Share

07. Sifat Asli Eros

Penulis: Damon Salvatore
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-18 13:00:00

Setelah pulang dari pesta pernikahannya dengan Eros, akhirnya Mika sampai di rumah Eros. Rumah yang akan ia tinggali selama menikah dengan Eros dan mungkin Mika akan menghabiskan seumur hidupnya di rumah ini bersama pria yang sama sekali ia tidak cintai.

"Apa ini rumahmu sendiri?" tanya Mika memecah keheningan diantara mereka karena sejak dari mobil tadi, Eros hanya diam dan sama sekali tidak mengajaknya berbicara.

Mika juga mengira mereka akan tinggal bersama Tuan Ergan, jadi ia terkejut karena ternyata Eros tidak tinggal di rumah keluarganya.

"Iya, aku sudah lama membelinya. Orang sepertimu tidak akan mampu membeli rumah sendiri, kan?" Eros membalas pertanyaannya tapi jawabannya membuat Mika langsung terdiam.

"Apa maksudmu?" tanya Mika berpura-pura tidak mengerti, ia hanya memastikan apa yang ia dengar tadi.

"Orang sepertimu,” jawab Eros sembari menunjuk Mika dan tersenyum menghina. "Orang yang rela menjual dirinya sendiri demi uang."

Mika tidak percaya dengan apa yang didengarnya meski ia sudah tahu kalau sejak awal Eros memang tidak menyukai pernikahan mereka berdua. Ia terus berdiri di depan pintu utama, dengan penyesalan yang telah ia buat karena ia sudah menyetujui untuk menikah dengan Eros dan tidak menyadari kalau Eros akan memperlakukannya dengan sangat buruk selama mereka menikah. Mika sadar kalau dirinya akan hidup di neraka selama menikah dengan Eros.

Setelah melepaskan dasi yang ia kenakan, Eros berjalan mendekati Mika. "Kamu pikir, kamu bisa hidup dengan nyaman di rumahku setelah menjual dirimu sendiri?"

Tangan Eros menyentuh dagu dan menatap wajah Mika. "Hanya karena kamu cantik, aku tidak akan membuatmu hidup dengan nyaman setelah membuatku terjebak di pernikahan sialan ini!" bentak Eros. Wajahnya memerah dan Eros tampak seperti monster. Dengan sengaja, Eros mendorong kepala Mika dan tertawa.

"Baiklah, aku harus mulai dari mana?" gumam Eros sembari menatap tubuh Mika dari atas sampai ke bawah dan tiba-tiba merobek gaun yang dikenakan Mika.

Mika terkejut, ia menutupi tubuhnya dan berusaha menghentikan Eros. Dadanya mendadak terasa sesak, Eros berhasil menginjak-nginjak harga dirinya dan membuat Mika tidak berdaya.

"Aku mohon, jangan seperti ini,” pinta Mika karena sentuhan kasar Eros membuat Mika kesakitan.

"Ayolah, jangan sok jual mahal, aku tahu tubuhmu ini sudah dipakai banyak pria, kan?" Di matanya, Eros lebih bajingan daripada Kai yang merupakan seorang mafia. Mika merasa hidupnya sangat hancur, setelah dipaksa menikah, kini ia harus diperlakukan kasar oleh suaminya.

"Apa kamu tidak mendengarkanku? Apa perlu aku membuka bajumu itu secara paksa? Ayo cepat layani aku!" teriak Eros. Mika menganggukan kepalanya dan berusaha menahan tangisannya karena direndahkan seperti ini.

"Ah sialan! Lama sekali. Aku sudah berbaik hati menjadikan kamu istriku, tapi kamu tidak berterimakasih padaku." Dengan terpaksa Mika membuka dress yang ia kenakan di depan Eros dengan tangisannya yang sudah tidak dapat ia tahan. Eros sama sekali tidak memperlakukannya seperti manusia, pria itu benar-benar membencinya.

