Share

Bab 32A

Bab 32A

Pagi ini, Zein hampir frustasi, pun Irsyad yang tidak tenang hanya bisa mondar mandir melihat ke luar ruangan. Sudah lewat sehari, keduanya belum diizinkan menuju lokasi. Sebab hujan masih mengguyur dengan deras.

"Maaf, kapan kita bisa berangkat, Pak?" tanya Zein pada salah satu petugas.

"Kita tunggu hujan reda, Pak. Karena khawatir terjadi tanah longsor di wilayah jalan perbukitan."

"Pak Zein, minumlah dulu! Semoga hujannya segera reda."

"Gimana saya bisa tenang, Syad. Kabar tentang Syifa saja belum ada. Kita hanya duduk-duduk manis di sini." Zein berdecak sambil menyugar rambutnya untuk menghilangkan rasa frustasinya.

"Semua relawan yang ada di sini juga ingin sampai dengan cepat, Pak. Tapi kalau kita gegabah sedikit saja, bukankah nyawa taruhannya. Bagaimana kita menyelamatkan Syifa kalau nyawa kita saja terancam," terang Irsyad. Zein pun terdiam sambil mencerna ucapan Irsyad yang benar adanya.

"Terima kasih." Zein akhirnya menerima secangkir teh hangat yang disodorka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status