Share

BAB 3. Membatasi diri

Author: Little Rubah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di Timur benua, terdapat sebuah kekaisaran yang di kenal dengan nama Kekaisaran Dombraun, atau yang sering di sebut sebagai kekaisaran Timur. Hari ini di sebuah ruang pertemuan yang ada di istana, seorang pria yang memiliki perawakan bertubuh tambun dan postur yang tinggi, tengah duduk di ujung meja pertemuan tersebut, yang menandakan beliau adalah sang penguasa wilayah selatan.

“Yang Mulia, apakah Anda yakin ingin melakukan rencana tersebut? Bukankah itu terlalu beresiko?” ucap salah seorang bangsawan yang merupakan penasihat kaisar Dombraun.

Kaisar tersenyum sinis, “Aku sangat yakin, sebab ada pihak yang membantu rencana kita kali ini,” balasnya dengan senyum licik.

“Jika pihak yang anda maksud adalah ‘orang itu’ maka saya bisa sedikit tenang, namun apa yang Anda janjikan kepada ‘Orang itu’, Yang Mulia?”

Kaisar kali ini tertawa terbahak-bahak, setelah tawanya mereda ia berucap, “Kalian akan tahu ketika saatnya tiba.”

***

‘Ugh, nafasku sesak, tubuhku rasanya seperti terhimpit dua bukit besar.’

Ayesha menggeliat di dalam posisi tidurnya, namun sesuatu yang menghimpitnya itu seakan semakin kuat menjempit dirinya.

“Ugh!” tanpa sadar suara rintihan Ayesha lontarkan karena dadanya yang semakin sesak nafas. Secara perlahan Ayesha membuka kedua matanya, hingga sebuah penampakan yang menggiurkan terpampang jelas di hadapannya.

‘Dada siapa ini?!’

“Akhirnya kau bangun juga, putri tidur.”

Terdengar suara serak dari atas kepalanya, hal itu membuat Ayesha segera mendongakkan kepalanya, dimana Derick yang sedang menatapnya sambil berbantalkan tangan kirinya sedang tersenyum kecil ke arahnya.

‘Waaaaa! Serangan pagi macam apa ini?!’ tanpa sadar Ayesha menyilangkan kedua tangannya di depan wajah karena merasa wajah bangun tidur Derick yang sedang tersenyum terlihat begitu bersinar di matanya.

“Kau kenapa?”

Seketika Ayesha tersadar dengan tingkah gilanya, “Ma-maaf, sepertinya aku belum sepenuhnya bangun.” secara perlahan, Ayesha melepas rangkulan tangan Derick yang ternyata sedang memeluk erat pinggangnya. Untungnya Derick segera melepaskan Ayesha dari pelukannya, dan terus memperhatikan gerak-gerik Ayesha yang sepertinya bersiap hendak masuk ke dalam kamar mandi.

“Haruskah kita mandi bersama, Istriku?”

Gerakan tubuh Ayesha seketika membeku di tempat, dengan gerakan patah-patah, gadis itu memutar kepalanya ke samping, “Bicara apa kau?! Kau ingin mati ha?!”

Namun gadis itu segera menutup bibirnya dan segera berpaling ke arah lain, ‘Gila, aku mancing singa tidur ini namanya, ingat Delisah, dia itu pria yang paling berpotensi memperpendek umurmu di dunia ini. Jangan cari gara-gara dengannya. Jangan kau bawa juga sifat bar-bar yang biasa kau tunjukkan di dunia asalmu.’

“Pftt!”

“Eh?” secepat kilat Ayesha kembali menoleh ke arah kasur, dimana Derick masih berbaring di sana. “Kau barusan ketawa?!”

Derick menggelengkan kepalanya, “Tidak, aku tidak ada tertawa. Apakah telinga Istriku bermasalah?”

‘Sialan, pengen kali rasanya aku mencakar-cakar wajahnya yang Sialan tampan banget itu.’

“Sudahlah, Aku mau mandi, dan Kau jangan mengintip. Awas saja kalau Kau ketahuan mengintip, Aku akan membuat perhitungan padamu!” setelahnya Ayesha langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Brak!