"Bagus, setidaknya kamu membuatku puas jika berani menjual dirimu sendiri." Eros duduk di kursi dan dengan santai menyaksikan Mika yang sedang membuka bajunya. Mika berusaha menutupi tubuhnya yang sudah telanjang dengan tangannya.

"Aku cukup kagum dengan tubuhmu itu, tubuhmu cukup indah untuk ukuran seorang pelacur. Ayo kesini, naik ke pangkuanku,” ucap Eros dengan senyuman miring menakutkan. Eros menepuk pahanya dan menyuruh Mika untuk duduk di atasnya. Mika yang sudah tidak berbusana, berjalan mendekati Eros dan naik ke atas pangkuan suaminya itu.

"Setidaknya aku sekarang mempunyai pelacur pribadi di rumah." Mika menggigit bibir bagian bawahnya saat Eros mencium leher dan dadanya dengan cukup kasar. Berbeda dengan Kai yang menyentuhnya dengan sangat lembut. Eros menarik rambut Mika dan membuat Mika semakin kesakitan.

"Aku akan membuatmu kesakitan, agar kamu tahu diri. Sekarang turun dari pangkuanku,” perintah Eros yang langsung Mika turuti karena ia tidak mau pria itu semakin menyakitinya. Tangan Mika sudah ditarik dengan kasar masuk ke dalam kamar dan tubuhnya langsung menghempaskan ke atas kasur. Eros membuka semua bajunya dan mencekik leher Mika dengan senyuman seringai yang menakutkan.

"Ah sudah lama sekali aku tidak melakukannya karena persiapan pernikahan sialan ini, aku jadi kehilangan wanita-wanitaku,” gerutunya dengan cekikannya bertambah erat sampai Mika kesulitan bernafas.

"E-Eros..aku kesulitan ber..nafas.” Eros melepaskan cekikannya, namun langsung menampar wajah Mika dengan keras.

"Tahan sedikit, dan jangan banyak berbicara." Mika kembali menggigit bibir bagian bawahnya dan ia tidak dapat menahan tangisannya. Ia benar-benar tersiksa, tapi tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah. Tidak ada kenikmatan yang Mika rasakan saat berhubungan dengan Kai. Mika menutup matanya, mencoba menikmatinya.

Tiba-tiba wajah Kai terlintas dipikirannya. Anehnya, Mika jadi lebih bergairah ketika membayangkan Kai.

Tepat pada pukul 8 pagi, Mika terbangun dengan rasa sakit di tubuhnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan sadar dengan keadaan kamar yang ia tiduri semalam. Berdebu dan tampak kosong, sepertinya ini bukan kamar Eros.

Ia bangun dengan terburu-buru karena takut Eros memarahinya, tapi beberapa detik kemudian, Mika sadar kalau ia mendengar suara lain dari luar kamar.

“Apa ada seseorang yang datang?” gumam Mika, ia dengan cepat beranjak bangun dari tempat tidur dengan sedikit memaksakan diri karena tubuhnya terasa remuk. Membayangkan kejadian semalam, Mika sangat ingin menangis tapi ia tidak boleh memperlihatkan itu pada Eros, kini perannya di sini adalah istri dari Eros dan ia harus menerima bagaimanapun sifat asli Eros.

"Mika, apa kamu sudah bangun?" tanya Eros sedikit berteriak karena jarak mereka yang cukup jauh. Mendengar nada suara Eros yang ramah membuat Mika mengernyitkan keningnya heran.

"I-iya, aku baru bangun. Maafkan aku karena bangun terlambat,” jawab Mika sembari terus berjalan dan mencari sumber suara.

"Tidak apa-apa, kita kan kelelahan semalam,” timpal Eros lagi. Dan suara lain ikut menimpali Eros. “Dasar tukang pamer."

Mika berhenti melangkah ketika ia sadar kalau pria yang sedang duduk bersama Eros di meja makan adalah Kai. Mika terkejut karena sepagi ini Kai sudah berada di rumah Eros dan mungkin ini alasan Eros yang kembali bersikap lembut kepada Mika lagi.

