Share

Bab 06 : Peri(o)ld

Author: Kaagaluh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari Minggu, Awal musim Gugur.

Menghilangkan kepenatan juga memberikan aura positif terhadap orang lain ternyata semudah itu. Rena seharusnya dari dulu tak menutup diri karena kehilangan keluarga. Seharusnya ia memang lebih bersyukur ada di pack ini. Diasuh dengan baik walau dalam istilah yang tidak sebenarnya. Jika diingat-ingat waktu terasa cepat untuknya berada di sini, umurnya sudah menginjak dua puluh tiga tahun sekarang.

Rena melirik wajah tampan di sampingnya yang sedari tadi masih memperhatikannya. “Apa ada yang salah dengan wajahku?” Rena menatap wajah itu.

Sedangkan yang ditatap hanya menggelengkan kepala dan tersenyum manis. “Kau cantik,” ucapnya.

Rena yang mendengar itu hanya bisa bersemu merah, tatapannya kembali memandang jalanan aspal. Apa benar yang dikatakan pria ini? Ia mengulum senyum.

“Kuharap untuk seterusnya kita bisa selalu seperti ini.”

Rena yang mendengar kalimat itu semakin bersemu. Ia memang jarang berinteraksi seintens ini dengan laki-laki. Apalagi duduk berdampingan.

“Mengapa kau berharap seperti itu?” Rena ingin mencoba memulai semuanya dari awal, memulai sebagaimana seorang gadis pada umumnya.

Ditatapnya mata cokelat itu yang masih berbinar. Mereka tak mengindahkan orang lain, merekalah yang mempunyai dunia ini. Sepertinya.

“Aku ingin selalu dekat denganmu, bolehkan?”

Rena terkejut dan membelalakkan matanya saat mobil yang sedari tadi ditumpangi berhenti mendadak. Ditambah ucapan pria di sampingnya. Dahinya justru terantuk kursi pengemudi di depannya. 

“Apa kau lupa antara gas dan rem, Kak?” sungut pria di sampingnya ini dengan si pengemudi. Sedangkan yang mengemudikan mobil masih menatap Rena yang mengelus dahi lewat kaca spion.

“Kita sudah sampai.” Bariton dingin itu menghunus manik mata Rena yang juga menatapnya. Dengan cepat ia keluar dengan membanting pintu membuat semua orang yang berada di dalam mobil terkejut.

“Kau tak apa?” tanya Jordan melihat kening Rena yang sedikit memerah.

Gania yang berada di kursi depan pun melihat ke arah Rena yang masih mengusap keningnya. “Dahimu memerah.” 

Rena hanya bisa tersenyum tipis, dengan cepat ia membuka pintu tak ingin membuat pria itu semakin marah.

“Aku sudah membeli tiket untuk kita menonton film.” Gania melihat jam tangannya, “Sekitar tiga puluh menit lagi film dimulai, jadi kita bisa berjalan-jalan sebentar.”

Gania menarik lengan Rena untuk menunjukkan arah. Romeo dan Jordan hanya mengikutinya dari belakang.

“Apa kau berpikiran yang sama denganku?” Jordan berbisik di telinga Romeo membuat pria berambut ikal itu menaikkan alisnya. “Rena terlihat sangat cantik saat memakai dress seperti itu.”

Romeo memicingkan matanya melihat tawa Jordan yang semakin lebar. “Shut up, Boy! Gemas Romeo sambil memiting leher Jordan.

Tak bisa dipungkiri, hari ini Rena memang sangat cantik. Dengan gaun putih di bawah lutut membuat perempuan itu tampak manis dan dewasa secara bersamaan. Ia jadi sangsi untuk berdampingan dengan Rena, yang memiliki selisih delapan tahun.

“Lihat, Rena! Apakah ini bagus?” Gania memperlihatkan beberapa baju yang ia sukai.

Rena berpikir sebentar, “Yang ini lebih bagus.”

