Home / All / Beta Romeo And His Rogue [ID] / Bab 07 : Beta Romeo Yang Cemburu

Share

Bab 07 : Beta Romeo Yang Cemburu

Author: Kaagaluh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Romeo jelas-jelas sudah sangat menahan emosi dengan kedekatan Rena juga adiknya, Jordan. Bisa-bisanya dengan tatapan polos ia menggoda Jordan hingga membuat pria itu seperti kucing menggemaskan. Ditambah melihat tingkah laku dua-duanya yang sangat memuakkan. Jordan tak main-main dengan perkataannya sedari awal, bahkan dengan ketidaksiapan Romeo akan aksi Jordan itu sendiri. Ia tak ingin adiknya masuk dalam kenaifan perempuan itu.

Ia belum sepenuhnya percaya akan Rena meskipun sudah bertahun-tahun tinggal di Istana. Romeo sedari dulu sudah merasakan hal janggal, apa yang membuat Rena tersesat hingga memasuki wilayahnya. Perkataan Wendy kemarin kembali mengusik pikirannya. Benar dengan perkataan Wendy, dan semua orang pasti berasumsi seperti itu.

Mengapa perempuan itu ada di sini?

Ke mana seluruh anggota keluarga?

Kenapa Rena tak menemui keluarganya lagi?

Ataukah yatim piatu?

Mungkin, pertanyaan dalam diri Romeo bisa menjadi pernyataan yang sebenarnya. Ia melihat bagaimana Rena dengan kepolosan atau kebodohan yang Romeo tak paham bagaimana menjelaskannya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri adegan memuakkan, Jordan mengusap kepala Rena saat matanya bisa melihat dengan jelas kedua orang itu membeli camilan. Tangannya mengepal, membuat Jade ingin mengamuk seketika.

“Rome, ayo masuk.” Gania dengan lembut menggandeng tangannya, mengajaknya untuk memasuki bioskop.

“Kau yakin ini film yang tidak membosankan?” Romeo menaikkan alisnya saat melihat wajah ceria Gania yang berada di samping kanannya. 

“Aku berani bertaruh, kau akan sangat menyukai film ini.”

“Aku pegang kata-katamu.” Romeo melepaskan tangan Gania yang sedari tadi bergelayut manja. Ia sudah menganggap Gania seperti adiknya sendiri.

Tapi ini menjadi hal yang menarik saat Rena menyaksikan kedekatan mereka berdua, seakan ada perasaan senang saat melihat manik cemburu itu terpampang di mata cokelat Rena. Dan Romeo menyukainya. Romeo menyukai saat di mana Rena membuang muka untuk tidak melihat apa yang ada di sekitarnya dan memilih mencari objek lain.

Matanya menutup saat penciumannya yang tajam semakin menghirup aroma memabukkan, aroma yang sedari tadi ada di sekelilingnya. Bisakah ia mencium aroma ini untuk dirinya sendiri selama sepanjang usia?

Tapi itu tidak berlangsung lama, saat melihat wajah Rena yang tak seperti biasanya terdapat di depan muka. Wajah itu memancarkan kebahagiaan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Dan itu bukan karena dirinya. Romeo menajam saat melihat mimik muka Rena yang berubah tegang.

Ya, Moongoddess! Apa perempuan itu tak pernah merasa ada yang salah dalam tubuhnya karena terlalu bahagia hari ini?

Noda itu memang belum sepenuhnya tembus, tapi penciumannya yang sangat tajam bisa merasakan semua. Apalagi Rena yang memakai baju putih, ia semakin yakin bahwa sesuatu hal yang tidak menyenangkan itu akan meninggalkan bekas.

Mengapa perempuan ini ceroboh sekali! geram Romeo.

Romeo semakin memperhatikan pergerakan Rena yang ada di sebelah kirinya, ia tahu Rena gugup dan mereka tak pernah sedekat ini.

“Milikmu, juga Beta Romeo.” Tangan Rena yang memberikan minuman kepada Gania.

Kenapa tak langsung memberikan padaku! Romeo semakin geram dengan kelakuan Rena yang tak menganggap dirinya.

“Rome!” Gania akhirnya memberikan sendiri minuman itu. Anggur menjadi favoritnya. Ternyata Rena membelikan minuman kesukaan dan ia tahu pasti perempuan itu membeli minuman yang sama juga.