"Helo, Mika. Selamat pagi,” sapanya dengan senyuman lebar dan entah kenapa Mika lega karena Kai ada di sini. Ia sangat takut pada Eros, terutama sikap kasarnya tapi karena Kai, Mika tahu kalau Eros tidak akan kembali menjadi iblis seperti semalam, meski tidak akan lama tapi Mika tetap merasa lega.

"Kai sedang ada urusan di dekat sini, kamu tidak keberatan kan dia berada di sini sampai sore?" Mika menggelengkan kepalanya, tentu saja ia tidak keberatan.

"Ayo duduk di sini." Eros menepuk kursi di sebelahnya dan senyuman manis Eros kini membuat Mika ketakutan dan ia dengan cepat, mematuhi ucapan suaminya itu. Mereka kini menikmati sarapan mereka tapi Kai diam-diam terus memperhatikan Mika.

"Kamu melakukannya dengan kasar, ya?" tanya Kai tiba-tiba membuat Eros tampak terkejut. Ia menoleh pada Mika, namun ia rasa tidak ada yang salah dari penampilan istrinya itu.

“A-apa maksudmu?” Eros balik bertanya dengan gugup. Begitupun Mika, ia tidak menyangka kalau Kai akan menyadarinya dengan begitu cepat.

"Pipi istrimu sampai bengkak dan lebam,” jawab Kai. Ia bisa melihat lebam di leher Mika meski Mika berusaha mentupinya.

"I-itu hanya ketidaksengajaan dan Mika, suka melakukannya dengan kasar.” Eros sebisa mungkin berusaha mencari alasan yang masuk akal meski ia sebenarnya sedang menyembunyikan kegugupannya. Dan rangkulan Eros yang tiba-tiba membuat Mika mengerti dengan isyarat suaminya itu dan hanya bisa menganggukan kepalanya.

"Benarkah?" Kai melirik Mika dan tersenyum menyeringai ke arahnya dan Eros langsung menganggukan kepalanya.

“Kamu kan tidak mengenal Mika! Jadi kamu tidak tahu bagaimana dia aslinya.” Eros berusaha membuat candaan dan Kai ikut tertawa meski ia hanya memaksakannya.

Diam-diam, Eros menatap ke arah Mika dan seperti memberi isyarat padanya.

"Tutupi lehermu." Dan Mika segera merapatkan cardigan yang ia kenakan agar lehernya yang lebam karena cekikan Eros semalam, tidak terlihat oleh Kai. Namun, Kai tahu apa yang Eros berusaha tutupi. Ia sangat mengenal Eros.

Bab terkait

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   08. Perlakuan Lembut Kai

    Setelah selesai sarapan, Eros beranjak bangun dari duduknya. Ia harus segera pergi ke kantor. "Aku sudah terlambat, aku harus pergi ke kantor sekarang." Mika ikut beranjak bangun dan segera membereskan piring di meja makan."Aku akan pulang malam karena ada makan malam dengan klien," lanjut Eros lagi. "Bukan karena ingin menikmati waktu dengan wanita lain?" timpal Kai, ia menopang dagunya dan menatap Eros dengan tatapan jahilnya yang membuat Eros mendengus. Ia tahu kalau temannya itu sedang membuat lelucon dan berusaha menggodanya. "Tentu saja bukan! Aku adalah suami yang baik," balas Eros. Ia berjalan melewati Kai lalu meninju pelan lengan Kai. "Berhenti mengatakan omong kosong seperti itu, Kai. Aku takut Mika akan mempercayainya." "Tenanglah, aku hanya bercanda.""Mika," panggil Eros tiba-tiba. Mika yang sedang merapikan meja makan segera menatap ke arah Eros. "Pergilah berbelanja hari ini, aku akan mengirimkan uangnya.""Ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   09. Sentuhan Siapa Yang Lebih Kamu Sukai?

