Hardikan Nona Kwok itu bukan hanya membuat Lu Wan Wan terperanjat, tetapi langsung memaksa wanita muda tersebut untuk membungkukkan badannya ke depan.“Maaf. Maafkan aku,” ucapnya berulang-ulang.Namun, Nona Kwok hanya menanggapi permintaan maaf Lu Wan Wan dengan tatapan mata yang dingin dan wajah yang tidak bersahabat. Berhubung mereka telah tiba di depan sebuah ruangan yang tertutup, maka dia pun meminta Lu Wan Wan untuk menunggu.“Jangan kemana-mana sebelum aku memanggilmu!” serunya kepada Lu Wan Wan.Bibir mungil Lu Wan Wan seakan terkunci. Sementara wajahnya yang berbentuk oval itu tampak membeku, tatkala melihat kepergian Nona Kwok yang telah menghilang di balik pintu yang kembali tertutup di hadapannya.“Habis sudah,” runtuk Lu Wan Wan sambil menepuk keningnya sendiri. “Andai saja aku bisa menjaga mulutku ini, pasti Nona Kwok tidak akan tersinggung. Dan sekarang di dalam, dia pasti sudah memberikan penilaian yang jelek tentang diriku kepada Tuan Yumin.”“Yin, bagaimana ini?” Man
Lu Wan Wan yang semula ingin memerosotkan tubuhnya dari atas sofa, mendadak dikejutkan dengan seruan Tuan Yumin.Apa siang ini dirinya tidak salah dengar? Tuan Yumin justru mengganti nilai investasinya dari USD 8.000.000 menjadi USD 16.000.000, namun dengan syarat yang harus dia setujui.Dia tidak terlalu memikirkan syarat tersebut, melainkan nilai investasi yang naik dua kali lipat!Dengan mulut yang terbuka dan tatapan mata yang kosong, Lu Wan Wan mengantar kepergian Nona Kwok yang telah menghilang di balik pintu. Yang bisa dia lakukan saat ini, hanyalah bertanya pada petinggi Group Yuxuan tersebut.“Ka—kalau boleh tahu, ke—kenapa Tuan mengganti nilai investasinya?” tanya Lu Wan Wan dengan penuh kehati-hatian saat berbicara.Setelah sekian menit duduk di dalam ruangan yang dingin itu, baru kali ini Lu Wan Wan mendengar suara tawa Tuan Yumin yang menggelegar.Lagi-lagi dia hanya memperhatikan raut wajah pria paruh baya tersebut. Namun, tidak berani menilai, apa yang sebenarnya dirasa
Tiga puluh menit yang lalu sepasang langkah Lu Wan Wan mengayun gontai tanpa kepastian. Namun sekarang, kepastian yang telah berada dalam genggaman tangan itu, membuatnya ingin berteriak sekeras-kersanya di dalam lift.Di tengah kesendirian itu, dia melakukannya. “Aku berhasil, Kek! AKU BERHASIL!”Lega rasanya. Itulah yang dirasakan oleh Lu Wan Wan saat ini. Dia tidak pernah membayangkan bahwa perjalanannya menemui Tuan Yumin adalah perjalanan yang cukup ringan untuk dilalui.Akan tetapi, Lu Wan Wan mendadak tersadar. “Tidak, ini tidak seringan yang kukira. Semua ini berkat seseorang yang telah merekomendasikan namaku kepada Tuan Yumin. Kira-kira siapa dia? Aku harus berterima kasih kepadanya.”Ting!Ketika pintu lift yang membawa Lu Wan Wan menuju lantai dasar terbuka, dia langsung menemukan sosok Yin yang sedang berdiri membelakangi sebuah pohon bonsai besar, dengan daunnya yang rimbun dan batangnya yang meliuk di atas hamparan bebatuan hitam yang dikelilingi oleh sebuah kolam denga
“Ayah, wanita yang bernama Lu Wan Wan itu masih terlalu muda dan polos. Apa dia sanggup memikul tanggung jawab yang besar itu? Sedangkan ayahnya saja yang telah berkecimpung lama di dunia bisnis ini tidak mampu menyelamatkan Lushang dari kebangkrutan,” ucap Kwok An—nama lengkap dari Nona Kwok, yang merupakan putri rahasia Tuan Yumin dengan seorang wanita lain. Selama ini dia menggunakan marga ibu kandungnya.“Kwok, dunia bisnis itu tidak tergantung berapa lama kau berada di sana. Tapi yang dibutuhkan adalah sebuah keberanian untuk melakukan perubahan dan instuisi untuk berkembang. Dan Ayah telah melihatnya di dalam diri Lu Wan Wan,” jelas Tuan Yumin. “Dia telah berhasil menebak arti lukisan dan patung-patung yang Ayah buat untuk ibumu dan bagaimana perasaan Ayah saat itu dan terlebih lagi, dia memiliki kemauan untuk membuat Lushang berkembang.”Kwok An mengangguk penuh. Dia memang telah mengetahui arti patung dan lukisan itu sejak lama. Tepatnya sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika
Lu Fen Fen yang duduk di samping Lu Dong segera bangkit berdiri. Diambilnya dokumen yang masih terbuka di atas meja. Sebuah ketidak percayaan langsung menyelimuti wajahnya. Membuat pandangan Shen Shen kemudian terjatuh pada angka-angka yang tertulis pada lembaran dokumen tersebut.“Tidak. I—ini tidak mungkin.” Lu Shen Shen menggeleng, kemudian dilemparkannya kembali dokumen itu ke atas meja.BRAKK!Suara gebrakan itu sontak membuat mata semua orang tertuju pada Lu Shen Shen.“Ayah, Group Ma saja menolak untuk melakukan investasi, bagaimana mungkin Group Yuxuan yang hanya menduduki peringkat tujuh keluarga kaya di kota ini dan yang berada di bawah Lushang, mampu melakukannya?” sambung Lu Shen Shen.“Mau peringkat satu atau tujuh, yang terpenting adalah Yuxuan bersedia mengeluarkan uangnya untuk Lushang, bagi Ayah tak jadi masalah,” ucap Lu Dong sambil meletakkan kedua tangannya yang terlipat di bawah dada.“Tapi, Ayah, Wan Wan tidak akan mampu melakukannya!” bantah Lu Shen Shen, yang k
Pagi ini di Rainbow Hotel Shanghai. Lagi-lagi Mey Mey terbangun, tanpa pakaian. Bukan untuk pertama kalinya, dia berhasil menahan Lu Dong untuk menemaninya hingga pagi, melainkan ratusan malam telah dia lalui bersama lelaki yang saat ini sedang tidur terlelap di sampingnya.Ya. Mereka bermalam bersama. Tidak ada jadwal khusus dalam setiap pertemuan mereka. Asal Lu Dong menginginkan, maka Mey Mey harus mengosongkan jadwalnya pada waktu tersebut.Semalam Mey Mey masih terus memikirkan pertanyaan Lu Dong mengenai, apakah dirinya akan pergi meninggalkan Lu Dong, jika kekasih tuanya itu harus angkat kaki dari Group Lushang.Sambil melirik kelopak mata Lu Dong yang masih terpejam, Mey Mey pun berkata dalam hati. “Mungkin ini yang namanya hukum karma. Kau telah memperdaya kakeknya dan sekarang cucu perempuannya bangkit untuk merebut kembali, apa yang seharusnya menjadi miliknya.”Bibir Mey Mey yang pucat itu tercebik sinis. Sepasang bola matanya yang berwarna biru itu kemudian menatap kotak
“Bukankah itu Denise Allard?” gumam Yin menyipitkan pandangan.Dia terkejut, bukan karena mantan rekan kerjanya itu baru saja keluar meninggalkan salah satu hotel bintang tujuh di kota ini, melainkan karena penampilan Denise yang sangat jauh berbeda seperti yang selama ini dilihat Yin di Perpustakaan Shanghai.Gadis blasteran Perancis Cina itu sudah tidak lagi mengenakan kacamatanya yang berbingkai tebal. Wajahnya yang tirus itu juga terlihat seperti orang yang baru bangun tidur, tetapi masih tampak jelas jejak-jejak riasan tebalnya di mata Yin.Selain itu, tidak ada lagi kerapian yang biasa terlihat dari penampilan gadis itu, karena yang ada hanyalah selembar gaun pendek di atas lutut yang tampak kusut serta rambut panjangnya yang acak-acakan.“Apa yang terjadi dengannya?” gumam Yin di balik kemudi. “Apa yang baru saja dibuangnya itu? Seperti … pakaian pria?”Rasa penasaran itu akhirnya membuat Yin memutuskan untuk melakukan penyelidikan pertamanya kepada Denise Allard. Padahal beber
Di mana-mana suara pintu lift selalu terdengar sama. Suara yang lebih mirip seperti dentingan bel peringatan itu juga terdengar di dalam Gedung Apartemen Mawar. Ya, sebuah peringatan untuk orang-orang yang ada di dalam sana agar bergegas keluar meninggalkan ruangan sempit yang minim saluran udara.Dialah Denise Allard. Seiring dengan langkah kakinya yang berjalan tergesa-gesa, gaun coklat pendek yang dikenakannya itu bergerak naik turun memperlihatkan sepasang kulit pahanya yang putih mulus.Masih beberapa pintu lagi yang harus dilewati Denise, hingga akhirnya deretan angka yang bertuliskan 2121 membuat langkah kakinya terhenti.“Denise Allard?” Suara feminin itu membuat tubuh Denise tersentak. Sebuah kartu akses masuk yang ada dalam genggaman tangannya tak sengaja meluncur, lalu mendarat di dekat pintu. Namun, kehadiran seorang mahasiswi yang usianya baru dua puluh tahun, membuat Denise melupakan keberadaan kartu tersebut.Seraya melipat kedua tangannya di depan dada, Denise yang sa