Setengah pemutaran film, Romeo benar-benar tak bisa fokus pada video yang sedang ditayangkan. Sebab, pasangan yang di sebelahnya sedang mabuk kepayang karena kencan pertama kali, terlebih film yang ditayangkan benar-benar membuatnya naik darah. Mengapa Gania membeli tiket untuk menonton film yang sama sekali tak ia suka. Romantis.

Romeo semakin berdegup kencang saat melihat mata Jordan melihat Rena dengan tatapan memuja. Mereka benar-benar hilang akal, dan membuat ia semakin kesal. Jika sedikit lagi ia tak bertindak, mungkin bibir Jordan sudah mendarat tepat di bibir wanitanya.

Wanitanya?

Ia juga hilang akal seperti pasangan yang dimabuk kasmaran itu ...

Kenapa Rena dimatanya menjadi terlihat murahan.

Romeo menggeleng dan pergi dari dalam bioskop tak lupa menginjak pelan kaki perempuan itu. Ia ingin menenangkan pikirannya sebentar, setelah itu ia masuk lagi dan tak ingin kecolongan untuk meninggalkan Rena.

Dibuang bekas minuman tadi dan membeli yang baru. Ia menjadi teringat keadaan Rena. Bergegas membeli sesuatu yang sebenarnya memalukan untuk para pria, tapi Romeo menebalkan muka. Ia bersikap acuh terhadap orang-orang yang memandang dirinya aneh. Kebingungannya tak sampai di situ, kepalanya benar-benar ingin meledak saat sudah sampai di jajaran rak minimarket yang terdapat di samping bioskop.

"Yang ini bersayap, yang ini tidak? Terus apa yang membuat beda?" Bermonolog, Romeo menaruh kembali bungkusan yang berbeda jenis itu di tempatnya dan mengambil yang lain.

“Malam dan ini siang.” Bungkusan yang sebenarnya sama tapi berbeda bagi Romeo.

“Kenapa panjangnya juga berbeda!” Akhirnya dengan kasar ia mengembalikan seluruh bungkusan itu dan berjalan ke meja kasir. 

“Bisakah kau memberiku sesuatu?” tanya Romeo pelan membuat wanita penjaga kasir itu mengerutkan keningnya.

“Bisakah Anda berbicara sedikit keras?” Dengan sopan kasir wanita itu tersenyum.

“Sesuatu untuk menyerap yang cair semacam spons. Namun, sepertinya lebih tipis." Masih dengan nada pelan tapi cukup terdengar. Ia malu sebenarnya karena sudah ada pria yang mengantre di belakangnya.  

“Aku tidak paham apa maksudmu, Tuan. Bisa kau beritahu bagaimana ciri-cirinya?”

Romeo semakin tak mengerti. Ia bahkan tak pernah melihat bagaimana isi bungkusan itu. Seketika ia melihat perut kasir itu yang sedikit membuncit. “Sebelum kau hamil, kau pasti mengalaminya setiap bulan. Dan itu terjadi sekitar kurang lebih seminggu, itu yang aku tahu.” Romeo menipiskan bibirnya saat melihat wajah kasir itu masih berpikir.  

“Oh, apa yang kau maksud dari tadi adalah pembalut?”

Tawa kecil dari belakangnya membuat Romeo semakin malu tapi ia bisa mengatasi itu dengan menatap tajam kasir untuk cepat memberikannya.

Sang kasir semakin mengulum senyum. Akhirnya ia mengetahui apa yang diinginkan pria tampan ini. “Tuan ingin yang bersayap atau tidak? Malam atau siang?”

Pertanyaan yang membuat Romeo semakin frustrasi dan menyisirkan rambutnya dengan jari-jari. “Terserah kau ingin memberiku yang mana. Aku tidak mengerti soal itu!” Agak sedikit keras Romeo berkata membuat kasir itu dengan cepat menyiapkan apa yang Romeo inginkan.

“Menyebalkan!”

Demi Moongoddes, ia tak akan pernah menginjakkan kaki ke mal ini lagi. Itu sumpahnya. Dengan cepat ia masuk kembali ke bioskop tak lupa menyimpan bungkusan itu di jaketnya yang lumayan besar.

“Kau dari toilet?”