    "Ayo pergi sekarang, kamu harus berbelanja, kan? Biar aku temani." Kai dengan cepat beranjak bangun dan mengambil handuk yang ia pakai tadi. Dan Mika cukup terkejut karena Kai tidak lagi menyentuhnya. "Cepat ganti pakaianmu, aku tunggu di depan rumah." Setelah mengatakan itu, Kai melangkah pergi ke depan rumah. Meninggalkan Mika yang masih terduduk dan merasakan kalau jantungnya mulai berdebar.Tidak ingin membuat Kai menunggu, Mika segera mengganti pakaiannya dan menghampiri Kai yang sudah menunggunya di mobil. 20 menit perjalanan mereka sampai di pusat perbelanjaan. Mika sibuk memilih bahan makanan dan barang yang ia butuhkan karena Eros juga menyuruhnya untuk membeli sesuatu yang ia butuhkan. Kai yang menemaninya, terus mengikuti wanita itu sembari terus menatapnya. "Kalau kamu memilihku, mungkin kamu tidak harus bertahan dengan Eros,” ujar Kai tiba-tiba ketika Mika sibuk berbelanja. Ia menoleh pada Kai sebentar lalu mendengus karena merasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   10. Kai Ternyata Benar-benar Peduli Padaku?

    Setelah melakukannya, mereka berdua terbaring di atas sofa. Entah kenapa berada di pelukan Kai membuat Mika melupakan semua kesedihan setelah menikahi Kai. Ia merasa aman dan nyaman berada di pelukan Kai dan Kai juga memeluk tubuh Mika erat seolah enggan melepaskannya. "Apa lehermu masih sakit, Mika?" tanya Kai, ia terus menatap lebam di tubuh Mika dengan perasaan khawatir dan mengelusnya dengan lembut."Tidak, sudah tidak apa-apa," jawab Mika. Ia tidak menyangka kalau Kai masih mengkhawatirkan lebam di tubuhnya dan sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari lebam itu. "Apa perlu aku belikan obat agar lebamnya hilang?" tawar Kai tapi Mika langsung menggelengkan kepalanya menolak. "Ayo kita makan malam. Makanannya sudah dingin." Mika tiba-tiba saja melepaskan pelukan Kai dan hendak melangkah pergi ke dapur. Namun, suara deringan telepon terdengar dari ponsel Kai yang tergeletak di atas lantai. Kai ikut beranjak bangun dan mengangkat telepon yang ternyata dari asistennya. Sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   11. Hanya Pria Itu Yang Mengkhawatirkannya

    "Eros, kamu sudah pulang? Apa kamu mau makan? Biar aku panaskan makanannya,” ucap Mika ketika ia terbangun dari tidurnya dan sadar kalau Eros sudah pulang. Namun Eros tetap berdiri di depan pintu dengan tatapan tajamnya yang terus mengarah pada Mika. “Siapa yang menyuruhmu tidur di tempat tidur?” tanya Eros lagi, pria itu terdengar sedikit menakutkan dan Mika yang tidak mengerti hanya bisa mengerutkan keningnya karena bingung. Dari nada suaranya, Eros sepertinya sedang mabuk.“Apa maksudmu? Aku tidak tahu harus tidur di mana, jadi aku tidur di sini,” jawab Mika dengan sedikit gelagapan. “Siapa yang menyuruhmu tidur di tempat tidurku, sialan!” teriak Eros marah. “Sangat menyenangkan, bukan, tidur di tempat tidur orang lain? Kamu benar-benar tidak punya rasa malu.”“A-aku hanya beristirahat sebentar setelah mandi tadi, dan aku tidak tahu harus tidur di mana.” Mika menjawabnya lagi memberanikan diri karena ia memang tidak merasa kalau dirinya melakukan kesalahan tapi tentu saja Eros ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   12. Aman Ketika Berada Didekat Kai