“Pfft! Dia tadi bilang kalau ketahuan olehnya kan? Berarti tidak masalah selama ia tidak tahu?”

Derick beranjak dari kasur, ia menarik lonceng guna memanggil pelayan yang berjaga di dekat kamar mereka.

“Ya tuan muda? Adakah yang bisa saya bantu?” tanya seorang pelayan wanita dari luar ruangan tanpa membuka pintu kamar.

Kemudian Derick menyahut dari dalam, “Panggil beberapa pelayan untuk membantu Istriku mandi, lalu bawakan sekalian air bersih untukku cuci muka.”

“Baik Tuan muda,” setelahnya terdengar suara langkah kaki menjauhi kamar mereka.

***

Begitu Ayesha keluar dari kamar mandi, wajahnya terlihat begitu tertekan.

‘Seumur-umur, aku belum pernah mandi di layani, semua aset berhargaku sudah di jamah oleh tangan-tangan dari orang asing. Aku sangat malu, rasanya ingin mengubur diriku ke dalam tumpukan pasir.’

“Istriku, jika kau sudah selesai bersiap, temui aku di ruang bacaku.”

Ayesha langsung kembali tersadar dari rasa tertekannya begitu mendengar suara Derick, ternyata pria iti sudah selesai bersiap, pria itu menggunakan pakaian yang sederhana saja, hanya menggunakan celana panjang hitam dan kemeja berwarna putih polos.

‘Pakaiannya kek anak magang gak sih?’

“Istriku? Kau mendengar ucapanku?”

Ternyata Ayesha kembali melanjutkan lamunannya, tapi kali ini bukan lamunan karena merasa tertekan, tapi karena sibuk menatap tubuh suaminya dari atas ke bawah lalu ke atas lagi. Sudah seperti orang mesum.

‘puk’

Seketika Ayesha tersadar dari lamunannya begitu merasakan tepukan di kepalanya, “Ha? Apa?”

Derick menghela nafas pelan, “Kenapa pagi-pagi kau sudah melamun? Kau melamun sembari menatap sekujur tubuhku, seolah ingin menelanjangiku, kau ingin ya?”

Ayesha sontak melotot mendengar ucapan Derick, “Siapa juga yang menatap tubuhmu.”

“Ya okelah, kau dengar apa yang ku ucapkan tadi kan?”

“Iya, aku nanti akan ke sana.”

“Jika kau tidak tahu letaknya, kau bisa minta tunjukkan jalan kepada kepala pelayan Ash. Baiklah, aku akan pergi sebentar, ada urusan mendesak yang harus segera ku kerjakan.”

Setelahnya Derick maju beberapa langkah dan mencium kening Ayesha, meskipun terasa kaku dan canggung, tapi mampu membuat jantung Ayesha berdegup begitu kencang. Hingga ia tersadar, kalau pria yang kini berstatus suaminya itu adalah seorang Villain utama dalam komik yang Ayesha baca di kehidupan masa lalunya, dan pria itu juga yang telah tega membunuh Ayesha yang berstatus sebagai isrinya, wanita yang bernasib begitu malang karena mencintai pria yang salah.

‘Sadar hei Ayesha, pria itu adalah Derick De Swiss. Kau harus berusaha menjauhi pria itu agar tidak bernasib tragis seperti alur takdir yang sudah di gariskan. Sebisa mungkin aku harus bercerai dengan Derick, lalu hidup damai di pedesaan yang di kelilingi oleh padang rumput.’

Sementara Ayesha menyusun rencana agar bisa lepas dari Derick, kita berpindah ke sebuah ruangan dengan di kelilingi oleh buku-buku. Di ruangan itu duduk beberapa pria dewasa dan seorang anak kecil laki-laki.

“Jadi, menurut Anda ada pergerakan mencurigakan yang di lakukan oleh Kekaisaran Dombraun?” tanya seorang pria dewasa yang masih terlihat muda meskipun ia sudah berusia di awal Empat puluhan.