Romeo hanya mengangguk, tak ingin ada perbincangan serius. Ia masih malu pada dirinya sendiri.

Hampir dua jam film tayang, dan itu menurutnya adalah membuang-buang waktu. Ia lebih baik bertarung dengan serigala liar daripada duduk tenang di tempat gelap dengan adegan menjijikkan di depannya. 

Lampu bioskop tiba-tiba kembali terang membuat semua orang yang ada di ruangan turun mencari pintu keluar. Apakah seperti ini cara pria romantis untuk menyenangkan hati seorang wanita yang disayanginya? Romeo menghela napas. Ternyata ia bukan tipe pria seperti itu.

Romeo mendengar saat Jordan meminta izin untuk ke toilet begitu juga dengan Gania. Ia yang sedari tadi diam saja karena mencoba menutupi area belakang Rena yang sudah kelihatan dari jarak dekat.

Dibukanya jaket hitam besar dan memberikan simpul pada pinggang Rena membuat tubuh bagian belakang perempuan itu tertutup semua. Romeo yakin muka Rena sudah memerah karena perbuatannya, tapi ia juga tak ingin Rena mempermalukan dirinya sendiri. Untung saja ia tadi berinisiatif memakai jaket walaupun cuaca agak sedikit tak bersahabat karena pergantian musim.  

Setelah memberikan bungkusan plastik berwarna putih, Romeo melihat Rena tergopoh-gopoh mencari toilet. Ia tak bisa memungkiri untuk tertawa saat melihat wajah Rena yang pucat pasi karena sudah mengerti apa maksudnya.  

***

Setelah berganti pakaian dan merasa bahwa tidak ada yang aneh pada dirinya, Rena akhirnya mengembalikan jaket itu pada Romeo tapi ditolak oleh pria itu. “Pakai saja, lagi pula bajumu tidak bisa menghangatkanmu.” Kalimat yang membuat Rena tersipu.

Jordan yang hanya melihat perlakuan kakaknya hanya berdecap. “Lepaskan saja, Ren. Kau bisa memakai milikku untuk menghangatkan tubuhmu.” Kalimat ambigu yang keluar dari mulut Jordan membuat mata Rena terbelalak.

“Aa—apa maksudmu?” Rena berbata.

Jordan yang salah akan berkata-kata hanya menggaruk tengkuknya gatal.

Gania menghentikan percakapan mereka dan melihat ponselnya. “Bagaimana kalau kita ke Munich? Bukankah hari ini sudah dimulai Oktoberfest?” pekik Gania semangat.

Oktoberfest adalah festival yang diadakan di Munich Jerman untuk menyambut musim gugur. Biasa dilaksanakan sekitar akhir bulan September dan awal Oktober. Banyak wisatawan yang berkunjung dan itu tak hanya warga Jerman, warga negara tetangga pun ikut merayakan. Ada banyak bir yang mengandung alkohol menjadi menu utama dalam festival ini. Dan masih banyak acara lainnya seperti arena bermain, juga musik.

“Aku bahkan lupa jika festival itu sudah dimulai.” Jordan menimpali.  

“Bagaimana, Rome?” Gania meminta persetujuan.  

Romeo mengangguk dan menipiskan bibirnya, ia juga sudah lama tidak ikut festival itu.

“Tapi bukankah itu sangat jauh, kita bisa malam sampai pack.” Rena memberikan pendapatnya. Ia tak bisa berlama-lama di luar istana mengingat Luna Irene selalu mencari dirinya.

“Luna Irene sudah berangkat tadi pagi, jika kau sudah lupa,” ucap Romeo memandang tajam Rena.

Rena tak bisa memberikan alasan apa pun lagi,  Romeo sudah mengerti maksudnya. “Apa aku punya pilihan lain?” Rena tersenyum pada Jordan yang sedari tadi menatapnya penuh harap.

“Tenang saja, Baby. Kau aman bersamaku,” ucap Jordan membuat Romeo tersedak.  

***

Lebih menikmati acara, mereka berempat berganti kostum yang sudah disiapkan. Untuk para perempuan memakai kostum tradisional bernama dirndl sedangkan pria bernama lederhosen. Rena semakin cantik dengan pakaian itu, perpaduan antara wajah Asia dan Eropa membuat ia menjadi sorotan di muka umum. 

