Masih di malam yang sama. Setelah pesta ulang tahun Bo Zhai berakhir.Yin yang saat itu sedang mengendarai mobil listriknya bersama Lu Wan Wan tampak sedang memikirkan sesuatu. Dia tidak habis pikir, kenapa tidak ada seseorang di samping Kakek Lu Bei yang membantunya kala itu?Seandainya saja ada, maka penderitaan yang dialami Lu Wan Wan akan berakhir dengan cepat dan istri sang pemilik tubuh ini juga akan mendapatkan kehormatannya kembali, sebagai penerus Group Lushang yang sah!Bahkan seorang pengacara ternama, seperti Pengacara Bo juga tidak dapat menyentuh Lu Dong!Memangnya sehebat apa ayah mertua dari si pemilik tubuh ini?“Yin.”Suara yang mirip seperti cicitan burung itu membuyarkan segala pemikiran Yin tentang mendiang Kakek Lu Bei. Tanpa menelengkan kepalanya, dia pun berkata. “Ada apa?”“Apa kau sedang sakit?” Lu Wan Wan menatap wajah samping Yin lekat-lekat.“Tidak. Tubuhku baik-baik saja.”“Boleh aku bertanya sesuatu padamu?”Pertanyaan itu lantas membuat Yin menoleh seje
“WAN WAN!” teriak Yin.Begitu melihat lampu sorot mobil menyinari wajah mereka, maka dengan cepat mantan jenderal besar Dinasti Qing itu segera menangkap tubuh Lu Wan Wan, lalu menyeretnya hingga ke tepian Sungai Huangpu.Hampir saja!Seandainya saja Yin alias Shun Yuan itu tidak bergerak cepat, dia mungkin saja akan kehilangan wanita yang memiliki keterikatan takdir yang sama dengannya. Di dalam pelukannya, Yin bukan hanya merasakan jantungnya sendiri yang berdegup kencang, tetapi juga merasakan detak jantung Lu Wan Wan yang bertalu-talu tak karuan. Wajah oval Lu Wan Wan membeku. Begitu juga dengan kedua tangannya yang hanya menggantung di belakang punggung Yin, tanpa membalas pelukan pria itu. “Kau aman sekarang. Semua baik-baik saja. Aku akan menjagamu,” ucap Yin sembari mengusap punggung dan belakang rambut Lu Wan Wan berkali-kali.Namun, perkataan yang dilontarkan Yin serta apa yang baru saja diperbuatnya itu, membuat hati Lu Wan Wan meleleh. Isak tangis wanita itu langsung ter
Keesokan harinya ….Selepas mendapat persetujuan dari Tuan Chao tentang pengunduran dirinya, maka keluarlah Yin dari ruang sang direktur. Seperti yang dikatakan Arthur, memang benar seharusnya dia melepas pekerjaan ini sejak lama dan fokus untuk mengambil alih apa yang menjadi hak kepunyaan si pemilik tubuh baru ini.Sambil melonggarkan ikatan dasi panjangnya, Yin berjalan menyusuri lantai demi lantai yang ada di dalam gedung tinggi ini. Dia memang tidak menyayangkan pekerjaan ini, akan tetapi ada satu hal yang masih belum sempat diselesaikannya, yaitu menemukan siapa gerangan si pengirim video dan yang telah memberikan ponsel peledak itu kepadanya?“Yin!”Seketika itu pemilik nama pun menoleh. Sepasang matanya yang kecil langsung menatap wajah seorang gadis blasteran berambut panjang, namun sedikit ikal. Gadis berkacamata tebal itu sedang berjalan menghampirinya.“Denise Allard?” Yin pun terkejut. “Hei, Yin." Denise menepuk pundak Yin. "Kudengar dari Nyonya Bai, kalau kau akan berhe
