Share

Bab 11A

Bab 11A

"Fa, aku..." Ucapan Zein mampu menenggelamkan sejenak logika Syifa. Ia hanya berdiri mematung tanpa perlawanan. Aroma parfum Zein masih sama. Menghipnotis otaknya hingga mata ingin memejam, hidung ingin menghirup rakus wanginya.

"Ze..." Syifa mengerang frustasi saat sepasang tangan menyentuh bahunya. Beruntung, kesadarannya segera kembali.

"Pak Zein, saya harus segera pulang." Tenggorokan Syifa terasa tercekat. Ia mengucapkan kalimat itu dengan susah payah, setelah mengingat Ema istri Zein sedang sakit.

"Maaf, Fa. Aku nggak bermaksud...."

"Cukup. Sebaiknya Anda mempedulikan kondisi istri. Mbak Ema butuh didampingi. Jangan menjadi suami yang tidak bertanggung jawab dengan mempermainkannya," ucap tegas Syifa.

Seketika Zein memasang wajah kaku, disertai senyumnya yang perlahan memudar. Syifa hanya meneguk ludah susah payah.

"Saya tahu yang terbaik untuk istri saya. Terima kasih dokter sudah mengobatinya."

"Sama-sama, Pak Zein. Saya permisi dulu."

"Oya, Dok. Apa laki-laki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status