Pemuda yang di tanya menganggukkan kepalanya, “Benar Yang Mulia, mata-mata yang kami kirimkan mengatakan bahwa kekaisaran Dombraun melakukan eksploitasi makanan, tapi pihak mereka mengelak dengan mengatakan bahwa hal tersebut semata-mata untuk mengurangi efek dari gagal panen tahun lalu. Namun kami menangkap kejanggalan selama penyelidikan, apakah Anda tahu apa yang sudah kami temukan, Yang Mulia?” tanya Yustas dengan raut wajah serius.

Derick yang baru saja datang dan bergabung lantas menjawab, “Mereka sedang mempersiapkan makanan untuk tentara?” tebaknya.

Yustas dan Grand Duke Swiss menoleh ke arah Derick yang sedang berjalan ke arah mereka, “Benar yang Anda katakan, Grand Duke Muda Swiss.”

“Derick, kau tidak sopan. Apakah kau sudah lupa pelajaran tata krama? Jangan langsung masuk dan ikut campur dalam sebuah percakapan, apalagi Yustas adalah kakak iparmu,” ucap pria dewasa itu dengan wajah tegasnya.

“Maaf sudah bersikap lancang Tuan Muda Clark, lalu maafkan saya kakak ipar.” Ujarnya seraya menganggukkan kepalanya ke arah Yustas.

Sedangkan Yustas yang mendapatkan permintaan maaf dari bangsawan yang memiliki kedudukan di atasnya itu merasa canggung, “Tidak perlu meminta maaf Grand Duke Muda, saya sama sekali tidak merasa tersinggung,” jawab Yustas dengan senyum ramahnya, kemudian pemuda itu kembali menoleh ke arah Grand Duke Swiss,”Lalu saya juga memerlukan Anda untuk menyerahkan Dokumen terkait masalah ini ke istana Kekaisaran Pytolarin, agar masalah ini segera di tindak lanjutin.”

“Kau tahu kemana mereka akan menyerang?” tanya Derick.

Yustas mengangguk, “Menurut perkiraan dan berbagai pertimbangan, kami menebak mereka akan menyerang wilayah Tengah,” jawabnya dengan yakin.

“Wilayah Tengah berarti Duke Bren kan? Bukankah untuk menuju wilayah itu harus melewati sungai Citmerun yang sangat luas dan dalam, tidak ada akses juga jika ingin menuju ke Duchy Bren. Apakah itu mungkin? Jika mengingat perbatasan Duchy Bren dan Dombraun di jaga oleh pasukan Duke Reed.”

“Benar Yang Mulia, hal itu juga memang mencurigakan. Tapi kita tidak bisa sembarangan menuduh keikutsertaan Duke Reed dalam rencana Kekaisaran Dombraun untuk merebut wilayah Tengah. Bukankah lebih baik dilakukan rapat terlebih dahulu?”

Derick menoleh ke arah ayahnya, “Yang Mulia, kita harus bergerak cepat. Saya yakin pasti pihak musuh sudah mengetahui pergerakan kita ini, apalagi saya yakin kalau Baginda Kaisar yang tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan wilayah Utara pasti belum tentu percaya dengan apa yang kita ketahui ini.”

Grand Duke Swiss menganggukkan kepalanya, “Benar apa yang di katakan oleh Derick, kita harus bergerak cepat. Yustas, kita langsung berangkat, selagi waktu belum petang.”

Yustas menunduk sopan, “Baik Yang Mulia, namun bisakah saya menitipkan Adik saya di sini? Dia berkata ingin bertemu dengan kakak perempuannya,” jawab Yustas sembari melirik ke arah Ashley yang sedang duduk di sebelahnya.

Derick dan ayahnya langsung menoleh ke sosok bocah laki-laki yang sedari tadi memperhatikan para pria dewasa itu berbicara.

"Silahkan, biar Derick yang mengantarkan tuan muda Clark untuk menemui kakaknya." jawab Grand Duke Swiss dengan senyum ramah.

***

'Gawat, aku tidak boleh gegabah di sini. Ini adalah dunia yang asing bagiku. Sebisa mungkin aku harus membatasi diri dan tidak menyimpan perasaan suka apalagi cinta pada Derick, selama aku ingin memiliki umur yang panjang.'