Yin dan Lu Wan Wan tahu, siapa orang bodoh yang dimaksud oleh Li Na dan Lu Fen Fen. Namun, keduanya hanya tersenyum tipis untuk menyapa mereka. Sebagai bentuk formalitas. Padahal jauh di dalam lubuk hati keduanya, api kemarahan itu telah mendidih setelah kebenaran itu terkuak semalam.“Wan Wan, untuk apa kau kemari sambil mengajak suami payahmu ini?” tanya Lu Fen Fen dengan melipat tangannya di depan dada. “Bukankah seharusnya kau berada di Ma Yuan Food dan kau—“ Lu Fen Fen mengayunkan dagunya ke arah Yin. “Seharusnya kau juga berada di perpustakaan, kan?”“Sama seperti Kak Fen Fen. Aku juga ingin mengikuti sayembara ayah dan Yin hanya mengantarku,” jawab Lu Wan Wan.Li Na dan Lu Fen Fen sontak terkejut. Sambil mendekatkan dirinya pada Lu Wan Wan, putri sulung Lu Dong itu langsung menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga, lalu berkata, “Apa aku tidak salah dengar? KAU? Ingin mengikuti sayembara ayah?”“Kakak tidak salah dengar,” ucap Lu Wan Wan.Seketika itu juga meleda
Penjelasan sang resepsionis itu bagaikan sebuah batu kilangan yang mendadak jatuh, lalu menimpa kepala Li Na dan Lu Fen Fen. Membuat kedua wanita itu pun tersadar, bahwa orang yang ditemui Lu Wan Wan itu ternyata jauh lebih hebat, dari pada Tuan Yujin.“La—lalu siapa wanita yang baru saja datang dan memanggil putri bungsuku itu?” Li Na kembali bertanya dengan bibirnya yang gemetar.“Oh, wanita yang berbaju merah tadi?” Sang resepsionis bertanya.“Iya, siapa dia?” tanya Li Na dan Lu Fen Fen dengan kesabarannya yang setipis tisu. “Dia adalah Nona Kwok. Asisten pribadi Tuan Yumin.”“As—asisten pribadi?” Seketika itu juga manik mata Li Na dan Lu Fen Fen membeliak. Kepala keduanya langsung menggeleng setengah tak percaya.Bagaimana mungkin, wanita pendiam yang tidak mudah bergaul seperti Lu Wan Wan itu bisa mengenal salah satu petinggi Group Yuxuan dan asisten pribadinya? Padahal dari sejak dua hari yang lalu, Lu Fen Fen mencoba menghubungi Group Yuxuan melalui email dan hanya dijawab ole
Hardikan Nona Kwok itu bukan hanya membuat Lu Wan Wan terperanjat, tetapi langsung memaksa wanita muda tersebut untuk membungkukkan badannya ke depan.“Maaf. Maafkan aku,” ucapnya berulang-ulang.Namun, Nona Kwok hanya menanggapi permintaan maaf Lu Wan Wan dengan tatapan mata yang dingin dan wajah yang tidak bersahabat. Berhubung mereka telah tiba di depan sebuah ruangan yang tertutup, maka dia pun meminta Lu Wan Wan untuk menunggu.“Jangan kemana-mana sebelum aku memanggilmu!” serunya kepada Lu Wan Wan.Bibir mungil Lu Wan Wan seakan terkunci. Sementara wajahnya yang berbentuk oval itu tampak membeku, tatkala melihat kepergian Nona Kwok yang telah menghilang di balik pintu yang kembali tertutup di hadapannya.“Habis sudah,” runtuk Lu Wan Wan sambil menepuk keningnya sendiri. “Andai saja aku bisa menjaga mulutku ini, pasti Nona Kwok tidak akan tersinggung. Dan sekarang di dalam, dia pasti sudah memberikan penilaian yang jelek tentang diriku kepada Tuan Yumin.”“Yin, bagaimana ini?” Man
Lu Wan Wan yang semula ingin memerosotkan tubuhnya dari atas sofa, mendadak dikejutkan dengan seruan Tuan Yumin.Apa siang ini dirinya tidak salah dengar? Tuan Yumin justru mengganti nilai investasinya dari USD 8.000.000 menjadi USD 16.000.000, namun dengan syarat yang harus dia setujui.Dia tidak terlalu memikirkan syarat tersebut, melainkan nilai investasi yang naik dua kali lipat!Dengan mulut yang terbuka dan tatapan mata yang kosong, Lu Wan Wan mengantar kepergian Nona Kwok yang telah menghilang di balik pintu. Yang bisa dia lakukan saat ini, hanyalah bertanya pada petinggi Group Yuxuan tersebut.“Ka—kalau boleh tahu, ke—kenapa Tuan mengganti nilai investasinya?” tanya Lu Wan Wan dengan penuh kehati-hatian saat berbicara.Setelah sekian menit duduk di dalam ruangan yang dingin itu, baru kali ini Lu Wan Wan mendengar suara tawa Tuan Yumin yang menggelegar.Lagi-lagi dia hanya memperhatikan raut wajah pria paruh baya tersebut. Namun, tidak berani menilai, apa yang sebenarnya dirasa
