Share

DI MANA KITA BERCINTA?

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2025-01-10 00:21:54

"Karena...." Samantha sedang menimbang bagaimana penyampaian yang tepat, yang bisa meminimalisir kerusakan.

"Karena dia hanya bualanmu saja?"

"Anakmu itu nyata."

"Bagaimana mungkin kita bisa bikin anak kalau kita bertemu di alam maya? Di mana kita bercinta? Market place?"

Samantha mengabaikan ejekan sinis si pria, ia tidak tahu harus mengatakan apa, pria ini salah mengira bahwa Samantha adalah ibu bayi itu, akan tetapi kalau Samantha membantah sekarang sepertinya makin membuat dia mengira ini telepon iseng!

Yah sudah salah dari awal, nanti dia akan memikirkan cara untuk mengklarifikasi seandainya bisa, kalau pria ini menolak tanggung jawab toh mereka hanya hidup bertiga, untuk apa harus repot-repot membenarkan semuanya? Bodo amat dengan pria ini.

Mungkin karena tidak mendengar jawaban atau tanggapan dari pihak Samantha, maka si pria mengulangi pertanyaannya dengan nada lebih mendesak.

"Jawab aku! Dimana kita bercinta?"

"Grand Hyatt Melbourne," jawab Samantha mengutip cerita Tina.

Hening....

"Kapan?"

"Sembilan bulan yang lalu."

Kembali terjadi jeda...waktu berjalan tanpa percakapan.

"Kapan kita bisa bertemu?"

"Untuk apa?"

"Untuk membuktikan bahwa dia bukan anakku! Hanya dengan melihatnya aku akan tahu dia 'navarell' atau bukan."

"TIDAK BISA!"

"Maksudmu?"

"Maksudku kau belum bisa menemuinya."

"Dari tadi kau bersusah payah untuk meyakinkan aku bahwa aku menelantarkan anakku di luar sana, sekarang giliran aku mau melihat dia, kau bilang tidak bisa. KAU MEMBINGUNGKAN! Pernah ada yang bilang itu padamu?"

"Aku sudah menghentikan usahaku yang kau bilang bersusah payah itu, malah kau yang terus meneleponku, Sir. Makanya hentikan sekarang. Stop!"

"Sudah terlanjur! Kita selesaikan sampai tuntas, katakan dimana aku bisa menemukan kalian dan jangan lagi menjawab TIDAK BISA, TIDAK PENTING."

"Memang benar bahwa kau tidak bisa menemui kami sekarang karena_"

"Karena apa?"

"Karena anakmu belum lahir."

Kembali pria itu tertawa lepas.

Setelah selesai dia berkata dengan suara begitu ringan.

"Thank you again."

" Jangan meneleponku lagi, aku akan menghubungimu selesai persalinan."

"Kapan dia lahir?"

"Coming soon."

Lalu Samantha menutup teleponnya.

Di ujung yang lain, Chase Navarell memandang ponselnya masih dengan senyum samar yang tersisa di sudut bibirnya.

Baru saja dia tertawa lepas, benar-benar lepas hingga sekretarisnya melongokkan kepala di pintu.

Chase Navarell yang sekretarisnya tahu adalah Chase si pengusaha Midas yang luar biasa dingin dan tak tersentuh.

Awalnya Chase Navarell sangat terganggu dengan ponselnya yang terus-menerus berdering, akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat nomor asing yang terus muncul di ponsel pribadi yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh keluarga saja, bahkan para teman wanitanya tak satu pun yang memiliki nomor itu, jadi saat ada nomor asing masuk di sana Chase Navarell sangat heran.

Apalagi kemudian dia tahu bahwa itu bukan telepon nyasar, wanita itu memang mencarinya.

Wanita berlidah tajam.

Chase Navarell berusaha mengabaikan bayangan wanita berlidah tajam tapi cerdas itu dan memusatkan perhatian pada setumpuk dokumen yang ada di hadapannya.

Banyak sekali wanita yang datang dan mengklaimnya sebagai ayah dari anak mereka, hanya saja biasanya mereka datang dengan wajah sedih, dengan tampilan sengsara, dengan kalimat menghiba-hiba memohon belas kasihan dari dirinya.

