapi Kirana sendiri yang tiba-tiba datang ke kantor. Aku sendiri tak tahu bagaimana bisa Ia melakukan itu." sahut Brandy.

"Tentu saja ia bisa dengan leluasa berseliweran di area kantormu, sebab kau sendiri yang merekomendasikan dia untuk masuk dan bekerja di perusahaan."

"Apa?" Brandy melot
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Between Two Loves   Bab 74

    Bab 74"Tidak, Brandy! Aku tidak pernah menyembunyikan apapun darimu." Abraham menjawab cepat. "Apa Kakak tidak berbohong?" Brandy seperti tidak percaya. Abraham yang tadi berdiri, sekarang kembali duduk. Mencoba menatap kedua netra sang adik dan menunjukkan kesungguhan, meskipun tak menampik kalau sebenarnya hati Abraham berkata lain. "Apa kau meragukanku, Brandy?" ujar Abraham kemudian. "Bukan meragukan kakak. Aku tahu Kakak orang yang jujur. Akan tetapi lebih tepatnya aku merasa khawatir." tanggap Brandy. Abraham bisa menebak jikalau Brandy memang berkata benar. Dari dulu adiknya tersebut selalu menyayangi dan kerap menghawatirkan keselamatan dan masalah hidup yang kemungkinan diderita oleh Abraham. Kasih dan sayang dari Brandy memang tak bisa Abraham ragukan. "Kau tak perlu mengkhawatirkan aku. Selama aku mampu bertahan, maka aku akan selalu baik-baik saja." jawab Abraham kemudian. "

  • Between Two Loves   Bab 75

    Bab 75"Aku harus kembali ke rumah Ibu, Brandy. Lagipula untuk apa aku disini? Bukankah di rumah ini nantinya hanya ada Mera? Aku tak enak denganmu." Abraham berkata serba salah. "Mengapa harus merasa tak enak?" Brandy bertanya. Seolah tak tahu apa yang dimaksudkan oleh Abraham. "Brandy, seharusnya kamu mengerti. Tidak sepatutnya aku seatap dengan istrimu sedangkan kau tidak berada rumah. Sepertinya kurang etis." dengan terpaksa Abraham menyebutkan alasan yang menjalani keberatannya."Astaga Kak ternyata itu alasan Kakak. Apa masalahnya dengan Mera? Bukankah dia adalah Adik Kakak juga? Sama seperti aku."Abraham tidak menyalahkan, apa yang diucapkan oleh Brandy memang tidak ada salahnya. Bagaimanapun Mera adalah seorang adik untuk Abraham. Namun menurut Abraham, itu hanyalah sebatas sebuah status. Karena pada hakikatnyanya, berada berdekatan dalam kurun waktu terlalu lama bersama seseorang yang bukan darah daging maka berpote

  • Between Two Loves   Bab 76

    Bab 76Senja menjelang, matahari menyemburatkan cahaya kekuning-kuningan. Brandy telah berangkat ke Medan kerja. malam ini, Abraham terpaksa bermalam di kediaman Brandy. Tak di pungkiri hati Abraham serba salah, sebab di rumah itu juga terdapat keberadaan wanita yang paling ia puja. Abraham berusaha tenang dan rileks. Sesuai pesan Brandy, Abraham di sana hanya untuk membantu menjaga, bukan memperkeruh suasana. "Mau dimasakin apa buat menu makan malam nanti, Tuan?" Bi Sumi bertanya sembari sedikit membungkukkan tubuh di hadapan Abraham. "Bi, Bibi tidak perlu repot. Aku ingin masak sendiri sore ini. Jadi, Bi Sumi tidak usah bersusah susah payah memasak dan memikirkan menu. Hitung-hitung sore ini adalah waktu istirahat buat Bi Sumi. Soal masak-memasak serahkan padaku. Oke, Bi?" Abraham melayangkan senyuman. Bi Sumi tampak heran. "Tuan Abraham bisa memasak?"Mendengar pertanyaan terseb