Tiga puluh menit yang lalu sepasang langkah Lu Wan Wan mengayun gontai tanpa kepastian. Namun sekarang, kepastian yang telah berada dalam genggaman tangan itu, membuatnya ingin berteriak sekeras-kersanya di dalam lift.Di tengah kesendirian itu, dia melakukannya. “Aku berhasil, Kek! AKU BERHASIL!”Lega rasanya. Itulah yang dirasakan oleh Lu Wan Wan saat ini. Dia tidak pernah membayangkan bahwa perjalanannya menemui Tuan Yumin adalah perjalanan yang cukup ringan untuk dilalui.Akan tetapi, Lu Wan Wan mendadak tersadar. “Tidak, ini tidak seringan yang kukira. Semua ini berkat seseorang yang telah merekomendasikan namaku kepada Tuan Yumin. Kira-kira siapa dia? Aku harus berterima kasih kepadanya.”Ting!Ketika pintu lift yang membawa Lu Wan Wan menuju lantai dasar terbuka, dia langsung menemukan sosok Yin yang sedang berdiri membelakangi sebuah pohon bonsai besar, dengan daunnya yang rimbun dan batangnya yang meliuk di atas hamparan bebatuan hitam yang dikelilingi oleh sebuah kolam denga
Malam masih belum berakhir. Setelah aksi bungkam yang dilakukan Feng Siyu di kantor polisi pusat, maka Kapten Chang dan beberapa anggota kepolisian akhirnya memindahkan pemuda itu ke kantor kejaksaan untuk menjalani interogasi tingkat lanjut.Pihak kejaksaan memutuskan untuk mengambil alih semua kasus yang melibatkan Feng Siyu, karena saking banyaknya perkara pidana dan perdata yang dituduhkan padanya. Pria yang memiliki bekas jerawat di wajah itu bukan hanya terlibat dalam kasus penggelapan dana, pencurian identitas, namun juga ada sangkut pautnya dengan kematian Ma Shin Fei serta percobaan pembunuhan yang dia lakukan terhadap Yin. Namun, rencana Kapten Chang tidak semulus yang dikira.Iring-iringan kendaraan polisi yang baru saja menempuh setengah perjalanan itu terpaksa berhenti, karena kehadiran dua mobil van putih yang tiba-tiba menghadang dan menghalangi. Ciiiitttt …!Suara rem yang diinjak secara mendadak hingga sampai mengeluarkan percikan api di jalan raya beraspal, membu
Malam itu menjadi malam yang sangat panjang bagi Shun Yuan alias Yin. Setelah membuka rahasia terbesar dalam dirinya, dia justru mendapat kejutan. Arthur Chen langsung mengembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Lelaki tua itu seakan ingin secepatnya pergi meninggalkan dunia menyusul si pemilik tubuh.“Beristirahatlah dengan tenang,” ujar Shun Yuan setelah menyimpan abu jenazah Arthur di rumah duka. “Aku ikut berduka cita,” hibur Lu Wan Wan yang ikut mendampingi Shun Yuan.Selepas memberi penghormatan terakhir, keduanya pun kembali ke gedung apartemen tak bernama itu. Dengan disaksikan dan dibantu oleh Lu Wan Wan, Shun Yuan membuka semua file-file peninggalan Arthur Chen.Hal pertama yang mereka cari adalah rekaman video kejadian kecelakaan yang terjadi di atas Jembatan Sungai Yang Tze beberapa bulan yang lalu. Mereka ingin mengetahui kebenarannya. Siapa yang sebenarnya terlibat dan siapa yang seharusnya dihukum.Mulut keduanya langsung menganga, begitu menyaksikan kalau