Wanita ini berbeda.

Bukannya memohon dia malah mencaci, bukannya memelas dia malah berteriak dan menyuruh Chase Navarell melupakan!

Chase Navarell menekan nomor sekretarisnya

"Yes, Sir?"

"Tolong kau lihat catatanmu, sembilan bulan yang lalu aku sedang berada dimana, cek sekarang lalu beritahu aku."

"Persis sembilan bulan, Mr Navarell?"

"Satu minggu sebelum dan satu minggu sesudahnya, didalam rentang itu adakah aku melakukan perjalanan ke luar negeri."

"Yes, Sir."

Hanya 2 menit kemudian telepon di meja Chase Navarell sudah kembali berdering.

"Sembilan bulan yang lalu ada jadwal pembukaan cabang perusahaan support tambang di Melbourne, Mr Navarell."

"Jadi memang aku ada di Melbourne?" Chase seperti bergumam sendiri, karena kenapa tidak ada dalam memorinya?

"Tidak Sir, rencananya memang Anda yang meresmikannya hanya saja Anda batal menghadirinya, Mr Navarell!"

"Siapa yang kita utus berangkat? Orang kita dari kantor pusat Brisbane?"

"Sepertinya tidak, karena di kantor pusat sendiri ada acara gathering, Mr Navarell. Jadi kemungkinan besar kirim orang dari Indonesia! Lalu, karena tidak ada dalam catatan saya maka saya berpikir ini pasti pihak keluarga, Sir. Kalau karyawan dan bukan keluarga, pasti saya catat untuk keperluan klaim biaya pesawat ."

"Baiklah!"

Chase bersandar di kursi, dengan tangan di dagu. Pihak keluarga? Jadi bisa jadi yang berangkat salah seorang dari adik-adiknya atau bisa siapa saja kan(?)

"Ada lagi yang bisa saya bantu, Sir?"

"Panggil Salim ke sini!"

"Baik, Sir."

Chase menerawang, fokus dan rutinitasnya yang biasa seputar pekerjaan jadi teralihkan, dibanding masalah 'anak' yang di bawa wanita bermulut tajam ada masalah yang jauh lebih mendesak : dia terpaksa harus menikah!

Itu sangat mengganggunya, lebih baik punya anak daripada punya istri!

Tak lama kemudian nampak Salim membuka pintu ruangan Chase.

"Ada apa, Bos?"

"Salim, masuklah. Ceritakan perkembangan penyelidikanmu dan tim legal sudah sampai mana?" Chase ingin tahu sampai di mana upaya mereka menggagalkan klausul tidak masuk akal di akta pendirian perusahaan milik kakeknya.

"Cukup sulit, kami bahkan sudah minta tolong orang-orang dari KEMENKUMHAM akan tetapi mereka bilang klausul itu tidak bisa di ubah."

Chase memandang Salim, sahabat sekaligus wakilnya, dengan pandangan gusar.

"Apa tidak sebaiknya kau menemui kakekmu tersayang? Grandpa favorit?"

"Sudah ku lakukan dan jawabannya, para pendiri perusahaan itu adalah orang-orang yang bahagia hidup berkeluarga, jadi klausula para pengendali haruslah berstatus menikah itu WAJIB dan tidak bisa di ganggu gugat!"

"Jadi opsinya adalah merelakan perusahaan kakekmu atau kau menikah!"

Kalimat Salim membuat Chase termenung.

"Kakek pasti merana jika perusahaan itu jatuh ke tangan orang lain," gumamnya.

"Off course, kalau begitu satu-satunya jalan jika ingin menyelamatkan kerajaan kakekmu, kau harus menikah!"

"Pasti ada jalan lain, aku akan menemui kakekku begitu dia pulang dari perjalanan panjang bulan madunya yang entah ke berapa."

Salim tertawa.

"Aku heran, kau sangat menyayangi kakekmu yang begitu berbahagia hanya dengan satu wanita, tapi kau tidak tertarik mengikuti jejaknya, aneh!"

"Karena lingkungan ku orang-orang kawin cerai seperti domba, salah satunya kau!"

Tawa Salim kembali terdengar.

"Sorry Bro, aku 'turun naik' tapi bukan kawin cerai."