  • Between Two Loves   Bab 77

    Bab 77"Begini, Tuan. Aku tidak sengaja mendengar Nyonya Mera bergumam di kamarnya. Dan itu bisa kupastikan bahwa Bibi tidak sedang salah dengar." jawab Bi Sumi. "Bibi tidak bohong?" Bi Sumi terlihat agak gugup. "Aku berkata benar Tuan. Tidak mungkin aku mengatakan sesuatu yang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Lagipula aku sudah lama mengabdi untuk keluarga Jonathan. Jadi tidak mungkin aku melakukan sesuatu untuk mencemari seorang menantu yang baru saja masuk ke dalam lingkungan keluarga mereka, kecuali jika orang itu benar-benar berbahaya. Karena aku tak rela apabila ada seseorang yang mengganggu keluarga ini yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri." Bi Sumi menjawab. "Kuharap Tuan Abraham percaya dengankata-kataku. Sungguh aku tidak mempunyai niat lain dibalik kata-kata yang kuucapkan, Tuan. Tapi dengan kesungguhan Aku akui aku mengatakan ini semuanya demi kebaikan keluarga Jonathan sendiri. Sebagaimana

  • Between Two Loves   Bab 78

    Bab 78 Abraham menelan saliva. Getir teramat getir mendengar jawaban Mera. Demi untuk mengurangi rasa getirnya, Abraham memarkirkan mobil dengan lebih cepat di depan toko yang akan ia masuki. "Sungguh kau tak ingin dibelikan apa-apa?" tanya Abraham dengan nada kecut. "Bukan maksud menolak, akan tetapi di dapur Bi Sumi sedang memasakkan makanan kesukaanku." Dugh! Jantung Abraham berdetak. "Mera, berhati-hatilah dengan Bi Sumi!" spontan Abraham berucap. "Apa maksudnya?" Mera terdengar heran. "Kau dengar, aku menyarankan kau untuk lebih berhati-hati dengannya." "Kenapa memangnya?" "Sebaiknya jangan terlalu banyak bertanya Mera! Untuk saat ini aku minta cukup turuti saja apa yang kusarankan." Mendadak hati Abraham tak tenang dengan adanya Bi Sumi di rumah adiknya. Ada firasat buruk melintas.

  • Between Two Loves   Bab 79

    Bab 79 "Bi, jika Mera menolak, tolong tidak usah dipaksakan. Bukankah selera setiap orang berbeda-beda?" suara Abraham muncul di ambang pintu. "Eh Tuan sudah kembali rupanya. Maaf tuan saya tidak bermaksud memaksa. Tapi saya hanya khawatir dengan Nyonya Mera. Takutnya dia kelaparan." Bi Sumi beralasan. "Mera bukanlah anak kecil lagi, Bi. Jika dia lapar maka dia bisa ambil sendiri. Tak perlu di bujuk. Jika dia bilang tidak, maka itu artinya dia sedang tidak menginginkan makanan."Pembelaan Abraham semakin membuat hati Bi Sumi panas. "Maaf tuan." Bi Sumi berkata menundukkan kepala. "Sudahlah. Bi Sumi silakan kembali ke kamar Bibi sana." ucap Abraham. "Baik Tuan." Bi Sumi melenggang menuju ke lantai bawah masih dengan kepala tertunduk tak berani menatap Abraham. Setelah Bi Sumi berlalu, Abraham melangkah mendekati Mera yang masih duduk tertegun. "Mera, kau lapar?" ta

  • Between Two Loves   Bab 80

    Bab 80"Tidak ada masalah, Nyonya. Aku cuma tak ingin Tuan Brandy selalu terbeban dengan gaya hidup Nyonya yang selalu berlagak seperti orang kelas atas." Darah Mera mendidih. "Lalu apa urusannya dengan Bibi? Apa bibi berkeberatan jika aku menggunakan uang suamiku?" tandas Mera. "Tuh kan kalau dibilangi malah ngeyel. Apa Nyonya merasa lebih berkuasa dari ku di rumah ini? Sekarang aku beritahu Nyonya ya, aku sudah bekerja bertahun-tahun dengan Tuan Jonathan. Aku sudah tahu bagaimana seluk-beluk keluarga ini secara keseluruhan. Aku senantiasa menjadi orang kepercayaan mereka yang ada di keluarga ini .Tapi aku tidak pernah muluk-muluk." Bi sumi berbicara. "Terus apa masalahnya denganku?""Masalahnya jelas. Kau terlalu muluk-muluk. Padahal baru saja kemarin kau menginjakan kaki di rumah tuanku."Mera semakin tak mengerti mengapa Bi Sumi bersikap seperti mempunyai kebencian yang besar padanya. Padahal selama