Gaun berwarna hitam panjang dengan bahu yang terbuka, apalagi bahan itu terbuat dari kain katun yang pasti akan membuat nyaman pemakainya. Rena mengelus pita yang terdapat di pinggang baju itu.

Indah.

Sebenarnya saat masuk toko pakaian ia sudah melihat pakaian yang dipilih oleh Gania, tapi Gania terlebih dahulu mengambilnya.

“Baiklah akan aku ambil.” Dengan cepat Gania meletakan pakaian yang tidak dipilihnya. 

Rena kembali melihat beberapa pakaian yang ia suka walaupun tak seindah milik Gania, biarlah perempuan itu mengambil ia hanya tak ingin ada keributan. 

Jordan menunjuk salah satu pakaian yang menggantung, “Baju itu sepertinya cocok untukmu.”

Rena terkejut dengan keberadaan Jordan yang tiba-tiba ada di sampingnya, membuat ia mengelus dada. “Kenapa kau mengagetkanku?!” geram Rena tertahan, ia paling tak suka dikagetkan.

Jordan hanya bisa menyunggingkan senyumnya menampilkan gigi putih.

Seorang pelayan membantu Jordan untuk mengambilkan pakaian yang menggantung.

“Ini bisa kau coba, cepatlah!" Jordan mendorong bahu Rena untuk segera mencoba pakaiannya.

Sedangkan Romeo menatap interaksi kedua insan itu. Tangannya mengepal. Bagaimana bisa Jordan sebegitu dekatnya dengan Rena?

Sudah cukup sejak perjalanan tadi ia mendengar ocehan Jordan terhadap perempuan itu. Jordan yang menggoda bahkan blak-blakan ingin mendekati Rena membuat kupingnya panas. Jordan terlalu berani mengatakan hal itu, apakah pria itu tak tahu jika di belakang Rena ada dirinya?

Romeo tersentak dari lamunannya saat Gania memegang lengan dan menggandeng.

“Mengapa kau melamun, hm?” Gania mengeluarkan tiketnya dan memberikan pada penjaga bioskop.

“Ke mana Jordan?” Romeo menatap sekelilingnya tak menemukan sang adik.

“Jordan dan Rena sedang membelikan camilan. Kita masuk terlebih dulu saja.” Gania menarik lengan Romeo, membuat Romeo mengikutinya dari belakang.

***

“Kau ingin popcorn?” tanya Jordan saat melihat Rena memilih-milih makanan.

Rena mengangguk sambil tersenyum. “Ukuran medium saja, ya.”

Popcorn ukuran mediumnya dua, minumnya satu jus mangga ....” Jordan menggantungkan kalimatnya. Ia tak tahu minuman yang akan dipesan oleh Rena.

“Dua jus anggur dan satu apel,” lanjut Rena.  

Jordan memperhatikan lekat wajah Rena yang sedang tersenyum manis saat membayar di kasir. “Kau tahu minuman kesukaan Gania?” tanya Jordan membuat Rena menganggukkan kepalanya. “Juga Kak Romeo?”

Pertanyaan Jordan membuat Rena tercenung dan mencoba mengabaikannya. “Ada lagi yang ingin kau beli?" tanya Rena guna mengganti topik.

Nope.”

“Oke.”

Saat sudah masuk ke bioskop, Rena tanpa melihat siapa pun di  sampingnya langsung terduduk. Hal yang membuat Romeo menjadi menggeram. Terkejut akan hal itu, perempuan itu melihat Sang Beta yang juga ternyata sedang memperhatikannya.

“Gania,” panggil Rena pada Gania yang berada di sebelah Romeo. “Milikmu, juga Beta Romeo." Memberikan makanan ke Gania yang pasti harus melewati tubuh Romeo.

Rena tak tahu harus bagaimana lagi. Ia tak ingin berada tepat di samping Romeo saat ini. Lebih tepatnya ia tak ingin melihat amarah Romeo saat sedang melihat dirinya. Ia tahu pasti pria itu ingin jauh-jauh dari dirinya, kan?