"Oleng kau!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
sannydexter869
naga nagabga bakalan sueeru
goodnovel comment avatar
Valentinus Johanadyatma
alsm Maya ...️...️...️
goodnovel comment avatar
Stevanus Johan
gassss thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   WANITA DARI ALAM MAYA

    Daun yang berguguran mengiringi langkah Samantha memasuki rumah sakit. Hari ini dia akan membawa pulang Tristan Navarell, dia menamai si baby persis sesuai permintaan terakhir Tina. Karena persalinan yang sulit Tina akhirnya meninggal dunia dan dua bulan lamanya Tristan harus dirawat intensif di rumah sakit. Samantha menghampiri ruang pembayaran dan administrasi."Bu, saya akan membayar biaya perawatan pasien VViP 901." "Bik Bu, silahkan duduk saya cek terlebih dahulu." Samantha hanya mengangguk sambil berharap secepatnya dapat diselesaikan, karena sejak dia kehilangan Tina, Samantha selalu merasa susah bernafas jika sudah masuk area rumah sakit. Dia tahu itu psikis, karena kenangan akan Tina, akan tetapi sesaknya nyata hingga dia harus sering-sering mengirup nafas panjang."Bu, tagihannya sudah nol.""Nggak mungkin, karena Tina tidak punya siapa-siapa." "Ok, saya cek kembali." Sambil menunggu, Samantha mengirim pesan kepada Bianca y

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MENGEJAR SANG PENGUASA

    "Silahkan duduk." Dengan setengah hati wanita itu mempersilahkan Samantha duduk.Melihat penampilan Samantha yang sederhana dan tidak mengikuti mode mungkin dia berpikir Samantha akan kikuk dengan sekeliling yang meneriakkan kemewahan.Samantha tidak pernah gentar dengan kekayaan, semewah apa pun, semegah apa pun, akan tetapi siang hari ini memang dia tidak terlalu percaya diri karena dia tidak sepenuhnya jujur dan itu tidak pernah terjadi dalam hidupnya. Jadi dia gugup dan nervous, akan tetapi jika dia tidak melanjutkan rencananya dia takut Tristan akan diambil darinya.Dia tahu Tristan bukan haknya tapi dia ingin memastikan Tristan mendapat perawatan dan mendapat kasih sayang yang baik sebelum dia melepaskannya. Samantha pun mengambil majalah yang kebetulan memasang wajah Tina, sang super model sebagai covernya. Tampilan Tina di cover itu begitu ceria karena foto itu diambil jauh sebelum Tina masuk rumah sakit. Samantha merasa matanya basah.

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PLAKKK!

    Chase menunggu di kantornya dengan gelisah, dia tahu begitu melihat bayi yang akan di bawa wanita bermulut tajam itu, dia bisa langsung pastikan itu anaknya atau bukan, itu keturunan Navarell atau bukan!Tak lama pintu terbuka. Chase mengerutkan keningnya. Wanita yang berdiri di pintu segera masuk dan menutup pintu di belakangnya. Mereka saling memandang, kerutan di kening Chase makin dalam. Chase masih belum bersuara hingga suara lembut memecah kesunyian. "Kau memang pria plin plan." Chase terkejut dan seketika mengangkat keningnya. "Kau memang bermulut tajam," balas Chase. "Tadi..kau menyuruhku kembali, tapi sekarang..hanya melihat wajahmu aku tahu bahwa kau menginginkanku pergi, apa namanya kalau bukan tidak berpendirian?" "Aku mengira kau membawa bayimu, untuk apa kau sudah payah menemuiku tanpa membawa bayimu? Aku bermaksud memastikan bahwa itu memang keturunan Navarell, tapi sekarang aku tahu pasti dia bukan anakku." "Dari

