Share

52-DIHAKIMI

Seharian menangis seolah tidak membuat Arma lelah. Air matanya juga seolah tidak kunjung habis. Dia terus menangis, bahkan semakin kencang saat tengah malam.

Usai dimarahi kedua orangtuanya, Arma mengurung diri di kamar. Mama, Papa dan adiknya sangat kecewa dengan tindakannya. Bedanya, Salma masih berusaha mendekati. Sementara Mama dan Papanya tidak lagi menemuinya.

Salmalah yang mengambilkan Arma makan dan mengembalikan piringnya ke dapur. Bahkan, gadis itu izin untuk tidur di kamarnya. Tetapi, Arma menolak. Dia butuh ruang sendiri untuk menenangkan diri.

Arma sejak tadi menjauhi ponsel. Dia menganggap benda itu gerbang menuju kehancuran. Dia tidak tahu komentar buruk apa yang didapat. Satu yang jelas, beberapa orang datang silih berganti ke depan rumahnya.

Jika dipikir lagi, bagaimana orang-orang itu tahu rumahnya? Apakah mereka sepintar itu menggunakan internet sampai tahu semuanya? Arma curiga, ada teman yang dikenal kemudian membocorkan ident
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status