Teriakan Arthur yang menyangkal perkataan Feng Siyu itu membuat Yin menelengkan kepala. Dia menatap lelaki tua itu dengan sorot mata yang lebih dingin dari biasanya.“Yin … ini … bukan seperti yang kau kira,” ucap Arthur terbata-bata.“Jawab pertanyaanku! Apa benar kau juga berada di sana?” Yin meninggikan nada suaranya.Langkah tegap Yin yang mendominasi serta kedua tulang rahangnya yang mengeras, telah membuat tubuh Arthur seakan mengerut. Tanpa sadar punggung lelaki tua itu langsung membentur tepi meja. Namun, benturan itu tidak sebanding dengan suaranya yang tercekat di tenggorokan.Melihat kegugupan serta kegelisahan yang terpancara dari wajah Arhur, makin membuat Yin naik pitam. Mantan jenderal besar Dinasti Qing itu langsung menghardik lawan bicaranya. Serapat-rapatnya menyimpan bangkai, pada akhirnya pasti tercium juga. Dengan kepala yang tertunduk, akhirnya keluarlah pengakuan dari Arthur. “A—aku memang ada di sana.”Satu kalimat pengakuan itu lantas membuat Yin mengepalkan
Tuduhan yang dilontarkan Yin itu membuat manik mata Feng Siyu bergerak-gerak. Rupanya pria yang memiliki banyak bekas jerawat di wajah itu masih mengingat kejadian musim gugur tahun lalu. Di atas motor balap yang dikendarainya, dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana mobil listrik itu menabrak pagar jembatan lalu terjun bebas ke dalam sungai. Kebungkaman itu lantas membuat Yin menghampiri. Dengan sorot mata menyalang tajam serta kedua rahang yang mengeras, dia mencengkeram jaket hitam yang dikenakan Feng Siyu. Membuat pria itu bangkit sedikit menjauhi kursinya.“Jawab pertanyaanku! Apa kau yang melakukannya?!” Yin melotot dengan penekanan suara.Namun, itu tak membuat nyali Feng Siyu ciut. Pria itu justru memalingkan wajahnya ke arah lain. Sambil mencebikkan bibirnya, dia pun berkata, “Kau saja tidak tahu, lalu untuk apa aku menjawab.”“Kau!?” Yin langsung menunjukkan kepalan tangannya.“Tak perlu marah. Aku akan memberitahumu, tapi dengan satu syarat.”“Kau tak perlu
“Tapi kenapa aku harus—”“Karena dialah yang menyebabkan kakakmu mengakhiri hidupnya!” potong Arthur cepat.Begitu penjelasan itu telah diterima oleh Yin, detik itu juga mengayunlah sepasang kakinya yang terbungkus dengan pantofel untuk mengejar pria tersebut. Dia sempat melihat kalau pria itu telah berbelok dan meninggalkan kafe.Meskipun beberapa kelebihan yang dimilikinya telah diambil, namun Yin masih memiliki kemampuan seorang Jenderal Besar Shun Yuan, yaitu ilmu bela diri dan kemampuan untuk memetakan lingkungan sekitar.Pengejaran itu tak berlangsung lama. Dengan mengandalkan tendangannya yang mengayun di atas angin, maka salah satu kaki Yin itu mampu membuat pria tersebut jatuh tersungkur sebelum mencapai bahu jalan.BUGH! BRUAK!Yin langsung menarik bagian belakang jaket kulit yang dikenakan pria tersebut. Membuat tubuh pemiliknya terangkat hingga berdiri tegak. Kali ini sebuah benturan kembali terjadi.BRUAK!Yin membenturkan tubuh pria itu ke permukaan dinding batako yang m
Jarum jam belum berada tepat di angka tujuh. Nasi tim ayam yang baru saja di pesan juga belum sempat di santap. Namun, sebuah postingan yang mendadak dia temukan di sebuah laman internet membuat selera makan Arthur Chen lenyap seketika.“Akun ini …,” gumamnya dengan kelopak mata melebar menatap layar laptop. Dia nyaris tak percaya.Setelah sekian lama mencari akun yang tiba-tiba menghilang setelah menjungkir balikkan nama baik Ma Shin Fei di seluruh jagat dunia maya, kini tiada hujan maupun badai, atau bencana dahsyat lainnya, akun yang bernama Prosecutor itu mendadak muncul kembali ke permukaan. Siapa yang menduga di saat dirinya juga sedang mencari kepingan-kepingan informasi tentang kejahatan Ma Zimo dan Feng Siyu, akun berhantu itu tiba-tiba muncul.Mungkinkah ini adalah bantuan dari alam semesta?Lelaki tua itu tak mampu menjawab. Apa mungkin ada yang kebetulan di dunia kejahatan?Postingan yang ditulis oleh Prosecutor rupanya menggelitik hati Arthur. Bukan hanya satu, tetapi