Jordan dan Rena tertawa saat mereka semua menari bersama mengikuti alunan musik nan keras. Rena semakin yakin, ini adalah salah satu hari terbaiknya.

Romeo menatap Rena seharian ini, diliputi rasa cemburu yang menggebu membuat ia diam saja sedari tadi bahkan saat Gania mengajaknya bicara.

“Sebentar lagi acara minum bir-nya.”

Menempati tempat duduk masing-masing membuat Rena berhadapan dengan Romeo. Perempuan itu tersenyum kikuk, tapi kepalanya masih bergoyang mengikuti irama.

Seorang bar tender membawakan banyak gelas besar di masing-masing tangannya memberikan pada wisatawan termasuk mereka berempat. Romeo menikmati rasa pahit yang ada di gelasnya, ia merasakan minuman terenak ini lagi begitu juga dengan Jordan dan Gania. Sedangkan Rena masih menatap gelasnya, ia tak pernah meminum minuman seperti ini.

“Kenapa tidak kau coba?” Jordan menyodorkan gelas Rena membuat perempuan itu menggeleng.  

“Aku tidak pernah minum.”

“Minuman ini tidak akan membuatmu mabuk.”

“Aku tidak mau, Kak. Jangan paksa aku.” Rena menjauhkan gelasnya, seketika bir itu diminum Romeo.

“Jangan memaksa jika ia tidak mau, Adik.” Tekanan yang Romeo berikan membuat Jordan meringis.

“Maafkan aku, Rena.”

Rena memaklumi, mungkin Jordan hanya ingin membuat dirinya senang. Jam demi jam tak terasa, bahkan sekarang sudah hampir tengah malam tapi para pengunjung tidak juga berkurang. Tapi mereka berempat memutuskan untuk pulang, Romeo juga tak enak pada Alpha Nickholas karena sudah meninggalkan pack seharian ini.

Romeo melemparkan kunci mobilnya pada Jordan. “Kau yang menyetir aku ingin beristirahat di belakang. Seharian tadi aku sudah menjadi sopir kalian.” Melihat Rena dan Gania yang sudah terlebih dulu masuk mobil membuat Jordan mendengus.

“Baik, Tuan.” Jordan mendengus. Sebenarnya ia juga lelah tapi ia tak bisa seenaknya juga mengingat kakaknya yang sedari tadi menyetir.  

Suasana di mobil membuat Rena canggung. Bagaimana tidak, Jordan sudah berpindah posisi menjadi Romeo sedangkan Gania di depan sana sudah menyandarkan tubuhnya tak peduli sekitar. Rena semakin memojokkan tubuhnya di dekat pintu karena melihat badan besar Romeo yang hampir memenuhi setengah mobil. Apalagi tubuh pria itu yang menyamping membuat udara di mobil seketika pengap.

Rena mengamati jalan yang hanya dihiasi lampu jalanan. Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari tapi mereka belum juga sampai di pack. Memang membutuhkan waktu yang tak sebentar antar jarak Munich dan Black Forest, hampir empat jam dilalui jalur darat. Rena sedikit menyandarkan tubuhnya saat sudah tak tahan lagi untuk terjaga, seperti ada alunan musik yang memenuhi gendang telinga untuk membuatnya terlelap.

Sepertinya baru sebentar ia memejamkan mata tapi lagi-lagi dahinya terantuk benda keras membuat semua orang yang ada di mobil terjaga.

“Ada apa, Jordan?!” teriak Romeo saat ia juga terbangun mendadak.

“Vampir.” Jordan berkata pelan.

Romeo yang seketika menjadi waswas menatap sekitar, padahal ia sudah ingin memasuki Black Forest tapi mengapa ada saja rintangannya. Dengan cepat Jordan dan Romeo keluar dari mobil membuat dua makhluk pengisap darah di depannya menyeringai.

“Apa mau kalian?” Nada santai Romeo membuat dua makhluk bermuka pucat itu terbahak.

“Kalian membawa makanan?” tanya vampir yang memakai hoodie hitam masih menyeringai.

“Kami tidak membawa makanan.” Romeo berjalan ke depan kap mobil agar ia bisa mengetahui gerak-gerik kedua makhluk itu begitu pun dengan Jordan.” 

“Tapi kami mencium bau darah segar di sini.” Dengan mulut yang masih menampakkan taringnya, vampir itu semakin mengendus ke sisi mobil Romeo begitu juga temannya.