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   GAIRAH TERPENDAM

    Tujuh hari berlalu sejak insiden wanita jelek dan bermulut tajam di kantornya. Sore ini Chase bergegas ke rumah kakeknya yang menyuruh dia datang segera. 'nggak biasanya kakek mempercepat perjalanannya, memangnya apa yang sangat penting? Pasti tentang pengambilalihan perusahaan yang ujung-ujungnya sudah bisa di tebak, aku harus menikah!' Chase bermonolog dalam hati, karena kedekatannya dengan sang kakek, seringkali dia bisa menebak apa yang akan kakek lakukan bahkan sebelum sang kakek bilang. Di teras Chase melompati dua anak tangga sekaligus lalu begitu sampai di ruang tamu langkahnya terhenti. Wanita bermulut tajam itu sedang duduk di samping kakeknya. "Kau? Berani-beraninya kau menemui kakekku? Kau memang parah!""Diam Chase." "Kakek, jangan dengarkan dia." "Duduk, Chase!""Kakek..""Dengarkan kakek, waktumu hanya tinggal 8 bulan, pilihannya kau menikahi Samantha atau semua saham kakek, kakek jual kepada pemilik saham yang lain." "

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE!!

    DELAPAN BULAN KEMUDIAN.Chase baru saja turun dari jet pribadinya, dia sedang berdiri mengamati sekitar mencari kekasih terakhir yang memaksa untuk menjemputnya. Chase selalu lebih merasa nyaman jika sopir yang akan menjemputnya karena mereka lebih tepat waktu dibandingkan orang lain. Seperti saat ini, sudah tiga menit dia mencari belum juga terlihat tanda kehadiran kekasihnya. Tiba-tiba terdengar bunyi suara barang jatuh tidak jauh dari tempatnya berdiri.Chase melihat seorang wanita paruh baya sedang kerepotan dengan seorang anak kecil. "Mana Mommy..mommy." anak kecil itu awalnya merengek lama kelamaan meraung. Saat melewati Chase, si kecil meronta hingga nyaris jatuh dari gendongan kalau saja Chase tidak reflek menangkapnya.Si kecil memandang pria besar di hadapannya lalu dia menangis pelan, tidak lagi meronta-ronta, mungkin dia sudah bisa mengerti bahwa ada orang asing yang akan memarahi jika dia nakal.Ibu itu pun berhenti, duduk di kursi kemudian memberi si kecil minum

    Last Updated : 2025-02-08
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERTEMUAN TAK DISENGAJA

    Samantha-pun kembali mencium anaknya sambil tak hentinya bersyukur dalam hati karena dia tetap memakai penyamarannya. Dia tidak mengira akan kembali bertemu dengan Chase Navarell.Delapan bulan yang lalu Chase mengusirnya dan dia pergi dengan hati lega karena dia sudah berusaha melakukan tugasnya mencari ayah kandung Tristan, kalau Chase menolak berarti tugasnya sudah selesai, dia akan merawat dan membesarkan anak Tina seperti janjinya pada almarhum sahabatnya itu.Walaupun dengan adanya Tristan dia harus mengurangi jadwal show-nya.Tadinya sebelum naik pesawat, dia sempat berpikir hanya memakai kacamata hitam saja, tapi dia mengurungkan niatnya karena saat dalam penyamaran jadi gadis kedodoran yang sederhana dengan wig dan kacamata vintagenya, dia bisa lebih leluasa karena tidak ada fans dan para paparazi yang membuntutinya. Untunglah nalurinya membantu menyelamatkan dirinya dari keadaan yang lebih rumit karena ternyata dia bertemu dengan Chase Navarell, penguasa arogan yang mengh

    Last Updated : 2025-02-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KALIAN MEMUAKKAN

    "Ya, dulu kau butuh istri untuk memuluskan rencanamu!" Gumam Samantha. Samantha bisa melihat Chase memahami maksudnya, tapi tidak ada kalimat tanggapan yang keluar dari mulut pria tampan arogan itu.Saat itu mulai terdengar bel dari mobil yang mengantri di belakang mereka. "Naiklah!" Samantha melirik antrian mobil yang makin panjang, dengan terpaksa Samantha masuk diikuti oleh Mrs Barbara. Chase menatap Samantha dan Tristan yang sudah merebahkan kepalanya karena lelah."Aku bisa menggantikanmu menggendongnya." Chase menawarkan diri untuk menggendong Tristan.Samantha terdiam lalu menggeleng.Tiba-tiba Tristan mengangkat kepalanya dan memandang Chase lalu tersenyum.Samantha terkejut melihat Tristan yang biasanya tidak mudah dekat dengan orang baru, selama apa mereka berdua berkomunikasi sebelum Samantha tiba? Tristan memandang Mommy-nya, lalu memandang Chase sambil membuka mulut mungilnya. "Dada..da." Raut wajah Chase berubah