Dari semua rencana yang ada di dalam kepala Feng Siyu untuk mencelakai Yin, nyatanya pria muda itu justru lebih tertarik untuk menyelesaikan dendam pribadinya terhadap Lu Dong.Malam hari selepas mengantar kepulangan Ma Zimo ke tempat kediaman Keluarga Ma, Feng Siyu diam-diam menyelinap keluar. Beberapa kali dia berusaha untuk menghindari dan mengecoh para penjaga rumah. Hingga akhirnya di halaman belakang yang sepi, pria itu pun berhasil melompati pagar tinggi, lalu mendarat di sebuah trotoar.“Stasiun 4!” pinta Feng Siyu kepada pengemudi taksi yang baru saja dihentikan olehnya.“Baik, Tuan.”Beberapa kali Feng Siyu sempat menoleh ke belakang untuk melihat, apakah ada anak buah Ma Zimo yang mengejarnya.Namun, hasilnya nihil. Yang dia lihat di balik jendela kaca itu hanyalah kegelapan malam yang dihiasi dengan siraman cahaya kuning dari lampu-lampu jalan yang menerangi kelamnya malam.Lima menit sebelum satu jam meninggalkan tempat kediaman Keluarga Ma, pengemudi taksi akhirnya menga
Terlambat!Seruan Arthur Chen itu tidak mampu menyelamatkan Yin dari kedatangan serta rasa penasaran Ma Zimo. Pria paruh baya itu ingin melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana sopir barunya itu bekerja.Bukan hanya langkah pendeknya saja yang bergerak cepat, namun pandangannya pun juga telah menangkap punggung yang menjulang tinggi tersebut.“Yin!” serunya sembari melewati Arthur Chen begitu saja.Tiga puluh tahun lebih tidak bertemu, membuat Ma Zimo melupakan sosok yang dicarinya selama ini, yaitu Chen Ting. Tidak ada yang lebih sadis dalam merenggut kenangan seseorang selain usia.Dan selama tahun-tahun kehidupannya, tak pernah sekalipun Arthur Chen mengalami keberuntungan seperti hari ini. Melihat keacuhan Ma Zimo, tak lantas membuat lelaki tua itu memilih untuk bergabung dengan mereka. Menurutnya meninggalkan tempat itu dalam diam adalah keputusan yang tepat. Yin yang mendengar panggilan itu lantas menoleh. Dia juga sempat melihat kepergian Arthur. Sambil berpura-pura men
Berita penangkapan Lu Dong itu juga didengar oleh Feng Siyu yang selama beberapa bulan ini telah mencuri identitas Ma Yin Fei di tempat kediaman Keluarga Ma. Kelima jari pemuda itu mengepal hingga membuat buku-bukunya memutih. Ponsel kecil yang ada dalam genggaman tangannya itu nyaris hancur lebur karena kemarahannya.Hasil kerja keras yang membawanya melakukan semua ini hilang menjadi tak bermakna. Akhirnya orang yang ingin dia bahagiakan telah tiada.Dengan tatapan mata yang menyalang Feng Siyu menatap foto mendiang Denise Allard pada layar ponselnya. Pemuda itu bersumpah dalam hati, bahwa dia tidak akan pernah melepaskan Lu Dong hingga pria paruh baya itu membayar semua kejahatannya. Nyawa ganti nyawa dan penjara tidak akan bisa membuat adik tirinya itu hidup kembali.“Jadi ini kerjaanmu seharian? Pantas saja ayahku tidak pernah mengajakmu ke tempat proyek atau membawamu ke pertemuan bisnisnya.”Suara bariton milik Ma Jia Wei itu membuat kedua pundak Feng Siyu tersentak. Dia langsun