Suara tawa yang cekikikan serta suara sumbang yang sejak tadi membicarakan kesialan yang kelak akan menimpa Yin dan Lu Wan Wan mendadak berhenti. Tiga pasang mata yang berjarak cukup dekat satu sama lain itu mengikuti gerak-gerik Lu Dong yang baru saja memasuki ruang makan.Sungguh aneh, jika melihat betapa lebarnya kedua sudut bibir pria paruh baya itu tersenyum. Bukankah beberapa menit yang lalu, wajah suami serta ayah mereka tampak garang? Suara baritonnya yang selalu menggelegar itu juga terdengar menggema di dalam lorong saat berteriak memanggil sang menantu serta putri bungsunya?Apa yang terjadi? Semua pertanyaan mereka itu akhirnya terjawab dengan suara gelindingan roda yang meluncur di atas lantai.Mereka tahu, kalau roda-roda itu adalah bagian dari sebuah kereta kecil yang kerap kali digunakan oleh seseorang untuk membawa berbagai macam jenis makanan dengan satu kali antar.Kedua alis mereka pun tampak saling bertautan begitu melihat Yin mendorong sebuah kereta kecil memas
Masih di malam yang sama ketika kegiatan makan malam di rumah Keluarga Lu telah selesai.Yin membawa semua piring-piring kotor itu ke dapur. Membuang semua sisa-sisa makanan itu ke dalam tempat sampah yang berlubang kecil. Namun, alangkah terkejutnya Yin setelah penutup sampah itu dibuka. Dia sudah tidak lagi mendapati lima kotak bekas makanan milik sebuah restoran yang sebelumnya telah dibuang di sana.Terpikir olehnya mungkin saja Lu Wan Wan yang melakukan. Mungkin tanpa sepengetahuan dirinya, istri sang pemilik tubuh itu berjalan masuk ke dapur untuk membuang kotak tersebut di tempat pembuangan di luar.Akan tetapi, keterkejutan Yin semakin menjadi tatkala melihat Lu Shen Shen telah berdiri di hadapannya. Wanita berambut coklat pendek itu tersenyum sinis. “Dari awal aku sudah menduga, pasti ada yang tidak beres dengan masakan kalian. Dan ini buktinya,” beber Lu Shen Shen sembari memperlihatkan lima kotak bekas makanan itu kepada Yin.Yin menatap semua benda yang ada di tangan Lu
Nyonya Bai mengambil amplop putih yang baru saja diletakkan Yin di atas meja kerja. Dia membuka amplop besar berbentuk persegi panjang dengan seulas tali yang melilit bagian lidah. Selembar kertas putih yang dicetak dengan printer telah terpampang jelas di depan mata.Beberapa kerutan mulai muncul menghiasi kening Nyonya Bai. Sepasang matanya yang berada di balik kacamata merah itu tampak memicing. Menengadah menatap wajah Yin yang berdiri menjulang tinggi di hadapannya.“Kau akan berhenti?” tanyanya.“Aku harap Nyonya Bai segera menyetujuinya.” Yin menjawab.“Aku harus membicarakan ini kepada Tuan Chao. Kalau boleh tahu, apa alasanmu berhenti? Karena aku tidak melihat alasan itu tertulis dalam surat pengunduran dirimu.”“Hanya alasan pribadi.” Yin mengatakan seperti yang diajarkan Arthur padanya.“Alasan pribadi apa? Apa itu soal pengirim video misterius? Atau soal kau ada masalah dengan rekan kerjamu?” cecar Nyonya Bai, yang tidak mengetahui dan sebagian besar penduduk Shanghai, jug
Hari Kamis, minggu kedua Maret 2024.Inilah hari yang disukai oleh pasangan suami istri Bo ketika hendak merayakan hari ulang tahun Bo Zhai yang ke-8. Karena bukan akhir minggu, suasana di dalam Shanghai Ocean Aquarium tidak terlalu ramai pengunjung. “Kita akan ke mana?” Yin bertanya pada Pengacara Bo. Karena sejak meninggalkan Lu Wan Wan bersama Nyonya Bai di restoran, dia terus mengikuti langkah kaki pria paruh baya itu menuju pintu keluar.“Ikut saja denganku. Tidak perlu mengkhawatirkan Wan Wan. Dia baik-baik saja bersama dengan Bai Lun dan yang lain,” ujar Pengacara Bo.Yin mengatupkan kedua bibirnya rapat, namun dia terus saja melangkah hingga sang pengacara membawanya ke halaman parkir yang cukup luas. Ada banyak ratusan kendaraan roda empat berada di sana. Dia bahkan telah melewati mobil pribadinya itu.Perjalanan itu pun terus berlanjut, hingga sampailah Yin dan Pengacara Bo di sebuah lokasi parkir yang berada dekat dengan tempat pembelian tiket. Lampu depan sebuah mobil lis