    Last Updated : 2025-02-11
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   RUMIT

    Chase sangat heran karena tubuh Samantha begitu ringan, rasanya seperti sedang menggendong Tristan. “Apa saja yang dia lakukan sampai tubuhnya sangat ringan seperti seorang bayi?”batin Chase penuh dengan rasa penasaran.Karena sulit dipahami bagi nalar Chase, tubuh Samantha yang terlihat besar beratnya terlalu ringan. Sambil menggendong, Chase berusaha menekan rasa herannya.Selama dalam perjalanan Samantha masih tetap tertidur, tidak terbangun sama sekali, akan tetapi saat Chase membaringkannya Samantha segera terbangun dan keheranan melihat Chase sedang bersamanya...di dalam kamar tidurnya."Kau belum ... belum pulang?” tanya Samantha sambil mulai menutup mata, dia berusaha menunggu jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan. Sepertinya jawaban paling sederhana pun tidak bisa langsung Samantha cerna, karena begitu payah tubuhnya."Aku akan tinggal." "Tinggal?""Aku tidak akan pulang, aku tetap di sini!" ucap Chase dengan sangat yakin."Kau tidak bisa tinggal ... di sini,”

    Last Updated : 2025-02-13

Latest chapter

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MULAI MENETAP DI HATI

    Chase masih menunggu Samantha yang berjanji akan menelepon begitu sempat, akan tetapi sampai saat ini belum juga kesampaian, akhirnya Chase pun menelepon Tristan, yang sedang bersama neneknya. Memang awalnya Chase tidak berniat berangkat dan karena sudah berjanji pada istrinya untuk menjaga Tristan akhirnya Chase berusaha mencari penggantinya, karena tidak mungkin menyerahkan pengawasan hanya kepada Mrs Barbara seorang.Sebenarnya dia sudah menugaskan Salim, wakilnya untuk pergi menggantikan dirinya menemui Sang Diva, akan tetapi di detik-detik terakhir, karena kewalahan dengan perasaannya terhadap Samantha lah yang membuat Chase mengikuti hati nurani dan terbang ke Aussie untuk menemui Sang Diva. Chase hanya ingin pengalih perhatian sampai tiba saatnya dia akan kembali bertemu dengan istri pura-pura yang sudah mulai menetap di hatinya. Chase tidak bisa membayangkan jika Samantha tahu bahwa Tristan dia titipkan di mamanya. 'Nanti aku akan memulai pengakuan dosa saat kami sudah ke

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   DEWA YUNANI TERSEKSI

    Samantha terlihat sangat kesal, bukan karena Sang Diva yang sepertinya tidak dianggap oleh seorang Chase Navarell, akan tetapi rasa geramnya lebih kepada pemahaman bahwa suami pura-puranya sedang ada janji dengan seseorang, bisa pria bisa juga wanita. Melihat gelagat Chase, siapa pun orang yang akan ditemuinya, pasti sangat berpengaruh hingga ia mengabaikan Alana Drew (?) bukannya sombong akan tetapi belum pernah seumur hidup dewasanya Alana Drew diabaikan! Tak pernah sekali pun! Jadi malam hari ini, Samantha tahu bahwa suaminya bukan pria ganjen, bukan pria hidung belang, bukan pria mata keranjang, karena kecantikan Alana Drew tidak mempengaruhinya sama sekali. Hanya saja pertanyaan Chase pergi kemana dan bertemu siapa mendatangkan rasa kesal dan ganjalan besar di hatinya yang membuat moodnya seketika memburuk. 'Sepertinya naluriku berkata yang sedang menyita perhatian Chase adalah seorang wanita!' batin Samantha. 'secantik apa dia? Hingga menyita perhati