Tanpa diketahui Romeo, Rena dan Gania keluar dari mobil melihat apa yang sebenarnya terjadi mengapa kedua pria itu tidak cepat kembali.

“Apa yang sebenarnya ter—”

“Cepat masuk, Rena!" teriak Romeo melihat tatapan vampir itu sudah berpaling menghadap Rena. Rena semakin pucat pasi Dengan cepat ia membuka pintu mobil tapi tertahan karena sesuatu.

“Kau milikku, Manis,” seringai vampir ber-hoodie itu membuat Rena bergidik apalagi tangannya disentuh oleh makhluk pengisap darah.

Romeo tak tinggal diam dengan cepat ia menghampiri vampir itu dan menarik kerahnya. “Dia bersamaku, Mayat Hidup!” desis Romeo.

“Cepat bawa Gania dan lari sejauh mungkin!” Mindlink Romeo diangguki Jordan, membuat Jordan dengan cepat berubah menjadi serigala dan membawa Gania di punggungnya. Vampir yang satunya lagi tak menyia-nyiakan  kesempatan, ia dengan gencar meraih Jordan yang entah ke mana.

“Lepaskan tanganmu, Sialan!” geram Romeo saat sudah melihat mimik wajah Rena yang meringis kesakitan. Ia yakin nanti cengkeraman di pergelangan tangan Rena akan menciptakan bekas.

Dengan cepat Romeo mengentakkan tubuh vampir itu ke tanah membuat sang empunya meringis. Rena semakin beringsut ke sisi mobil membuat Romeo memeluk Rena kuat.

Romeo menatap Rena dalam ia tak ingin membuat perempuan ini ketakutan. Bagaimana pun caranya ia pasti akan menyelamatkan mereka berdua.

Rena menggeleng saat melihat pergerakan vampir itu yang tiba-tiba akan melukai Romeo dari belakang.  

"Ti—tidak ... tidak ... jangan!" 

Related chapters

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 08 : Lebih Dari Itu

    Tak pernah dibayangkan oleh Rena untuk berhadapan dengan makhluk pengisap darah. Ia juga tak pernah menampik untuk tidak takut berhadapan dengan kaum immortal yang usianya bisa lebih dari ratusan tahun itu. Karena menurut Rena, jika sang vampir sudah menargetkan mangsanya maka saat itu pula mereka tak akan terlepas kan.Rena yang melihat saat aksi Romeo mengempaskan tubuh pria vampir itu semakin membelalakkan matanya. Ia tak tahu jika Romeo benar-benar sekuat itu dan hanya mengeksekusi menggunakan satu tangan saja.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 09 : Kesedihanku

    Rena menangis meratapi nasib yang sudah dua hari ini ia rasakan. Ia berpisah dengan kakak laki-laki yang ditugaskan oleh orang tua untuk menjaganya. Entah sudah berapa kilometer ia berjalan menyusuri hutan untuk mencari pertolongan. Perutnya sudah perih, hanya buah-buahan hutan yang mampu mengisi kekosongan. Ia semakin takut karena sudah beberapa kali dirinya melihat makhluk lain di hutan ini dan untungnya berhasil sembunyi. Ia tak mau menjadi santapan bagi mereka semua. Ia ingin hidup dan bertemu dengan kakaknya kelak.  Bunyi geraman membuat sikap waspada Rena kembali teruji, ia semakin melarikan diri tanpa mau menoleh ke belakang. Tapi tiba-tiba kakinya ditarik kasar dari belaka

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 10 : Daun Musim Gugur

    Senyaman-nyamannya istana orang lain, lebih nyaman istana sendiri. Itulah peribahasa yang sering Rena dengar. Ia ingat, baru saja memejamkan mata dan menikmati indahnya cahaya langit malam. Tapi beberapa detik kemudian air sudah membasahi seluruh tubuhnya. Apa yang salah? Ataukah hujan sedang mengguyur bumi?Matanya mengerjap memandangi silau yang menusuk, seketika untuk berdiri saja ia tak sanggup. Sudah berapa lama ia tertidur sambil duduk?“Aku men