Related chapters

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   BAB 4. KEJANGGALAN

    Ayesha di kehidupan sebelumnya adalah orang yang mudah berbaur, lebih tepatnya ia terpaksa melakukan hal tersebut, sebab ia harus bekerja untuk melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya yang menumpuk begitu banyak. Jika di kantor ia di kenal orang yang murah senyum dan ramah serta terlihat begitu sopan, maka kebalikannya ketika di lingkungan rumahnya. Ayesha yang saat itu bernama Delisha sering pulang larut malam karena ia mengambil lembur untuk bisa mendapatkan bonus yang nantinya bisa ia gunakan untuk keperluan sehari-hari, sementara gajinya bisa ia gunakan untuk menyicil hutang, namun hal itu menyebabkan ia menjadi gosip para tetangga. Gosip yang mengatakan kalau pekerjaan sampingan Delisha adalah seorang wanita malam, padahal jangankan untuk menggoda laki-laki, Delisha sangat anti dengan yang namanya pria. Itu sebabnya hingga usianya mencapai akhir dua puluhan, Delisha belum pernah berpacaran. ‘Ha, aku yang seperti itu malah tiba-tiba masuk Isekai dan tau-tau sudah menikah. Sudah

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 5. 'Krak'

    Derick termenung saat mendengar ucapan Ayesha, jika memikirkan kembali kemungkinan tersebut, sangat masuk akal apabila Kekaisaran Dombraun berani menyerang wilayah Utara yang sudah jelas memiliki dua orang pemimpin wilayah. “Ayesha, apakah kamu menangkap adanya kejanggalan lainnya?” dan Ayesha tampak termenung.Derick kembali melanjutkan ucapannya, “Jika mengingat kembali, sejak Baginda Kaisar naik tahta, wilayah utara kerap mengalami berbagai masalah. Mulai dari masalah politik, perdagangan, hingga ke permasalahan militer, sebenarnya Ayahku sudah menangkap adanya ikut campur tangan Baginda Kaisar dalam setiap masalah tersebut. Namun, Ayahku tidak bisa berbuat banyak, karena apabila bergerak pasti keluarga kami akan di eksekusi dengan tuduhan memberontak.” Derick tampak mengulum bibir dan mengepalkan tangan kanannya, dari raut wajahnya yang terlihat menggelap, jelas terlihat kalau pria itu tengah menahan emosinya apabila mengingat kembali betapa aya

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 6 Memanfaatkannya dengan baik pula.

    “Nyonya muda, salam kenal sebelumnya, saya adalah Roselia. Kepala Dayang di sini sejak setahun lalu, saya menggantikan ibu saya. Saya sudah di persiapkan untuk meneruskan jabatan ibu saya sejak masih kecil, jadi jika Nyonya muda memiliki keluhan dan keperluan, silahkan Nyonya panggil saya, maka saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melayani Nyonya muda.” Ah, jadi dia ini adalah perempuan yang tadi di katakan oleh Derick. Wajahnya kelihatan sangat manis dengan tahi lalat kecil di pipi kirinya, dia juga kelihatan muda, mungkin memang seumuran denganku. Tapi, sepertinya Roselia tidak pernah ada di sebutkan di dalam komiknya, mungkin karena perannya yang tidak begitu mencolok, bahkan kisah Ayesha hanya di bahas dalam dua episode saja, itu pun saat pemeran utama pria yang sengaja menyinggung Derick dengan kalakuannya yang seperti iblis, yang dengan tega sampai membunuh istrinya. Tapi, sepertinya aku banyak melupakan kejadian yang akan terjadi

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 7. Penyusup di kamar Istriku.

