Setelah lima hari liburan, Vezy dan Arma kembali. Mereka merasa jauh lebih hidup setelah melepas penat di Pulau Dewata. Vezy segera menggarap album barunya. Bahkan, dia lebih sering menghabiskan waktu di ruang kerjanya untuk mengaransemen lagu.
Usai liburan, Arma sempat libur sehari. Memang anak introvert, usai menghabiskan liburan pasti butuh waktu untuk istirahat. Arma mulai merasa tubuhnya pegal. Hingga di hari libur itu dia seharian tidur. Anggota keluarganya tidak kaget setiap ada acara di luar Arma pasti seperti itu.Hari ini, sayangnya Arma harus kembali bekerja. Kaki dan pundaknya masih terasa pegal, tapi tidak menghentikan niatnya untuk tetap profesional. Kali ini dia menyempatkan ke kantor agensi mengambil barang endorse untuk Vezy. Yah, dia memang sengaja memberi alamat kantor agensi agar lebih aman."Gimana kabar Vezy?"Arma baru beberapa langkah keluar dari lift saat pertanyaan itu terlontar. Dia menoleh ke kiri, melihat Tedo yang sedBeberapa jam sebelumnya.Situs GosipKita.Mimin punya berita baru yang nggak kalah hebohnya. Sekaligus, membantah berita percintaan beberapa bulan yang lalu sempat beredar. Ini tentang kisah cinta seorang penyanyi berinisial V dan F. Mereka tidak ada hubungan apa-apa.Mimin punya bukti, kalau V dan F ada kerja sama. Terbukti, beberapa kali V dan F saling mengunjungi studio masing-masing. Soal foto di kafe F sengaja ngajak V buat makan, ngerayain kerja sama mereka. Tapi, tim F pada nggak dateng. Mungkinkah ada maksud tersembunyi?Nah, Mimin punya info bagus nih yang udah mimin rangkum selama berbulan-bulan. Penasaran nggak?Seorang V, ternyata memiliki pasangan dari timnya sendiri. Sebut saja A. Mimin serius.A baru bekerja sama V sekitar enam bulan, tapi mereka makin akrab. Sekarang, A sudah kerja sama V sebelas bulan lebih beberapa hari. Mimin nemuin bukti kalau mereka sempet jalan-jalan di depan apartemen V dan kelihatan banget
Seharian menangis seolah tidak membuat Arma lelah. Air matanya juga seolah tidak kunjung habis. Dia terus menangis, bahkan semakin kencang saat tengah malam.Usai dimarahi kedua orangtuanya, Arma mengurung diri di kamar. Mama, Papa dan adiknya sangat kecewa dengan tindakannya. Bedanya, Salma masih berusaha mendekati. Sementara Mama dan Papanya tidak lagi menemuinya.Salmalah yang mengambilkan Arma makan dan mengembalikan piringnya ke dapur. Bahkan, gadis itu izin untuk tidur di kamarnya. Tetapi, Arma menolak. Dia butuh ruang sendiri untuk menenangkan diri.Arma sejak tadi menjauhi ponsel. Dia menganggap benda itu gerbang menuju kehancuran. Dia tidak tahu komentar buruk apa yang didapat. Satu yang jelas, beberapa orang datang silih berganti ke depan rumahnya.Jika dipikir lagi, bagaimana orang-orang itu tahu rumahnya? Apakah mereka sepintar itu menggunakan internet sampai tahu semuanya? Arma curiga, ada teman yang dikenal kemudian membocorkan ident
Beberapa menit sebelumnya.Mobil Vezy berbelok ke kantor agensi. Dia melihat seorang gadis yang duduk di atas motor dan menatap ke arah gedung. Dia mengurungkan niat memakirkan mobil di basement dan memutuskan turun. Seorang satpam lantas mendekati. "Masukin!" Vezy menggarahkan tangan ke arah mobil lantas mendekati gadis itu.Wajah gadis itu agak mirip dengan Arma, bedanya terlihat lebih muda. Vezy memutuskan mendekat dan gadis itu menoleh. Dia terlihat kaget sebelum akhirnya turun dari motor dan tersenyum ke Vezy."Lo kayak mirip seseorang," ujar Vezy."Saya Salma.""Jadi, beneran adik Arma?""Iya!"Vezy sontak berbalik dan berlari menuju gedung. Dia yakin, Arma pasti berada di dalam. Akhirnya, setelah tiga hari dia bisa bertemu wanita itu. "Mana Arma?" tanyanya begitu masuk lobi."Ruang tunggu dua, Bang." Salah seorang menjawab.Vezy segera menuju tempat yang dimaksud. Dia memegang gagang pintu, tapi