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   BERTEMU TAPI TIDAK TAHU

    Sambil berjalan Samantha berpikir keras, karena yang akan dia hadapi kini bukan 'hanya' sekedar seorang suami pura-pura. Chase adalah pria yang bersedia menjadi suaminya dalam pernikahan platonis. namun pernikahan itu berubah menjadi romantis saat dirinya dan suami pura-puranya menyadari kecocokan mereka secara fisik begitu luar biasa! Kini, dia kebingungan menyembunyikan kebiasaan-kebiasaan yang mungkin saja bisa dikenali oleh suami pura-puranya. Bisakah dia berubah menjadi seorang Alana Drew yang tidak dikenal oleh Chase Navarell? Secara fisik dia masih sulit dikenali, warna matanya beda, warna rambutnya beda, make up tentu saja membawa pengaruh yang sangat besar, akan tetapi dia kuatir sorot pengenalan di matanya bisa di tangkap oleh Chase, atau semua sikap dan tingkah lakunya yang sudah biasa dilihat dan diketahui oleh suami pura-puranya. Dia akan berubah sedemikian rupa sehingga Chase tidak lagi melihat kemiripan istri sederhananya dalam diri Alana Sang Diva. Pada

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANTANGAN MENDEBARKAN

    Chase melihat mereka dengan datar, dia juga heran kenapa Samantha begitu terkejut melihat dia. Chase berusaha menepis rasa aneh di hatinya, dia kembali mengarahkan pikiran dan perhatiannya kepada para paparazi. "Apa ada hubungan antara Anda dan Miss Alana Drew?""Kenapa tidak terus terang saja Mr Navarell?""Apa malam ini anda akan mengakui hubungan Anda dengan si cantik jelita?""Apakah akhirnya Anda mengakui bahwa anda jatuh hati pada penyanyi jelita ini?"Chase yang melihat ulah para reporter makin gusar. "Kami hanya sebatas rekan kerja dan tidak lebih jadi tidak ada yang perlu dijelaskan atau diakui," jelas Chase dengan sikap seorang penguasa yang terganggu. "Jadi, apakah itu berarti Anda ingin mengatakan bahwa Anda tidak jatuh hati pada sang penyanyi jelita kita, Sir?" Chase hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan tersebut ia tidak ingin menimbulkan SERIBU pertanyaan lanjutan setelah menjawab SATU pertanyaan yang menjebak seperti ini. Chase berpikir untuk menghentikan semua

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TERCENGANG!!

    "I know! Mentang-mentang sudah ada yang nungguin, yang nemenin, yang nidurin_""Ih apaan Nold, mulutnya dijaga ya! Jangan ngomong kotor kotor.""Yailah, pernah denger mommy-mommy kalau lagi riweh nggak? Eh tunggu ya aku nidurin si kecil dulu, eh ntar ya, mau nidurin dedek..udah ngantuk dia, nah semua ibu-ibu itu mulutnya kotor?" Samantha tertawa kecil. "Kamu memang dilahirkan untuk berdebat, gini jadinya."Mereka meneruskan perjalanan hingga saat sampai di depan lift, mereka berhenti karena ada kerumunan. Arnold segera berjalan di depan Samantha, akan tetapi tetap saja mereka tertahan sejenak.Ternyata ada barang besar di atas troli hotel yang tertahan dipintu. “Kami sudah menelpon bagian petugas hotel.”jawab seseorang di samping Arnold.Arnold pun mengangguk dan mendekati Samantha, belum juga ia menjelaskan apa yang terjadi, beberapa petugas pihak hotel sudah datang dan bekerja dengan cepat, hingga lift kembali berjalan normal.“Harusnya kan sudah lolos dari depan?” tanya Sama

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MENJELANG PERTEMUAN TAK DINYANA

    Chase melihat jam, sudah waktunya berangkat menemui Sang Diva.Lebih cepat dia berangkat akan lebih cepat juga dia pulang, lalu dia akan menunggu telepon dari Samantha. Chase segera mandi dan bersiap-siap.Dengan setelan jas resmi dan dasi abu-abu tua dipadu kemeja silver mentah, maka Chase pun siap untuk pergi ke acara Special Dinner dan bertemu dengan Sang Diva Alana Drew.Di lain tempat, di hotel, Samantha sedang uring-uringan karena saat dia ngobrol dengan suaminya, Arnold sang manager masih nanya ini itu akhirnya Samantha tidak bisa meladeni percakapan suaminya dengan baik.“Bisa gak sih pas aku lagi teleponan, kau pergi dulu. Keluar dulu gitu pergi cari apa kek gitu?” omel Samantha kesal.“Kenapa kau begitu marah? Apa ada yang salah?” tanya Arnold meladeni artis paling cantik dan terlaris yang biasanya tidak pernah marah marah.“Ya, karena aku jadi tidak leluasa berbicara dengan seseorang ditelepon. Terlebih kau terus saja mengoceh dengan s