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 11 : Bersikap Biasa Saja

    Sudah dua hari Rena di rumah sakit, begitu pula Jordan yang mengurusnya bahkan pria itu tak segan-segan untuk bermalam di sana juga. Setelah insiden memalukan yang Rena sendiri tak tahu bagaimana ceritanya, ia hanya ingat saat tertidur di taman dan suara bibi Morin membangunkannya. Yang ia lihat bibi Morin membawa ember hitam dan menuangkan seluruh isi ke tubuhnya. Ia yang kedinginan setelah itu tertidur di kamar dengan damai tanpa mau mendengarkan berisik suara di luar.Rena sempat bertanya pada Jordan sebenarnya apa yang terjadi tapi jawaban pria itu tak terlalu memuaskan.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 12 : Kelakar Raven

    Terduduk di ujung tebing dengan pemandangan langit jingga di sore hari membuat pria berambut ikal tersenyum, apalagi suara air terjun di bawah sana menambah kesyahduan alam.“Masih meratapi kebodohanmu, ha?” Suara interupsi membuat Romeo berdiri dan sigap. Siapa yang berani-berani mengganggu waktunya.“Kau melewati batas wilayah!” tegas Romeo melihat pria berjubah hitam yang masih menyender di batang pohon. Tatapan hina yang pria itu

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 13 : Pelampiasan

    Rena hanya bisa terdiam menatap Jordan. Sedikit tak menyangka memang, kedekatannya yang bisa dihitung dengan jari-jari malah membuat pria itu begitu yakin ingin hidup bersama. Bagaimana bisa seorang Jordan memberikan kepastian untuk seorang perempuan yang tidak jelas asal usulnya.Mulutnya terkatup rapat saat wajah Jordan dengan perlahan mendekatinya. Wangi yang menguar dari parfum mewah pria itu membuat Rena mengepalkan tangannya. Pipinya masih ditangkup dan matanya tak lepas dari manik cokelat nan tajam.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 14 : Menjauh

    Romeo hanya memberikan senyum tipis pada adiknya. Ia tak akan pernah menjilat ludahnya sendiri. Berikan ia sanksi jika melakukan hal itu. Menurutnya, sampah tetaplah sampah. Meski didaur ulang sekalipun tetap saja akan berstatus sebagai barang buangan. Apakah menurut kalian Romeo jahat? Tidak, bahkan ia bisa melakukan hal yang lebih kejam dari ini. Seharusnya Rena tahu statusnya dan jangan pernah mengusik hidup siapa pun termasuk seluruh pria di pack ini. Jangan jadikan alasan karena ia seorang wanita untuk membuat semua orang mengasihaninya. 

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 15 : Jarak

    Romeo kembali tak menyangka bahwa ia bisa berbicara seperti itu tepat di hadapan Rena. Apalagi Jade yang langsung menenangkan diri di sudut paling dalam. Jantung Romeo berdetak kencang, juga darahnya berdesir dengan hebat. Tangannya yang berada di saku jaket terkepal kuat.Jika memang seperti ini rasanya menolak pasangan. Aku tak akan sanggup! Pikirannya seketika kalut, buliran keringat sudah membasahi kening Romeo.

Latest chapter

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 8 : Apakah Ini Akhirnya?

    Dari berbagai hal yang membuat Rena bingung adalah dia mendapati banyaknya orang yang datang ke ruangannya. Orang yang sama sekali asing di matanya. Mungkin jika di hitung, jumlah orang di ruangan ini ada lebih dari dua puluh orang, itu termasuk dengan pria yang memiliki tinggi badan sama seperti suaminya. Pria besar yang hanya diam saja di pojok ruangan dan juga depan pintu.Ia menatap suaminya yang saat ini memasang wajah pias. Pria itu ada di sampingnya sambil memegang tangannya erat.“

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 7 : Dia Tidak Peka!