“Kak Jordan, apa aku bisa bertukar tempat duduk denganmu?” bisik Rena pada Jordan yang pasti langsung didengar oleh Romeo.

Perkataan itu membuat Romeo mengepalkan tangannya. Sudah dari tadi ia menahan gejolak dalam dada.

Jordan yang mendengar permintaan Rena hanya bisa mengernyit. Dipandanginya ke sebelah kiri, pria yang sekitar umur tiga puluh lima dengan pakaian yang sedikit agak nyentrik bahkan banyak tindik di mukanya. Jordan menggeleng, ia tak ingin Rena berubah posisi. Penampilan pria di sampingnya cukup membuat Jordan waswas, apalagi untuk tipikal Rena. “Tidak, Rena.”

Rena menghembuskan napasnya. Ia yakini sepanjang putaran film dirinya tak akan pernah bisa menikmati. 

Terbukti, sudah hampir setengah jam film diputar, Rena akhirnya memperhatikan Romeo dari sudut matanya. Pria itu mengatupkan rahangnya kuat-kuat. Rena sudah yakin Romeo marah besar karena tak mengambil jarak darinya. Dengan mata yang berusaha fokus pada film yang sedang ditayangkan, Rena lebih memilih untuk mencondongkan tubuhnya ke arah Jordan.

Rena sudah cukup mengalah untuk tidak menimbulkan pertengkaran yang mungkin saja akan terjadi. Ia akan menganggap semua biasa saja. Padahal, hatinya sudah sangat sakit melihat kedekatan Romeo juga Gania ditambah masalah gelang kemarin. Ia mencoba melupakan.

Jika kalian ingin tahu, gelang cantik itu sudah tak ada bersama dirinya. Dirinya kehilangan, kehilangan pemberian Romeo. Padahal ia ingat sudah menaruhnya di kantong baju. Dan ia juga sudah mencari ke taman. Namun juga tak ada, ia tidak menemukan.

Ia akui ia begitu ceroboh, tak bisa menyimpan dengan baik pemberian orang. Tapi ia akan coba mencarinya lagi malam ini bila perlu di seluruh sudut istana.

“Kau menikmatinya?” Jordan bertanya.  

Rena tersentak dari lamunan, dilihatnya wajah Jordan yang hanya satu jengkal dari wajahnya. Menatap manik cokelat itu menembus keremangan suasana.

Rena melihat bagaimana tatapan lembut yang Jordan berikan seolah ingin menyayanginya dengan tulus. Rena terhipnotis. Melihat seluruh wajah keras Jordan apalagi dengan bakal janggut yang setelah dicukur rapi. Ia dan Jordan hanya berselisih empat tahun, tapi jika dengan Romeo delapan tahun. Namun, bagaimana bisa Jordan mengimbangi kedewasaan kakaknya. Jordan mirip sekali dengan Romeo.

“Akh!” Rena memekik terkejut saat kakinya tiba-tiba merasakan sakit. Dilihatnya Romeo yang melewatinya menuruni tangga dan keluar ruangan. Siluet tubuh Romeo yang tegap dan kekar pasti menjadi tontonan dirinya, mengamati dalam diam.

***

“Aku ingin ke toilet sebentar.” Jordan langsung berjalan cepat.

Masih dalam area bioskop mereka yang sudah selesai menonton.

“Aku juga,” kata Gania. “Kau ingin ikut denganku?” sambungnya mengajak Rena.

“Aku—”

“Berarti memang terbukti benar, ya, jika ingin ke toilet wanita pasti selalu  mengajak temannya,” potong Romeo menghentikan perkataan Rena.

Gania hanya terkikik, dan meninggalkan mereka berdua.

Rena yang merasa canggung dengan Romeo semakin menipiskan bibirnya. Ia akan mencari tempat duduk untuk menunggu Jordan dan Gania menyelesaikan aktivitasnya. 

Belum sempat Rena berjalan, sepasang tangan melewati pinggangnya dari belakang. Rena menahan napasnya melihat tangan besar berbulu itu, ia tahu. “Kau yang ditakdirkan bukan sebagai manusia seharusnya menggunakan instingmu.” Romeo berkata di telinga Rena.