    Ruang interogasi di kediaman Grand Duke Swiss. Derick tengah menatap seorang wanita yang sedang bersujud di hadapannya, sorot matanya yang tajam menatap si wanita seolah ia ingin segera menerkam dan membunuhnya. Terlihat jelas amarah yang tercetak jelas di wajahnya yang putih namun kini terlihat memerah. Kepala pelayan Ash dan seorang ksatria pribadi Derick tengah berdiri di belakang si wanita, ikut menatap ke bawah dimana wanita itu bersujud.“Tuan Muda, sebaiknya kita apakan wanita ini?”Derick mengangkat kelopak matanya, menatap sejenak pria paruh baya yang barusan berbicara, lantas kembali menatap ke bawah, ke arah si wanita, “Katakan siapa yang menyuruh mu, jika kau tidak mau berbicara, aku sendiri yang akan mengeksekusi kau yang berani menjadi mata-mata di kediaman Swiss ini.”“A-apakah jika saya mengatakan siapa orangnya, an-anda akan membebaskan saya? To-tolong jangan bunuh saya, saya masih harus menghidupi keluarga saya di kamp

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   BAB 8 Sadarkan dirimu Ayesha

     Begitu Derick membuka pintu kamar, ternyata ia melihat Istrinya sedang berbaring di atas ranjang. Ia tidak melihat adanya orang lain di dalam kamar mereka, Derick memastikan lagi kalau benar-benar tidak ada orang lain lagi.“Tuan Muda? Ada apa ini? Kenapa Atren seperti ini?”Derick memutar tubuhnya, menatap ke arah dimana asal suara itu berasal, seorang pria berkulit Tan terlihat berdiri di depan pintu kamar, raut wajahnya juga tampak khawatir.“Jacob, darimana saja kamu?!” bentak Derick, namun karena suaranya yang keras, hal itu justru malah mengejutkan Ayesha yang sedang tertidur.“Derick? Ada apa ini?” tanyanya dengan wajah sembab karena mengantuk sembari mengusap matanya beberapa kali guna memperjelas penglihatannya.Derick menatap sejenak ke arah Jacob yang menunduk ketakutan, lantas kemudian berjalan menghampiri Ayesha, “Maafkan aku yang sudah membangunkanmu,” ujarnya seraya mengusap kepala Ayesha secara perlahan.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 9 Tali Bell

    Ayesha mengintip keluar kamar, dimana ia tidak melihat siapapun di luar. Ia ingin meminta bantuan pada pelayan yang tadi pagi membantunya bersiap, karena hari sudah menjelang sore dan pasti sebentar lagi Roselia akan datang membawa beberapa kandidat yang akan menjadi dayangnya.‘Duh, sebenarnya aku rasanya risih banget karena mandi pun harus di bantuin, tapi aku sama sekali gak ngerti cara menggunakan peralatan yang bentuknya aneh banget, dan terlalu banyak ramuan serta wewangian yang di gunakan saat mandi.’‘Bentar, bukankah di setiap kamar Bangsawan memiliki sebuah lonceng untuk memanggil pelayan?’Menyadari hal tersebut, Ayesha menatap ke seluruh penjuru kamar dan menemukan sebuah tali yang sepertinya di gunakan untuk membunyikan bel. Begitu Ayesha menarik tali tersebut, namun tidak ada suara yang terdengar. Karena tali tersebut terhubung ke ruangan para pelayan, dan beberapa saat kemudian beberapa pelayan wanita datang ke dalam ruangan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 10 Merebut si Nona dari Tunangannya

    Ketika Ashley di bawa oleh Butler Ash keluar dari ruang kerja Grand Duke, barulah saat itu suasana yang tadinya terasa hangat kini terasa tegang.Grayson mengulurkan tumpukan berkas ke atas meja di hadapan mereka, “Ini adalah berkas daftar nama jenderal yang akan ikut serta dalam peperangan, lalu ini adalah berkas terkait kekaisaran Dombraun yang baru.”Derick membaca berkas-berkas tersebut dengan teliti, hingga dia melihat adanya kejanggalan di dalam berkas tersebut.“Apakah kamu melihatnya Derick?” tanya Grand Duke Swiss.Derick mengangguk, “Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Apakah ini benar kebetulan?” Ia meletakkan salah satu kertas yang menunjukkan bahwa pemimpin wilayah Selatan baru-baru ini terlihat sering keluar masuk kekaisaran Dombraun. Pemimpin wilayah selatan di pimpin oleh seorang Marquess bernama Termine Reed, beliau adalah ayah dari Permaisuri dan mertua dari Kaisar Pytolarin. Hubungan mereka dengan Kekaisaran D