    Setelah mengendarai mobilnya, tak lama mereka sampai dan Kai segera memarkirkan mobilnya di depan rumah Eros. Kedua orang itu keluar dari mobil dan segera melangkah masuk ke dalam rumah. Mika merasa tubuhnya semakin panas dan pandangannya mulai buram. Demamnya sepertinya bertambah parah. "Mika, apa demam kamu semakin tinggi?" tanya Kai, ia sadar kalau wajah Mika berubah menjadi memerah. "Tidak, aku tidak apa-apa," jawab Mika berbohong tapi tiba-tiba Kai sudah menempelkan tangannya ke kening Mika dan mengecek suhu tubuh Mika. "Demammu sangat tinggi," ujar Kai terdengar khawatir namun Mika segera menggelengkan kepalanya. "Aku sudah minum obatnya kok, jadi demamku sebentar lagi juga akan turun.""Tidak, Mika. Kamu harus beristirahat. Apa perlu kita ke rumah sakit sekarang?" tanya Kai lagi. Ia sangat khawatir sampai berpikir kalau Mika seharusnya langsung dibawa ke rumah sakit. "Ah tidak, Kai! Sakitku tidak parah, jangan berlebihan. Aku tidak ingin Eros marah kalau sampai ia tahu aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   13. Permintaan Maaf Mika

    Wajah tidur Mika, membuat Kai tidak bisa melepaskan pandangannya. Ia dengan sengaja duduk di bawah sofa untuk melihat wajah Mika. "Handuknya sudah tidak dingin," gumam Kai. Ia mengambil handuk dari kening Mika dengan perlahan dan merendamnya dengan air dingin."Bertahanlah." Handuk dingin itu kembali Kai taruh di atas kening Mika. Karena dingin, Mika sedikit terbangun dari tidurnya dan menggumam. "Dingin.." gumamnya di tengah-tengah tidurnya. "Tahan, Mika. Nanti dinginnya akan perlahan hilang," ucap Kai dan Mika terlihat tidak mendengarkan ucapan Kai dan langsung tertidur lagi. Tangan Kai mengelus pelan rambut Mika. Ia beranjak bangun ketika suara bel terdengar dari pintu utama."Sepertinya Adam sudah datang." Kai membuka pintu rumah. Ternyata benar, Adam sudah berada di depan rumah."Ini sup ayam yang anda inginkan, Tuan," ucap Adam sembari menyodorkan bubur yang Kai pinta di telepon tadi. "Baiklah, terimakasih, Adam," balas Kai menerima sup ayam itu. "Saya sudah mengatur rapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   14. Kepulangan Eros Yang Tiba-tiba

    "Kamu sudah pulang?" tanya Mika, ia terkejut namun ia berusaha menyembunyikannya agar Eros tidak curiga. Mika juga segera beranjak bangun dari duduknya."Iya, aku pulang lebih awal hari ini. Kamu sedang makan?" balas Eros sembari melepas jas miliknya dan Mika segera mengambilnya dari tangan Eros. Eros terus menatap Kai, ia heran kenapa Kai bisa ada di rumahnya tapi ia sebisa mungkin menjaga raut wajahnya agar Kai tidak tersinggung olehnya. "Aku membeli sup ayam tadi, apa kamu ingin makan sekarang? Biar aku buatkan sesuatu," ujar Mika berusaha mengalihkan perhatian Eros dan Eros langsung menggelengkan kepalanya menolak. "Tidak perlu, Mika. Aku akan keluar malam ini. Dan Kai, apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa tidak memberi kabar padaku dulu kalau kamu akan datang?" Kini Eros akhirnya berani bertanya kepada Kai yang hanya duduk dengan santainya dan menyesap segelas teh yang dibuatkan oleh Mika tadi. "Aku lupa memberitahumu tadi, karena aku juga tidak sengaja bertemu dengan Mika di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   15. Wanita Yang Eros Bawa Pulang