  • Between Two Loves   Bab 81

    Bab 81 Bi Sumi terdiam. "Bagaimana bisa Tuan Abraham mengenali latar belakang wanita ini?" tanya Bi Sumi. Abraham mendekat. Sebelum menjawab, pandangan mata Abraham melirik ke arah bingkisan makanan yang tadi ia beli. Sebuah puring dengan isinya yang hampir kosong menyambut pandangan. Abraham tersenyum dalam hati, ternyata apa yang ia beli tadi sesuai dengan selera Mera. Ada kebahagiaan tersendiri terselip di dalam relung hatinya. Sedangkan Mera yang mendengar pertanyaan Bi Sumi menjadi khawatir. Jangan sampai masa lalu mereka terendus karena pertanyaan tersebut. "Bi, Apakah Bibi merasa amat penting untuk mengetahui dari mana aku bisa mengenal Meranti?" Abraham balik mempertanyakan. "Tidak terlalu penting, tapi ku kira ini sangat aneh. Bagaimana bisa Tuan percaya pada wanita seperti Nyonya Mera yang setiap harinya suka keluar berfoya-foya menghabiskan uang suami." lanjut Bi Sumi. Mendenga

Latest chapter

  • Between Two Loves   Bab 123 ENDING

    Bab 123"Aku tidak peduli apa yang kakak katakan. Jika kakak ingin mengatakan aku egois dan ingin menyalahkan aku atas semuanya, maka aku tidak akan mencegah."Sikap Brandy benar-benar berubah hari ini. Hingga Abraham pun memilih diam. Ia sendiri tidak mengerti ada apa dengan sang adik.Apakah Brandy berkata seperti itu karena lantaran sakit hati? Atau ada hal lain yang melatarbelakanginya? Abraham tak tahu itu. Yang pastinya Abraham merasa prihatin.***Sedangkan Brandy sendiri meluncurkan mobilnya meninggalkan Abraham begitu saja. Ia sama sekali benar-benar tidak peduli lagi dengan Abraham.Kali ini ego benar-benar Brandy utamakan."Aku akan menemuimu Mera! Aku akan mengajakmu pulang!"Tengah meluncurkan mobil, ponsel Brandy kembali bergetar, seseorang menghubunginya.Dengan cepat brandy menjawab. Ia sudah tahu siapa sosok yang tengah menghubunginya saat itu."Ada apa, Kirana? Mengapa kamu kembali menghubungiku?""Mampirlah ke apartemenku, Brandy! Kita bicarakan masakah ini baik-bai

  • Between Two Loves   Bab 122

    Bab 122 "Kau benar-benar sudah menduakan Mera Brandy! Mengapa kau lakukan ini?" Abraham berkata dengan sorot mata tajam. Brandy tak bisa berkata apa-apa."Maafkan aku, Kak! Aku akui jika aku salah. Tapi, tapi apakah Kakak tidak jika aku hanya khilaf melakukannya. Benar-benar khilaf, Kak." jawab Brandy.Brandy tak berani menatap pandangan dari kedua mata kakaknya yang terlihat benar-benar kesal."Bisa-bisanya kamu mengatakan jika kamu tengah khilaf, Brandy! Jika kamu khilaf, apakah mungkin kamu bisa melewati masa-masa khilaf itu hingga semalaman suntuk? Itu sama sekali tidak bisa disebut dengan khilaf, Brandy. Sesuatu bisa disebut dengan Khilaf, apabila hal tersebut terjadi dalam waktu yang cuma sesaat. Tapi yang kalian lakukan sama sekali tidak dalam waktu sesaat. Maka aku sangat tidak percaya jika kau sebut kelakuan kalian dengan sebutan khilaf."Brandy membisu. Memang benar apa yang diucapkan oleh sang kakak."Kak. Bagaimana kalau kita lupakan saja soal ini. Aku ingin segera m