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 11. Lidah Keseleo

     “Permisi Nyonya Muda, para kandidat dayang Anda sudah datang dan tengah menunggu di gedung pertemuan.”Ayesha menoleh ke arah pintu yang terbuka, di sana berdiri seorang pelayan pria sambil menunduk dengan sopan.“Katakan kalau Nyonya Muda sedang bersiap, suruh mereka untuk sabar menunggu,” bukan Ayesha yang menjawab melainkan Roselia.“Baik.”Setelah pelayan tadi pergi, Roselia menyerahkan selembar kertas yang berisi nama-nama kandidat yang akan menjadi dayangnya kelak.“Mereka ini adalah Nona Bangsawan miskin yang keluarganya bangkrut, di antara mereka ada yang berasal dari kaum Borjuis yang membeli gelar Bangsawan, namun karena keteledoran mereka sendiri hingga menyebabkan mereka jatuh miskin karena salah pergaulan. Saat mendengar kalau keluarga Grand Duke akan memiliki Nyonya muda, mereka mengirimkan putri mereka untuk menjadi Dayang Anda. Nyonya Muda mungkin bisa melihat mana yang mungkin sekiranya akan cocok unt

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 109. Delisha Roxycin Pytolarin [END]

    Sudah beberapa minggu berlalu, malam berdarah sudah berlalu. Namun beritanya masih hangat hingga saat ini. Terutama dengan kabar terbaru yang membuat para Rakyat dan Bangsawan bertanya-tanya perihal keputusan yang di ambil oleh Kaisar baru mereka.[Aku akan menunjuk Pewaris dari Grand Duke dan Grand Duchess Swiss sebagai ahli warisku. Aku harap, setelah membaca ini kalian berhenti mengirimkan surat lamaran ke Istana.]Selama masa kepemimpinan Zigea sebagai Kaisar beberapa minggu ini, masih belum terlihat adanya kemajuan. Karena sistem pemerintahan akan benar-benar di ubah sesuai dengan apa yang Zigea inginkan selama ini. Yang menjadi perdebatan adalah sistem kasta yang di hapus mulai dari Marquess ke bawah. Hanya menyisahkan dari gelar bangsawan Duke sampai ke Kaisar. Para Rakyat mendukung adanya perubahan tersebut, berbeda dengan para Bangsawan yang tidak terima. Hak mereka sebagai pemimpin wilayah bisa terancam jika mereka memiliki drajat yang sama dengan para rakyat yang mereka an

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 108. Di dalam Goa buatan

    BAB 108.Semakin larut malam, seruan dari peperangan semakin mencekam. Di halaman Istana sudah banyak bergelimpangan jasad-jasad manusia. Begitu juga di dalam Istana, terutama di sekitar lorong menuju ke kamar Kaisar.Sementara di delam kamar Kaisar, Dean sudah tidak bernyawa. Mati di tangan anaknya sendiri, bahkan Lynea sama sekali tidak menyangka kalau putra yang amat mereka sayangi akan bertindak sejauh ini. “KENAPA?! ADA APA DENGAN MU ZIGEA?!” seruan untuk ke sekian kalinya Lynea jeritkan. Perempuan paruh baya itu sama sekali tidak berani menoleh ke arah dimana suaminya tadi duduk. Zigea masih menatap kosong ke arah jasad sang Ayah. Tangannya memang bergetar, namun itu bukan perasaan sedih melainkan amarah yang membuncah.Kejadian ini baru pertama kali terjadi. Berada di luar prediksi Zigea, banyak variabel yang berbeda dari kehidupan-kehidupan yang sudah ia lewati sebelumnya. ‘Mungkin banyaknya variabel yang terjadi karena adanya jiwa yang merasuk ke dalam tubuh Ayesha,’ batin