    "Ayo masuk, Paula.” Eros tidak menjawab Mika dan langsung melangkah masuk sembari merangkul wanita bernama Paula. Wanita asing itu hanya tersenyum manis seolah tidak peduli dengan keberadaan Mika di hadapan mereka. Mika seakan transparan dan tidak terlihat sama sekali."Eros, dia siapa? Kenapa mau membawanya ke rumah?" tanya Mika lagi, ia berjalan mengikuti Eros yang sudah masuk ke dalam rumah dengan wanita di sampingnya. Mendengar pertanyaan Mika lagi, Eros menghentikan langkahnya dan menghela nafasnya kasar.Namun ia berusaha menahan amarahnya lalu menoleh pada Paula. "Paula, kamu bisa masuk terlebih dahulu ke kamarku di lantai 2. Aku harus berbicara sebentar dengan dia.” "Baiklah, Eros. Aku akan menunggumu, dan jangan terlalu lama!” peringatnya dengan suara manis yng membuat Mika mengernyit jijik. Di depan Mika juga, Paula mencium pipi Eros dan meliriknya sembari tersenyum mengejek. "Menyebalkan, wanita itu sengaja mengejekku dengan tatapannya,” gumam Mika di dalam hati. Ia sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10

Bab terbaru

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   42. Rumah Impian Mika

    "Mau kamu berapa kali memintanya pun, aku tidak bisa,” ucap Mika dengan raut wajah dinginnya. Namun, Kai tahu apa yang Mika rasakan, semalam Mika sudah memberitahu Kai semuanya tentang perasaannya."Tapi semalam kamu mengatakan kalau kamu…” Ucapannya terpotong karena ponsel Mika berdering dan Mika terlihat tidak mendengarkannya. "Sepertinya Eros tahu kalau aku tidak ada di rumah.”Mika segera mengambil tas-nya dan mengeluarkan ponselnya dan ia memberi isyarat pada Kai untuk tidak bersuara. Setelah melihat layar ponselnya, ternyata benar yang meneleponnya adalah Eros.Mika pergi ke sudut ruangan dan mengangkat panggilan Eros."Hallo, Eros. Apa kamu sudah sampai?” tanya Mika ketika ia mengangkat teleponnya. Mika merasa sedikit cemas, takut Eros mengetahui keberadaannya. "Iya, apa ayah tidak menanyakan apa-apa padamu?” Tapi ternyata perkiraannya salah, Eros sama sekali tidak menunjukan kemarahan sama sekali. "Tidak, dia tidak menghubungiku,” jawab Mika sembari menghela nafasnya lega.

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   41. Jadilah Milikku

    Pagi sekali, Mika terbangun di sebuah kamar asing, kepalanya sangat sakit karena mabuk semalam. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan baru menyadari kalau dirinya bukan berada di rumah Eros, dan itu membuatnya terkejut. “Kamar siapa ini?” gumam Mika. Dsn ia mencium aroma tubuh seseorang yang tidak asing. Beberapa detik kemudian ia menyadari ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya dengan erat. “Astaga! Tangan siapa ini? Apa aku tidur bersama pria lain semalam?” Mika mulai khawatir. Ia takut, kalau dirinya kembali melakukan kesalahan yang sama seperti di malam ketika dirinya bertemu dengan Kai. Tapi anehnya, Mika merasa aroma tubuh pria di sampingnya sangat tidak asing. Pelan-pelan Mika membalikan tubuhnya, tapi ia tidak bisa melepaskan tangan yang memeluknya itu. Ia menghela nafasnya lega ketika melihat siapa yang tidur di sebelahnya."Aku kira kamu pria asing yang aku tiduri semalam. Thanks God, it's you, Kai,” ucap Mika sembari menghela nafasnya. Mendengar suara Mika