Masih di malam yang sama. Setelah pesta ulang tahun Bo Zhai berakhir.Yin yang saat itu sedang mengendarai mobil listriknya bersama Lu Wan Wan tampak sedang memikirkan sesuatu. Dia tidak habis pikir, kenapa tidak ada seseorang di samping Kakek Lu Bei yang membantunya kala itu?Seandainya saja ada, maka penderitaan yang dialami Lu Wan Wan akan berakhir dengan cepat dan istri sang pemilik tubuh ini juga akan mendapatkan kehormatannya kembali, sebagai penerus Group Lushang yang sah!Bahkan seorang pengacara ternama, seperti Pengacara Bo juga tidak dapat menyentuh Lu Dong!Memangnya sehebat apa ayah mertua dari si pemilik tubuh ini?“Yin.”Suara yang mirip seperti cicitan burung itu membuyarkan segala pemikiran Yin tentang mendiang Kakek Lu Bei. Tanpa menelengkan kepalanya, dia pun berkata. “Ada apa?”“Apa kau sedang sakit?” Lu Wan Wan menatap wajah samping Yin lekat-lekat.“Tidak. Tubuhku baik-baik saja.”“Boleh aku bertanya sesuatu padamu?”Pertanyaan itu lantas membuat Yin menoleh seje
“WAN WAN!” teriak Yin.Begitu melihat lampu sorot mobil menyinari wajah mereka, maka dengan cepat mantan jenderal besar Dinasti Qing itu segera menangkap tubuh Lu Wan Wan, lalu menyeretnya hingga ke tepian Sungai Huangpu.Hampir saja!Seandainya saja Yin alias Shun Yuan itu tidak bergerak cepat, dia mungkin saja akan kehilangan wanita yang memiliki keterikatan takdir yang sama dengannya. Di dalam pelukannya, Yin bukan hanya merasakan jantungnya sendiri yang berdegup kencang, tetapi juga merasakan detak jantung Lu Wan Wan yang bertalu-talu tak karuan. Wajah oval Lu Wan Wan membeku. Begitu juga dengan kedua tangannya yang hanya menggantung di belakang punggung Yin, tanpa membalas pelukan pria itu. “Kau aman sekarang. Semua baik-baik saja. Aku akan menjagamu,” ucap Yin sembari mengusap punggung dan belakang rambut Lu Wan Wan berkali-kali.Namun, perkataan yang dilontarkan Yin serta apa yang baru saja diperbuatnya itu, membuat hati Lu Wan Wan meleleh. Isak tangis wanita itu langsung ter
Keesokan harinya ….Selepas mendapat persetujuan dari Tuan Chao tentang pengunduran dirinya, maka keluarlah Yin dari ruang sang direktur. Seperti yang dikatakan Arthur, memang benar seharusnya dia melepas pekerjaan ini sejak lama dan fokus untuk mengambil alih apa yang menjadi hak kepunyaan si pemilik tubuh baru ini.Sambil melonggarkan ikatan dasi panjangnya, Yin berjalan menyusuri lantai demi lantai yang ada di dalam gedung tinggi ini. Dia memang tidak menyayangkan pekerjaan ini, akan tetapi ada satu hal yang masih belum sempat diselesaikannya, yaitu menemukan siapa gerangan si pengirim video dan yang telah memberikan ponsel peledak itu kepadanya?“Yin!”Seketika itu pemilik nama pun menoleh. Sepasang matanya yang kecil langsung menatap wajah seorang gadis blasteran berambut panjang, namun sedikit ikal. Gadis berkacamata tebal itu sedang berjalan menghampirinya.“Denise Allard?” Yin pun terkejut. “Hei, Yin." Denise menepuk pundak Yin. "Kudengar dari Nyonya Bai, kalau kau akan berhe
Yin dan Lu Wan Wan tahu, siapa orang bodoh yang dimaksud oleh Li Na dan Lu Fen Fen. Namun, keduanya hanya tersenyum tipis untuk menyapa mereka. Sebagai bentuk formalitas. Padahal jauh di dalam lubuk hati keduanya, api kemarahan itu telah mendidih setelah kebenaran itu terkuak semalam.“Wan Wan, untuk apa kau kemari sambil mengajak suami payahmu ini?” tanya Lu Fen Fen dengan melipat tangannya di depan dada. “Bukankah seharusnya kau berada di Ma Yuan Food dan kau—“ Lu Fen Fen mengayunkan dagunya ke arah Yin. “Seharusnya kau juga berada di perpustakaan, kan?”“Sama seperti Kak Fen Fen. Aku juga ingin mengikuti sayembara ayah dan Yin hanya mengantarku,” jawab Lu Wan Wan.Li Na dan Lu Fen Fen sontak terkejut. Sambil mendekatkan dirinya pada Lu Wan Wan, putri sulung Lu Dong itu langsung menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga, lalu berkata, “Apa aku tidak salah dengar? KAU? Ingin mengikuti sayembara ayah?”“Kakak tidak salah dengar,” ucap Lu Wan Wan.Seketika itu juga meleda