  • Between Two Loves   Bab 121

    Bab 121"Brandy! Kirana? Apa yang kalian bicarakan?" Abraham menghampiri keduanya.Keduanya sontak terkejut.Mereka menoleh."Kak Abraham? Se... Sejak kapan Kakak berada di sini?" Brandy benar-benar dibuat terkejut luar biasa."Aku berdiri di sini sejak awal kalian ada di sini. Aku mendengar semua perkataan kalian!""A... apa?" Brandy tergagap."Apa yang sudah kamu lakukan terhadap wanita ini, Brandy?" Abraham menunjuk ke arah Kirana."A... apa yang kamu maksud? Aku tidak melakukan apapun?""Kalau kalian tidak pernah melakukan apapun, lalu apa yang kalian bicarakan barusan? Aku mendengar semua yang kalian bicarakan. Kalian tak bisa lagi berbohong!"Kirana gugup. Perlahan ia melepaskan pelukannya terhadap Brandy dan sedikit ia melangkah menjauh. Mukanya merah. Ada rasa malu menyelimuti perasaannya. Tapi entahlah, ada juga sesuatu yang membuat wanita itu malah bersyukur dengan adanya keberadaan Abraham di sana."Mungkinkah Kakak salah mendengar?" Brandy masih berusaha untuk berkilah.

  • Between Two Loves   Bab 120

    Bab 120"Kak aku serius, Mera hilang Kak. Dia pergi sambil membawa Keano. Bagaimana ini? Aku benar-benar bingung. Apa aku harus ke rumah orang tuanya sekarang? Atau... atau adakah dia menghubungi Kakak sebelum pergi?" tanya Brandy berharap-harap cemas."Sudah kubilang padamu Brandy, Mera tidak pernah menghubungiku sama sekali. Aku aja nggak menyimpan nomor kontak Mera, begitu juga dengan merah. Semenjak pernikahan kalian, Kami tidak ada kontak-kontakan lagi. Bagaimanakah bisa kamu berpikir kalau Mera menghubungiku. Sudah Kubilang padamu, jangankan menghubungiku, berbicara secara langsung aja sama aku Mera terlihat malas dan enggan. Tidakkah kau lihat dan tidakkah kau perhatikan jika dia benar-benar menjaga jarak denganku?"Fyuuh!Brandy mengalah nafas panjang.Brandy menyadari betul Apa yang diucapkan oleh kakaknya adalah benar. Selama ini ia tak pernah melihat Abraham dan merah berbicara serius. Kalaupun berbicara, mereka terkesan seperlunya saja.Brandy memutuskan untuk mengakhiri p

  • Between Two Loves   Bab 119

    Bab 119 "Mera! Dimana dirimu sekarang?" Brandy nampak gelisah. Hatinya galau tidak menentu.Brandy mulai memikirkan kemungkinan yang tidak tidak terjadi pada istri dan putranya. Sekalipun pada awalnya Brandy meragukan Keano sebagai darah daging, tapi sepertinya kasih sayang yang terlanjur ia curahkan pada Keano begitu lengket dan benar-benar telah membentuk sebuah ikatan batin yang demikian kuat.Ya, Brandy mengakui ia mencintai dan menyayangi anak itu setulus hati."Keano, pulanglah, Nak! daddy merindukanmu?" Brandy berguman lirih dan tertahan. "Aku harus mencarinya! Dia istri dan anakku!" tekad Brandy.Brandy memutuskan untuk memberanikan diri menghubungi keluarga mera.Kembali Brandy sibuk dengan ponselnya, mencari-cari nama kontak yang bersangkut-paut dengan seseorang yang ingin ia hubungi.Brandy bingung melihat tak satupun ada seseorang yang bersangkut-paut dengan keluarga Lia di kontak ponselnya."Kemana larinya nomor kontak mertuaku?" Brandy merasa heran.Untuk memasti

  • Between Two Loves   Bab 118

    Bab 118[Brandy, sesuai dengan apa yang kamu katakan aku melakukan apa yang aku inginkan. Tolong jangan cari aku! Karena ini adalah salah satu yang aku inginkan darimu!]Sebelum melangkah meninggalkan rumah, sebuah catatan dengan tinta hitam yang Mera torehkan di atas kertas putih sengaja wanita itu tinggalkan di atas Bantal di kamarnya.Sebelum beranjak Mera memperbaiki letak gendongan Keano."Jangan nakal ya, Nak! Sayang Mama." sebuah kecupan lembut mendarat di kening bayi mungil tersebut.Dengan langkah pasti, Mera melangkah meninggalkan rumah dan tanpa menolehkan kepala lagi.Sebuah taksi online yang sengaja ia pesankan dari sebuah aplikasi khusus telah menunggu di hadapan rumah. Tanpa bicara sepatah kata pun Mera naik ke taksi pesanannya.Mobil meluncur ke arah yang telah diberitahukan oleh Mera sebelumnya."Semoga saja kepergianku kali ini akan menyelesaikan semua masalah yang ada. Semoga dengan ketidak adanya aku di sana akan membuat dua orang itu kembali akrab sebagaimana sed