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   40. Bad Girl

    Kai pergi ke tempat Mika berada. Ia berkendara dengan kecepatan tinggi karena Kai ingin segera sampai di club malam itu. Dan tak lama, sampailah ia di tempat ia dan Mika pertema kali bertemu.“Apa ini tempat favoritnya? Tapi bagaimana bisa ia pergi kesini? Eros akan marah kalau tahu,” batin Kai sembari berjalan masuk, dari kejauhan ia bisa langsung melihat Mika. Ia bisa melihat, Mika mengenakan pakaian yang seksi dan itu membuat Kai semakin terkejut. Kai mengedarkan pandannya ke sekitar dan bisa melihat ada beberapa pria yang menatap ke arah Mika. Ia kesal karena pria itu menatap miliknya dan melayangkan tatapan tajam pada mereka untuk memberi peringatan. Karena aura menakutkan Kai, mereka langsung menundukan kepala mereka. "Mika.” Kai memanggil wanita yang mabuk itu berkali-kali mencoba membangunkannya. "Mika, ayo bangun. Kenapa kamu bisa mabuk seperti ini? Apa Eros mengusirmu?” tanya Kai lagi. "Eros? Mana Eros? Tolong sembunyikan aku!” pekik Mika. Mika tiba-tiba terbangun dan m

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   39. Terbebas Dari Eros

    Setelah pulang dari rumah Ergan. Eros langsung pergi ke kamarnya dan terlihat mengepak pakaiannya ke dalam koper. Mika yang terkejut, langsung ikut masuk ke dalam kamarnya. "Eros, kamu mau pergi kemana?” tanya Mika ketika ia melihat pakaian Eros yang sudah masuk ke dalam koper. "Ayah akan marah kalau tahu kamu pergi,” peringat Mika lagi. Padahal mereka baru saja dimaafkan, tapi Eros sepertinya masih belum kapok. "Mau kemanapun aku pergi, itu bukan urusanmu. Kenapa? Kamu merasa senang karena ayah memaafkanku karena kamu?Kamu harus ingat, Mika. Kalau yang membuatku berada di situasi ini itu kamu! Kalau kamu semalam menuruti keinginanku, mungkin aku tidak akan pergi,” sungut Eros. Pria itu masih belum terima dengan amarah ayahnya yang ia terima semalam dan terus menyalahkan Mika. "Aku tahu aku salah, Eros. Maafkan aku, tapi kamu seharusnya tidak pergi ke club malam dan mabuk,” balas Mika. "Tentu saja aku melakukan itu karena aku muak melihatmu menangis dan menolak permintaanku. Untuk

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   38. Bersiap Untuk Murka Ayahnya

    "Tapi aku takut Kai bangun dan marah ketika melihatmu," ucap Mika merasa kalau dirinya berada di posisi yang serba salah. Ia ingin Kai berada di sini, tapi ia juga takut kalau keberadaan Kai akan memperburuk situasi antara dirinya dan Eros. "Apa aku harus pulang ke rumah orang tuaku dulu?” gumam Mika, mulai memikirkan cara agar ia bisa menghindari Eros untuk sementara. Tapi Kai menggelengkan kepalanya lalu kembali melangkah masuk ke dalam rumah."Kalau kamu pulang jam sekarang, orang tuamu akan mengira kalau ada sesuatu yang salah antara kamu dan Eros. Eros juga akan semakin marah kalau tahu kamu pergi,” balas Kai memberi saran pada Mika. "Biarkan aku menemanimu malam ini.”"Aku akan mengatakan kalau aku kelelahan setelah mengantarnya pulang, jadi aku menginap,” lanjut Kai lagi. Ia tahu ketakutan Mika jadi ia sudah memikirkan alasannya. “Apa aku tidak merepotkanmu?” tanya Mika merasa tidak enak. Kai hanya terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Mika. Ayo masuk dan bersi

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   37. Ergan Murka Karena Eros Tidak Berubah