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   ISTRI TERSAYANG

    "Tidak apa-apa. Sekarang lagi jeda? Istirahat? Nunggu?" Chase bingung karena dia belum bisa membayangkan apa pekerjaan Samantha."Emmm...ini lagi persiapan. Sorry...sorry, maafkan aku harus akhiri, nanti kita sambung lagi."Samantha terlihat kesal dan kerepotan melayani orang di sebelahnya.Sebenarnya Chase enggan menutup teleponnya hanya saja Samantha seperti tidak sedang sendirian, karena itu Chase berniat mengakhiri teleponnya. “Ya sudah kalau begitu, sepertinya kau sibuk. Aku akan menelponmu kembali.”“Sebenarnya aku tidak terlalu sibuk kok, tidak sibuk malah, hmm mungkin sedikit teralihkan sorry, Chase." "Nggak apa-apa, kalau sudah nggak sibuk bilang ya, nanti aku telepon lagi." "Bisa jadi kau yang sibuk saat aku menelpon nanti, Chase,” ucap Samantha tak merasakan sindiran halus Chase.“Yah mungkin sibuk tapi... selamat bekerja, Sam.”Chase paham, pasti maksud Samantha Chase sibuk di kantor, padahal Chase nggak lagi ngantor.'nantil

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TAKDIR YANG MENUNTUNMU...

    Suasana kantor begitu sibuk dengan karyawan yang bersemangat, berbanding terbalik dengan sang Bos yang murung. Istrinya sudah mengirimkan pesan, tapi itu hanya beberapa kata saja. Setelah itu tak ada kabar lagi. Jam 9 pagi Diana masuk dan sejenak terdiam, ia bisa merasakan aura murung dari Chase yang biasanya begitu bersemangat sampai-sampai sering melewatkan jam makan siang. “Sir, apa anda ingin kue, snack atau apapun?” tanya Diana berjalan mendekat. “Tidak, Dokumen mu yang top urgent sudah selesai, cepat angkat,” ucap Chase mengejutkan Diana. “Sudah semuanya?” “Yap, jadi kau bisa membawanya,” ucap Chase dengan wajah datar. “Baik, tapi apa Anda tidak mau secangkir kopi? Mungkin itu bisa membuat Anda merasa lebih baik,” tawar Diana tidak menyerah. "Menurutmu aku sedang tidak baik-baik saja?" "Menurut saya, dibanding keseharian Anda, hari ini Anda begitu berbeda Sir!" "Itu p

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MERINDU

    Chase sudah berada di dalam mobil, siap untuk bekerja akan tetapi bayangan Samantha mengikutinya."Katakan padaku apa yang kau mau?" "Sentuh aku..." "Kau suka itu?" "Y-ya. I like it!" Penggalan kata demi kata silih berganti bagai tayangan slide yang datang dan pergi dengan cepat, Chase tahu dia harus mengendalikan dirinya...dia sudah berusaha akan tetapi bayangan istri polosnya saat mencapai puncak, desahan nya, nafas tertahan saat merasakan nikmat, menempel dan mengikutinya bagai kulit kedua.Biasanya dalam perjalanan, Chase selalu membuka email yang masuk dan memeriksa beberapa dokumen. Itu biasanya..bukan hari ini.Hari ini Chase merasa malas dan hanya menatap lalu lintas yang belum terlalu ramai.Chase melempar tabletnya lalu menatap jalanan. Orang-orang yang pergi bekerja, lalu para orang tua yang mengantarkan anak mereka sekolah.Chase berpikir mereka yang mengantar anak mereka sekolah belum tentu tidak mampu bayar sopir, bisa jadi pertimbangan memanfaatkan waktu berkual

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status