Rena yang hanya menunduk melihat tangan Romeo sedang memilin jaketnya untuk menutup bagian bawah dirinya.

“Kau juga sebagai perempuan seharusnya mengetahui jadwal period-mu.” Mengetatkan simpulan jaket di pinggang Rena agar tak lepas.

Rena masih tak bernapas, meskipun tangan Romeo sudah tak ada di pinggangnya. Ia sangat malu. Ia membalikkan badan dan mendapati Romeo memberikan bungkusan putih dan menatapnya tajam. Sudah bisa dipastikan pipinya semakin memerah karena perbuatan Romeo.

Jadi Romeo memperhatikannya?

Related chapters

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 07 : Beta Romeo Yang Cemburu

    Romeo jelas-jelas sudah sangat menahan emosi dengan kedekatan Rena juga adiknya, Jordan. Bisa-bisanya dengan tatapan polos ia menggoda Jordan hingga membuat pria itu seperti kucing menggemaskan. Ditambah melihat tingkah laku dua-duanya yang sangat memuakkan. Jordan tak main-main dengan perkataannya sedari awal, bahkan dengan ketidaksiapan Romeo akan aksi Jordan itu sendiri. Ia tak ingin adiknya masuk dalam kenaifan perempuan itu.Ia belum sepenuhnya percaya akan Rena meskipun sudah bertahun-tahun tinggal di Istana. Romeo sedari dulu sudah merasakan hal janggal, apa yang membuat Rena tersesat hingga memasuki wilayahnya. Perkataan Wendy kemarin kembali mengusik pikirannya. Benar deng

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 08 : Lebih Dari Itu

    Tak pernah dibayangkan oleh Rena untuk berhadapan dengan makhluk pengisap darah. Ia juga tak pernah menampik untuk tidak takut berhadapan dengan kaum immortal yang usianya bisa lebih dari ratusan tahun itu. Karena menurut Rena, jika sang vampir sudah menargetkan mangsanya maka saat itu pula mereka tak akan terlepas kan.Rena yang melihat saat aksi Romeo mengempaskan tubuh pria vampir itu semakin membelalakkan matanya. Ia tak tahu jika Romeo benar-benar sekuat itu dan hanya mengeksekusi menggunakan satu tangan saja.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 09 : Kesedihanku

    Rena menangis meratapi nasib yang sudah dua hari ini ia rasakan. Ia berpisah dengan kakak laki-laki yang ditugaskan oleh orang tua untuk menjaganya. Entah sudah berapa kilometer ia berjalan menyusuri hutan untuk mencari pertolongan. Perutnya sudah perih, hanya buah-buahan hutan yang mampu mengisi kekosongan. Ia semakin takut karena sudah beberapa kali dirinya melihat makhluk lain di hutan ini dan untungnya berhasil sembunyi. Ia tak mau menjadi santapan bagi mereka semua. Ia ingin hidup dan bertemu dengan kakaknya kelak.  Bunyi geraman membuat sikap waspada Rena kembali teruji, ia semakin melarikan diri tanpa mau menoleh ke belakang. Tapi tiba-tiba kakinya ditarik kasar dari belaka

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 10 : Daun Musim Gugur

    Senyaman-nyamannya istana orang lain, lebih nyaman istana sendiri. Itulah peribahasa yang sering Rena dengar. Ia ingat, baru saja memejamkan mata dan menikmati indahnya cahaya langit malam. Tapi beberapa detik kemudian air sudah membasahi seluruh tubuhnya. Apa yang salah? Ataukah hujan sedang mengguyur bumi?Matanya mengerjap memandangi silau yang menusuk, seketika untuk berdiri saja ia tak sanggup. Sudah berapa lama ia tertidur sambil duduk?“Aku men