    Kai segera pergi ke tempat di mana club malam yang Eros sering datangi. Tentu saja Kai tahu, ia sudah berteman dengan Eros sangat lama dan tahu kemana sahabatnya itu akan pergi ketika ingin bersenang-senang. Kai sampai di club malam itu, dan semua mata langsung tertuju ke arahnya."Hallo, selamat malam Tuan Kai. Sudah lama sekali saya tidak melihat anda kesini.” Ia di sambut oleh salah satu penjaga club malam dan hampir seluruh penjaga di club malam ini mengenal Kai, itu karena dia sering kesini dan pemilik club malam ini adalah salah satu kenalannya."Apa kamu melihat Eros? Aku sedang mencarinya,” tanya Kai tidak ingin berbasa-basi. Ia sedang ditunggu oleh Mika dan Ergan, jadi ia harus segera menemukan sahabatnya. "Maksud anda Tuan Eros Ryder? Saya melihatnya masuk 2 jam yang lalu bersama dua orang wanita,” jawab penjaga club malam itu dan Kai akhirnya bisa bernafas lega karena ia tidak perlu mencari Eros ke tempat lain. "Baguslah kalau dia di sini. Apa kamu tahu dia ada di mana?”

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   36. Kedatangan Ayah Mertua Mika Di Tengah Malam

    Sudah hampir tengah malam dan Eros belum juga pulang. Mika tidak bisa tidur karena ia merasa khawatir pada suaminya itu. Mika terus berjalan kesana kemari, menghabiskan waktunya sembari menunggu Eros.“Apa Eros tidak akan pulang?” batin Mika. Ia mulai berpikir kalau mungkin saja Eros pergi menemui Paula dan tidur dengan wanita itu. Namun, entah kenapa perasaan Mika semakin gusar, seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.Mika mengambil ponselnya dan menelepon Eros berkali-kali, tapi Eros tidak mengangkatnya. “Benar, sepertinya dia sedang bersama Paula.” Mika memutuskan untuk tidak memikirkan suaminya itu lagi, dan karena malam sudah semakin larut, Mika akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa dan merebahkan dirinya di sana. Ia terus menenangkan dirinya dengan berpikir kalau Eros sedang bersama Paula.

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   35. Istri Yang Tidak Berguna

    "Ayo Mika masuk ke dalam kamar mandi," ajak Eros. Mika hendak berjalan mengikuti Eros, namun Eros langsung menghentikannya. "Tunggu, kamu mau membantuku dengan memakai pakaian seperti itu?” tanyanya."Tidak apa-apa, aku akan mengganti bajuku kalau basah,” jawab Mika, tapi Eros menggelengkan kepalanya tidak memperbolehkan Mika memakai pakaiannya ketika membantunya mandi. "Tidak, lepaskan saja bajumu,” tolak Eros. Mika hendak mengatakan kalau tidak mau, tapi tatapan Eros padanya langsung berubah menjadi tajam. "Mika, apa aku harus memintanya dua kali? Aku sudah memintamu dengan perkataan yang sangat baik.” Mika tidak menjawab, ia terus menundukan kepalanya, tidak tahu harus melakukan apa. "Kamu adalah istriku, Mika. Apapun permintaanku, kamu harus memberikannya,” ucap Eros. Baru di saat seperti ini, Eros mengakui Mika sebagai istrinya padahal biasanya Eros selalu mengakui Mika sebagai pelayan atau budaknya. "Apa kamu tidak mendengarkanku?” Karena takut Eros semakin marah, Mika meng

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   34. Mika Cemburu?

    Paula tidak menyangka kalau hanya karena ia memanggil nama Mika, Kai akan berubah menjadi iblis. Ia menyesal telah mengajaknya berbicara dan mencoba untuk menggodanya, kalau ia tidak melakukan itu, ia mungkin tidak akan berakhir seperti ini."Ma-maafkan aku," mohon Paula kembali menangis. Cekikan Kai membuatnya susah bernafas dan Kai masih tampak sangat marah."Kalau sampai kamu berani mengatakan nama Mika lagi, aku tidak akan melepaskanmu. Aku bisa membunuhmu dengan mudah, membuatmu hilang dan aku yakin Eros tidak akan mencarimu. Aku akan mengatakan pada Eros kalau kamu pergi bersama pria lain. Ia pasti akan mempercayaiku. Kamu tahu sedekat apa aku dengan Eros, kan?" Senyuman miring Kai kembali dan tangisan Paula semakin kencang."Tidak, tolong jangan lakukan itu. Aku mohon.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status