    Romeo tergagap dengan kalimat demi kalimat yang istrinya lontarkan. Seperti mendapatkan tikaman tajam yang tepat di ulu hatinya Ini sungguh menyesakkan. Apa yang ditakutinya akhirnya terjadi juga.Sedikit demi sedikit Rena akhirnya tahu identitas sebenarnya. Sedikit demi sedikit memori itu akhirnya datang lagi.“Dengarkan aku dulu,” ucap Romeo masih mencoba untuk bisa meminta pertolongan pengertian dari tatapan matanya. Namun, ia bisa melihat bagaimana pandangan sorot Rena yang berub

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 6 : Ancaman Depan Mata

    Sepertinya Romeo memang tidak bisa meninggalkan Rena sendiri atau membiarkan perempuan itu berpikiran yang macam-macam. Buktinya sudah beberapa kali Romeo mendapati Rena berbicara macam-macam yang menyangkut tentang masa lalunya. Hal yang membuat Romeo semakin waswas.Bukan karena apa. Tapi karena ia sendiri takut jika ingatan Rena kembali dan menjauhi dirinya. Ia takut jika istrinya itu kembali mengingat masa kelam yang sudah terkubur lama.“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Romeo

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 5 : Aku Selalu Menyayangimu

    Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Sekarang adalah dua tahun pernikahan Rena dan juga Romeo. Di tahun kedua ini mereka benar-benar diberikan keberkahan oleh Moongoddes. Begitu sabarnya Romeo menghadapi sikap kanak-kanak yang Rena berikan.Wanita itu, bertingkah seperti anak kecil yang sedang kehilangan susu. Lihat saja sekarang, wanita muda itu merajuk karena Romeo sama sekal tidak menanggapi perkataannya.Bukan karena Romeo sengaja, melainkan karena pria itu sendiri sedang sibuk dengan

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 4 : My Mine

    [ Gunung Fuji - Jepang ]Ini sudah hari kedua mereka ada di sini, menikmati destinasi yang begitu mengagumkan. Negeri Matahari Terbit itu sungguh membuat para turis betah di sini.Lihatlah Rena! Dia sedang bermain dengan bunga-bunga yang berada di Danau Kawaguchi. Tanaman phlox berwarna merah muda membuat pinggiran sungai itu tampak sangat cantik.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 3 : Bertemu Jade

    Rena semakin heran saat tidak mendapati darah keperawanannya di kasur. Bukankah setiap perawan pasti ada darah, atau paling tidak bercak kecil di sana. Tapi, di kasur putih itu tak terdapat apa-apa.“Mau sampai kapan kau terus memandangi kasur ini, Rena?” Romeo datang dan sudah tercium sangat harum Pria itu telah mandi lebih dulu karena mencoba meredakan gejolak nafsu yang masih dominan.Pria itu memeluk Rena dari belakang dan mengel

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-Part – 2 : Tak Bisa Tanpamu

    Rena masih saja sesenggukan karena pria yang ada di atas ranjang ini tidak juga membuka mata sejak satu jam yang lalu. Pria bodoh yang telah hampir kehilangan nyawa karena bertengkar dengan Kak Ben.“Sudahlah, Rena, dia tidak akan pernah mati. Dia memiliki sembilan nyawa.” Ben bersender di dinding. Rambutnya masih basah karena aksi penyelamatan Romeo yang terdengar gila.Pria korban budak cinta itu mencoba untuk meyakinkan Ben dengan

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   X-PART – 1 : One And Only

    Mata Rena berbinar saat mendapati seorang pria yang datang untuk menemuinya. Seorang paling tampan menurutnya yang pernah ia kenal. Dalam hidupnya, ia tak pernah melihat pria yang begitu dominan tapi bisa membuat hatinya berbunga-bunga.Ia sudah kenal pria itu hampir setengah tahun lamanya. Pria yang dikenal dengan nama Romeo Riley. Awalnya, yang ia tahu, pria itu sering datang ke rumah hanya ingin bertemu dengan Ben. Namun, lama-kelamaan justru ia yang menjadi lebih dekat.

  • Beta Romeo And His Rogue [ID]   Bab 51 : In The End

    Euforia di pack Lightcrown Claws Pack semakin meriah karena Beta yang paling mereka cintai akhirnya bisa membuka mata dan hadir ditengah-tengah mereka saat ini. Tak peduli jika Romeo yang sekarang memiliki fisik yang tak sempurna. Kakinya yang tak bisa menapak sepenuhnya, tak membuat para rakyat memandang remeh. Bagaimanapun jika diadu dengan orang normal pasti Romeo yang akan menang."Selamat atas keberhasilanmu, Nak." Jovial selaku ayah kandung dari Beta itu memberikannya beberapa kali ucapan. Padahal, sedari tadi ia telah mengucapkannya sampai membuat telinga Romeo berdenging. Begitu juga dengan ibunya,

DMCA.com Protection Status