  • Between Two Loves   Bab 117

    Bab 117"Sebaiknya kamu jangan bersikap seperti itu kepada istrimu, Brandy! Sebab bagaimanapun sebagai seseorang yang telah mengenal Mera jauh sebelumnya, maka aku sudah tahu bagaimana sikap Mera yang sebenarnya. Dia sama sama sekali bukan wanita yang buruk. Kau tahu, Brandy, setelah dia menjadi istrimu, sama sekali Mera tak pernah bersikap tak wajar padaku, meskipun kami pernah memiliki masa lalu bersama. Bahkan bicara denganku saja dia tak pernah terkesan tak wajar, justru ia tak pernah ingin mengobrol denganku lagi, kemudian Mera tak pernah melemparkan senyum padaku. Apalagi senyum yang menyiratkan ketidakwajaran. Dia benar-benar menjauhiku. Aku yakin sekali, itu adalah bentuk cintanya padamu dan bagaimana usahanya dalam menjaga perasaanmu sebagai suami." ucap Abraham. Dalam hati laki-laki itu sangat menyayangkan sikap Brandy yang terlihat cuek dan tak peduli dengan kejujuran dari wanita sebaik Mera."Aku tahu Kakak memang jauh lebih mengenal Mera daripada aku. Bagaimana tidak, to

  • Between Two Loves   Bab 116

    Bab 116"Mera apa yang kau katakan? Aku tidak pernah menyalahkanmu dalam hal ini. Aku sudah bilang jika akulah yang bersalah, Mera!Bukan kamu! Jika ada hal buruk yang harus ditimpakan atas semua ini, maka timpakan saja semuanya padaku, bukan pada kalian!" Abraham bangun dari duduknya."Kau tidak perlu membelaku, Abraham! Akulah yang bersalah! Sebenarnya sudah lama aku merasakan ini, menyadari kesalahanku sendiri. Jujur saja aku merasa benar-benar tak pantas memasuki keluarga kalian. Tepatnya tak pantas berdiri di antara kalian berdua, menghancurkan persaudaraan kalian, dan membuat kalian hampir saja bercerai-berai seperti ini. Membuat kalian berselisih paham. Aku hanya orang lain yang datang dan tanpa sengaja merusak sebuah ikatan persaudaraan kalian." Mera berkata lirih tanpa ekspresi."Tidak Mera! Tolong jangan katakan itu!" Abraham kembali bersuara.Sedangkan Brandy tetap diam. Meski hatinya tak bisa berbohong jika tengah gundah gulana. Sebenarnya hatinya pilu mendengar ucapan Mera

  • Between Two Loves   Bab 115

    Bab 115"Patutkah kau mempertanyakan itu padaku Brandy?" Abraham mempertanyakan sebuah pertanyaan."Kak, aku bertanya karena aku memang merasa patut mengutarakan pertanyaan ini. Kalau aku merasa tak patut, tentu saja aku tidak akan mengutarakannya." Brandy mencoba menjawab."Brandy, bagaimana jika aku katakan bahwa seseorang yang aku ceritakan padamu dulu padamu, kamu tak mungkin mengenalnya. Karena dia adalah orang yang ada di masa laluku dan aku tidak ingin mengingatnya kembali. Pertanyaanmu sama saja dengan mengulang luka yang dulu pernah ia torehkan." Abraham menjawab pertanyaan sang adik.Itulah jawaban yang terbersit di benak Abraham saat ini.Meski Abraham sendiri merasa berdosa telah kembali mengukang sebuah kebohongan, tak bisa nicara dengan kejujuran. Karena jujur akan memberi peluang luka lebih besar untuk Brandy. Itulah secuil pertimnangan yang Abraham pikirkan untuk sementara ini."Jujurlah, Kak! Apakah wanita yang kakak sebutkan telah menyakiti Kakak dahulu bukan Mera is

DMCA.com Protection Status