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 11 : Bersikap Biasa Saja

    Sudah dua hari Rena di rumah sakit, begitu pula Jordan yang mengurusnya bahkan pria itu tak segan-segan untuk bermalam di sana juga. Setelah insiden memalukan yang Rena sendiri tak tahu bagaimana ceritanya, ia hanya ingat saat tertidur di taman dan suara bibi Morin membangunkannya. Yang ia lihat bibi Morin membawa ember hitam dan menuangkan seluruh isi ke tubuhnya. Ia yang kedinginan setelah itu tertidur di kamar dengan damai tanpa mau mendengarkan berisik suara di luar.Rena sempat bertanya pada Jordan sebenarnya apa yang terjadi tapi jawaban pria itu tak terlalu memuaskan.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 12 : Kelakar Raven

    Terduduk di ujung tebing dengan pemandangan langit jingga di sore hari membuat pria berambut ikal tersenyum, apalagi suara air terjun di bawah sana menambah kesyahduan alam.“Masih meratapi kebodohanmu, ha?” Suara interupsi membuat Romeo berdiri dan sigap. Siapa yang berani-berani mengganggu waktunya.“Kau melewati batas wilayah!” tegas Romeo melihat pria berjubah hitam yang masih menyender di batang pohon. Tatapan hina yang pria itu

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 13 : Pelampiasan

    Rena hanya bisa terdiam menatap Jordan. Sedikit tak menyangka memang, kedekatannya yang bisa dihitung dengan jari-jari malah membuat pria itu begitu yakin ingin hidup bersama. Bagaimana bisa seorang Jordan memberikan kepastian untuk seorang perempuan yang tidak jelas asal usulnya.Mulutnya terkatup rapat saat wajah Jordan dengan perlahan mendekatinya. Wangi yang menguar dari parfum mewah pria itu membuat Rena mengepalkan tangannya. Pipinya masih ditangkup dan matanya tak lepas dari manik cokelat nan tajam.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 14 : Menjauh

    Romeo hanya memberikan senyum tipis pada adiknya. Ia tak akan pernah menjilat ludahnya sendiri. Berikan ia sanksi jika melakukan hal itu. Menurutnya, sampah tetaplah sampah. Meski didaur ulang sekalipun tetap saja akan berstatus sebagai barang buangan. Apakah menurut kalian Romeo jahat? Tidak, bahkan ia bisa melakukan hal yang lebih kejam dari ini. Seharusnya Rena tahu statusnya dan jangan pernah mengusik hidup siapa pun termasuk seluruh pria di pack ini. Jangan jadikan alasan karena ia seorang wanita untuk membuat semua orang mengasihaninya. 

Latest chapter

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 8 : Apakah Ini Akhirnya?

    Dari berbagai hal yang membuat Rena bingung adalah dia mendapati banyaknya orang yang datang ke ruangannya. Orang yang sama sekali asing di matanya. Mungkin jika di hitung, jumlah orang di ruangan ini ada lebih dari dua puluh orang, itu termasuk dengan pria yang memiliki tinggi badan sama seperti suaminya. Pria besar yang hanya diam saja di pojok ruangan dan juga depan pintu.Ia menatap suaminya yang saat ini memasang wajah pias. Pria itu ada di sampingnya sambil memegang tangannya erat.“

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 7 : Dia Tidak Peka!

    Romeo tergagap dengan kalimat demi kalimat yang istrinya lontarkan. Seperti mendapatkan tikaman tajam yang tepat di ulu hatinya Ini sungguh menyesakkan. Apa yang ditakutinya akhirnya terjadi juga.Sedikit demi sedikit Rena akhirnya tahu identitas sebenarnya. Sedikit demi sedikit memori itu akhirnya datang lagi.“Dengarkan aku dulu,” ucap Romeo masih mencoba untuk bisa meminta pertolongan pengertian dari tatapan matanya. Namun, ia bisa melihat bagaimana pandangan sorot Rena yang berub