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 107. Malam Berdarah

    BAB 107 Seorang pelayan pria mengetuk pintu sebuah ruangan berpintu besar. Ketika terdengar seruan dari dalam yang mengizinkan pelayan tersebut masuk, barulah ia berani masuk ke dalam ruangan itu. Troli berisi makanan di dorong masuk, membuat lantai dan roda yang bergesakan menyebabkan bunyi decitan.Jibdrui membalikkan tubuhnya, menatap pelayan pria yang baru saja masuk. Mata abu-abu itu beralih ke sebuah gulungan kertas yang berada dekat dengan piring berisi makanan. Langkah kakinya berjalan mendekati ke arah pelayan tersebut.“Dari siapa?” tanyanya datar.Pelayan menundukkan kepalanya, “Dari Baginda Kaisar.”Kedua alis Jibdrui di tertaut, karena tidak biasanya Dean mengirimkan pesan dengan cara seperti itu. Ia perhatikan pelayan tadi, tapi tidak ada yang aneh.“Pergilah,” usirnya.Setelah pintu kembali di tutup, dan hanya tinggal dirinya sendiri di ruangan itu, Jibdrui lekas membuka gulungan sura

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 106. Paviliun Selatan

    BAB 106. Leonita dan Larry yang berdiri di pinggir bersama beberapa dayang lainnya merasa bangga dengan pembalasan yang di lakukan oleh majikan mereka. Diam-diam dua gadis itu melakukan tos, kalau saja sedang di rumah pasti mereka sudah berjingkrak-jingkrak.Karena sudah kenyang, Ayesha dan Daisy berniat untuk pulang. Ia sama sekali tidak memperdulikan Lyssa yang tengah gondok sambil berdiri di dekatnya.“Yang Mulia Permaisuri, maafkan atas sikap tidak sopan Saya. Sudah sewajarnya Saya membela diri karena Saya punya mulut. Saya bukan berniat menghina keluarga Kaisar, karena Saya tidak pernah menghina Permaisuri maupun Baginda Kaisar apalagi Yang Mulia Putra Mahkota. Meskipun Lyssa adalah adik perempuan Anda, tapi Anda tidak bisa menjadikannya keluarga Kaisar.”Kasak-kusuk terdengar, Ayesha menghela nafas lelah. Ia menoleh ke arah Larry yang sedang memegang sebuah kotak kayu mewah berwarna biru tua.“Yang Mulia, Saya membawakan

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 105. Ayesha kena mental?

     Ayesha merentangkan kedua tangannya, saat ini Larry dan Leonita tengah membantu sang nyonya berpakaian. Gaun dengan dominan Biru dan emas, cocok dengan warna mata dan rambutnya yang pirang pucat. Rambutnya juga di tata dengan elegan namun tidak membuatnya terlihat dewasa, justru ia terlihat seperti seorang Lady.“Leonita, tolong jangan terlalu ketat saat memasang korsetnya. Aku tidak bisa bernafas, bisa-bisa tulang rusukku patah,” keluhnya dengan nafas ngos-ngosan.“Baik Nyonya,” balas gadis itu.Setelah selesai, ia duduk sebentar untuk menunggu suaminya. “Nyonya, ada Serio yang ingin bertemu dengan Anda,” ucap Atren dengan menunduk sopan. Pria berseragam khas Ksatria pribadi itu hanya berdiri di dekat pintu.“Biarkan dia masuk.”Serio masuk ke dalam ruangan Ayesha, pria berkaca mata itu menundukkan kepalanya dengan sopan,  “Hari ini Anda harus hadir dalam Tea Party yang di buat oleh Permaisuri, ini untuk membung

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   BAB 104. Berjumpa kembali

     “Cepat panggilkan dokter!” teriak Serio. Raut wajahnya sangat gelisah dan khawatir.Secepat kilat, ia berlari ke arah meja kerjanya. Ia akan mengirimkan surat kepada Derick, karena pria itu sudah mewanti-wanti Serio untuk selalu mengabari keadaan genting yang menimpa istrinya.“Cepat kirimkan surat ini ke Yang Mulia Grand Duke!” ujarnya seraya memberikan sepucuk surat kepada petugas pengantar pesan. Ia menoleh ke arah salah satu Ksatria Elang Emas, “Antarkan dia, pastikan surat itu harus sampai ke tangan Yang Mulia Grand Duke langsung. Jangan sampai kabar ini bocor di luar sana, sangat berbahaya.”“Baik!” jawab mereka dengan kompak. ***  “Ini dimana?” ia melihat ke sekeliling, hanya ada ruangan tanpa batas. Ia juga merasa Familiar dengan situasi saat ini.[Kita bertemu kembali, Anakku.]Ayesha menatap sesosok entitas yang pernah ia temui sebelumnya. “Kenapa Anda menemui saya? Ap