"Andai, kita nggak cerai, kita nggak akan ngalamin ini, kan?"Arma memandang tiga orang itu dengan iri. Kondisi hidupnya berbanding terbaik dengan kebahagiaan mereka. Apakah ini adil?Tiga orang di dalam kafe itu seolah sadar tengah diperhatikan. Mereka sama-sama menoleh. Dua orang dewasa itu berpandangan lalu beranjak menuju pintu."Arma!" Geri melihat mantan istrinya yang berdiri memperhatikan. "Ayo, masuk!" Dia memutuskan mendekat lalu Arma membuang muka."Gue nggak mau iri sama kebahagiaan kalian!" Arma lantas berlari menjauh.***Jagat maya kembali dibuat heboh saat ada pernyataan seseorang. Nama Vezy dan Arma yang selama dua minggu ini masih hangat dibicarakan, kini semakin memanas. Tetapi, mulai terpecah dua kubu."Lihat! Ada orang yang coba klarifikasi."Vezy menatap Razi malas. "Biarin." Dia mencoba bermain gitar, tapi selalu gagal."Dari mantan suami Arma.""Ha?" Vezy segera merebut p
Hari ini Vezy ada pemotretan. Dia mengenakan setelan resmi lalu berpose di depan kamera. Beberapa kali dia berganti gaya lalu diarahkan oleh penata gaya."Sudah cukup," ujar salah seorang.Vezy seketika menjauh dari set. Seorang wanita lantas mendekat dan mengarahkan ke meja dan kursi yang disiapkan. "Sore....""Sore, Kak Vezy!" sapa seseorang yang sudah duduk di kursi dengan kertas di tangan. "Bisa wawancara sekarang, Kak?""Tentu," jawab Vezy sambil duduk."Saya dapet bocoroan kalau Kak Vezy hiatus karena mau persiapan album baru?""Haha. Emang di dunia ini nggak ada rahasia, ya.""Jadi, bener?""Iya!" Vezy memilih jujur. "Saya butuh waktu untuk menulis lagu. Nggak mungkin di saat job banyak sambil bikin lagu. Otak saya nggak mampu."Si pembawa acara terkekeh. "Di album baru nanti, rencananya berapa lagu, Kak?"Vezy terdiam sejenak. "Saya masih belum tahu. Masih tahap menulis lirik dan coba c
Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Sebuah mobil berwarna merah melaju keluar dari sebuah basement apartemen. Begitu menyadari jalanan begitu lenggang, dia menambah kecepatan kendaraannya.Vezy mengemudi dengan kedua tangan terkepal. Dia menatap jalanan yang sepi dengan penerangan lampu yang cukup terang. Melihat pemandangan di depannya, dia merasa semakin sepi.Selama beberapa minggu terakhir, Vezy memiliki kebiasaan baru. Jika sedang senggang dia akan mengemudikan mobilnya tanpa tentu arah. Begitu sudah dirasa lelah, dia akan mampir ke suatu tempat dan hanya memperhatikan dari depan.Ada yang bisa menebak?Yah, rumah Arma.Vezy sudah berkali-kali datang ke rumah itu, tapi selalu terlihat tidak berpenghuni. Untungnya, lampu rumah Arma menyala saat malam dan esok paginya mati. Hal itu menandakan jika ada penghuninya, kan? Sayangnya, Vezy belum berkesempatan melihat si pemiliki rumah.Citt....Beberapa menit kem
Drrttt....Vezy baru keluar dari kamar mandi saat mendengar suara getar ponsel dari meja kayu. Dia bergegas mengambil benda itu dan melihat nama yang muncul. Dia menggeser tombol hijau lalu duduk di sofa. "Ya, Ma.""Ke mana aja nggak pernah hubungi mama?"Vezy menatap seorang wanita yang sepertinya duduk di serambi belakang. Terlihat pemandangan taman hijau di belakangnya. "Maaf, Ma. Sibuk nulis lagu," ujarnya tidak sepenuhnya berbohong. "Tapi, aku kirim chat, kan? Nggak dibales.""Ribet lewat chat," jawab Mama Vezy. "Gimana kabarmu, Nak?""Yah. Kayak gini."Mama Vezy melihat wajah anaknya tidak seceria sebelumnya. "Kamu nggak mau cerita ke mama?"Vezy memaksakan senyuman. Dia yakin mamanya pasti tahu berita tentangnya, tapi wanita itu mengurungkan untuk bertanya. Atau bisa jadi, mamanya sudah menelepon Tedo atau Razi untuk mencari tahu. "Aku cinta sama dia, Ma," akunya. "Sorry.""Vez...." Ekspresi Mama Vezy sek
Pertengkaran dua hari yang lalu, nyatanya masih membekas di hati Arma. Pagi hari demi menghindari sarapan bersama, Arma memilih keluar rumah untung jogging. Yah, padahal dia sangat jarang berolahraga.Seolah belum puas hanya jogging, Arma memilih mampir ke supermarket sekalian. Dia berbelanja kebutuhan pribadinya dan membeli cemilan. Meski ujungnya yang menghabiskan cemilannya adalah Salma. Dia hanya lapar mata dan sering lupa jika stok cemilannya masih banyak.Selamanya, kau dan aku.Arma mengernyit mendengar sebuah lagu yang mengalun. Dia merasa tidak asing dengan suara gadis itu. "Masa si, Falma?""Katanya Falma mau keluarin single lagi." Salah satu karyawan supermarket bersuara."Iya. Katanya duet sama seseorang.""Vezy, sih! Sempet bocor beritanya."Jantung Arma berdegup lebih cepat mendengar pembicaraan dua karyawan itu. Dia tahu, projek Vezy dan Falma saat dia masih bekerja. Sekarang, mereka akan merilis hasilnya.