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 6 : Ancaman Depan Mata

    Sepertinya Romeo memang tidak bisa meninggalkan Rena sendiri atau membiarkan perempuan itu berpikiran yang macam-macam. Buktinya sudah beberapa kali Romeo mendapati Rena berbicara macam-macam yang menyangkut tentang masa lalunya. Hal yang membuat Romeo semakin waswas.Bukan karena apa. Tapi karena ia sendiri takut jika ingatan Rena kembali dan menjauhi dirinya. Ia takut jika istrinya itu kembali mengingat masa kelam yang sudah terkubur lama.“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Romeo

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 5 : Aku Selalu Menyayangimu

    Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Sekarang adalah dua tahun pernikahan Rena dan juga Romeo. Di tahun kedua ini mereka benar-benar diberikan keberkahan oleh Moongoddes. Begitu sabarnya Romeo menghadapi sikap kanak-kanak yang Rena berikan.Wanita itu, bertingkah seperti anak kecil yang sedang kehilangan susu. Lihat saja sekarang, wanita muda itu merajuk karena Romeo sama sekal tidak menanggapi perkataannya.Bukan karena Romeo sengaja, melainkan karena pria itu sendiri sedang sibuk dengan

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 4 : My Mine

    [ Gunung Fuji - Jepang ]Ini sudah hari kedua mereka ada di sini, menikmati destinasi yang begitu mengagumkan. Negeri Matahari Terbit itu sungguh membuat para turis betah di sini.Lihatlah Rena! Dia sedang bermain dengan bunga-bunga yang berada di Danau Kawaguchi. Tanaman phlox berwarna merah muda membuat pinggiran sungai itu tampak sangat cantik.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 3 : Bertemu Jade

    Rena semakin heran saat tidak mendapati darah keperawanannya di kasur. Bukankah setiap perawan pasti ada darah, atau paling tidak bercak kecil di sana. Tapi, di kasur putih itu tak terdapat apa-apa.“Mau sampai kapan kau terus memandangi kasur ini, Rena?” Romeo datang dan sudah tercium sangat harum Pria itu telah mandi lebih dulu karena mencoba meredakan gejolak nafsu yang masih dominan.Pria itu memeluk Rena dari belakang dan mengel

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-Part – 2 : Tak Bisa Tanpamu

    Rena masih saja sesenggukan karena pria yang ada di atas ranjang ini tidak juga membuka mata sejak satu jam yang lalu. Pria bodoh yang telah hampir kehilangan nyawa karena bertengkar dengan Kak Ben.“Sudahlah, Rena, dia tidak akan pernah mati. Dia memiliki sembilan nyawa.” Ben bersender di dinding. Rambutnya masih basah karena aksi penyelamatan Romeo yang terdengar gila.Pria korban budak cinta itu mencoba untuk meyakinkan Ben dengan

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 1 : One And Only

    Mata Rena berbinar saat mendapati seorang pria yang datang untuk menemuinya. Seorang paling tampan menurutnya yang pernah ia kenal. Dalam hidupnya, ia tak pernah melihat pria yang begitu dominan tapi bisa membuat hatinya berbunga-bunga.Ia sudah kenal pria itu hampir setengah tahun lamanya. Pria yang dikenal dengan nama Romeo Riley. Awalnya, yang ia tahu, pria itu sering datang ke rumah hanya ingin bertemu dengan Ben. Namun, lama-kelamaan justru ia yang menjadi lebih dekat.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 51 : In The End

    Euforia di pack Lightcrown Claws Pack semakin meriah karena Beta yang paling mereka cintai akhirnya bisa membuka mata dan hadir ditengah-tengah mereka saat ini. Tak peduli jika Romeo yang sekarang memiliki fisik yang tak sempurna. Kakinya yang tak bisa menapak sepenuhnya, tak membuat para rakyat memandang remeh. Bagaimanapun jika diadu dengan orang normal pasti Romeo yang akan menang."Selamat atas keberhasilanmu, Nak." Jovial selaku ayah kandung dari Beta itu memberikannya beberapa kali ucapan. Padahal, sedari tadi ia telah mengucapkannya sampai membuat telinga Romeo berdenging. Begitu juga dengan ibunya,

DMCA.com Protection Status