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 103. Kematian Griard

      Pagi harinya, Ayesha menatap Leonita dan Larry yang berdiri di hadapannya. Kedua dayangnya itu menundukkan kepala, wajah mereka sudah seperti kepiting rebus.Apalagi wajah Ayesha, ia sangat malu saat ini. Ketika ia bangun, Derick masih terlelap di sisinya. Bahkan sampai sekarang, pria itu masih tidur, mereka bekerja terlalu keras tadi malam. Seluruh tubuh Ayesha sudah seperti tokek, banyak bintik-bintik merah di sekujur tubuh.“Nyonya, air mandi Anda sudah di siapkan,” setelah lama terdiam, akhirnya kata itu yang pertama kali keluar dari mulut Larry.“S-saya juga sudah menyiapkan wewangian yang Anda sukai, Nyonya,” tak mau kalah, Leonita juga berujar meskipun dengan suara gugup.“Kalian pergilah. Biar aku yang memandikan Istriku.”Dua kalimat tersebut membuat ketiga perempuan itu mengalihkan tatapan ke arah Derick yang sudah bangun dan terduduk. Seketika tiga pasang mata perempuan itu melotot kala melihat keadaa

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 102. Belah Duren (21+)

      Malam kian larut, namun mata belum juga mau terpejam meski mata sudah bergayut. Ayesha berdiri di balkon kamarnya. Mereka sudah kembali ke kastil keluarga Swiss.Mengenai orang-orang yang di tangkap oleh Ksatria Elang Emas di hutan dekat kastil Baron Serval, sehari setelah di tangkap mereka di temukan tewas. Di makan oleh binatang buas, salah satu pengawal lupa menutup pintu gubuk dadakan tersebut. Paginya mereka semua di temukan sudah tercerai berai.Ayesha langsung bergidik ngeri, ketika membayangkan potongan tubuh yang berserak ketika ia hendak interogasi orang-orang itu. Ia julurkan tangannya, menatap ke arah telapak tangan pucatnya, sedikit bergetar di sana.“Janc*k! Ngeri banget,” gidiknya lagi.Kedua tangannya memeluk tubuhnya, udara kian dingin namun ia sama sekali belum berniat beranjak dari sana. Matanya menatap gerbang kastil di kejauhan sana. Berharap pintu itu terbuka, dan suaminya muncul.“Kangen,” bisi

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 101. Dimana?

    Suara langkah kaki di barengin dengan suara barang di seret terdengar di sepanjang lorong tersebut. Jejak darah terlihat membasahi lantai, membentuk gurat-gurat memanjang. Mengikuti jejak barang yang tadi di seret.“Pindahkan jasad-jasad itu ke dalam peti. Kita akan membakarnya di alun-alun Ibukota. Agar ini bisa menjadi contoh untuk banyak orang. Gantung jasad-jasad itu nanti ke tiang eksekusi.”“Baik, Tuan Duke!” seru beberapa Ksatria yang bertugas di bagian penjara Kekaisaran.Jasad yang mereka bawa, adalah buntut-buntut dari Organisasi tersebut. Mereka sama sekali tidak bisa di harapkan, karena yang selama ini bertemu dengan mereka adalah Butler Gof dan Madame Cruish.Dua orang itu juga sudah di tangkap, bersama dengan sang penyihir hitam. Mereka di kurung di dalam penjara dengan penjagaan berlapis-lapis. Terkhusus si penyihir hitam, tubuhnya sudah nyaris hancur karena di siksa, terutama lidahnya yang di potong agar tidak bisa lagi mengucapkan mantra-mantra sihir hitamnya.Setelah

DMCA.com Protection Status